Gue Jadi Kaya - Bab 47 Melakukan Sesuatu
Ada revisi nama Aston Atmaja = Astin Atmaja Bab 45-47 17/9/20
“Apakah kamu bercanda?” Astin tidak percaya bahwa dia punya istri, lagipula, Gavin terlihat seperti orang yang tidak memiliki wanita. Astin sudah melihat banyak, jadi bisa tahu dengan sekilas.
Jika tidak, dia tidak akan keluar bersamanya.
“Aku tidak bercanda denganmu. Jika kamu benar-benar tertarik padaku, hentikan sekarang. Jika tidak, ayahmu akan datang mencari masalah denganku nanti.” Gavin mengingatkannya.
“Aku punya penilaian sendiri.” Astin masih tidak percaya.
Gavin tidak punya cara, dia melirik Levina, kemudian berdiri dan berkata, “ Sudah, kita bisa pergi.”
Levina tidak sabar untuk pergi. Dia segera berdiri dan pergi bersama Gavin, bahkan tidak menyapa Astin.
Ketika sampai di mobil, Gavin duduk di kursi penumpang depan. Dia tidak minum anggur malam ini, jadi dia bertanya pada Levina: “Di mana kamu tinggal, aku mengantarmu pulang.”
“Tidak perlu, kamu dapat mencari sebuah tempat untuk menurunkanku, aku naik taksi pulang.” Levina tidak ingin Gavin mengantarnya pulang.
“Aku yang membawamu ke sini, jika membiarkanmu, itu terlalu tidak manusiawi. Katakan alamatnya.”
Levina tidak punya pilihan selain menyebutkan alamat rumahnya.
Setelah mendengar alamatnya, Gavin sedikit terkejut, karena Levina tinggal di tempat terpencil, hampir keluar kota dan jauh dari perusahaan, tidak mengerti mengapa dia memilih tempat seperti itu.
Levina juga tahu apa yang dia pikirkan, dia menundukkan kepalanya dan tidak berani berbicara. Dia tinggal di tempat itu karena tidak punya uang.
Untungnya, meskipun Gavin bingung, dia tidak langsung bertanya. Dia menyalakan mobil untuk mengantarnya pulang.
Dalam perjalanan, suasana di dalam mobil sangat sunyi dan mencekam, jadi Gavin mencari topik dan bertanya, “Mengapa aku merasa kamu sepertinya sangat membenci Astin?”
“Aku hanya tidak tahan melihat tipe nona besar manja yang selalu melakukan segala sesuatu secara sembarangan dan semboro.” Levina tidak menyembunyikan rasa jijiknya, dia hanya tidak menyukai Astin.
Apalagi ketika Gavin mengatakan bahwa dirinya punya istri, Astin masih tidak ingin menyerah. Dia bahkan merasa lebih jijik ketika Astin ingin menganggu Gavin.
Memikirkan hal ini, Levina bertanya pada Gavin dengan rasa ingin tahu, “Apakah kamu benar-benar punya istri?”
“Tidak terlihat seperti punya istri, kah?”
“Tidak, manajer tidak pernah mengatakan bahwa kamu punya istri, dia juga tidak muncul di perusahaanmu. Kedengarannya seperti alasan yang kamu buat untuk menolak Astin.” Levina sebenarnya tidak percaya bahwa Gavin sudah menikah.
“Tapi aku memang punya istri, meskipun hanya istri yang sah, tapi tidak ada kontak lain.” Memikirkan Rasti, Gavin juga tak berdaya.
Rasti bilang dia ingin bercerai dengannya, tapi belum ada kabar sampai sekarang. Mungkin karena perusahaan terlalu sibuk selama beberapa waktu ini. Ketika punya waktu luang, mungkin itu akan menjadi akhir dari pernikahan mereka.
Ini membuat suasana hati Gavin merasa sedikit berat.
“Mengapa hanya sah? Bukankah kalian menikah karena saling menyukai?”
“Bukan, alasan keluarga, itu juga hanya membuat surat nikah, tidak ada yang lain. Dia juga dipaksa untuk menikah denganku, jadi mungkin sangat membenciku.” Gavin berkata sambil menghela napas.
“Kamu begitu baik, bagaimana bisa ada yang membencimu, menikah denganmu adalah suatu berkah.” Levina benar-benar tidak dapat menemukan hal buruk tentang Gavin, jadi dia sangat tidak mengerti istrinya, tidak menghargai suami yang begitu baik.
Gavin tersenyum dan tidak berbicara. Masalah antara dia dan Rasti sangat rumit, tidak mudah dipahami oleh orang luar.
Setelah itu, keduanya terdiam lagi, sampai Gavin mengantar Levina ke depan kompleks.
Mengatakan bahwa ini adalah kompleks, sebenarnya terlalu memuji tempat ini, Gavin melihat dari luar dan merasa bahwa tempat ini dapat dikatakan sebagai bangunan berbahaya, sangat kotor dan tidak aman, kemudian tidak ada satpam di malam hari. Jika terjadi sesuatu, mungkin polisi akan kesulitan untuk kemari.
“Apakah kamu ingin pindah tempat?” Gavin memberi saran ketika Levina turun dari mobil.
“Tidak.” Dia tidak boleh pindah, dia juga tahu bahwa tempat ini tidak bagus, tapi dia tidak punya cara.
Gavin tidak melanjutkan, hanya melihatnya turun dari mobil. Awalnya, Gavin berencana pergi setelah Levina masuk. Siapa tahu Levina dihentikan oleh seorang pria yang keluar dari dalam sebelum masuk ke kompleks.
Seorang anak laki-laki berusia sekitar delapan belas tahun, diwarnai dengan rambut kuning, tampak seperti gangster.
Gavin melihat sebentar, melihat mereka mengucapkan beberapa patah kata, Levina ingin melewati dia dan memasuki kompleks, tapi pria itu menghentikan Levina, tidak membiarkannya masuk dan melakukan sesuatu padanya.
Gavin dengan cepat keluar dari mobil, berjalan ke sana dan bertanya, “Apa yang kamu lakukan?”
Levina dan anak laki-laki itu menoleh, Levina dengan cepat berkata pada Gavin: “Jangan kemari, ini adalah adikku, tidak apa-apa, kamu pergi dulu.”
“Adik?” Gavin melihat rambut kuning itu, tapi tidak melihat sesuatu yang mirip dengan Levina darinya.
Rambut kuning itu juga memandang Gavin, melihat bahwa dia berpakaian sangat bagus dan keluar dari mobil. Meskipun dia tidak tahu mobil apa itu, tapi dia dapat melihat bahwa mobil itu adalah mobil bagus. Begitu pikirannya berubah, dia berkata pada Gavin, “Apakah kamu adalah investor kakakku?”
“Investor?” Gavin berpikir sejenak. Dia adalah bosnya, panggilan ini tidak salah, jadi dia mengangguk dan berkata, “Mungkin.”
“Kalau begitu kebetulan, kakakku menemanimu tidur, bukankah seharusnya kamu juga memberikan sedikit keuntungan untuk keluarga kita?” Kata rambut kuning dengan alis terangkat.
“Tidur denganku?” Gavin merasa jijik dengan kata-kata ini. Ternyata investor yang dimaksud rambut kuning adalah ini. Dia pikir Levina di gundik olehku.
Ini adalah pertama kalinya dia melihat seorang adik memandang kakaknya seperti ini dan ingin mendapatkan keuntungan dari orang lain. Tampaknya keluarga Levina bukanlah orang yang berguna.
“Iya, keluarga kita telah membesarkannya selama puluhan tahun dan akhirnya ditiduri olehmu. Bagaimanapun, kamu harusnya memberi keluarga kita sejumlah uang, tidak bisa membiarkan dia tidur denganmu dengan sia-sia!” lanjut rambut kuning.
“Cukup, Billy. Dia adalah bosku, bukan apa yang kamu pikirkan. Aku tidak sekotor kamu.” Levina berkata pada adiknya dengan marah.
Billy memelototi Levina dan berkata dengan marah: “Kamu berani berteriak padaku, sepertinya kamu lupa makanan siapa yang kamu makan dan di tempat siapa kamu tidur dalam puluhan tahun ini.
Kenapa? Sekarang setelah kamu memiliki pekerjaan, kamu ingin tidak mempedulikan kita?”
“Aku bukan ingin tidak mempedulikan kalian. Aku sudah memberi kalian gaji bulananku, apa lagi yang kalian inginkan? Apakah ingin aku menganggur?” Levina tidak bisa menahan lagi.
Dia tidak peduli jika Billy mengatakan dia, tapi Billy tidak boleh mengatakan Gavin seperti itu, Gavin adalah penolongnya, bagaimana bisa dihina seperti itu.
“Lebih baik jika menganggur. Apa pendapatmu tentang kakakku? Dia masih perawan. Jika kamu tertarik, kamu bisa mempergundik dia. Kamu bisa melakukan apapun yang kamu mau, selama kamu memberi kita 10 juta rupiah setiap bulan.” Billy berpikir menjual Levina sangat bagus, jadi dia mencoba yang terbaik untuk mempromosikannya pada Gavin.
Novel Terkait
Akibat Pernikahan Dini
CintiaPenyucian Pernikahan
Glen ValoraMy Cute Wife
DessyMr. Ceo's Woman
Rebecca WangAfter Met You
AmardaMy Beautiful Teacher
Haikal ChandraMore Than Words
HannyThe Richest man
AfradenGue Jadi Kaya×
- Bab 1 Uang Banyak Yang Jatuh Dari Langit
- Bab 2 Memandang Rendah
- Bab 3 Anjing Yang Memandang Rendah Orang
- Bab 4 Pergi Sana!
- Bab 5 Uang Kas Kelas
- Bab 6 Cerai
- Bab 7 Tuan Muda
- Bab 8 Beli!
- Bab 9 Tuan Muda Sanjaya
- Bab 10 Kakek!
- Bab 11 Orang Tidak Berguna Bagaikan Sampah
- Bab 12 Wajah Tidak Sabar
- Bab 13 Sedih
- Bab 14 Pelajar Miskin
- Bab 15 Orang Terpandang
- Bab 16 Saudara Miskin
- Bab 17 Kebenaran Terucap
- Bab 18 Mengantar Uang
- Bab 19 Halangan
- Bab 20 Dikeluarkan Dari Sekolah
- Bab 21 Mengadu
- Bab 22 Investasi
- Bab 23 Mengakui Kekalahan
- Bab 24 Salah Paham
- Bab 25 Berpura-Pura
- Bab 26 Pesta Kumpul Teman-Teman
- Bab 27 10 Miliar!
- Bab 28 Kebingungan Antara Yang Benar Dan Yang Salah
- Bab 29 Menjadi Pelindung
- Bab 30 Usaha
- Bab 31 Hambatan
- Bab 32 Pameran Kerja
- Bab 33 Berani Ikut Dalam Perekrutan
- Bab 34 Wawancara
- Bab 35 Manajer Hari
- Bab 36 Mengeluh
- Bab 37 Saldo Di Dalam Rekening
- Bab 38 Pilih Sendiri
- Bab 39 Tebak
- Bab 40 Orang Di Belakang Uang
- Bab 41 Undangan
- Bab 42 Tuan Sihotang
- Bab 43 Sebuah Pertunjukan Bagus
- Bab 44 Perjamuan Kencan Buta
- Bab 45 Mengacaukan Masalah
- Bab 46 Identitas
- Bab 47 Melakukan Sesuatu
- Bab 48 Bertambah Seorang Adik
- Bab 49 Menarik Orang
- Bab 50 Kontrak
- Bab 51 Membahas Tentang Perceraian Lagi
- Bab 52 Dua Miliar Rupiah
- Bab 53 Bergabung
- Bab 54 Resiko Yang Harus Ditanggung
- Bab 55 Tingkat Kepastian
- Bab 56 Penagihan Hutang
- Bab 57 Pembunuhan
- Bab 58 Beri Pelajaran
- Bab 59 Dijebak
- Bab 60 Pergi Untuk Mati
- Bab 61 Wanita Pembohong
- Bab 62 Melakukan Kerjasama
- Bab 63 Aku Menemukan Harta Karun Itu
- Bab 64 Kembali
- Bab 65 Penandatanganan Kontrak
- Bab 66 Audisi Bakat
- Bab 67 Kekurangan Orang
- Bab 68 Tersinggung
- Bab 69 Pemeliharaan
- Bab 70 Atas Nama Suami Dan Istri
- Bab 71 Pergi Ke Luar Negeri
- Bab 72 Tidak Akan Kubiarkan Lolos
- Bab 73 Menyadari
- Bab 74 Putri Yang Tidak Diakui
- Bab 75 Sampah
- Bab 76 Bersama
- Bab 77 Tidak Cukup Bagus
- Bab 78 Bos
- Bab 79 Tidak Bisa Memprovokasi
- Bab 80 Program Rekaman
- Bab 81 Protes
- Bab 82 Kinerja
- Bab 83 Lulus
- Bab 84 Salah Tafsir
- Bab 85 Kejutan
- Bab 86 Resmi Bercerai
- Bab 87 Tempat Parkir Harga Langit
- Bab 88 Mempermalukan Diri Sendiri
- Bab 89 Keluar
- Bab 90 Kehilangan Pekerjaan
- Bab 91 Mengangkat Jadi Anak
- Bab 92 Membeli Dengan Seenaknya
- Bab 93 Mengejar Artis
- Bab 94 Pinjam Uang
- Bab 95 Membuat Segalanya Sulit
- Bab 96 Dividen
- Bab 97 Menawar Harga
- Bab 98 Sudah Berencana Sebelumnya
- Bab 99 Hilang
- Bab 100 Bukan Siapa-Siapa
- Bab 101 Pingsan
- Bab 102 Harga Yang Menyakitkan
- Bab 103 Pengakuan
- Bab 104 Terkenal
- Bab 105 Pesta Minum Pribadi
- Bab 106 Membuat Masalah
- Bab 107 Ketidakcocokan
- Bab 108 Silakan
- Bab 109 Tanpa Keraguan
- Bab 110 Rasti Ada Di Sini
- Bab 111 Menyerah
- Bab 112 Hati
- Bab 113 Jalan Untuk Melangkah Mundur
- Bab 114 Mengundurkan Diri Dari Peperangan
- Bab 115 Sombong
- Bab 116 Memalukan
- Bab 117 Makan Gratis
- Bab 118 Skandal
- Bab 119 Memiliki Kesulitan
- Bab 120 Mengejar
- Bab 121 Hati Gadis
- Bab 122 Orang-Orang Di Belakang
- Bab 123 Bahaya
- Bab 124 Melampiaskan Amarah
- Bab 125 Artis
- Bab 126 Hasil Akhir