Husband Deeply Love - Bab 158 Aku Tidak Sengaja

Mendengar ucapan keduanya, raut wajah Marchella dan Yenny berubah gelap, kata-kata yang menunjuk pada seseorang seperti ini, bukankah ingin agar mereka mendengarnya?

Vheren memandang kedua wanita itu, bibirnya tersenyum, berbalik dan menggandeng lengan Gilbert, bersiap meninggalkan tempat yang merusak suasana ini.

Belum ia jalan berapa langkah, Marchella pun menggumam.

"Hah! Gayamu memang angkuh! Ada pria seperti ini yang memberimu harta, bukankah hatimu berbunga-bunga?"

Ucapan terselubung Marchella berhasil membuat Vheren menghentikan langkahnya, ia menoleh dan melihat sumpit yang masih tertancap di mangkuk nasi itu, menggandeng lengan Gilbert dan mengerutkan alisnya memandang Marchella.

"Kakak sepupu, bisakah kita tidak memalukan? Kamu tidak bisa bertahan tinggal di rumah, hidup di luar juga tidak mudah, tapi mana ada yang menghancurkan Adik kandungnya sendiri seperti itu? Jika Nenek tahu, bukankah ia akan menyebutmu cucu yang tidak berperasaan?"

Setelah Vheren selesai berbicara, raut wajahnya tetap tidak membaik, ia bersandar pada sandaran kursi, tangannya menepuk pundah Yenny dengan penuh tenaga, hampir membuat Yenny memuntahkan makanannya.

Tapi Yenny juga tidak bisa bertindak terlalu terang-terangan, ia menggertakkan giginya dan terbatuk dua kali.

Marchella adalah orang yang ia dapatkan dengan sulit!

Jika ia berbicara sekarang, takutnya pertemanan yang ia bangun bersama Marchella tidak bisa kembali seperti dulu lagi.

Ketika Yenny sedang menahan kesabarannya, dan tidak tahu apa yang harus dilakukannya, Vheren menampar pundak Yenny.

Suaranya membuat Gilbert pun mengerutkan alisnya, ia melihat wanita di sampingnya, tidak bisa menahan cemberut di wajahnya.

Ketika tamparan Vheren mendarat, akhirnya Yenny tidak tahan lagi dan langsung berdiri mendorongnya, berteriak: "Kapan kamu akan selesai! Yang mengatakan hal buruk padamu adalah Marchella dan bukan aku! Kenapa kamu memukulku?!"

Begitu melontarkan kata-kata ini, ia pun melihat Vheren yang tertawa puas, ia langsung menoleh memandang Marchella, wajahnya sudah benar-benar merah padam, tegang dan datar, berubah dengan cepat.

Melihat targetnya tercapai, Vheren pun merasa jijik dan mengusapkan tangannya pada bagian belakang sandaran kursi, lalu kembali bersandar ke dekapan Gilbert.

Melihat kedua wanita dengan wajah memerah itu, ia tersenyum dengan sangat senang.

Melihat lagaknya, Marchella langsung meluapkan kekesalannya pada pelayan yang melintas.

Ia lewat di depan pelayan ini dengan cepat, membuat semangkuk sup panas sedikit tertumpah ke tubuh seorang anak kecil yang sedang melahap makanannya di samping.

Ketika Ibunya sedang berteriak ketakutan, Gilbert melangkah dan menghalanginya.

"Gilbert!"

"Kak Gilbert!"

Dua suara teriakan, membuat seluruh tamu yang sedari tadi sudah melihat keramaian ini mengalihkan pandangannya pada tubuh Gilbert.

Vheren langsung menarik Gilbert dan membawanya ke toilet di lantai bawah, melihat tangannya yang semakin memerah dan bengkak di bawah aliran air, matanya pun memerah.

Ketika kedua orang itu keluar dari toilet, orang tua dari anak itu sedang menunjuk Marchella dan memarahinya.

"Apa yang kamu lakukan?! Apakah kamu tidak tahu ada anak kecil di sini?!"

"Bukankah hanya satu orang anak?! Bukankah ia tidak terkena sup itu! Apa yang dilebih-lebihkan! Berapa biaya pengobatan aku akan menggantinya padamu!"

Marchella tidak memahami perbuatannya yang seperti ini bisa membuat luka seperti apa pada sebuah keluarga biasa.

Tapi semua tahu, semuanya melihat ketika ia berdiri dan sengaja menabrak pelayan itu.

"Kamu gadis yang masih muda mengapa ucapanmu begitu menyakitkan?"

"Betul, kamu yang menabrak orang dan kamu masih beralasan?!"

"Nona tadi dan suaminya tidak melakukan apa-apa padamu, tapi kamu memaki mereka! Masih mengatakan mereka tidak punya didikan! Apakah tidak tahu perlakuanmu sendiri?"

Orang-orang disekitar ribut membicarakannya, meski suaranya tidak keras, tapi semakin lama semakin menyakitkan.

Vheren melihat kejadian ini, memikirkan tangan Gilbert yang memerah, lalu memandang lagi anak kecil yang sudah menangis ketakutan, ia pun menampar wajah Marchella.

"Emosimu sedang tidak baik, lalu melampiaskannya pada orang lain?! Apakah kamu tahu apa akibatnya jika sup ini tumpah ke tubuh anak kecil? Sisa hidupnya akan hancur! Kamu sendiri yang dilahirkan seorang Ibu tanpa kasih sayang, apakah kamu kira semua orang sama denganmu?"

Akhirnya Vheren benar-benar marah pada orang ini, ia sudah tidak peduli apa-apa, melihat Marchella yang terkejut karena ditampar, ia pun menarik napas beberapa kali.

Sebenarnya Marchella juga tidak terpikirkan amarahnya barusan, bisa menyakiti anak gadis itu.

Ia melihat Ibu dari anak itu terkejut dan memeluk anaknya, tangannya pun gemetar, tamparan Vheren benar-benar meluputkan kesombongannya tadi.

Ia berkata dengan gagap: "Aku ... Aku tidak sengaja .. Aku bukan ..."

"Kamu bukan sengaja? Kamu berani bilang kamu tidak menabrak pelayan itu dengan sengaja? Apakah kamu menganggap ini adalah halaman rumahmu? Bisa berlaku seenaknya?"

Vheren memelototinya, lalu memandang Yenny yang terkejut hingga tidak bisa berkata-kata, berbalik dan melihat anak kecil yang menangis hebat, ia pun berbalik dan berkata pada Ibu dari anak itu: "Apakah anakmu mau ke rumah sakit untuk diperiksa?"

Ibu anak itu memelototi Marchella dengan penuh amarah, tersenyum pahit pada Vheren dan berkata: "Ia hanya terkejut, kuah sup itu dihalangi oleh suamimu, kamu cepat bawa dia ke dokter untuk diperiksa, bocah ini tidak apa-apa."

Untung saja Ibu dari anak ini bersifat baik, tidak seperti orang tua lain yang tidak bisa membedakan benar dan salah, Vheren sengaja meninggalkan nomor ponselnya lalu berbalik memandang Marchella, berkata tanpa sungkan.

"Marchella, anggap ini pelajaran untukmu, jika Gilbert terluka, aku pasti akan mengusirmu seperti bagaimana aku membiarkanmu datang ke Kota A!"

Selesai berbicara, Vheren menarik Gilbert memasuki mobil.

Melihat punggung tangan Gilbert yang merah melepuh, ia menahan tangisnya dan mengantar Gilbert masuk mobil.

"Hanya sebuah luka kecil, jangan menangis!"

Gilbert mengelus kepala Vheren menggunakan tangannya yang tidak terluka, menoleh dan melihat Yenny yang datang mengejar dari dalam, tatapannya pun menjadi sedikit kesal.

"Kak Gilbert! Kamu tidak apa-apa? Aku antar kamu ke rumah sakit?"

Yenny menunduk di jendela mobil, langsung membuka pintu mobil, mengulurkan tangannya dan ingin menarik Gilbert keluar.

Vheren yang melihat ia seperti ini, langsung memukul tangan Yenny.

"Nona Pan, terima kasih untuk maksud baikmu! Aku bisa mengurus suamiku sendiri, dan juga, bisakah kamu tidak menunda kami untuk pergi ke rumah sakit?"

Ia langsung menarik tangan Gilbert, menutup pintu mobil, dan tidak menggubris Yenny, lalu menginjak gas dan meninggalkan parkiran mobil.

Yenny yang berdiri di parkiran mobil, tadi masih khawatir, tapi begitu Vheren pergi, raut wajahnya langsung menjadi padam.

Novel Terkait

The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
5 tahun yang lalu

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
4 tahun yang lalu

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
5 tahun yang lalu

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
4 tahun yang lalu

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu

Mata Superman

Brick
Dokter
4 tahun yang lalu

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu