Husband Deeply Love - Bab 144 Pahlawan Menyelamatkan Si Cantik
Vheren Xie yang mendengarnya tersipu malu.
Dia melepaskan tangan pria itu dan berjalan menuju jendela. Dia menutupi wajahnya dengan dua tangan dan merasa wajahnya sangat panas.
Dia menatap pria yang sedang makan di sofa dengan matanya.
Dia menghela napas menyesal. Sisi wajah pria ini adalah sebuah karya seni yang membuat wanita yang tak terhitung jumlahnya menjadi gila!
Hanya saja orang seperti itu ternyata menyukai dirinya, dia benar-benar merasa seperti mimpi.
Vheren Xie menepuk-nepuk dengan keras, kemudian berjongkok.
Dia memeluk lututnya dan melihat keluar jendela di lalu lintas yang tak ada habisnya. Tiba-tiba dia ingat dirinya belum bertanya bagaimana pria itu kemarin.
Tetapi setelah dipikir-pikir, hal semacam ini dapat diselesaikan oleh pria itu, dan sepertinya tidak ada gunanya baginya untuk bertanya.
Dia berjongkok sebentar, tanpa sadar mulai mengantuk. Kemudian berbalik untuk tidur di kursi bos Gilbert Lang.
Setelah Gilbert Lang selesai makan, dia menatap orang yang sedang tidur di kursi dan tersenyum lebih sayang.
Kemudian sampai sore hari, Gilbert Lang bekerja di sofa.
Semua orang yang datang untuk melaporkan pekerjaan terkejut melihat Vheren Xie tidur di kursi lagi, tetapi tidak ada yang berani mengganggunya.
Gilbert Lang melihat waktu sudah pukul enam sore, dia menatap wanita yang masih tertidur lelap ini. Dia tidak tahu bagaimana memikirkannya. Dia mengulurkan tangan dan mencubit wajah Vheren Xia.
Biasanya wanita ini terlihat tidak ramah, rasa mencubit wajahnya benar-benar menyenangkan!
Saat Gilbert Lang berpikir demikian, orang yang sedang tidur membuka matanya dengan meringis.
Vheren Xie melihat Gilbert Lang sedang mencubit pipinya, tanpa berpikir, dia menggigitnya.
Ketika dia memasukkan tangan Gilbert Lang ke mulutnya, dia menyadari bahwa tindakan semacam ini sepertinya tidak pantas.
Karena dia jelas melihat ada nyala api di mata pria itu...
Ketika dia hendak berbalik dan berlari, dia langsung ditangkap oleh Gilbert Lang.
Gilbert Lang merentangkan lengan panjangnya dan langsung memeluk wanita itu, kemudian menekannya di meja kantor.
Di antara bibir dan gigi, ada orang yang ingin melarikan diri.
Vheren Xie merasa dia sepenuhnya berada di tangan pria ini
Setelah waktu yang lama, Vheren Xie tersentak dan duduk di pelukan Gilbert Lang, wajahnya yang begitu merah dan pusing belum sepenuhnya hilang.
"Terima kasih! Sebaiknya kamu tidak jatuh ke tanganku di masa depan!"
Vheren Xie mendengar deruan suara rendah itu merasa sedikit canggung sambil menyentuh hidung.
Vheren Xie yang diam di pelukan Gilbert Lang, sudut mulutnya ditekan dengan kuat agar tidak membuat dirinya tersenyum.
Baru saja, pada saat yang genting, Vheren Xie baru teringat dia datang bulan. Dia tidak mudah bergerak dengan bebas.
Dia tiba-tiba merasa kasihan dengan Gilbert Lang.
Keduanya masih berada di dalam kantor sebentar, kemudian meninggalkan perusahaan.
Walton melihat wajah Gilbert Lang yang suram. Dia mengira kedua orang itu sedang bertengkar. Dia bahkan tidak menawarkan diri untuk mengantar mereka pulang. Dia menggenggam ponselnya dan melarikan diri.
Dalam perjalanan pulang, Vheren Xie melihat toko kue, tiba-tiba dia merasa lapar.
"Berhenti! Berhenti!"
Gilbert Lang dengan tidak mengerti menginjak rem. Dia memandang Vheren Xie yang bersemangat, dan bertanya, "Ada apa?"
"Kamu cari tempat parkir dulu. Aku akan pergi ke toko kue sambil menunggumu!"
Setelah Vheren Xie mengatakan itu, dia membuka pintu dan melompat pergi.
Vheren Xie berjalan sampai ke penyeberangan, dia tidak lupa memberi cium jauh kepada Gilbert Lang.
Gilbert Lang memandangnya seperti seorang gadis kecil, dia menggelengkan kepalanya dan pergi ke tempat parkir umum.
Di sisi lain, Vheren Xie baru saja membuka pintu toko kue, mendengarkan suara piano memabukkan di dalam, dan menemukan sudut untuk duduk.
Pelayan yang mengenakan pakaian Lolita, datang dengan cepat kepadanya.
"Hai kak, ini adalah menu kami. Ini adalah kue spesial yang direkomendasikan oleh toko kami."
Suara pelayan yang manis membuat suasana hati Vheren Xie membaik.
Benar saja, benda cantik ini benar-benar dapat membuat orang merasa bahagia!
Vheren Xie melihat beberapa kue yang diperkenalkan oleh pelayan, kemudian dia tersenyum padanya.
"Aku akan mengambil semua yang baru saja kamu katakan. Oh ya, tambah satu milk tea dan satu Americano."
Setelah selesai bicara, Vheren Xie mengembalikan menu kepada gadis itu.
Dia melihat dekorasi interior toko kue dan melihat beberapa boneka kecil diletakkan di dinding toko. Dia pikir dekorasi di sini unik dan cukup indah.
Tetapi pada saat ini, ada pertengkaran mendadak tidak jauh dari sana.
"Tuan, tolong lepaskan!"
"Melepaskan apa? kamu berpakaian seperti ini, bukankah untuk menggoda pria? Hari ini kakak akan memuaskanmu!"
Vheren Xie melihat adegan ini dan meletakkan cangkir lemon di tangannya di atas meja.
Gadis kecil yang diganggu itu adalah pelayan tadi. Ada beberapa orang di toko kue saat ini. Kecuali beberapa orang yang memandangnya dengan dingin, mulai berkumpul membuat sorakan.
Untuk sementara, tidak ada yang mau membantu. Vheren Xie mengerutkan kening saat melihat wanita yang digoda itu akan menangis. Dia berdiri, dan menuju ke kerumunan.
"Hei bos, dia berpakaian seperti itu karena keperluan kerja, berbeda dengan yang ada di pikiran mesummu. Tolong hormati dirimu sendiri."
Vheren Xie kemudian menarik gadis itu di belakangnya dan melihat pria di depannya dengan ganas.
"Hei hei, kamu terlihat sangat cantik daripada gadis itu. Kamu tipeku sekali, bagaimana kalau aku beri kamu empat ratus ribu untuk pergi bersamaku malam ini?"
"Bagaimana kalau aku akan memberimu dua puluh ribu untuk memukulmu sekali?"
Vheren Xie mendengarkan kata-kata pria itu dan tersenyum mengejek. Dia melepas sepatu hak tingginya dan menyingkirkannya. Wajahnya penuh amarah.
Gilbert Lang yang melihat seorang pria akan menyentuh Vheren Xie, pintu toko kue tiba-tiba terbuka.
Kemudian Gilbert Lang berjalan dengan kasar, satu kakinya langsung menendang pria itu sejauh lima meter, dan langsung menabrak dinding toko kue.
Vheren Xie melihat punggung pria itu, kemudian menghela napas lega.
Dia mengulurkan tangan dan menepuk-nepuk kakinya yang kotor, kemudian memakai kembali sepatunya.
Gilbert Lang berbalik, menatap Vheren Xie dengan hati-hati, dan bertanya dengan cemas, "Kamu tidak terluka, kan?"
Vheren Xie mengangguk dan mendengus dingin.
"Heh, aku tidak memasukkan hati si bajingan itu."
Vheren Xie menoleh untuk menghibur gadis kecil yang ketakutan, dia memegang erat bahu gadis itu.
Vheren Xie melihat Gilbert Lang selangkah demi selangkah menuju pria malang itu, semua orang di dalam toko kue hanya tertawa terbahak-bahak.
Vheren Xie berbisik kepada gadis kecil itu, "Kamu hubungi polisi dulu, sisanya serahkan pada kami. Lain kali jika bertemu bajingan seperti ini lagi, langsung saja tendang selangkangannya."
Vheren Xie kemudian menoleh dan menatap pria yang bersorak tadi, dia tersenyum jahat.
Vheren Xie seperti tidak mendengar teriakan pria malang itu, dia berjalan selangkah demi selangkah menuju orang-orang yang bersorak ini.
"Aku harap lain kali, saudari dan keluargamu juga akan mengalami seperti yang terjadi hari ini!"
Novel Terkait
CEO Daddy
TantoPredestined
CarlyAnak Sultan Super
Tristan XuCinta Yang Tak Biasa
WennieThe Great Guy
Vivi HuangMilyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu
Milea AnastasiaPrecious Moment
Louise LeeHusband Deeply Love×
- Bab 1 Apakah Nona Xie bersedia menikah denganku?
- Bab 2 Maaf, semoga kalian bahagia.
- Bab 3 Berakting sesuai kondisi.
- Bab 4 Jauhi putriku, semakin jauh semakin bagus.
- Bab 5 Tak disangka berani-beraninya Gilbert Lang mengambil keuntungan darinya
- Bab 6 Sekamar dengan Gilbert Lang
- Bab 7 Bermain kelewat batas
- Bab 8 Membohongimu, aku tidak sudi!
- Bab 9 Pesta yang menyesakkan
- Bab 10 Apakah aku perlu mengajari kalian bagaiamana caranya berpacaran?
- Bab 11 Memamerkan istri
- Bab 12 Suntikan modal Gilbert Lang
- Bab 13 Mendatangkan pelakor
- Bab 14 Merebut pasangan orang
- Bab 15 Di atas ranjang dan di bawah ranjang
- Bab 16 Menantu bertemu dengan ayah mertua
- Bab 17 Memahami satu sama lain
- Bab 18 Merebut rumah orang lain
- Bab 19 Kamu terlalu keterlaluan
- Bab 20 Keputusan akhir Perusahaan Besar Xie berada di tanganku
- Bab 21 Perdebatan perihal saham
- Bab 22 Menghilangkan kepura-puraan
- Bab 23 Peringatan Kematian
- Bab 24 Kedatangan sahabat
- Bab 25 Masa lalu Federica Qiao
- Bab 26 Datang tanpa diundang
- Bab 27 Hubungan paman dan keponakan yang aneh
- Bab 28 Nenek Gilbert Lang
- Bab 29 Tak kenal puas
- Bab 30 Sakit
- Bab 31 Gangguan stres pasca trauma
- Bab 32 Aku mencari Hendra Gu!
- Bab 33 Kekecewaan yang mendalam
- Bab 34 Mengalami krisis sekali lagi
- Bab 35 Bawa keluar, jangan bunuh dulu.
- Bab 36 Bukankah kamu masih memiliki aku?
- Bab 37 Kembalikan putriku
- Bab 38 Dunia memang sempit
- Bab 39 Dolly Lang kembali
- Bab 40 Masa lalu Gilbert Lang
- Bab 41 Dapur Meledak
- Bab 42 Berpikiran Sempit
- Bab 43 Pelelangan
- Bab 44 Harus Mendapatkannya
- Bab 45 Bertemu di Bar
- Bab 46 Garis Awal Kerjasama
- Bab 47 Apa masalahmu?!
- Bab 48 Kesombongan Yang Tidak Terkontrol
- Bab 49 Aku adalah bosmu
- Bab 50 Wawancara Eksklusif
- Bab 51 Masuk Ke Dalam Pelukan
- Bab 52 Gilbert Lang Yang Mabuk
- Bab 53 Kamu Harus Bertanggung Jawab Padaku
- Bab 54 Gilbert Lang Menghilang
- Bab 55 Mencari Orang
- Bab 56 Penculikan dan ancaman
- Bab 57 Keselamatan Gilbert Lang
- Bab 58 Menyelamatkan diri sendiri
- Bab 59 Aku datang
- Bab 60 Bala bantuan tiba
- Bab 61 Kembali Dengan Selamat
- Bab 62 Identitas Vheren
- Bab 63 Datang Menjenguk
- Bab 64 Ini Karena Aku Mencintai Kamu
- Bab 65 Manja adalah suatu penyakit
- Bab 66 Menjenguk
- Bab 67 Masa Lalu
- Bab 68 Keluarga Xie
- Bab 69 Aku Tidaklah Tertarik dengan Monyet
- Bab 70 Tolong Datang
- Bab 71 Vheren adalah istriku
- Bab 72 Satu keluarga
- Bab 73 Total lima ratus juta!
- Bab 74 Orang yang tidak tahu malu, pasti akan melakukan hal apapun
- Bab 75 Kalau bukan mempunyai sifat yang sama, tidak akan menjadi keluarga
- Bab 76 Serakah
- Bab 77 Wanita Paling Berbahaya
- Bab 78 John Liu di Depan Pintu
- Bab 79 Tidak Tahu Malu
- Bab 80 Sebuah Hadiah yang Besar
- Bab 81 Pembatalan Pernikahan Keluarga Liu
- Bab 82 Simpan Sebentar
- Bab 83 Merekomendasikan Seseorang
- Bab 84 Gumpalan Darah di Bagian Kepala
- Bab 85 Kekhawatiran Gilbert
- Bab 86 Vheren Xie Sudah Sadar
- Bab 87 Dokter Yang Datang Dari Amerika
- Bab 88 Hendra Gu Datang
- Bab 89 Wanitaku
- Bab 90 Tolong Jangan Menunda Waktu Anakku
- Bab 91 'Anjing' tidak patuh, karena ayahnya yang tidak bertanggung jawab?"
- Bab 92 Rencana Operasi Bedah
- Bab 93 Jamuan Malam
- Bab 94 Orang Keluarga Gu
- Bab 95 Terpukul di Hadapan Publik
- Bab 96 Awal Konspirasi
- Bab 97 Keluarga Gu Bertamu
- Bab 98 Pikirkan Baik-Baik
- Bab 99 Kontrak
- Bab 100 Ayah Hendra Gu
- Bab 101 Masalah waktu itu
- Bab 102 walau awalnya tidak tetapi untungnya berhasil
- Bab 103 Federica Qiao keluar dari rumah sakit
- Bab 104 Teman ayah
- Bab 105 Velly Shen
- Bab 106 Wawancara Dimulai
- Bab 107 Cantik
- Bab 108 Permisi, Ini Suamiku
- Bab 109 Maksud Hati
- Bab 110 Penggalangan Dana
- Bab 111 Rumah kemasukan Perampok
- Bab 112 Gilbert Lang terluka
- Bab 113 aku tidak ingin kamu cemas
- Bab 114 Kemunculan Hantu Batin
- Bab 115 )rang pintar yang memilih pemimpin tepat untuk memimpin
- Bab 116 Kehidupan Kecil yang Penting
- Bab 117 Pemaksaan Mendatangkan Pengawal
- Bab 118 Mencurigai
- Bab 119 Musuh yang Datang
- Bab 120 Mission Impossible
- Bab 121 Kebetulan bertemu Alberson Lang
- Bab 122 Wanita Cantik Diatas Kasur
- Bab 123 Mencoba Mendapatkan Keuntungan Tetapi Malah Menjadi Lebih Buruk.
- Bab 124 Jatuh Cinta
- Bab 125 Apakah Kamu Yakin Menyukai Ku?
- Bab 126 Berita Keluarga Gu
- Bab 127 Membatalakan Kerjasama
- Bab 128 Pasangan yang Sudah Ditakdirkan Bersama
- Bab 129 Telepon Dari Ibu Mertua
- Bab 130 Acara Makan Malam
- Bab 131 Istirku Hanya Ada Satu
- Bab 132 Erin Fang Melompat Dari Gedung
- Bab 133 Hidup Dan Mati Adalah Takdir
- Bab 134 Membutuhkan Makanan Dan Hubungan Seks
- Bab 135 Harus Banyak Bergerak Jika Ingin Hidup Bahagia
- Bab 136 Jujur dan tulus hati
- Bab 137 Pemikiran Aurora Tang
- Bab 138 Tidak ada bedanya
- Bab 139 Diikuti
- Bab 140 Balas dendam
- Bab 141 Pemecatan
- Bab 142 Semua Untuk Kebaikanmu
- Bab 143 Di Pikiranku Penuh Dengan Kamu
- Bab 144 Pahlawan Menyelamatkan Si Cantik
- Bab 145 Serangan Mendadak
- Bab 146 Pesta ulangtahun
- Bab 147 Aku menyukaimu
- Bab 148 Radang usus buntu akut
- Bab 149 Sesuatu terjadi pada Dolly Lang
- Bab 150 Penculik ditangkap
- Bab 151 Kembali Dengan Aman
- Bab 152 Marchella Xie Datang
- Bab 153 Rusa Kecil Terbunuh
- Bab 154 Urusan 'Publik' Rutin
- Bab 155 Ancaman Keluarga Gu
- Bab 156 Kaki Tangan Untuk Melakukan Hal Jahat
- Bab 157 Restoran Vegetarian
- Bab 158 Aku Tidak Sengaja
- Bab 159 Musuh Dari Musuh
- Bab 160 Pesta Keluarga Gu
- Bab 161 Mendapatkan Apapun Yang Diinginkan
- Bab 162 Apa Aku Tidak Boleh Bahagia?
- Bab 163 Kedatangan Ibu Mertua
- Bab 164 Aku Tidak Akrab Denganmu
- Bab 165 Paman Liu Mengalami Kecelakaan
- Bab 166 Kejadian buruk terjadi lagi
- Bab 167 Merkurius yang Surut.
- Bab 168 Video dalam Memori USB
- Bab 169 Gilbert Lang Kembali
- Bab 170 Cemburu
- Bab 171 Masalah Demi Masalah
- Bab 172 Minta Maaf Secara Langsung
- Bab 173 Fotografi Bawah Air (1)
- Bab 173 Fotografi Bawah Air
- Bab 174 Tatapan yang Berbeda
- Bab 175 Federica Tidak Tenang
- Bab 176 Mobil yang Hilang
- Bab 177 Undangan Ke Pesta Minuman
- Bab 178 Alergi Terhadap Alkohol
- Bab 179 Memangnya Dia Siapa?
- Bab 180 Sudah Jatuh Tertimpa Tangga
- Bab 181 Kamu Tahu Apa Kesalahanmu?
- Bab 182 Di mana Gilbert Lang?
- Bab 183 Orang Jahat yang Masih Belum Lenyap
- Bab 184 Pengaturan Dari Perusahaan
- Bab 185 Demi Mengejar Uang
- Bab 186 Hubungan ibu-anak yang tidak akrab
- Bab 187 Tidak Menghormati Senior
- Bab 188 Akhir dari Alfred Zheng
- Bab 189 Telepon dari Nyonya Tua Xie
- Bab 190 Meminta Bantuan
- Bab 191 Tindakan yang mantap sekali
- Bab 192 Wartawan yang tidak berhati nurani
- Bab 193 Penyelesaian yang mencanggungkan
- Bab 194 Mengenal orang yang tidak baik
- Bab 195 Kampung halaman Federica
- Bab 196 Kenapa Yang Mati Bukan Kamu?
- Bab 197 Upacara Pemakaman
- Bab 198 Masalah Keluarga
- Bab 199 Kehidupan Sangat Berharga
- Bab 200 Perbuatan Cari Mati
- Bab 201 Paman Liu Sudah Bangun
- Bab 202 Pemberhentian Pembantu
- Bab 203 Aku Bukan Ibumu
- Bab 204 Lotus Putih Abadi
- Bab 205 Perjamuan Khusus
- Bab 206 Pembicaraan Antara Ibu dan Anak
- Bab 207 Rencana Bulan Madu
- Bab 208 Tiba-Tiba Terkenal
- Bab 209 Telepon dari Lenny
- Bab 210 Aku Sungguh Menyukaimu
- Bab 211 Benar-Benar Tidak Terpikir
- Bab 212 Pacar Lenny
- Bab 213 Pintar Berwawasan Luas
- Bab 214 Harus Berperan Sempurna
- Bab 215 Gillan Keluar Dari Rumah Sakit
- Bab 216 Yenny Pan Masuk Rumah Sakit
- Bab 217 Ini Adalah Menantu Perempuanku
- Bab 218 Gillian Ge Meminta Maaf
- Bab 219 Jangan Masuk ke Rumah Jika Bukan Bagian Dari Keluarganya
- Bab 220 Keraguan
- Bab 221 Kecelakaan Dolly Lang
- Bab 222 Vheren Xie Terluka
- Bab 223 Gilbert Lang yang Marah
- Bab 224 Hendra Gu yang Sial
- Bab 225 Minum Air Dingin Saja Gigi Bisa Bolong
- Bab 226 Kamu ini pembawa nasib buruk
- Bab 227 Halo Paman kedua, sampai jumpa Paman kedua
- Bab 228 Mengantarmu pulang
- Bab 229 Mertua dan menantu berbicara tentang isi hati
- Bab 230 Kamu tidak akan pernah mendapatkanku
- Bab 231 Rekan Tim Bodoh
- Bab 232 Tiga Wanita Dalam Satu Permainan
- Bab 233 Mengurangi Kontak Dengannya
- Bab 234 Menghadiri Resepsi
- Bab 235 Orang Sombong
- Bab 236 Sedikit Berisi
- Bab 237 Luka dan Lelah
- Bab 238 Restoran Privat
- Bab 239 Aku Akan Mempertimbangkannya
- Bab 240 Pertemuan di Bar
- Bab 241 Maaf, Tapi Ia adalah Suamiku
- Bab 242 Selamat Tahun Baru
- Bab 243 Anak ini bermarga Lang
- Bab 244 Kesepakatan
- Bab 245 Kedatangan Bibi Kedua
- Bab 246 Kamu tidak patut mengajari wanitaku
- Bab 247 Lebih baik bertemu
- Bab 248 Tes Kehamilan
- Bab 249 Ini Nenek
- Bab 250 Anak Alberson Lang
- Bab 251 Konfrontasi di Depan Umum
- Bab 252 Menurutku Lebih Baik Menikah
- Bab 253 Demi Kebaikanmu
- Bab 254 Awal Dari Kehancuran
- Bab 255 Tidak Ingin Berhubungan Denganmu
- Bab 256 Siluman, Kembalikan Kakekku
- Bab 257 Brengsek
- Bab 258 Tidak Tahu Balas Budi
- Bab 259 Membahas Pernikahan
- Bab 260 Menantu Bertemu Mertua
- Bab 261 Menyapu Pemakaman
- Bab 262 Paman Liu Siuman
- Bab 263 Epilog