Husband Deeply Love - Bab 85 Kekhawatiran Gilbert

Gilbert melihat tatapan ketulusan pada Federica, ia pun tidak terlalu khawatir, tapi kebetulan seperti ini, membuatnya sedikit kebingungan.

Mengapa wanita ini bisa kebetulan ada di jalan raya itu? Lalu mengapa kedua orang itu juga ada?

Tapi yang paling penting bukan memperjelas alasan kecelakaan itu, melainkan memikirkan cara untuk membuat Vheren tersadar.

"Sejak hari kecelakaanmu itu, sampai hari ini Vheren masih tidak sadarkan diri, apakah ketika dia sekolah dulu pernah terjadi hal seperti ini?"

Setelah Gilbert selesai bertanya, ia melihat Federica mengerutkan alisnya, dengan tatapan tidak mengerti, Gilbert pun tahu wanita ini juga tidak paham akan apa yang terjadi pada Vheren ketika kecil.

"Bukan tidak pernah sama sekali, aku ingat ketika semester pertama, sekolah mengadakan latihan militer. Ketika berjalan ke area kemiliteran, terjadi kecelakaan mobil di jalan, tapi kita duduk di dalam mobil sehingga tidak melihat terlalu jelas. Ketika sedang mengobrol tiba-tiba Vheren pun pingsan."

Federica mengingat lagi dengan cermat kejadian yang terjadi setelah ia mengenal Vheren selama beberapa tahun ini.

"Apakah dulu juga tidak ada gejala sama sekali?"

Mendengar ucapan Federica, Gilbert menaikan alisnya, lalu terduduk tegak.

"Tidak ada, tapi saat itu kita mengira ia kepanasan. Bagaimana pun juga di dalam mobil itu panas dan pengap. Akhirnya karena Vheren pingsan ia pun tidak mengikuti kemiliteran. Kita baru tiba di dalam grup, Ayahnya pun langsung mengirim orang untuk menjemputnya."

Federica mengingat kembali kejadian kala itu, namun menyadari saat itu ia sibuk melihat Kakak militer yang tampan, sama sekali tidak mempedulikan Vheren.

Lagipula saat itu mereka berdua belum dekat ......

Ia tersenyum malu pada Gilbert, perlahan menggerakkan kedua kakinya.

Sekarang ia sedikit beruntung karena lolos dari kematian, hanya patah tulang di tangan dan kakinya, ini jauh lebih baik daripada kehilangan nyawanya sendiri.

Meski Federica tidak bisa memberi tahu Gilbert mengapa ia bisa ada di sana, tapi dengan bersandar pada kemampuannya sendiri, Gilbert juga tidak bisa melakukan apapun.

"Jadi waktu itu ia pingsan juga karena melihat kecelakaan mobil?"

Sepertinya Gilbert menemukan hubungan akan kedua kejadian tersebut, tetapi ia tetap merasa ada sesuatu yang kurang. Tapi ia tidak dapat menemukannya dalam waktu singkat.

"Kira-kira seperti itu, manalagi waktu itu juga berhenti dan menyelamatkan orang, apakah kamu mencurigai pingsannya Vheren bersangkutan dengan masalah ini?"

Federica menatap pria di depannya, dan mengerutkan alisnya.

"Apakah baik-baik saja? Sekarang kondisimu sudah lebih stabil, sore hari ini aku akan mengurus pemindahan rumah sakitmu, apakah ada saudara yang ingin kamu hubungi?"

Baru saja Gilbert selesai berbicara, raut wajah Federica pun langsung berubah.

Ia teringat hal yang selalu dikatakan Vheren, ia pun malu dan menggaruk hidungnya.

Ketika ia sedang bersiap meminta maaf, tiba-tiba ponselnya berbunyi.

Ia melihat nama yang muncul, lalu langsung berbalik dan meninggalkan kamar Federica.

"Gilbert, apakah sudah bisa dihubungi?"

"Sudah bisa dihubungi, tapi guruku mengatakan besok sore ia ada seminar. Paling cepat seharusnya sampai lusa pagi."

Suara Gilbert sedikit tertahan, ketika ia mendengar yang diucapkan Gilbert, hatinya terasa sedikit tidak tenang.

Penyakit ini memiliki masa inkubasi yang panjang, dan tidak ada yang tahu jika kambuh apa yang akan dilakukannya, apakah akan muncul kecenderungan melakukan kekerasan.

Dengan lebih jelas lagi, penyakit ini akan berdasarkan kondisi korban, ketika penyakitnya kambuh mungkin saja melakukan tindakan yang membahayakan orang lain.

Jika saja pihak yang berkaitan mengambil tindakan paksa, maka Vheren bisa saja di cap sebagai sakit jiwa.

"Baiklah, kamu pesankan saja tiket untuknya. Langsung kirimkan keadaan Vheren padanya melalui e-mail. Perusahaanku masih ada sedikit urusan, tunggu hingga aku selesai mengatur perpindahan rumah sakitnya kamu datanglah temani dia. Begitu ada perubahan, langsung beritahu aku."

Gilbert selalu bertindak cepat, setelah selesai berbicara, ia pun langsung mengurus administrasi pemindahan rumah sakit keduanya. Kimy di sisi lain juga sudah mengatur kamar pasien.

Beginilah berlalu satu hari, tetap saja tidak ada tanda-tanda sadarkan diri dari Vheren.

Tapi tanda-tanda fital di tubuhnya mulai menurun akibat tidak sadarkan diri dalam waktu yang panjang.

Gilbert pun selalu langsung ke rumah sakit setelah keluar dari kantor untuk menemaninya, ia memandang Vheren yang langsung kurus hanya dalam hitungan hari, hatinya sangat sakit.

"Begini terus bukanlah sebuah cara. Apakah kamu sudah pernah mencari ahli syaraf otak di dalam negeri?"

Kimy memandang Gilbert, jarang-jarang mendapati ia berada di rooftop rumah sakit dan merokok.

"Bagimana mungkin aku tidak mencari? Jawaban yang sekarang mereka berikan padaku, jika ia tidak sadarkan diri karena sebagai reaksi dalah lukanya, maka seharusnya itu adalah reaksi dari tubuhnya, yang ingin melindungi diri sendiri, tunggu hingga ia merasa sudah berada di tempat yang aman, maka ia akan sadarkan diri dengan sendirinya."

Gilbert melihat rokok yang menyala di tangannya, berbalik dan bertumpu pada tembok, wajahnya tampak gelisah, membuat Kimy ikut terdiam.

"Kulihat dulu ia cukup perhatian padamu, bagaimana kalau kamu mencoba memeluknya sehari?"

Kimy berpikir, akhirnya ia merasa hanya cara ini yang bisa membuat Vheren merasa dirinya ada di tempat yang aman.

Yaitu menyuruh Gilbert memeluknya!

Namun ketika ia mengungkapkan cara ini, ia pun merasa sedikit konyol, mana ada dokter dan perawat yang memberikan cara seperti ini?

Yang membuat Kimy tidak habis pikir adalah, ternyata Gilbert memikirkan betul sarannya, lalu mengangguk.

"Bukannya tidak bisa, yang kamu katakan cukup beralasan. Terimakasih, jika ia tersadar, aku berhutang budi padamu."

Selesai berbicara, Gilbert pun berbalik dan meninggalkan rooftop.

Ia kembali ke kamar pasien dan memandang Vheren yang tidak sadarkan diri di atas ranjang, membuka jasnya, naik ke ranjang, lalu memeluk Vheren dengan erat dalam dekapannya.

"Nyonya Lang, jika kamu tetap tidak sadar, aku takut akan menemukan cinta yang baru."

Wanita dalam dekapannya tidak memberikan jawaban.

Gilbert meletakkan dagunya di pundak Vheren, merasakan pembuluh darah di tengkuknya berdegup bertenaga, ia pun perlahan memejamkan mata sambil memeluk Vheren.

Vheren merasa tubuhnya tertindih batu besar dalam tidurnya, merasa ada sesuatu yang memegangnya dengan erat, membuatnya sulit bernapas.

Sedangkan potongan memori dalam mimpinya membuat ia merasa tertekan, ia tidak ingat dirinya pernah mengalami ini semua, namun perasaan yang dirasakannya begitu nyata.

Ketika ia mulai membuka matanya dengan perlahan, waktu sudah menunjukkan kira-kira pukul 10 malam.

Novel Terkait

The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Dark Love

Dark Love

Angel Veronica
Percintaan
5 tahun yang lalu
My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
3 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu