Husband Deeply Love - Bab 106 Wawancara Dimulai
Vheren Xie menatap Federica Qiao. Dia tidak tahu harus berkata apa.
Dia sangat mengenali sifat wanita ini. Dia tidak banyak bersuara. Orang yang memiliki niat jahat juga tidak akan membicarakan rencana busuknya.
Dia diam-diam melihat Federica Qiao berbaring di ranjang dan menarik selimut. Dia terpaksa mematikan lampu, lalu memeluk wanita itu.
Vheren Xie tidak bisa tidur semalaman. Dia menatap belakang kepala Federica Qiao sambil memikirkan hal-hal yang terjadi akhir-akhir ini. Dia semakin tidak bisa tidur.
Pagi itu, ketika bangun dan pandangannya masih kabur, dia mendapati Federica Qiao menatapnya dengan mata memerah.
“Apa kamu berangkat kerja hari ini?”
“Tentu saja. Aku ada wawancara jam 9 nanti. Kamu bisa meneleponku kalau suasana hatimu memburuk.”
Vheren Xie bangun lalu meregangkan tubuhnya yang kaku. Dia kurang tidur jadi wajahnya tampak buruk.
Vheren Xie baru saja masuk ke gedung perusahaan ketika seseorang berjalan keluar dan menabraknya.
Vheren Xia mengerutkan dahi sambil melihat orang yang baru saja menabraknya. Orang itu mengenakan topi. Dia memang terkejut, namun dia tidak banyak bicara.
Dia hanya mengusap pundaknya yang sakit karena tertabrak, lalu langsung berjalan masuk ke lift menuju ruangan direktur.
Ketika pintu lift perlahan menutup, seseorang melempar sebuah flashdisk merah ke dalam lift itu.
Apa ini?
Akhirnya, walaupun ragu, Vheren Xie mengambil flashdisk itu.
Ketika dia sampai, Endri Cheng sudah menunggunya di depan pintu dengan setumpuk dokumen di tangannya. Dia tampak kacau.
“Bos, ini lembar pesanan yang pelanggan kita bilang sebelumnya. Aku sudah mengurus dokumennya. Bos hanya perlu menandatanganinya.”
Endri Cheng sudah menunggu Vheren Xie untuk membuka pintunya dari tadi. Lagipula, dia juga memiliki jadwal wawancara. Jika hal ini ditunda lagi, maka entah akan tertunda sampai kapan.
“Letakkan saja di kantor. Cari tahu siapa yang meninggalkan sebuah flashdisk.”
Vheren Xia memberikan flashdisk itu ke Endri Cheng. Namun, melihat Endri Cheng yang bengong, Vheren Xie lalu memasukkan flashdisk itu langsung ke kantongnya.
Dia melihat tumpukan dokumen di meja yang hampir setinggi dirinya, lalu bersandar dengan lesu. Dia lalu menyiapkan dokumen revisi yang David Tao kirim pagi ini. Dia merasa bebannya makin berat saja.
“Kamu bisa mengambil dokumen yang tidak perlu kutandatangani, lalu berikan dokumen itu ke Direktur Liu. Dia yang berhak mengambil keputusan.”
Endri Cheng hanya bisa menatap sebagian besar dokumen yang telah disisihkan itu, lalu dengan susah payah membawanya ke kantor Julia Liu.
Setelah Endri Cheng menutup pintu, ponsel Vheren Xie berdering. Dia langsung mengangkat teleponnya.
“Halo.”
“Nona Xie, apa kamu sudah menerima hadiah yang kuberikan padamu?” tanya pria diseberang telepon denga serak. Sebelum Vheren Xie sempat menjawabnya, pria itu berkata, “Aku harap hadiahku tidak mengecewakanmu.”
Vheren Xie mendengar pria itu menutup teleponnya. Dia tidak paham apa maksud pria itu.
Memangnya hadiah apa yang pria itu berikan untuknya?
Ketika Vheren Xie keluar untuk mempersiapkan wawancaranya, dia teringat flashdisk yang tadi ditemukannya.
“Dimana Endri Cheng?”
Dia lalu berjalan menuju ruang administrasi, namun Endri Cheng tidak ada disana.
“Dia bilang dia sedang mengantarkan dokumen untukmu. Sepertinya dia belum kembali.” ujar sekretaris itu dengan polos sambil menatap Vheren Xie.
“Setelah Endri Cheng kembali, tolong bilang padanya untuk membawa flashdisk yang tadi aku berikan padanya ke ruanganku. Aku ada wawancara. Aku harus pergi sekarang juga.”
Ketika Vheren Xie tiba di café, David Tao sudah duduk di tempat perjanjian mereka.
“Maaf aku terlambat. Ada sedikit urusan di kantor.”
Setelah menyapa, Vheren Xie meletakkan dokumennya di atas meja dan melihat dua gelas teh pekat dengan uap mengepul diatasnya. Dia tampak tidak enak hati.
“Tidak apa-apa. Aku juga baru datang.”
David Tao meletakkan gelasnya dan melihat Vheren Xie sambil tersenyum.
Dia tampak hangat.
“Apa bisa kita mulai?”
“Tentu. Kamu bisa memperkenalkan dirimu terlebih dahulu. Ini adalah artikel yang sudah kususun. Kamu bisa melihatnya sejenak, lalu kamu bisa memberitahuku kalau kamu ingin menambahkan sesuatu.” ujar David Tao sambil terus menatap Vheren Xie.
Ini adalah pertama kalinya mereka bertemu sejak Vheren Xie keluar dari rumah sakit. Tadinya, David Tao merasa wanita ini tidak ada bedanya dengan orang lain, namun setelah insiden di rumah sakit, David Tao kini merasa tertarik dengan wanita ini.
Dia harus mengumpulkan informasi yang ada hubungannya dengan wanita ini, tidak peduli informasi baik atau buruk.
“Bagaimana mungkin orang biasa sepertiku bisa mengomentari tulisan Kepala Redaksi Tao? Aku tidak ada masalah dengan artikelnya, hanya saja ini adalah wawancara pertamaku dengan JK. Apa mungkin aku bisa menjadi sampul majalahnya?”
Vheren Xie melihat majalah-majalah yang sudah lebih dulu terbit. Orang-orang yang menjadi tajuk artikel utama akan diminta untuk sesi pemotretan. Lalu, fotonya akan dipajang di halaman utama majalah itu.
“Tidak bisa. Kamu adalah model untuk figur wanita muda dan hebat di edisi majalah kali ini. Tapi, tajuk utama majalahnya adalah peran wanita dalam masyarakat. Walaupun tema kali ini memang bernuansa feminis, tapi kalau kamu menjadi model utamanya, maka temanya akan menyimpang menjadi pengembangan bisnis pribadi.”
Usai menjelaskan hal itu, David Tao membantu Vheren Xie menuang teh ke gelasnya. Ketika dia melihat Vheren Xie kesusahan membuka matanya karena uap panas teh itu, dia menyungging senyum.
Wanita ini sangat menarik!
“Tapi, banyak pengusaha wanita yang lebih berpengaruh dariku di Kota A. Apa tidak apa-apa memilihku untuk mengisi kolom ini?” tanya Vheren Xie sambil tersenyum malu.
Dia tidak menolak pemotretan. Berdasar gaya yang konsisten dipegang JK, potretnya nanti akan berupa foto diri dengan paparan cahaya yang tinggi.
Dia sudah menikah. Gilbert Lang juga adalah figur yang terkenal. Jika dia tampak tidak pantas di majalah nanti, Gillian Ge pasti akan menghabisinya.
“Kamu tidak perlu khawatir dengan hal ini. Kami akan memutuskan detil pemotretan yang sesuai dengan permintaanmu. Jika kamu merasa keberatan atau tidak nyaman dengan sesuatu, kita bisa mendiskusikannya lagi.”
David Tao tahu apa yang dimaksud Vheren Xie. Dia lalu dengan perlahan meletakkan alat perekam suara yang telah disiapkannya di atas meja.
Novel Terkait
Istri ke-7
Sweety GirlEverything i know about love
Shinta CharityAfter The End
Selena BeeLove Is A War Zone
Qing QingBack To You
CC LennyKing Of Red Sea
Hideo TakashiAir Mata Cinta
Bella CiaoMarriage Journey
Hyon SongHusband Deeply Love×
- Bab 1 Apakah Nona Xie bersedia menikah denganku?
- Bab 2 Maaf, semoga kalian bahagia.
- Bab 3 Berakting sesuai kondisi.
- Bab 4 Jauhi putriku, semakin jauh semakin bagus.
- Bab 5 Tak disangka berani-beraninya Gilbert Lang mengambil keuntungan darinya
- Bab 6 Sekamar dengan Gilbert Lang
- Bab 7 Bermain kelewat batas
- Bab 8 Membohongimu, aku tidak sudi!
- Bab 9 Pesta yang menyesakkan
- Bab 10 Apakah aku perlu mengajari kalian bagaiamana caranya berpacaran?
- Bab 11 Memamerkan istri
- Bab 12 Suntikan modal Gilbert Lang
- Bab 13 Mendatangkan pelakor
- Bab 14 Merebut pasangan orang
- Bab 15 Di atas ranjang dan di bawah ranjang
- Bab 16 Menantu bertemu dengan ayah mertua
- Bab 17 Memahami satu sama lain
- Bab 18 Merebut rumah orang lain
- Bab 19 Kamu terlalu keterlaluan
- Bab 20 Keputusan akhir Perusahaan Besar Xie berada di tanganku
- Bab 21 Perdebatan perihal saham
- Bab 22 Menghilangkan kepura-puraan
- Bab 23 Peringatan Kematian
- Bab 24 Kedatangan sahabat
- Bab 25 Masa lalu Federica Qiao
- Bab 26 Datang tanpa diundang
- Bab 27 Hubungan paman dan keponakan yang aneh
- Bab 28 Nenek Gilbert Lang
- Bab 29 Tak kenal puas
- Bab 30 Sakit
- Bab 31 Gangguan stres pasca trauma
- Bab 32 Aku mencari Hendra Gu!
- Bab 33 Kekecewaan yang mendalam
- Bab 34 Mengalami krisis sekali lagi
- Bab 35 Bawa keluar, jangan bunuh dulu.
- Bab 36 Bukankah kamu masih memiliki aku?
- Bab 37 Kembalikan putriku
- Bab 38 Dunia memang sempit
- Bab 39 Dolly Lang kembali
- Bab 40 Masa lalu Gilbert Lang
- Bab 41 Dapur Meledak
- Bab 42 Berpikiran Sempit
- Bab 43 Pelelangan
- Bab 44 Harus Mendapatkannya
- Bab 45 Bertemu di Bar
- Bab 46 Garis Awal Kerjasama
- Bab 47 Apa masalahmu?!
- Bab 48 Kesombongan Yang Tidak Terkontrol
- Bab 49 Aku adalah bosmu
- Bab 50 Wawancara Eksklusif
- Bab 51 Masuk Ke Dalam Pelukan
- Bab 52 Gilbert Lang Yang Mabuk
- Bab 53 Kamu Harus Bertanggung Jawab Padaku
- Bab 54 Gilbert Lang Menghilang
- Bab 55 Mencari Orang
- Bab 56 Penculikan dan ancaman
- Bab 57 Keselamatan Gilbert Lang
- Bab 58 Menyelamatkan diri sendiri
- Bab 59 Aku datang
- Bab 60 Bala bantuan tiba
- Bab 61 Kembali Dengan Selamat
- Bab 62 Identitas Vheren
- Bab 63 Datang Menjenguk
- Bab 64 Ini Karena Aku Mencintai Kamu
- Bab 65 Manja adalah suatu penyakit
- Bab 66 Menjenguk
- Bab 67 Masa Lalu
- Bab 68 Keluarga Xie
- Bab 69 Aku Tidaklah Tertarik dengan Monyet
- Bab 70 Tolong Datang
- Bab 71 Vheren adalah istriku
- Bab 72 Satu keluarga
- Bab 73 Total lima ratus juta!
- Bab 74 Orang yang tidak tahu malu, pasti akan melakukan hal apapun
- Bab 75 Kalau bukan mempunyai sifat yang sama, tidak akan menjadi keluarga
- Bab 76 Serakah
- Bab 77 Wanita Paling Berbahaya
- Bab 78 John Liu di Depan Pintu
- Bab 79 Tidak Tahu Malu
- Bab 80 Sebuah Hadiah yang Besar
- Bab 81 Pembatalan Pernikahan Keluarga Liu
- Bab 82 Simpan Sebentar
- Bab 83 Merekomendasikan Seseorang
- Bab 84 Gumpalan Darah di Bagian Kepala
- Bab 85 Kekhawatiran Gilbert
- Bab 86 Vheren Xie Sudah Sadar
- Bab 87 Dokter Yang Datang Dari Amerika
- Bab 88 Hendra Gu Datang
- Bab 89 Wanitaku
- Bab 90 Tolong Jangan Menunda Waktu Anakku
- Bab 91 'Anjing' tidak patuh, karena ayahnya yang tidak bertanggung jawab?"
- Bab 92 Rencana Operasi Bedah
- Bab 93 Jamuan Malam
- Bab 94 Orang Keluarga Gu
- Bab 95 Terpukul di Hadapan Publik
- Bab 96 Awal Konspirasi
- Bab 97 Keluarga Gu Bertamu
- Bab 98 Pikirkan Baik-Baik
- Bab 99 Kontrak
- Bab 100 Ayah Hendra Gu
- Bab 101 Masalah waktu itu
- Bab 102 walau awalnya tidak tetapi untungnya berhasil
- Bab 103 Federica Qiao keluar dari rumah sakit
- Bab 104 Teman ayah
- Bab 105 Velly Shen
- Bab 106 Wawancara Dimulai
- Bab 107 Cantik
- Bab 108 Permisi, Ini Suamiku
- Bab 109 Maksud Hati
- Bab 110 Penggalangan Dana
- Bab 111 Rumah kemasukan Perampok
- Bab 112 Gilbert Lang terluka
- Bab 113 aku tidak ingin kamu cemas
- Bab 114 Kemunculan Hantu Batin
- Bab 115 )rang pintar yang memilih pemimpin tepat untuk memimpin
- Bab 116 Kehidupan Kecil yang Penting
- Bab 117 Pemaksaan Mendatangkan Pengawal
- Bab 118 Mencurigai
- Bab 119 Musuh yang Datang
- Bab 120 Mission Impossible
- Bab 121 Kebetulan bertemu Alberson Lang
- Bab 122 Wanita Cantik Diatas Kasur
- Bab 123 Mencoba Mendapatkan Keuntungan Tetapi Malah Menjadi Lebih Buruk.
- Bab 124 Jatuh Cinta
- Bab 125 Apakah Kamu Yakin Menyukai Ku?
- Bab 126 Berita Keluarga Gu
- Bab 127 Membatalakan Kerjasama
- Bab 128 Pasangan yang Sudah Ditakdirkan Bersama
- Bab 129 Telepon Dari Ibu Mertua
- Bab 130 Acara Makan Malam
- Bab 131 Istirku Hanya Ada Satu
- Bab 132 Erin Fang Melompat Dari Gedung
- Bab 133 Hidup Dan Mati Adalah Takdir
- Bab 134 Membutuhkan Makanan Dan Hubungan Seks
- Bab 135 Harus Banyak Bergerak Jika Ingin Hidup Bahagia
- Bab 136 Jujur dan tulus hati
- Bab 137 Pemikiran Aurora Tang
- Bab 138 Tidak ada bedanya
- Bab 139 Diikuti
- Bab 140 Balas dendam
- Bab 141 Pemecatan
- Bab 142 Semua Untuk Kebaikanmu
- Bab 143 Di Pikiranku Penuh Dengan Kamu
- Bab 144 Pahlawan Menyelamatkan Si Cantik
- Bab 145 Serangan Mendadak
- Bab 146 Pesta ulangtahun
- Bab 147 Aku menyukaimu
- Bab 148 Radang usus buntu akut
- Bab 149 Sesuatu terjadi pada Dolly Lang
- Bab 150 Penculik ditangkap
- Bab 151 Kembali Dengan Aman
- Bab 152 Marchella Xie Datang
- Bab 153 Rusa Kecil Terbunuh
- Bab 154 Urusan 'Publik' Rutin
- Bab 155 Ancaman Keluarga Gu
- Bab 156 Kaki Tangan Untuk Melakukan Hal Jahat
- Bab 157 Restoran Vegetarian
- Bab 158 Aku Tidak Sengaja
- Bab 159 Musuh Dari Musuh
- Bab 160 Pesta Keluarga Gu
- Bab 161 Mendapatkan Apapun Yang Diinginkan
- Bab 162 Apa Aku Tidak Boleh Bahagia?
- Bab 163 Kedatangan Ibu Mertua
- Bab 164 Aku Tidak Akrab Denganmu
- Bab 165 Paman Liu Mengalami Kecelakaan
- Bab 166 Kejadian buruk terjadi lagi
- Bab 167 Merkurius yang Surut.
- Bab 168 Video dalam Memori USB
- Bab 169 Gilbert Lang Kembali
- Bab 170 Cemburu
- Bab 171 Masalah Demi Masalah
- Bab 172 Minta Maaf Secara Langsung
- Bab 173 Fotografi Bawah Air (1)
- Bab 173 Fotografi Bawah Air
- Bab 174 Tatapan yang Berbeda
- Bab 175 Federica Tidak Tenang
- Bab 176 Mobil yang Hilang
- Bab 177 Undangan Ke Pesta Minuman
- Bab 178 Alergi Terhadap Alkohol
- Bab 179 Memangnya Dia Siapa?
- Bab 180 Sudah Jatuh Tertimpa Tangga
- Bab 181 Kamu Tahu Apa Kesalahanmu?
- Bab 182 Di mana Gilbert Lang?
- Bab 183 Orang Jahat yang Masih Belum Lenyap
- Bab 184 Pengaturan Dari Perusahaan
- Bab 185 Demi Mengejar Uang
- Bab 186 Hubungan ibu-anak yang tidak akrab
- Bab 187 Tidak Menghormati Senior
- Bab 188 Akhir dari Alfred Zheng
- Bab 189 Telepon dari Nyonya Tua Xie
- Bab 190 Meminta Bantuan
- Bab 191 Tindakan yang mantap sekali
- Bab 192 Wartawan yang tidak berhati nurani
- Bab 193 Penyelesaian yang mencanggungkan
- Bab 194 Mengenal orang yang tidak baik
- Bab 195 Kampung halaman Federica
- Bab 196 Kenapa Yang Mati Bukan Kamu?
- Bab 197 Upacara Pemakaman
- Bab 198 Masalah Keluarga
- Bab 199 Kehidupan Sangat Berharga
- Bab 200 Perbuatan Cari Mati
- Bab 201 Paman Liu Sudah Bangun
- Bab 202 Pemberhentian Pembantu
- Bab 203 Aku Bukan Ibumu
- Bab 204 Lotus Putih Abadi
- Bab 205 Perjamuan Khusus
- Bab 206 Pembicaraan Antara Ibu dan Anak
- Bab 207 Rencana Bulan Madu
- Bab 208 Tiba-Tiba Terkenal
- Bab 209 Telepon dari Lenny
- Bab 210 Aku Sungguh Menyukaimu
- Bab 211 Benar-Benar Tidak Terpikir
- Bab 212 Pacar Lenny
- Bab 213 Pintar Berwawasan Luas
- Bab 214 Harus Berperan Sempurna
- Bab 215 Gillan Keluar Dari Rumah Sakit
- Bab 216 Yenny Pan Masuk Rumah Sakit
- Bab 217 Ini Adalah Menantu Perempuanku
- Bab 218 Gillian Ge Meminta Maaf
- Bab 219 Jangan Masuk ke Rumah Jika Bukan Bagian Dari Keluarganya
- Bab 220 Keraguan
- Bab 221 Kecelakaan Dolly Lang
- Bab 222 Vheren Xie Terluka
- Bab 223 Gilbert Lang yang Marah
- Bab 224 Hendra Gu yang Sial
- Bab 225 Minum Air Dingin Saja Gigi Bisa Bolong
- Bab 226 Kamu ini pembawa nasib buruk
- Bab 227 Halo Paman kedua, sampai jumpa Paman kedua
- Bab 228 Mengantarmu pulang
- Bab 229 Mertua dan menantu berbicara tentang isi hati
- Bab 230 Kamu tidak akan pernah mendapatkanku
- Bab 231 Rekan Tim Bodoh
- Bab 232 Tiga Wanita Dalam Satu Permainan
- Bab 233 Mengurangi Kontak Dengannya
- Bab 234 Menghadiri Resepsi
- Bab 235 Orang Sombong
- Bab 236 Sedikit Berisi
- Bab 237 Luka dan Lelah
- Bab 238 Restoran Privat
- Bab 239 Aku Akan Mempertimbangkannya
- Bab 240 Pertemuan di Bar
- Bab 241 Maaf, Tapi Ia adalah Suamiku
- Bab 242 Selamat Tahun Baru
- Bab 243 Anak ini bermarga Lang
- Bab 244 Kesepakatan
- Bab 245 Kedatangan Bibi Kedua
- Bab 246 Kamu tidak patut mengajari wanitaku
- Bab 247 Lebih baik bertemu
- Bab 248 Tes Kehamilan
- Bab 249 Ini Nenek
- Bab 250 Anak Alberson Lang
- Bab 251 Konfrontasi di Depan Umum
- Bab 252 Menurutku Lebih Baik Menikah
- Bab 253 Demi Kebaikanmu
- Bab 254 Awal Dari Kehancuran
- Bab 255 Tidak Ingin Berhubungan Denganmu
- Bab 256 Siluman, Kembalikan Kakekku
- Bab 257 Brengsek
- Bab 258 Tidak Tahu Balas Budi
- Bab 259 Membahas Pernikahan
- Bab 260 Menantu Bertemu Mertua
- Bab 261 Menyapu Pemakaman
- Bab 262 Paman Liu Siuman
- Bab 263 Epilog