Gue Jadi Kaya - Bab 95 Membuat Segalanya Sulit
Gavin sadar kalau Astin telah salah mengartikan apa yang Gavin maksud, lalu berkata, "Aku tidak bilang kalau aku tidak mau, tapi aku tidak mengira kalau kamu sampai perlu minjem uang dari orang lain. Kalau kamu memang butuh bantuan, aku pasti akan bantu kok."
Gavin sudah pernah mengatakan hal itu sebelumnya, sehingga Gavin tidak ingin menjilat ludahnya sendiri..
Astin yang mulai merasa sedikit tenang lalu berkata, "Dia dengan sengaja ingin mempersulitku, dan kalau aku meminjam uang dari seseorang di sekitar saya, dia pasti akan tahu, dan dia pasti akan ikut campur. Makanya aku cuma bisa meminta tolong padamu."
Astin dalam situasi yang sulit sekarang. Dari dulu Astin selalu menjadi putri kecil di keluarganya, dan Astin selalu merasa kalau ayahnya adalah sosok yang sempurna. Dan ketika dia mengetahui ada sosok Levina dan ibunya, Astin belum bisa menerimanya waktu itu.
Tetapi setelah Astin tahu apa yang dikatakan Levina adalah kebenaran, dan setelah Gavin menyarankan pada dirinya untuk pulang, lalu berpura - pura kalau tidak terjadi apa - apa ketika dia sampai di rumah. Saat Astin dan keluarga sedang makan bersama, dia mencoba berbicara dengan ayahnya tentang keinginannya untuk bergabung dengan perusahaan. Jika Astin melakukannya saat ibunya juga ada di sana, ayahnya seharusnya tidak menolak keinginannya.
Tetapi ayahnya justru meremehkan tekadnya, meski ada ibunya di sana, dan berkata, "Buat apa wanita kerja di kantor? Mending kamu di rumah aja dan lakukan semua hal yang kamu suka. Aku tidak mau putri kecilku kelelahan karena kerja. "
Meski kata-katanya masih sangat halus, tetapi ayahnya jelas menolak permintaannya. Mendengar penolakan dari ayahnya Astin langsung berkata, "Tapi hobiku adalah bekerja, dan aku merasa sangat bosan di rumah. Sekarang ini aku sedang sangat tertarik untuk berbisnis. Lagi pula ayahkan adalah bos dari perusahaan terbesar di kota, kalau sampe orang tahu kalau putrimu tidak tahu apa-apa, itu akan membuat orang - orang jadi meremehkanku."
"Tapi kamu itu belum pernah bekerja, nanti kalau ada sesuatu yang salah waktu kamu kerja di perusahaan, gimana? Apa kamu sanggup ada orang lain yang menghinamu di belakangmu?" Tuan Atmaja masih tidak setuju.
"Iya, tapikan aku masih bisa belajar perlahan. Selain itu Perusahaan Atmaja juga akan menjadi milikku kelak. Kalau aku bergabung lebih awal, jika ada sesuatu yang salah palingkan cuma masalah kecil. Kalau sampe harus menunggu hingga aku mewarisi seluruh perusahaan, dan kalau aku sampe membuat kesalahan besar maka semuanya akan berakhir." Astin mengingatkan ayahnya akan identitasnya, karena bagaimanapun Astin adalah satu-satunya pewaris Perusahaan Atmaja.
"Semua itu tidak akan jadi masalah, ketika kamu sudah menikah dengan suami cakap di masa depan. Dan aku akan mengatur pesta lagi, khusus untuk menemukan orang yang tepat untuk menjadi calon suamimu!" Tuan Atmaja tidak mudah untuk diyakinkan.
Astin pun membenarkan kata-kata yang diucapkan Gavin waktu itu. Sebab ayahnya tidak ingin menyerahkan perusahaan pada Astin, jika tidak ayahnya pasti sudah mengijinkan Astin untuk belajar di perusahaan. Tetapi ayahnya justru menginginkan agar suaminyalah yang nanti membantu ayahnya. Bukankah sama saja dengan memberikan perusahaan itu kepada orang lain?
Tidak peduli siapa pun itu, ayahnya jelas tidak akan memberikan sesuatu yang sudah menjadi miliknya sendiri kepada orang lain dengan cuma - cuma. Astin menjadi ragu, kalau seandainya dia tidak mengetahui tentang kejadain ini. Maka di masa depan, mungkin Astin akan benar-benar menikahi seseorang yang dipilih oleh Tuan Atmaja. Serta membiarkan suaminya yang membantu mengurus perusahaan.
Siapa pun yang akan Astin nikahi nantinya, Tuan Atmaja pasti akan memeriksa latar belakangnya, bahkan bisa saja Tuan Atmaja sendiri yang mengatur orang yang akan menjadi calon suami Astin. Setelah Astin menikah dengan cara itu, Tuan Atmaja akan berkomplot dengan suaminya, agar semua kekayaan perusahaan akan tetap berada dalam genggamannya.
Dari melihat sikap ayahnya yang seperti, Astin jadi semakin yakin kalau ada sesuatu yang salah. Di tambah lagi seperti ada perasan yang mengganjal di hatinya, tetapi Astin sendiri tidak mengerti kenapa ayahnya tega memperlakukan anaknya sendiri sampai seperti itu.
Oleh karena itu, Astin menjadi semakin bertekad untuk pergi ke perusahaan, lalu berkata, "Aku tidak ingin ada orang lain yang membantuku, seolah aku seperti tidak mampu saja untuk bekerja di perusahaan. Mau bagaimanapun aku adalah putri kalian, kalau aku tidak mampu melakukan apa pun, maka aku tidak memenuhi syarat untuk menjadi putri kalian."
Sikap Astin menjadi lebih keras, dan dia juga menunjukkan bahwa sangat tidak senang. Astin baru akan merasa senang jika dia diijinkan untuk bergabung dengan perusahaan.
"Astin putriku, kamu tentu juga tahu bagaimana pengaruh yang dimiliki oleh Grup Investasi Atmaja. Setiap pekerjaan itu penting, jika memang kamu ingin masuk dan bekerja di sana, dan kalau kamu memang benar - benar ingin serius. Maka kamu harus belajar terlebih dahulu." Tuan Atmaja menyampaikan permasalahan ini, agar Astin mengurungkan niatnya. Lagi pula Astin juga tidak akan bisa melakukannya.
"Iya, aku akan sangat berhati-hati, dan juga aku belum pernah mencobanya. Tetapi kamu malah sudah menolakku. Kamu memang bukan ayahku! Kenapa sih kamu malah tidak memberiku semangat?" Astin hampir berteriak karena tidak bisa menahan diri.
Sambil memikirkan apa yang Gavin pernah katakan, akhirnya Astin berkata kepada ibunya, "Ibu, lihat ayah meremehkanku. "
Ibunya yang dari tadi diam saja, sekarang melihat putrinya mengeluh, segera berkata, "Sudahlah sayang, biarkan saja dia mencobanya. Kalau benar-benar tidak berhasil, dia pasti akan berhenti. Sekarang biarkan saja dia pergi untuk mencobanya, mumpung keinginannya masih ada."
Ibunya mencoba berbicara dengan Tuan Atmaja agar mengijinkan putrinya. Namun Tuan Atmaja tetap tidak setuju jika Astin langsung bergabung dengan perusahaan, sebaliknya malah berkata, "Kalau kamu memang terus bersikeras untuk mencobanya, maka aku akan memberimu proyek untuk menguji kemampuanmu. Kalau kamu berhasil menyelesaikan proyek ini, maka aku akan memberimu ijin untuk bergabung dengan perusahaan."
"Baik." Mendengar ayahnya yang akhirnya mengijinkannya, membuat lega Astin dan dia langsung setuju tanpa berpikir panjang.
Dan akhirnya Astin menyesal karena dia langsung berjanji tanpa melihat konteksnya. Ayahnya benar-benar memberinya sebuah proyek, tetapi setelah Astin membaca dokumen terkait proyek itu. Dia baru sadar bahwa sebenarnya proyek yang dia dapatkan adalah proyek yang tidak mungkin bisa di selesaikan. Sehingga tidak mungkin bisa dilanjutkan.
Jika Astin tidak datang dengan tiba-tiba, maka paling lama satu minggu lagi, proyek ini akan dilupakan oleh perusahaan.
Padahal ayahnya tidak perlu memberikan tugas seberat itu untuk mengujinya. Hal ini jelas mempersulit Astin sendiri. Karena kalau Astin bilang kalau dia tidak bisa melakukannya, maka ayahnya pasti akan mengambil kesempatan itu untuk mencegah dirinya masuk ke perusahaan.
Bahkan jika proyek itu sangat sulit, Astin harus bersabar. Setelah mempelajarinya selama beberapa hari, sambil berusaha untuk memahami proyek itu sedikit demi sedikit. Astin akhirnya tahu inti masalahnya, dan jujur saja masalahnya adalah karena tidak ada uang.
Uang yang diinvestasikan tidak dapat digunakan untuk menyelesaikan proyek sama sekali. Karena hal itu berasal dari kesalahan yang dilakukan oleh orang-orang sebelumnya, yang mengakibatkan terjadinya situasi ini. Selama ada uang yang masuk, makan semuanya akan bisa diselesaikan.
Namun, Perusahaan Atmaja diperkirakan tidak akan menginvestasi uang lagi sekecil apa pun, setelah selesai melakukan investasi awal. Kalau mereka tidak memberikannya, maka rekanannya tidak bisa melakukan apa pun, sehingga terpaksa melupakan projek itu.
Uang adalah hal yang paling sederhana, tetapi itu juga merupakan hal yang paling sulit. Uang pribadi Astin tidak akan cukup untuk menutupinya, karena ayahnya juga sudah tahu berapa jumlah uang yang dimiliki oleh Astin. Karena itulah proyek ini diberikan kepada Astin, karena dia tahu kalau Astin dia tidak punya banyak uang.
Jika Astin tidak punya uang, maka Astin harus meminjamnya Orang-orang di sekitar mungkin akan meminjaminya uang, meskipun Astin tidak mendapat pinjaman. Tidak akan ada hal baik yang keluar jika Astin ketahuan meminjam uang, itu sebabnya dia datang menemui Gavin. Maka dari itu Astin memberi tahu Gavin semua hal itu.
"Memang berapa uang yang kamu butuhkan?" Gavin bertanya.
"80 milyar." Kata Astin cepat.
Jumlah ini mungkin sangat besar bagi orang lain, tetapi itu bukanlah apa-apa bagi Gavin. Tetapi Gavin tampak ragu untuk pertama kalinya, sebaliknya dia berkata kepada Astin, "Apa kamu yakin bisa menghasilkan uang kembali dengan melanjutkan proyek itu?"
Pertanyaan itu mengagetkan Astin, sehingga Astin menjadi ragu.
Novel Terkait
My Cold Wedding
MevitaBlooming at that time
White RoseKembali Dari Kematian
Yeon KyeongCinta Adalah Tidak Menyerah
ClarissaGue Jadi Kaya×
- Bab 1 Uang Banyak Yang Jatuh Dari Langit
- Bab 2 Memandang Rendah
- Bab 3 Anjing Yang Memandang Rendah Orang
- Bab 4 Pergi Sana!
- Bab 5 Uang Kas Kelas
- Bab 6 Cerai
- Bab 7 Tuan Muda
- Bab 8 Beli!
- Bab 9 Tuan Muda Sanjaya
- Bab 10 Kakek!
- Bab 11 Orang Tidak Berguna Bagaikan Sampah
- Bab 12 Wajah Tidak Sabar
- Bab 13 Sedih
- Bab 14 Pelajar Miskin
- Bab 15 Orang Terpandang
- Bab 16 Saudara Miskin
- Bab 17 Kebenaran Terucap
- Bab 18 Mengantar Uang
- Bab 19 Halangan
- Bab 20 Dikeluarkan Dari Sekolah
- Bab 21 Mengadu
- Bab 22 Investasi
- Bab 23 Mengakui Kekalahan
- Bab 24 Salah Paham
- Bab 25 Berpura-Pura
- Bab 26 Pesta Kumpul Teman-Teman
- Bab 27 10 Miliar!
- Bab 28 Kebingungan Antara Yang Benar Dan Yang Salah
- Bab 29 Menjadi Pelindung
- Bab 30 Usaha
- Bab 31 Hambatan
- Bab 32 Pameran Kerja
- Bab 33 Berani Ikut Dalam Perekrutan
- Bab 34 Wawancara
- Bab 35 Manajer Hari
- Bab 36 Mengeluh
- Bab 37 Saldo Di Dalam Rekening
- Bab 38 Pilih Sendiri
- Bab 39 Tebak
- Bab 40 Orang Di Belakang Uang
- Bab 41 Undangan
- Bab 42 Tuan Sihotang
- Bab 43 Sebuah Pertunjukan Bagus
- Bab 44 Perjamuan Kencan Buta
- Bab 45 Mengacaukan Masalah
- Bab 46 Identitas
- Bab 47 Melakukan Sesuatu
- Bab 48 Bertambah Seorang Adik
- Bab 49 Menarik Orang
- Bab 50 Kontrak
- Bab 51 Membahas Tentang Perceraian Lagi
- Bab 52 Dua Miliar Rupiah
- Bab 53 Bergabung
- Bab 54 Resiko Yang Harus Ditanggung
- Bab 55 Tingkat Kepastian
- Bab 56 Penagihan Hutang
- Bab 57 Pembunuhan
- Bab 58 Beri Pelajaran
- Bab 59 Dijebak
- Bab 60 Pergi Untuk Mati
- Bab 61 Wanita Pembohong
- Bab 62 Melakukan Kerjasama
- Bab 63 Aku Menemukan Harta Karun Itu
- Bab 64 Kembali
- Bab 65 Penandatanganan Kontrak
- Bab 66 Audisi Bakat
- Bab 67 Kekurangan Orang
- Bab 68 Tersinggung
- Bab 69 Pemeliharaan
- Bab 70 Atas Nama Suami Dan Istri
- Bab 71 Pergi Ke Luar Negeri
- Bab 72 Tidak Akan Kubiarkan Lolos
- Bab 73 Menyadari
- Bab 74 Putri Yang Tidak Diakui
- Bab 75 Sampah
- Bab 76 Bersama
- Bab 77 Tidak Cukup Bagus
- Bab 78 Bos
- Bab 79 Tidak Bisa Memprovokasi
- Bab 80 Program Rekaman
- Bab 81 Protes
- Bab 82 Kinerja
- Bab 83 Lulus
- Bab 84 Salah Tafsir
- Bab 85 Kejutan
- Bab 86 Resmi Bercerai
- Bab 87 Tempat Parkir Harga Langit
- Bab 88 Mempermalukan Diri Sendiri
- Bab 89 Keluar
- Bab 90 Kehilangan Pekerjaan
- Bab 91 Mengangkat Jadi Anak
- Bab 92 Membeli Dengan Seenaknya
- Bab 93 Mengejar Artis
- Bab 94 Pinjam Uang
- Bab 95 Membuat Segalanya Sulit
- Bab 96 Dividen
- Bab 97 Menawar Harga
- Bab 98 Sudah Berencana Sebelumnya
- Bab 99 Hilang
- Bab 100 Bukan Siapa-Siapa
- Bab 101 Pingsan
- Bab 102 Harga Yang Menyakitkan
- Bab 103 Pengakuan
- Bab 104 Terkenal
- Bab 105 Pesta Minum Pribadi
- Bab 106 Membuat Masalah
- Bab 107 Ketidakcocokan
- Bab 108 Silakan
- Bab 109 Tanpa Keraguan
- Bab 110 Rasti Ada Di Sini
- Bab 111 Menyerah
- Bab 112 Hati
- Bab 113 Jalan Untuk Melangkah Mundur
- Bab 114 Mengundurkan Diri Dari Peperangan
- Bab 115 Sombong
- Bab 116 Memalukan
- Bab 117 Makan Gratis
- Bab 118 Skandal
- Bab 119 Memiliki Kesulitan
- Bab 120 Mengejar
- Bab 121 Hati Gadis
- Bab 122 Orang-Orang Di Belakang
- Bab 123 Bahaya
- Bab 124 Melampiaskan Amarah
- Bab 125 Artis
- Bab 126 Hasil Akhir