Gue Jadi Kaya - Bab 16 Saudara Miskin
Ekspresi David menjadi kaku, dia tidak menyangka Adrian akan berkata seperti ini. Semua orang yang bertemu dengannya selalu memuji dan ingin berteman dengannya, meskipun dulu David tidak memperhatikan Adrian, tetapi David adalah tamu langganan di sini, mau bagaimana pun seharusnya Adrian akan memberi muka kepadanya.
Melihat adegan di depannya, Gavin hanya merasa ingin tertawa, dia pun tidak bermakud mau menjelaskan lagi dan melihat apa yang akan dilakukan David selanjutnya.
David bereaksi dengan cepat, dia berkata dengan senyuman: "Dulu kita tidak berbicara banyak, tetapi sekarang Gavin di sini, dia membutuhkan penjagaanmu, kalau lain kali dia capek biarkan dia makan di sini saja, biayanya ingat sebagai hutangku, kalau Gavin melakukan kesalahan juga meminta kamu menganggap memberiku muka, jangan menyalahkannya"
" Gavin tidak membutuhkan kamu memberi muka, aku kagum kepadanya, kalau dia ingin makan di sini tentu saja aku akan memberi dia makan secara gratis. Selain itu, kamu juga tidak memiliki muka untuk berikan kepada kami" Adrian berkata dengan ekspresi datar.
David tidak akan bisa berbanding dengan orang seperti Gavin, Gavin itu hanya bersikp rendah hati, tetapi dia juga tidak butuh orang naik ke atas kepalanya dan menunjukkan kekuasaannya!
Adrian sedang memihak kepada Gavin secara terus terang, dia bahkan mengedipkan matanya kepada Gavin setelah berkata.
Ekspresi David pun menjadi jelek karena merasa malu.
Orang lain yang menyaksikan adegan ini juga merasa sangat kaget, teruma bibi, dia tidak mengerti kenapa manager Restoran Queenzy bisa memihak kepada pria miskin ini.
Tetapi berpikir balik, mungkin karena Gavin bekerja di sini: "Hais, David kamu tidak perlu khawatir terlalu banyak. Gavin bekerja di sini, dia bisa makan makanan karyawan, tidak membutuhkan kamu khawatir kepadanya. Kamu juga tidak perlu peduli terhadap orang seperti ini, hanya akan merendahkan identitasmu saja"
Mendengar kata-kata bibi, yang lain baru mengerti bahwa Gavin itu seorang pelayan dan Adrian hanya sedang memberikan karyawannya fasilitas.
"Kamu salah paham kalau tentang ini, meskipun adalah karyawan, dia adalah karyawan yang aku kagumi. Dia bisa makan apa pun yang dia inginkan, aku tidak akan membiarkan dia makan makanan karyawan. Di masa depan, dia akan lebih dari sekedar seorang karyawan, dia pasti akan sukses. Kalau kalian adalah saudara Gavin, anggap saja makanan ini adalah hadiah dariku untuk kalian" Adrian melambaikan tangan untuk sekelompok karyawan mendorong makanan kemari.
Para pelayan yang menerima pesan pun mendorong kereta yang memiliki satu piring besar di atasnya, piring tersebut masih ditutupi oleh sebuah tutup, Adrian meminta pelayan untuk meletaknya ke atas meja dan dia sendiri membuka tutupnya sambil berkata: "Karena melihat kalian adalah saudara Gavin, kalau tidak kalian bisa jadi benar-benar tidak pernah menjumpai barang ini"
Di bawah tatapan semua orang, tutup terbuka dan sebuah lobster laut dalam yang panjang tubuhnya lebih dari 1 meter muncul di depan semua orang.
Ini merupakan pertama kali dia melihat lobster seperti ini, harganya pasti sangat luar biasa.
"Makanan ini tidak mahal juga, hanya 20 juta lebih. Yang utama itu sangat jarang dapat, lobster ini diimpor dari luar negeri dan masih dalam keadaan sangat segar. Di dalam negeri kita hanya ada belasan tempat yang menjual makanan ini, kalian termasuk menikmati keberuntungan karena Gavin " Adrian sengaja menceritakan harga makanan ini dan sesuai ekspektasi, semua orang merasa sangat kaget.
Melihat ekspresi mereka yang tidak bisa percaya, Adrian tahu tujuannya telah tercapai, sehingga dia pun menepuk bahu Gavin dan berkata: "Kamu makan yang banyak dan kerja dengan baik, di masa depan nanti pasti akan sukses, bisa jadi lebih sukses dariku. Aku akan bekerja sebagai bawahanmu"
Setelah berkata, Adrian pun membawa para pelayan meninggalkan ruangan.
Di dalam ruangan tersisa sekelompok orang yang malu dan canggung.
Terutama David, wajahnya sudah hampir tidak bisa diregangkan lagi. Adrian tadi mempermalukan dia sampai begitu dan kemudian memberi perlakuan seperti ini kepada Gavin. Hal ini membuat David merasa Gavin lebih berkuasa dari dirinya dan merasa identitasnya dipandang rendah, kesan dia kepada Gavin juga berubah dari memandang rendah menjadi benci.
Bibi menyadari kemarahan David, demi menjaga mukanya dia pun berdiri dan berkata: "Ada apa yang luar biasa? Meskipun kamu dikagumi, kamu tetap seorang pelayan, bisa sukses sampai mana? Tetap adalah orang tidak berguna yang bagaikan sampah"
"Kamu jangan merasa senang, tatapan manager itu salah. Apakah kamu sendiri masih tidak tahu dirimu adalah sampah seperti apa? Apa yang kamu miliki bisa bandingkan dengan David ? Harga satu baju David adalah jumlah gajimu selama beberapa bulan, aku menasehati kamu jangan merasa tinggi hati dan melupakan penampilan dirimu yang sebenarnya"
Bibi memarahi Gavin lagi dengan penuh penghinaan.
"Bibi, kamu jangan berkata seperti ini, bajuku tidak semahal itu, tidak termasuk apa-apa" David berkata dengan senyuman, dia merasa dirinya terlalu memasukkan masalah tadi ke dalam hati. Gavin cuman seorang pelayan, mana mungkin bisa berbanding dengannya.
Gavin meletakkan sumpitnya dan berdiri, semua orang melihatnya dan mengira dia mau membantah kata-kata bibi.
Tidak menyangka Gavin hanya melihat paman dengan ekspresi datar: "Paman, selamat ulang tahun. Aku sudah siap makan, tidak berada di sini tidak untuk dimarah lagi, aku pulang dulu ya"
Dia sudah menonton drama ini, sudah saatnya bubar.
Gavin tidak ingin membuat masalah, mau apa yang dia lakukan pun bibi tidak akan menyukainya, melihat Gavin mau pulang, bibi pun segera berkata dengan marah: "Si pria miskin, kamu terlihat kurus tetapi makannya sangat banyak, kado saja tidak bawa dan kamu mau pulang pada saat kami belum selesai makan?"
Gavin meliriknya dengan dingin kemudian melemparkan setumpuk uang yang diberikan
Adrian tadi ke depan bibi: "Karena aku tidak membawa kado ulang tahun, anggap saja aku yang traktir makan kali ini"
Setelah itu Gavin pun meninggalkan ruangan tanpa melihat reaksi orang-orang itu, yang penting uang diberikan Adrian tadi lumayan banyak, jauh dari cukup untuk membayar makanan tadi"
Orang lain yang tidak mengetahui kejadian tadi pun segera menghampir ke sini setelah mendengar Gavin mau traktir mereka makan.
"Orang itu siapa? Dulu tidak pernah melihatnya, sembarang keluarkan uang saja sudah puluhan juta, orang itu pasti sangat kaya"
"Iya, melihat dia mengenakan pakaian lama seperti itu dan tidak berbicara, aku mengira dia itu orang miskin. Tidak menyangka, orang yang kuat itu pendiam. Memiliki saudara seperti ini benar-benar sangat bagus"
"Tadi aku bahkan melihat manager Restoran Queenzy menyapa dia dan menepuk bahunya, dia pasti lumayan berkuasa kan?"
"........."
Mendengar semua orang mulai memuji Gavin, bibi marah sampai wajahnya menghijau. Dia tidak menyangka Gavin si pria miskin itu bisa melemparkan dia begitu banyak uang tanpa mengedipkan mata.
Tingkah laku Gavin ini bukan sedang traktir dia makan, tetapi sedang melawan dia dan mempermalukannya. Hal ini membuat bibi semakin tidak menyukai Gavin, meskipun Gavin mentraktir semua orang makan, hal ini juga tidak bisa mengubah fakta bahwa dia adalah orang miskin yang tidak disukai semua orang. Bibi mau mencari segala cara untuk menyatukan Rasti dan David, agar keluarga Maryana bisa cepat melarikan diri dari saudara miskin ini, jangan sampai pria miskin ini terus mempermalukan nama keluarga mereka pada masa depan.
Keluar dari Restoran Queenzy, Gavin bertemu dengan Adrian di pintu gerbang. Sepertinya dia sengaja menunggu Gavin di sana, Gavin menghampiri dia.
Adrian segera menyapa Gavin : "Maaf ya Bapak Gavin, tadi saya bertindak mendadak seperti itu. Saya hanya tidak menyukai mereka memandang rendah kamu seperti ini saja, maafkan saya kalau saya menganggu kehidupan anda yang rendah hati"
"Tidak apa-apa, kamu hanya ingin membantuku saja" Gavin tahu Adrian hanya ingin membantu dia saja, dia tidak akan menyalahkannya.
Adrian sangat pintar, melihat sikap Gavin dia sudah tahu bahwa Gavin benar-benar tidak memiliki maksud menyalahkan dia.
Novel Terkait
After The End
Selena BeeWanita Yang Terbaik
Tudi SaktiMr. Ceo's Woman
Rebecca WangSuami Misterius
LauraKembali Dari Kematian
Yeon KyeongDewa Perang Greget
Budi MaGue Jadi Kaya×
- Bab 1 Uang Banyak Yang Jatuh Dari Langit
- Bab 2 Memandang Rendah
- Bab 3 Anjing Yang Memandang Rendah Orang
- Bab 4 Pergi Sana!
- Bab 5 Uang Kas Kelas
- Bab 6 Cerai
- Bab 7 Tuan Muda
- Bab 8 Beli!
- Bab 9 Tuan Muda Sanjaya
- Bab 10 Kakek!
- Bab 11 Orang Tidak Berguna Bagaikan Sampah
- Bab 12 Wajah Tidak Sabar
- Bab 13 Sedih
- Bab 14 Pelajar Miskin
- Bab 15 Orang Terpandang
- Bab 16 Saudara Miskin
- Bab 17 Kebenaran Terucap
- Bab 18 Mengantar Uang
- Bab 19 Halangan
- Bab 20 Dikeluarkan Dari Sekolah
- Bab 21 Mengadu
- Bab 22 Investasi
- Bab 23 Mengakui Kekalahan
- Bab 24 Salah Paham
- Bab 25 Berpura-Pura
- Bab 26 Pesta Kumpul Teman-Teman
- Bab 27 10 Miliar!
- Bab 28 Kebingungan Antara Yang Benar Dan Yang Salah
- Bab 29 Menjadi Pelindung
- Bab 30 Usaha
- Bab 31 Hambatan
- Bab 32 Pameran Kerja
- Bab 33 Berani Ikut Dalam Perekrutan
- Bab 34 Wawancara
- Bab 35 Manajer Hari
- Bab 36 Mengeluh
- Bab 37 Saldo Di Dalam Rekening
- Bab 38 Pilih Sendiri
- Bab 39 Tebak
- Bab 40 Orang Di Belakang Uang
- Bab 41 Undangan
- Bab 42 Tuan Sihotang
- Bab 43 Sebuah Pertunjukan Bagus
- Bab 44 Perjamuan Kencan Buta
- Bab 45 Mengacaukan Masalah
- Bab 46 Identitas
- Bab 47 Melakukan Sesuatu
- Bab 48 Bertambah Seorang Adik
- Bab 49 Menarik Orang
- Bab 50 Kontrak
- Bab 51 Membahas Tentang Perceraian Lagi
- Bab 52 Dua Miliar Rupiah
- Bab 53 Bergabung
- Bab 54 Resiko Yang Harus Ditanggung
- Bab 55 Tingkat Kepastian
- Bab 56 Penagihan Hutang
- Bab 57 Pembunuhan
- Bab 58 Beri Pelajaran
- Bab 59 Dijebak
- Bab 60 Pergi Untuk Mati
- Bab 61 Wanita Pembohong
- Bab 62 Melakukan Kerjasama
- Bab 63 Aku Menemukan Harta Karun Itu
- Bab 64 Kembali
- Bab 65 Penandatanganan Kontrak
- Bab 66 Audisi Bakat
- Bab 67 Kekurangan Orang
- Bab 68 Tersinggung
- Bab 69 Pemeliharaan
- Bab 70 Atas Nama Suami Dan Istri
- Bab 71 Pergi Ke Luar Negeri
- Bab 72 Tidak Akan Kubiarkan Lolos
- Bab 73 Menyadari
- Bab 74 Putri Yang Tidak Diakui
- Bab 75 Sampah
- Bab 76 Bersama
- Bab 77 Tidak Cukup Bagus
- Bab 78 Bos
- Bab 79 Tidak Bisa Memprovokasi
- Bab 80 Program Rekaman
- Bab 81 Protes
- Bab 82 Kinerja
- Bab 83 Lulus
- Bab 84 Salah Tafsir
- Bab 85 Kejutan
- Bab 86 Resmi Bercerai
- Bab 87 Tempat Parkir Harga Langit
- Bab 88 Mempermalukan Diri Sendiri
- Bab 89 Keluar
- Bab 90 Kehilangan Pekerjaan
- Bab 91 Mengangkat Jadi Anak
- Bab 92 Membeli Dengan Seenaknya
- Bab 93 Mengejar Artis
- Bab 94 Pinjam Uang
- Bab 95 Membuat Segalanya Sulit
- Bab 96 Dividen
- Bab 97 Menawar Harga
- Bab 98 Sudah Berencana Sebelumnya
- Bab 99 Hilang
- Bab 100 Bukan Siapa-Siapa
- Bab 101 Pingsan
- Bab 102 Harga Yang Menyakitkan
- Bab 103 Pengakuan
- Bab 104 Terkenal
- Bab 105 Pesta Minum Pribadi
- Bab 106 Membuat Masalah
- Bab 107 Ketidakcocokan
- Bab 108 Silakan
- Bab 109 Tanpa Keraguan
- Bab 110 Rasti Ada Di Sini
- Bab 111 Menyerah
- Bab 112 Hati
- Bab 113 Jalan Untuk Melangkah Mundur
- Bab 114 Mengundurkan Diri Dari Peperangan
- Bab 115 Sombong
- Bab 116 Memalukan
- Bab 117 Makan Gratis
- Bab 118 Skandal
- Bab 119 Memiliki Kesulitan
- Bab 120 Mengejar
- Bab 121 Hati Gadis
- Bab 122 Orang-Orang Di Belakang
- Bab 123 Bahaya
- Bab 124 Melampiaskan Amarah
- Bab 125 Artis
- Bab 126 Hasil Akhir