Gue Jadi Kaya - Bab 27 10 Miliar!
Semua orang melihat kearah situ, Reyhan juga menolehkan kepalanya melihat, itu adalah orang yang tadi ditabraknya, tangan ketua kelompok itu memegang kartu mahasiswanya, karena itu dengan segera dapat mencari ketempat ini.
Reyhan terkejut dan dengan segera membalik badannya, melihat Hamdan berharap dia dapat membantu dirinya.
Tetapi belum sampai Hamdan berkata-kata, orang-orang itu sudah menemukannya.
“Bang Bobby, itu anaknya.”
bang Bang Bobby ketua kelompok itu dengan arah tunjukan dari bawahannya menemukan Reyhan, langsung berjalan kearahnya, orang-orang yang lain tidak tahu apa yang terjadi, hanya melihat mereka orang-orang yang tidak bisa diganggu juga tidak berani menahan mereka, bahkan mereka langsung membukakan jalan untuk mereka, membiarkan Bang Bobby berjalan hingga samping Reyhan.
Bang Bobby juga bukanlah orang yang dapat diganggu, melihat Reyhan langsung seketika menarik kerah bajunya, langsung menarik Reyhan seperti menarik ayam kecil, sama sekali tidak mengeluarkan tenaga.
Ini sudah dapat menunjukkan Bang Bobby ini memiliki tenaga seberapa besar.
Orang lain sudah menyadari bahwa orang-orang ini datang untuk mencari masalah, tetapi siapapun tidak berani maju untuk memberikan banBapak, semua takut akan menarik dirinya sendiri kedalam masalah itu.
Gavin melihat kejadian ini sangat ingin tertawa, orang-orang ini sebelumnya masih berkata karena hubungan pertemanan diantara mereka baru mengadakan pesta untuk yang terkahir kalinya, ini adalah hubungan pertemanan yang seperti apa coba.
Tetapi Gavin tentu saja tidak mungkin menunjukkan dirinya, bagaimanapun juga hubungan antara dirinya dan Reyhan juga tidak baik.
Bang Bobby melempar Reyhan keatas lantai, dengan kejam berkata: “Jadi kamu bocah yang membuat baju kami rusak, masih menabrak bawahanku lagi, sekarang dia sedang dalam perjalanan kerumah sakit kamu tahu tidak?”
“Bagaimana mungkin, saat aku pergi jelas-jelas dia masih sangat sehat tidak terjadi apapun.” dia hanya secara ringan menabraknya saja, saat dia pergi orang itu masih sedang membersihkan tangan, bagaimana mungkin dalam sekejap langsung masuk rumah sakit.
“Masih berani melawan, buktipun sudah ada ditanganku, jangan-jangan kamu mau melemparkan tanggung jawab?” Bang Bobby mengangkat kartu mahasiswa sambil berkata-kata.
Sebenarnya dia tidak berencana untuk perhitungan dengannya seperti ini, saat melihat kartu mahasiswanya, dia langsung merubah pikirannya, murid Universitas Pelita, dengar-dengar ada banyak sekali orang kaya, dia bisa mengandalkan kesempatan ini untuk menipu uang mereka.
Reyhan mendengarkannya bicara seperti itu, mana berani mencoba untuk melawan dan menjelaskannya, langsung bertanya: “Apa yang kamu inginkan?”
“Yang aku inginkan?” Bang Bobby melihatnya yang ketakutan tertawa dingin, tadi dia sudah memuntahkan sesuatu itu di atas tubuhnya juga, dia seketika menjadi emosi, rencana untuk menipu uangnya tidak perlu dibicarakan dulu, mari melepas emosi terlebih dahulu.
“Pukul, biarkan dia membayar lunas dahulu masalah dia memuntahkan minumannya diatas tubuh kita.” Bang Bobby memerintahkan bawahannya.
Sekelompok orang tersebut langsung melingkari Reyhan dan mulai memukuli juga menendanginya.
“Ah! Maafkan aku, kalian lepaskan aku, aku mohon, aku salah!” Reyhan dipukuli dan berteriak dengan suara keras meminta tolong.
“Berhenti.” Hamdan berdiri dan dengan dingin memerintahkan mereka.
Suaranya ini benar-benar membuat orang terkejut dan berhenti, orang-orang itu berhenti dan melihat kearahnya.
Bang Bobby sangat tidak puas, berjalan kedepan Hamdan dan berkata: “Kamu siapa, berani mengatur orang-orangku?”
“Aku adalah Hamdan !”
“Siapa?”
“Anak dari bos perusahaan Real-estate.”
“Oh!” Bang Bobby teringat: “Orang dari keluarga Real-estate Podomoro itu.”
Hamdan melihatnya yang telah dapat menebak statusnya itu, membusungkan dadanya dengan nada atasan memerintah berkata: “Karena kamu sudah mengetahuinya, jangan mencari masalah lagi ditempatku ini, Reyhan adalah tamu undanganku.”
Dia mengira statusnya telah menakut-nakuti Bang Bobby dan orang-orangnya, mereka pasti tidak akan melanjutkan lagi.
Tetapi tidak tahu ternyata setelah Bang Bobby mengetahui statusnya itu, matanya semakin bercahaya, seorang anak kuliahan tentu saja tidak memiliki uang sebanyak putra dari pemilik real-estate Podomoro itu, sekarang dia merubah targetnya, menaruh keinginannya kepada Hamdan.
Tertawa sambil berkata: “Karena kamu adalah teman dari Tuan Muda, masalah ini dapat selesai dengan baik.”
“Bagaimana maksudnya?”
“Kami datang, hanya untuk meminta sedikit ganti rugi saja, kamu adalah Tuan Muda Suhendra, jadi kerugian atas semua ini kamu saja yang menanggungnya.”
“Baiklah, katakan, kamu ingin berapa duit.” Hamdan tanpa beban mengeluarkan dompetnya dan membukanya, didalamnya terdapat uang kertas berwarna merah yang sangat tebal, ada beberapa ratus juta.
Bukankah hanya uang perawatan dan uang baju, dia bisa mengganti rugi, tadi dia juga berkata akan membantu Reyhan.
Orang lain yang melihat Hamdan dengan santai mengeluarkan beberapa lembar uang, semua terkaget dan iri kepadanya, orang yang berduit dan tidak pelit, siapa yang bisa tidak suka dengannya.
Bang Bobby tidak suka, melihat uang didalam dompet Hamdan, tertawa dingin sambil berkata: “Yang aku mau tidak banyak, hanya 10 Miliar!”
“Apa?” Hamdan ragu-ragu dirinya salah mendengar.
“10 Miliar, uang ganti rugi untuk baju-baju kami dan juga uang biaya rawat inap bawahanku, biaya kerugian untuk jiwa kita, totalnya 10 miliar, jika kamu tidak ada uang, kamu bisa mencari orang tuamu.” Kata Bang Bobby.
“Hanya beberapa lembar baju dan biaya rawat inap bagaimana mungkin mencapai 10 miliar, kamu ini menipu orang!” Hamdan meskipun memiliki uang banyak, juga bukanlah semacam orang yang sekali mengeluarkan langsung mengeluarkan 10 miliar seperti itu.
“Kamu sedang mengejek baju yang kita pakai ini tidak berharga?” Bang Bobby melotot dan kembali bertanya kepada Hamdan.
“Benar, aku memang mengejekmu, baju sekujur tubuh yang kamu pakai sekarang, paling banyak juga hanya seharga beberapa juta saja, mantel luaranmu jika dibuang juga paling banyak hanya beberapa belas juta saja, 10 miliar? Aku lihat kamu ini gila uang hingga kehilangan akal sehat, melihatku sebagai seorang idiot?” Hamdan juga dengan emosi menjawabnya.
Sebelumnya jika menghadapi masalah seperti ini, tidak ada orang yang akan perhitungan, hari ini dia rela untuk ganti rugi juga karena melihat anak itu adalah teman dari Bella, hanya memikirkan muka saja, apakah benar-benar berpikir dia takut kepada mereka?
Ada orang tua diatasnya, dia dihadapan orang-orang ini bisa berlaku seenak dirinya sendiri.
Sayangnya yang tidak dia ketahui, naga susah untuk menekan kepala ular, Bang Bobby dan orang-orangnya ini bukan preman didunia bisnis, tetapi mereka adalah orang-orang yang berkutat dikelas bawah, tiap orangnya hanya lulusan SMP, tidak mengerti begitu banyaknya peraturan, hanya menginginkan uang.
Sekarang mendengar Hamdan tidak akan memberikan uang kepada mereka, ditambah lagi dengan mengolok mereka, Bang Bobby emosi, sekali cengkeraman menarik Hamdan dan menjatuhkannya di atas lantai.
Hamdan yang dilempar keatas lantai oleh Bang Bobby terkejut dan melihat kearah Bang Bobby, sejak kecil hingga besar ini tidak pernah sekalipun dia diperlakukan seperti ini, orang-orang yang melihatnya jika tidak memuji-mujinya juga paling tidak pasti segan dengannya.
“Aku beritahu kepadamu, hari ini uang ini, kamu harus menggantinya, jika tidak, aku juga akan memukulimu bersama-sama juga dengannya.” Bang Bobby menunjuknya dengan nada suara kejam.
“Aku tidak punya uang sebanyak itu.”
Tidak perlu mengatakan dia sekarang tidak punya, disaat-saat biasa, dia juga tidak mungkin dalam sesaat langsung mengeluarkan uang 10 miliar sebanyak itu.
“Baiklah, kamu tidak punya, orang tua mu ada, aku pukul kamu dahulu setelah itu kamu minta kepada orang tuamu.” Bang Bobby berkeras hati, memberikan perintah kepada bawahannya dengan sorotan mata, sekelompok orang itu mulai memukuli mereka berdua.
Suara ratapan sedih tidak hentinya terdengar dari balik ruangan itu, ada juga suara memohon belas kasihan, murid-murid yang lainnya ketakutan hingga bergetar, bahkan Bella yang melihat kakak sepupunya dipukuli seperti itupun juga tidak berani memberikan reaksi apapun, dia takut dirinya juga akan dipukuli oleh sekelompok orang tersebut.
Tepat disaat semua orang ketakutan, Gavin berjalan kearah situ dan berkata kepada Bang Bobby : “Sudah cukup, jangan pukul lagi.”
“Kamu anak bawang mana lagi?” Bang Bobby bertanya.
“Anak bawang yang dapat memberikanmu uang 10 miliar itu, tetapi jika kamu tetap melanjutkan memukuli mereka, maka aku harus berpikir ulang untuk memberikan uang itu kepadamu atau tidak.” Gavin sedikitpun tidak menunjukkan keraguan berkata kepadanya.
Novel Terkait
After Met You
AmardaMy Cute Wife
DessyMy Secret Love
Fang FangYour Ignorance
YayaKing Of Red Sea
Hideo TakashiHarmless Lie
BaigeGue Jadi Kaya×
- Bab 1 Uang Banyak Yang Jatuh Dari Langit
- Bab 2 Memandang Rendah
- Bab 3 Anjing Yang Memandang Rendah Orang
- Bab 4 Pergi Sana!
- Bab 5 Uang Kas Kelas
- Bab 6 Cerai
- Bab 7 Tuan Muda
- Bab 8 Beli!
- Bab 9 Tuan Muda Sanjaya
- Bab 10 Kakek!
- Bab 11 Orang Tidak Berguna Bagaikan Sampah
- Bab 12 Wajah Tidak Sabar
- Bab 13 Sedih
- Bab 14 Pelajar Miskin
- Bab 15 Orang Terpandang
- Bab 16 Saudara Miskin
- Bab 17 Kebenaran Terucap
- Bab 18 Mengantar Uang
- Bab 19 Halangan
- Bab 20 Dikeluarkan Dari Sekolah
- Bab 21 Mengadu
- Bab 22 Investasi
- Bab 23 Mengakui Kekalahan
- Bab 24 Salah Paham
- Bab 25 Berpura-Pura
- Bab 26 Pesta Kumpul Teman-Teman
- Bab 27 10 Miliar!
- Bab 28 Kebingungan Antara Yang Benar Dan Yang Salah
- Bab 29 Menjadi Pelindung
- Bab 30 Usaha
- Bab 31 Hambatan
- Bab 32 Pameran Kerja
- Bab 33 Berani Ikut Dalam Perekrutan
- Bab 34 Wawancara
- Bab 35 Manajer Hari
- Bab 36 Mengeluh
- Bab 37 Saldo Di Dalam Rekening
- Bab 38 Pilih Sendiri
- Bab 39 Tebak
- Bab 40 Orang Di Belakang Uang
- Bab 41 Undangan
- Bab 42 Tuan Sihotang
- Bab 43 Sebuah Pertunjukan Bagus
- Bab 44 Perjamuan Kencan Buta
- Bab 45 Mengacaukan Masalah
- Bab 46 Identitas
- Bab 47 Melakukan Sesuatu
- Bab 48 Bertambah Seorang Adik
- Bab 49 Menarik Orang
- Bab 50 Kontrak
- Bab 51 Membahas Tentang Perceraian Lagi
- Bab 52 Dua Miliar Rupiah
- Bab 53 Bergabung
- Bab 54 Resiko Yang Harus Ditanggung
- Bab 55 Tingkat Kepastian
- Bab 56 Penagihan Hutang
- Bab 57 Pembunuhan
- Bab 58 Beri Pelajaran
- Bab 59 Dijebak
- Bab 60 Pergi Untuk Mati
- Bab 61 Wanita Pembohong
- Bab 62 Melakukan Kerjasama
- Bab 63 Aku Menemukan Harta Karun Itu
- Bab 64 Kembali
- Bab 65 Penandatanganan Kontrak
- Bab 66 Audisi Bakat
- Bab 67 Kekurangan Orang
- Bab 68 Tersinggung
- Bab 69 Pemeliharaan
- Bab 70 Atas Nama Suami Dan Istri
- Bab 71 Pergi Ke Luar Negeri
- Bab 72 Tidak Akan Kubiarkan Lolos
- Bab 73 Menyadari
- Bab 74 Putri Yang Tidak Diakui
- Bab 75 Sampah
- Bab 76 Bersama
- Bab 77 Tidak Cukup Bagus
- Bab 78 Bos
- Bab 79 Tidak Bisa Memprovokasi
- Bab 80 Program Rekaman
- Bab 81 Protes
- Bab 82 Kinerja
- Bab 83 Lulus
- Bab 84 Salah Tafsir
- Bab 85 Kejutan
- Bab 86 Resmi Bercerai
- Bab 87 Tempat Parkir Harga Langit
- Bab 88 Mempermalukan Diri Sendiri
- Bab 89 Keluar
- Bab 90 Kehilangan Pekerjaan
- Bab 91 Mengangkat Jadi Anak
- Bab 92 Membeli Dengan Seenaknya
- Bab 93 Mengejar Artis
- Bab 94 Pinjam Uang
- Bab 95 Membuat Segalanya Sulit
- Bab 96 Dividen
- Bab 97 Menawar Harga
- Bab 98 Sudah Berencana Sebelumnya
- Bab 99 Hilang
- Bab 100 Bukan Siapa-Siapa
- Bab 101 Pingsan
- Bab 102 Harga Yang Menyakitkan
- Bab 103 Pengakuan
- Bab 104 Terkenal
- Bab 105 Pesta Minum Pribadi
- Bab 106 Membuat Masalah
- Bab 107 Ketidakcocokan
- Bab 108 Silakan
- Bab 109 Tanpa Keraguan
- Bab 110 Rasti Ada Di Sini
- Bab 111 Menyerah
- Bab 112 Hati
- Bab 113 Jalan Untuk Melangkah Mundur
- Bab 114 Mengundurkan Diri Dari Peperangan
- Bab 115 Sombong
- Bab 116 Memalukan
- Bab 117 Makan Gratis
- Bab 118 Skandal
- Bab 119 Memiliki Kesulitan
- Bab 120 Mengejar
- Bab 121 Hati Gadis
- Bab 122 Orang-Orang Di Belakang
- Bab 123 Bahaya
- Bab 124 Melampiaskan Amarah
- Bab 125 Artis
- Bab 126 Hasil Akhir