Husband Deeply Love - Bab 41 Dapur Meledak
Kedua wanita di ruangan itu mengobrol dengan sangat seru. Tidak lama lagi, Vheren akan tahu segala hal memalukan yang Gilbert lakukan di masa lalu.
Dolly duduk di sebelah Vheren dan dia mulai menceritakan semua hal tentang Gilbert ketika dia masih kecil kepada Vheren.
Lagi pula, wanita ini jauh lebih baik daripada Yenny!
Keduanya mengobrol dan mereka pun merasa lapar.
"Bagaimana kita memesan makanan?"
Vheren berkata, siap untuk melihat apakah ada sesuatu yang enak di sekitar sini.
Sebagai orang yang "lumpuh" di tempat tidur, Vheren tidak memiliki tuntutan terhadap makanan.
"Tidak! Kamu adalah pasien, atau tidak, aku akan memasak untukmu!"
Dolly menawarkan diri untuk pergi ke dapur dan berganti pakaian. Dia menatap wajah Vheren yang terlihat curiga dan menepuk dadanya untuk meyakinkan Vheren kalau makanan yang dia masak pasti enak.
Tetapi ketika Vheren hendak mengubah posisinya untuk beristirahat sebentar, tiba-tiba terdengar suara keras dari dapur, dan kemudian Dolly keluar dari dapur dengan wajah ketakutan sambil membawa panic yang jatuh.
Lalu tercium bau gosong dan asap tebal dari dapur.
"Uhuk, uhuk! Benda ini berbeda dengan yang aku gunakan di luar negeri?"
Dolly memandangi poninya yang terbakar, berjongkok, dan menatap Vheren dengan menyedihkan.
"Apakah kamu baik-baik saja?"
Vheren memandangi abu di wajah Dolly dan dapur yang masih mengeluarkan asap hitam. Vheren berusaha untuk tidak tertawa.
"Kakak ipar, kurasa aku meledakkan dapurmu."
Dua puluh menit kemudian, Gilbert membuka pintu dan menyaksikan dua wanita yang duduk di tempat tidur menatap dirinya dengan mata yang membesar, kemudian dia mengelurukan tangan dan menggosok alis mereka.
"Ada apa ini?"
"Aku meledakkan dapur adik ipar!"
Dolly berkata sambil menggosok rambutnya yang terbakar dengan keras, dan melirik Vheren, yang sedang menahan senyumannya.
"Kamu."
Gilbert tidak tahu harus berkata apa. Dia berjalan perlahan ke dapur dan melihat saus menempel di dinding. Dia curiga Dolly melakukan ini dengan sengaja.
"Yah, apa menurutmu itu masih bisa dibereskan?"
Vheren memandangi dua orang yang berdiri di pintu dapur sedang berbicang dengan suara rendah. Vheren pun tertawa dari atas ranjang.
"Dolly, kamu seharusnya memiliki pengetahuan sendiri. Kedepannya, kamu tidak boleh mencoba untuk masak lagi."
Gilbert berkata bahwa dia telah menghubungi perusahaan pembersih, dan dia memandang ke arah Vheren, yang bersembunyi di selimut.
"Apakah kalian berdua sudah makan?"
Setengah jam kemudian, Vheren dan Dolly memandangi ke empat sayur dan sup yang beraroma lezat, mereka pun menelan ludah mereka.
Gilbert melepas celemeknya dan menggantungnya di pintu dapur.
"Kakakmu bisa memasak?" Vheren mengangkat alisnya dan menatap meja dengan tidak percaya.
"Sepertinya begitu. Aku sudah lama belum pulang ke rumah."
Kata Dolly, mengambil sumpit yang ada di samping dan mencelupkannya ke dalam sup, kemudian dia mencobanya.
"Kakak ipar, nanti kamu pasti akan bahagia!"
Mata Dolly tiba-tiba menjadi berbinar-binar, dan memandang Vheren dengan iri.
Gilbert berjalan ke hadapan mereka, memandangi dua orang yang menggumamkan sesuatu yang tidak jelas, dan memasukkan makanan ke dalam mulut mereka.
Sampai pada malam hari, saat Dolly sudah merasa agak malam, akhirnya dia pamit untuk pulang.
Setelah saling memandang, Vheren dan Gilbert tanpa sadar mengalihkan pandangan mereka.
"Waktu sudah cukup larut, kalau begitu aku ke sana."
Vheren berkata, berjuang untuk bangkit dari sofa, memegang pinggangnya dengan satu tangan, seperti wanita berusia 80 tahun yang bergerak selangkah demi selangkah untuk kembali ke kamarnya.
"Nyonya Lang, apakah kamu akan mati kalau kamu tidak memaksa dirimu?"
Sebelum berjalan keluar beberapa langkah, Vheren ditangkap oleh Gilbert dan dituntun kembali ke kamar tidurnya.
"Lepaskan aku! Aku jalan sendiri!"
Vheren merasa kesal saat mendengar kata-kata Gilbert. Kalau saja saat itu Gilbert tidak memanggil dirinya, pinggangnya tidak akan sakit?
"Nyonya Lang, sebaiknya kamu jangan bergerak sembarangan, atau aku akan melepaskanmu."
Gilbert menundukkan kepalanya untuk melihat wanita yang berusaha untuk berdiri, dan dengan perlahan-lahan, Gilbert membantunya naik ke atas ranjang.
"Kamu masih berani berkata, tuan Lang? Kalau bukan karena kamu, bagaimana pinggangku bisa keseleo?"
Vheren sedang berbaring di tempat tidur, memperhatikan Gilbert meletakkan bantal di bawah pinggangnya. Vheren merasa sedikit hangat.
"Nyonya Lang, apakah ada hubungan antara pinggangmu yang keseleo dan kata-kataku?"
Gilbert mengambil komputer di sebelahnya untuk memproses sisa dokumen hari ini.
"Gilbert, apakah kamu masih punya hati nurani?"
"Nyonya Lang, perusahaanmu akan mengadakan upacara penandatanganan penting pada tanggal 10 bulan depan. Jika kamu ingin hadir pada saat itu, kamu harus beristirahat sekarang juga."
Gilbert menyadari bahwa sejak Vheren terlentang di sampingnya, Gilbert tidak bisa mengerjakan dokumen yang ada di komputernya karena dia melihat Vheren yang tertawa saat melihat ponselnya.
Dia mematikan lampu dan pergi tidur, tetapi sebelum dia bermimpi, dia sudah di tarik oleh Vheren.
"Vheren Xie! Jika kamu tidak ingin tidur, kalau begitu "
Sebelum Gilbert selesai berbicara, dia melihat sedikit rona merah pada wajah Vheren.
"Ada apa denganmu?"
"Gilbert, berita mana yang ingin kamu dengar terlebih dahulu, kabar baik atau kabar buruk?"
Vheren melihat kalender ponselnya, lalu melihat Gilbert yang terlihat kebingungan, dan menaikkan sudut mulutnya.
"Bicaralah."
Gilbert mengulurkan tangan dan menyalakan lampu.
"Kabar baiknya adalah sepertinya aku sedang dalam masa haid, tapi aku belum mengotori sepraimu."
Gilbert mendengarkan Vheren dan pelipisnya terangkat.
"Berita buruknya adalah, sepertinya kamu tidak memiliki produk kewanitaan di kamarmu, jadi bisakah kamu mengambilkannya di kamarku?"
Vheren berkata dan merasa bahwa wajahnya semakin panas. Sulit untuk mengatakan bahwa dia meminta seorang pria untuk membeli barang-barang kewanitaan.
"Vheren, kamu serius?"
"Apakah menurutmu penting bagiku untuk bercanda denganmu tentang hal-hal seperti ini?"
Vheren memutar matanya dan tidak berkata-kata, dan sebelum tidak menyadarinya, dia dibawa ke kamar mandi oleh Gilbert.
"Tunggu aku."
Vheren memandang Gilbert yang berbalik dan pergi. Dia terkejut saat menemukan bahwa ujung telinga pria itu sedikit merah.
Mengingat-ingat saat pria ini menggoda dirinya sendiri beberapa kali sebelumnya. Vheren perlahan duduk di toilet dengan perutnya yang sakit.
Di sisi lain, Gilbert melihat pakaian yang berantakan di lemari Vheren, dan akhirnya dia tahu alasan mengapa meja wanita itu begitu berantakan.
Vheren adalah orang yang malas!
Gilbert berhasil menemukan apa yang diinginkan Vheren dalam tumpukan pakaian, tetapi dia tidak tahu bagaimana membuka pintu kamar mandi ketika dia kembali ke kamar.
"Vheren, aku masuk, ya?"
Gilbert memegang barang-barang di tangannya, menelan air liurnya, lalu perlahan-lahan membuka pintu kamar mandi, melemparkan barang-barang ke lengan Vheren, dan meninggalkan kamar mandi.
Novel Terkait
Everything i know about love
Shinta CharityHei Gadis jangan Lari
SandrakoHabis Cerai Nikah Lagi
GibranBeautiful Lady
ElsaDemanding Husband
MarshallAwesome Guy
RobinSederhana Cinta
Arshinta Kirania PratistaHusband Deeply Love×
- Bab 1 Apakah Nona Xie bersedia menikah denganku?
- Bab 2 Maaf, semoga kalian bahagia.
- Bab 3 Berakting sesuai kondisi.
- Bab 4 Jauhi putriku, semakin jauh semakin bagus.
- Bab 5 Tak disangka berani-beraninya Gilbert Lang mengambil keuntungan darinya
- Bab 6 Sekamar dengan Gilbert Lang
- Bab 7 Bermain kelewat batas
- Bab 8 Membohongimu, aku tidak sudi!
- Bab 9 Pesta yang menyesakkan
- Bab 10 Apakah aku perlu mengajari kalian bagaiamana caranya berpacaran?
- Bab 11 Memamerkan istri
- Bab 12 Suntikan modal Gilbert Lang
- Bab 13 Mendatangkan pelakor
- Bab 14 Merebut pasangan orang
- Bab 15 Di atas ranjang dan di bawah ranjang
- Bab 16 Menantu bertemu dengan ayah mertua
- Bab 17 Memahami satu sama lain
- Bab 18 Merebut rumah orang lain
- Bab 19 Kamu terlalu keterlaluan
- Bab 20 Keputusan akhir Perusahaan Besar Xie berada di tanganku
- Bab 21 Perdebatan perihal saham
- Bab 22 Menghilangkan kepura-puraan
- Bab 23 Peringatan Kematian
- Bab 24 Kedatangan sahabat
- Bab 25 Masa lalu Federica Qiao
- Bab 26 Datang tanpa diundang
- Bab 27 Hubungan paman dan keponakan yang aneh
- Bab 28 Nenek Gilbert Lang
- Bab 29 Tak kenal puas
- Bab 30 Sakit
- Bab 31 Gangguan stres pasca trauma
- Bab 32 Aku mencari Hendra Gu!
- Bab 33 Kekecewaan yang mendalam
- Bab 34 Mengalami krisis sekali lagi
- Bab 35 Bawa keluar, jangan bunuh dulu.
- Bab 36 Bukankah kamu masih memiliki aku?
- Bab 37 Kembalikan putriku
- Bab 38 Dunia memang sempit
- Bab 39 Dolly Lang kembali
- Bab 40 Masa lalu Gilbert Lang
- Bab 41 Dapur Meledak
- Bab 42 Berpikiran Sempit
- Bab 43 Pelelangan
- Bab 44 Harus Mendapatkannya
- Bab 45 Bertemu di Bar
- Bab 46 Garis Awal Kerjasama
- Bab 47 Apa masalahmu?!
- Bab 48 Kesombongan Yang Tidak Terkontrol
- Bab 49 Aku adalah bosmu
- Bab 50 Wawancara Eksklusif
- Bab 51 Masuk Ke Dalam Pelukan
- Bab 52 Gilbert Lang Yang Mabuk
- Bab 53 Kamu Harus Bertanggung Jawab Padaku
- Bab 54 Gilbert Lang Menghilang
- Bab 55 Mencari Orang
- Bab 56 Penculikan dan ancaman
- Bab 57 Keselamatan Gilbert Lang
- Bab 58 Menyelamatkan diri sendiri
- Bab 59 Aku datang
- Bab 60 Bala bantuan tiba
- Bab 61 Kembali Dengan Selamat
- Bab 62 Identitas Vheren
- Bab 63 Datang Menjenguk
- Bab 64 Ini Karena Aku Mencintai Kamu
- Bab 65 Manja adalah suatu penyakit
- Bab 66 Menjenguk
- Bab 67 Masa Lalu
- Bab 68 Keluarga Xie
- Bab 69 Aku Tidaklah Tertarik dengan Monyet
- Bab 70 Tolong Datang
- Bab 71 Vheren adalah istriku
- Bab 72 Satu keluarga
- Bab 73 Total lima ratus juta!
- Bab 74 Orang yang tidak tahu malu, pasti akan melakukan hal apapun
- Bab 75 Kalau bukan mempunyai sifat yang sama, tidak akan menjadi keluarga
- Bab 76 Serakah
- Bab 77 Wanita Paling Berbahaya
- Bab 78 John Liu di Depan Pintu
- Bab 79 Tidak Tahu Malu
- Bab 80 Sebuah Hadiah yang Besar
- Bab 81 Pembatalan Pernikahan Keluarga Liu
- Bab 82 Simpan Sebentar
- Bab 83 Merekomendasikan Seseorang
- Bab 84 Gumpalan Darah di Bagian Kepala
- Bab 85 Kekhawatiran Gilbert
- Bab 86 Vheren Xie Sudah Sadar
- Bab 87 Dokter Yang Datang Dari Amerika
- Bab 88 Hendra Gu Datang
- Bab 89 Wanitaku
- Bab 90 Tolong Jangan Menunda Waktu Anakku
- Bab 91 'Anjing' tidak patuh, karena ayahnya yang tidak bertanggung jawab?"
- Bab 92 Rencana Operasi Bedah
- Bab 93 Jamuan Malam
- Bab 94 Orang Keluarga Gu
- Bab 95 Terpukul di Hadapan Publik
- Bab 96 Awal Konspirasi
- Bab 97 Keluarga Gu Bertamu
- Bab 98 Pikirkan Baik-Baik
- Bab 99 Kontrak
- Bab 100 Ayah Hendra Gu
- Bab 101 Masalah waktu itu
- Bab 102 walau awalnya tidak tetapi untungnya berhasil
- Bab 103 Federica Qiao keluar dari rumah sakit
- Bab 104 Teman ayah
- Bab 105 Velly Shen
- Bab 106 Wawancara Dimulai
- Bab 107 Cantik
- Bab 108 Permisi, Ini Suamiku
- Bab 109 Maksud Hati
- Bab 110 Penggalangan Dana
- Bab 111 Rumah kemasukan Perampok
- Bab 112 Gilbert Lang terluka
- Bab 113 aku tidak ingin kamu cemas
- Bab 114 Kemunculan Hantu Batin
- Bab 115 )rang pintar yang memilih pemimpin tepat untuk memimpin
- Bab 116 Kehidupan Kecil yang Penting
- Bab 117 Pemaksaan Mendatangkan Pengawal
- Bab 118 Mencurigai
- Bab 119 Musuh yang Datang
- Bab 120 Mission Impossible
- Bab 121 Kebetulan bertemu Alberson Lang
- Bab 122 Wanita Cantik Diatas Kasur
- Bab 123 Mencoba Mendapatkan Keuntungan Tetapi Malah Menjadi Lebih Buruk.
- Bab 124 Jatuh Cinta
- Bab 125 Apakah Kamu Yakin Menyukai Ku?
- Bab 126 Berita Keluarga Gu
- Bab 127 Membatalakan Kerjasama
- Bab 128 Pasangan yang Sudah Ditakdirkan Bersama
- Bab 129 Telepon Dari Ibu Mertua
- Bab 130 Acara Makan Malam
- Bab 131 Istirku Hanya Ada Satu
- Bab 132 Erin Fang Melompat Dari Gedung
- Bab 133 Hidup Dan Mati Adalah Takdir
- Bab 134 Membutuhkan Makanan Dan Hubungan Seks
- Bab 135 Harus Banyak Bergerak Jika Ingin Hidup Bahagia
- Bab 136 Jujur dan tulus hati
- Bab 137 Pemikiran Aurora Tang
- Bab 138 Tidak ada bedanya
- Bab 139 Diikuti
- Bab 140 Balas dendam
- Bab 141 Pemecatan
- Bab 142 Semua Untuk Kebaikanmu
- Bab 143 Di Pikiranku Penuh Dengan Kamu
- Bab 144 Pahlawan Menyelamatkan Si Cantik
- Bab 145 Serangan Mendadak
- Bab 146 Pesta ulangtahun
- Bab 147 Aku menyukaimu
- Bab 148 Radang usus buntu akut
- Bab 149 Sesuatu terjadi pada Dolly Lang
- Bab 150 Penculik ditangkap
- Bab 151 Kembali Dengan Aman
- Bab 152 Marchella Xie Datang
- Bab 153 Rusa Kecil Terbunuh
- Bab 154 Urusan 'Publik' Rutin
- Bab 155 Ancaman Keluarga Gu
- Bab 156 Kaki Tangan Untuk Melakukan Hal Jahat
- Bab 157 Restoran Vegetarian
- Bab 158 Aku Tidak Sengaja
- Bab 159 Musuh Dari Musuh
- Bab 160 Pesta Keluarga Gu
- Bab 161 Mendapatkan Apapun Yang Diinginkan
- Bab 162 Apa Aku Tidak Boleh Bahagia?
- Bab 163 Kedatangan Ibu Mertua
- Bab 164 Aku Tidak Akrab Denganmu
- Bab 165 Paman Liu Mengalami Kecelakaan
- Bab 166 Kejadian buruk terjadi lagi
- Bab 167 Merkurius yang Surut.
- Bab 168 Video dalam Memori USB
- Bab 169 Gilbert Lang Kembali
- Bab 170 Cemburu
- Bab 171 Masalah Demi Masalah
- Bab 172 Minta Maaf Secara Langsung
- Bab 173 Fotografi Bawah Air (1)
- Bab 173 Fotografi Bawah Air
- Bab 174 Tatapan yang Berbeda
- Bab 175 Federica Tidak Tenang
- Bab 176 Mobil yang Hilang
- Bab 177 Undangan Ke Pesta Minuman
- Bab 178 Alergi Terhadap Alkohol
- Bab 179 Memangnya Dia Siapa?
- Bab 180 Sudah Jatuh Tertimpa Tangga
- Bab 181 Kamu Tahu Apa Kesalahanmu?
- Bab 182 Di mana Gilbert Lang?
- Bab 183 Orang Jahat yang Masih Belum Lenyap
- Bab 184 Pengaturan Dari Perusahaan
- Bab 185 Demi Mengejar Uang
- Bab 186 Hubungan ibu-anak yang tidak akrab
- Bab 187 Tidak Menghormati Senior
- Bab 188 Akhir dari Alfred Zheng
- Bab 189 Telepon dari Nyonya Tua Xie
- Bab 190 Meminta Bantuan
- Bab 191 Tindakan yang mantap sekali
- Bab 192 Wartawan yang tidak berhati nurani
- Bab 193 Penyelesaian yang mencanggungkan
- Bab 194 Mengenal orang yang tidak baik
- Bab 195 Kampung halaman Federica
- Bab 196 Kenapa Yang Mati Bukan Kamu?
- Bab 197 Upacara Pemakaman
- Bab 198 Masalah Keluarga
- Bab 199 Kehidupan Sangat Berharga
- Bab 200 Perbuatan Cari Mati
- Bab 201 Paman Liu Sudah Bangun
- Bab 202 Pemberhentian Pembantu
- Bab 203 Aku Bukan Ibumu
- Bab 204 Lotus Putih Abadi
- Bab 205 Perjamuan Khusus
- Bab 206 Pembicaraan Antara Ibu dan Anak
- Bab 207 Rencana Bulan Madu
- Bab 208 Tiba-Tiba Terkenal
- Bab 209 Telepon dari Lenny
- Bab 210 Aku Sungguh Menyukaimu
- Bab 211 Benar-Benar Tidak Terpikir
- Bab 212 Pacar Lenny
- Bab 213 Pintar Berwawasan Luas
- Bab 214 Harus Berperan Sempurna
- Bab 215 Gillan Keluar Dari Rumah Sakit
- Bab 216 Yenny Pan Masuk Rumah Sakit
- Bab 217 Ini Adalah Menantu Perempuanku
- Bab 218 Gillian Ge Meminta Maaf
- Bab 219 Jangan Masuk ke Rumah Jika Bukan Bagian Dari Keluarganya
- Bab 220 Keraguan
- Bab 221 Kecelakaan Dolly Lang
- Bab 222 Vheren Xie Terluka
- Bab 223 Gilbert Lang yang Marah
- Bab 224 Hendra Gu yang Sial
- Bab 225 Minum Air Dingin Saja Gigi Bisa Bolong
- Bab 226 Kamu ini pembawa nasib buruk
- Bab 227 Halo Paman kedua, sampai jumpa Paman kedua
- Bab 228 Mengantarmu pulang
- Bab 229 Mertua dan menantu berbicara tentang isi hati
- Bab 230 Kamu tidak akan pernah mendapatkanku
- Bab 231 Rekan Tim Bodoh
- Bab 232 Tiga Wanita Dalam Satu Permainan
- Bab 233 Mengurangi Kontak Dengannya
- Bab 234 Menghadiri Resepsi
- Bab 235 Orang Sombong
- Bab 236 Sedikit Berisi
- Bab 237 Luka dan Lelah
- Bab 238 Restoran Privat
- Bab 239 Aku Akan Mempertimbangkannya
- Bab 240 Pertemuan di Bar
- Bab 241 Maaf, Tapi Ia adalah Suamiku
- Bab 242 Selamat Tahun Baru
- Bab 243 Anak ini bermarga Lang
- Bab 244 Kesepakatan
- Bab 245 Kedatangan Bibi Kedua
- Bab 246 Kamu tidak patut mengajari wanitaku
- Bab 247 Lebih baik bertemu
- Bab 248 Tes Kehamilan
- Bab 249 Ini Nenek
- Bab 250 Anak Alberson Lang
- Bab 251 Konfrontasi di Depan Umum
- Bab 252 Menurutku Lebih Baik Menikah
- Bab 253 Demi Kebaikanmu
- Bab 254 Awal Dari Kehancuran
- Bab 255 Tidak Ingin Berhubungan Denganmu
- Bab 256 Siluman, Kembalikan Kakekku
- Bab 257 Brengsek
- Bab 258 Tidak Tahu Balas Budi
- Bab 259 Membahas Pernikahan
- Bab 260 Menantu Bertemu Mertua
- Bab 261 Menyapu Pemakaman
- Bab 262 Paman Liu Siuman
- Bab 263 Epilog