Gue Jadi Kaya - Bab 22 Investasi

Kepala sekolah tentu saja bukan karena memahami kebenaran, tetapi karena pagi ini dirinya menerima telepon dari Tuan Muda Sanjaya.

Setelah menjawab telepon, Tuan Muda Sanjaya menceritakan masalah dirinya pergi secara tiba-tiba kemarin dan bahkan juga menjelaskan bahwa hal itu tidak ada hubungannya dengan Gavin, karena dirinya memang ada urusan mendadak.

Tidak hanya itu, Tuan Muda Sanjaya juga memuji Gavin dengan sangat hebat. Dari atas sampai ke bawah, Tuan Muda Sanjaya mungkin sudah menggunakan semua kata-kata pujian yang terpikirkan olehnya.

Pada akhirnya, Tuan Muda Sanjaya langsung mengatakan bahwa dirinya bersedia untuk berinvestasi dan meminta Kepala sekolah untuk menghitung biayanya secara spesifik, lalu mengirimkan kepadanya, setelah itu, dia akan segera mentransfer uang itu.

Kepala sekolah awalnya tidak mengerti masalah ini, kemudian dirinya baru mengerti setelah Duwid muncul.

Tuan Muda Sanjaya pasti kenal dengan Gavin. Kepergiannya kemarin pasti karena Duwid menimbulkan masalah dan karena Gavin juga, Tuan Muda Sanjaya bersedia untuk melanjutkan investasi di sekolah mereka.

Jika saat ini Kepala Sekolah mengeluarkan Gavin, maka sama artinya mendorong pergi Dewa Keberuntungan. Karena takut Gavin akan marah setelah mendengar kata-kata Duwid, Kepala Sekolah kemudian hanya bisa memarahi Duwid.

Tadi malam, setelah Tuan Muda Sanjaya kembali, Tuan Muda Sanjaya semakin berpikir semakin merasa bersalah karena dirinya pergi begitu saja. Gavin adalah seorang siswa di Sekolah Duwid dan Duwid Utama memerlukan investasi. Saat melihat Gavin, dirinya langsung melarikan diri. Jika masalah ini dikaitkan dengan Gavin, maka Gavin akan tamat. Karena itu, Tuan Muda Sanjaya bergegas menghubungi Kepala sekolah pagi ini.

Begitu sadar kembali, Duwid segera menjelaskan: "Bukan begitu, kepala sekolah, dengarkan aku..."

"Apa yang akan kamu jelaskan, dia hanya seorang siswa, apa kemampuannya hingga bisa menyinggung investor sebesar itu? Kamu malah mengkambing hitamkan orang lain tentang masalahmu sendiri. Orang yang sudah berusia empat puluhan, apakah tidak takut malu?" Kepala Sekolah menepuk meja dan menyela perkataan Duwid.

Begitu melihat Kepala Sekolah marah besar, Duwid tidak berani mengatakan apa-apa, tetapi dalam hatinya terkejut dan tidak tahu ada apa dengan Kepala Sekolah.

Kepala Sekolah tidak punya pilihan. Akhir-akhir ini dilema, lulusan tingkat pekerja di kota semakin meningkat, tetapi sekolah mereka justru sebaliknya. Hal ini menyebabkan penurunan proporsi sekolah mereka saat mengevaluasi guru berprestasi.

Tanpa popularitas itu, mereka tidak dapat bersaing dengan orang lain dalam hal merekrut siswa. Sekolah mereka pada awalnya adalah sekolah terbaik di kota, tetapi sekarang tidak bisa dibandingkan lagi dengan sekolah lain. Sehingga Kepala Sekolah hanya bisa meningkatkan fasilitas perangkat keras dan hal ini memerlukan investor.

Setelah memiliki investor, sekolah baru bisa mendapatkan kembali kejayaan masa lalunya. Dana investasi dari Tuan Muda Sanjaya sangat penting. Kepala Sekolah tidak bisa mentolerir gangguan apapun dalam masalah ini dan Gavin harus dipertahankan.

Kepala sekolah berkata kepada Duwid dengan raut wajah tidak senang: "Kamu kembali dulu dan renungkan masalah ini. Jika kamu ketahuan melemparkan semua masalah kepada Gavin di kemudian hari, maka jangan salahkan aku karena aku akan memberimu sanksi."

Melihat keseriusan Kepala Sekolah, Duwid ketakutan dan berkata "Baik, baik, baik."

Kemudian Duwid meninggalkan kantor Kepala sekolah, seperti sedang melarikan diri.

Awalnya, Duwid ingin Kepala Sekolah mengusir Gavin dan kemudian memberi sanksi kepada Rasti. Sekarang dirinya dimarahi dan bahkan dimarahi di hadapan Gavin. Duwid merasa telah dipermalukan dan merasa tidak senang kepada Gavin.

Setelah Duwid pergi, Kepala Sekolah memandang Gavin dan berkata dengan ramah "Kamu adalah seorang siswa, masalah ini tidak ada hubungannya denganmu. Kamu cukup belajar dengan baik saja. Jangan mengecewakanku, mengerti?"

Nada bicara Kepala Sekolah sebagai senior membuat Gavin tidak bisa banyak bertanya.

Gavin kemudian menjawab : "Aku mengerti."

Kepala sekolah kemudian membiarkannya pergi. Setelah keluar, Gavin merasa masalah ini pasti tidak sesederhana itu. Gavin tidak begitu percaya jika Kepala Sekolah akan membela seorang siswa miskin.

Awalnya, Gavin datang ke sini, karena ingin mengambil alih masalah investasi. Dengan begitu, Gavin menjadi pemegang saham di sekolah, sehingga tidak ada yang akan mengkhawatirkan orang lain di masa depan, selain itu juga dapat membantu Rasti saat dalam kesulitan.

Sepertinya hukuman dan masalah mengkambing hitamkan sudah lewat begitu saja, tidak disangka masalah ini selesai sebelum Gavin mengambil tindakan.

Kembali ke ruang kelas, Rasti belum datang, jadi Gavin duduk di kursinya sendiri.

"Kamu masih berani datang ke sekolah. Jika aku jadi kamu, aku akan berlutut saat aku datang." Bella berkata kepada Gavin dengan sinis.

“Ada apa denganmu?” Gavin tidak mengerti apa lagi yang dipermasalahkan oleh Bella.

“Kamu jangan mengira bahwa orang lain tidak tahu, pamanku sudah mengatakannya padaku.” Bella memandang Gavin dengan rasa puas dan berkata.

Gavin masih menatapnya dengan bingung, tidak tahu apa yang dirinya lakukan sehingga membuat Bella menemukan alasan untuk menyindir dirinya.

Melihat Gavin masih keras kepala, Bella langsung berkata: "Kamu telah mengacaukan investasi sekolah, apakah kamu tidak merasa malu sedikitpun karena telah mengacaukan hal sebesar itu?"

“Investasi?” Awalnya orang-orang yang tidak ingin ikut campur, setelah mendengar perkataan Bella, semuanya mendekat.

"Benar, sekolah saat ini sedang membahas investasi, yaitu dana untuk merenovasi sekolah. Dengan uang itu, kita bisa meningkatkan lingkungan belajar kita ke tingkat yang lebih tinggi, tetapi karena Gavin menyinggung investor itu, sekarang dananya sudah hilang dan direktur pengajar sampai mencari pamanku." Bella berkata.

Tadi malam, Duwid menghubungi paman Bella dan membicarakannya hal ini. Bella di samping kebetulan mendengarkannya. Duwid sebenarnya ingin pamannya berinvestasi, tetapi pamannya masih mempertimbangkan hal ini.

"Apa, Gavin, ternyata kamu melakukan hal seperti itu, sungguh keterlaluan!"

"Iya, karena kamu satu orang, seluruh sekolah menanggung akibatnya dan juga kami semua kena getahnya."

"Apakah kamu tahu bahwa baik buruknya kualitas sekolah menentukan pekerjaan kita? Jika hasil kinerjamu tidak baik, kamu juga tidak boleh membalas dendammu kepada kami!"

Semua orang mulai menyalahkan Gavin. Bella di samping merasa sangat senang saat mendengarkannya, anggap saja sebagai pembalasan dendam terhadap penderitaan yang dia rasakan selama beberapa waktu lalu.

Gavin tidak tahan dengan omong kosong orang-orang ini dan berkata dengan wajah hitam "Siapa yang memberitahu kalian bahwa sekolah sudah tidak memiliki investasi?"

"Keras kepala lagi? Pamanku sudah mengatakannya padaku bahwa orang itu berpaling dan pergi karena dirimu. Pamanku juga mengatakan kepadaku bahwa kejadian ini berdampak besar pada sekolah. Direktur pendidikan pasti akan memberitahu kepala sekolah hari ini dan mengeluarkanmu dari sini, meskipun kamu keras kepala juga tidak ada gunanya. " Menurut pandangan Bella, Gavin sekarang sangat keras kepala dan tidak mau mengakuinya, tetapi Gavin hanya bisa bersikap seperti itu hanya untuk sementara waktu dan sebentar lagi dia akan dikeluarkan.

“Oh, bagus, kita tunggu saja dan lihat apakah sekolah akan mengeluarkanku atau tidak.” Gavin malas berbicara panjang lebar tentang masalah ini, jadi hanya dirinya hanya membicarakan fakta.

Tidak peduli apa yang dikatakan orang-orang ini, Gavin mengabaikannya.

Melihat Gavin tidak bereaksi, Bella juga tidak berbicara, jadi menunggu pemberitahuan pengeluaran siswa dari sekolah, pada saat itu tiba, Bella bisa menertawakan Gavin sepuasnya.

Hanya saja setelah menunggu begitu lama, sampai kelas pun sudah dimulai, masih saja belum ada pemberitahuan pengeluaran siswa, Gavin tersenyum dan mengangkat alisnya dengan bangga.

Bella sangat marah padanya dan hanya bisa menahan diri.

Paman jelas-jelas mengatakan kepadanya bahwa investasi di sekolah sudah gagal dilaksanakan dan Direktur pengajar itu juga mengatakan bahwa Gavin akan dikeluarkan. Sekarang tidak hanya Gavin tidak dikeluarkan, bahkan kemaren sudah sepakat agar Gavin pergi ke ruang penyiaran untuk mengklarifikasi bahwa ini bukan kesalahpahaman dirinya dan juga Gavin telah mencuri biaya kelas, masalah ini juga tidak ada beritanya lagi, mungkinkah Direktur pengajar itu sedang mempermainkan Bella ?

Novel Terkait

You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
3 tahun yang lalu
After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Baby, You are so cute

Baby, You are so cute

Callie Wang
Romantis
3 tahun yang lalu
Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
4 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
3 tahun yang lalu