Gue Jadi Kaya - Bab 11 Orang Tidak Berguna Bagaikan Sampah
Menekan kemarahan di dalam hatinya, Rasti melihat ke Gavin dan berkata: "Kehidupan kamu telah habis, kamu bahkan sudah tidak termasuk seorang pria lagi. Orang tuaku masih berkata kamu pasti akan sukses pada masa depan, sepertinya mereka yang buta"
"Bisa jadi kata-kata dia benar" Memiliki uang sebanyak ini, mau tidak sukses saja susah.
Rasti masih ingin menghina Gavin lagi, tetapi sebelum dia sempat berkata apa pun, sebuah suara wanita pun berdering dari belakang: " Rasti, kalian tidak masuk ke dalam, sedang membuat apa di sini?"
Mendengar suara, Rasti segera berputar balik badan dan tersenyum: "Tidak ada bibi, Gavin baru saja tiba, ini adalah pertama kali dia mengikuti acara ualng tahun seperti ini, aku sedang mengingatkan dia nanti jangan salah tingkah"
Bibi melihat ke Gavin sebelum berjalan kemari dan memegang tangan Rasti sambil berkata: "Jangan membuang tenaga lagi, orang seperti dia mau berkata apa pun tidak berguna, jangan karena dia salah paham acara ini, setelah acara ini semuanya sudah selesai"
Bibi menarik Rasti pergi, membiarkan Gavin sendirian di luar pintu, Gavin membaca beberapa kali paritta di dalam hatinya baru berhasil menekankan kemarahannya.
Hal yang harus dilakukan tetap harus dijalani, Gavin berdiri dan berjalan ke arah hotel dan dihalangi oleh Adrian.
"Bapak Gavin, kamu datang lagi ya. kenapa tidak menelepon duluan?"
Adrian dari tadi sudah melihat Gavin, melihat Gavin sedang berbicara dengan orang lain, Adrian tidak menghampirinya dan menunggu Gavin telah sendirian baru dia menyapanya.
"Bukan aku sendiri yang mau datang, karena ada acara saja"
"Mengerti, kalau ada keperluan mencari saya saja" Adrian membungkuk dengan penuh hormat.
Gavin mengangguk dan memasuki hotel.
Di aula hotel, bibi dan Rasti sedang berbicara bersama beberapa saudara, melihat Gavin masuk, mereka semua berhenti berbicara dan menatapnya dengan tatapan menghinaa.
Gavin tahu suadara keluarga Maryana memandang rendah dia, sehingga Gavin tidak ingin berbicara hal tidak berguna dengan mereka, dia mencari paman Rasti dan menghampirinya: "Paman, selamat ulang tahun"
"Kamu juga tahu acara ini adalah acara ulang tahu pamanmu, tetapi kamu datang tangan kosong. Meskipun miskin, apakah kamu tidak tahu apa itu etika dan sopan santun? Tidak sanggup membeli hadiah mahal, sembarang membeli yang murah juga tidak apa-apa. Kamu benar-benar miskin sampai tidak tahu malu, betapa kasihannya Rasti, menikahi pria tidak berguna seperti ini" Bibi menghampiri mereka dan berkata dengan sengaja.
"Kamu jangan berkata lagi, dia bisa datang sudah sangat bagus" Paman berkata dengan alis mengerut. Bagaimanapun acara ini adalah acara ulang tahunnya, sikap bibi memperlakukan tamu sangat tidak sopan.
"Apakah kata-kataku salah? Orang tua dia saja sudah tidak tahu mati kemana, dia tidak memiliki uang dan masih menghisap darah Rasti. Bagaimana orang seperti dia bisa kaya nanti? Aku merasa sakit hati untuk Rasti " Dimarahi suaminya, bibi pun menjadi semakin marah.
Malas bertengkar dengan istrinya, paman memegang tangan Gavin dan berkata dengan malu: "Maaf ya Gavin, bibimu memang begitu. Kata-kata dia tidak bermaksud apa-apa, kamu jangan memasukkannya ke dalam hati"
"Tidak apa-apa, hari ini adalah hari ulang tahunmu, aku tidak akan marah" Kata-kata separah apa pun Gavin sudah pernah mendengar, dia tahu bagaimana bibi memandang dia, jadi tentu saja dia tidak akan marah.
"Dia masih memiliki wajah untuk marah? Orang tidak berguna bagaikan sampah!"
Novel Terkait
PRIA SIMPANAN NYONYA CEO
Chantie LeeThick Wallet
TessaMy Beautiful Teacher
Haikal ChandraHanya Kamu Hidupku
RenataCinta Adalah Tidak Menyerah
ClarissaAfter Met You
AmardaInnocent Kid
FellaGue Jadi Kaya×
- Bab 1 Uang Banyak Yang Jatuh Dari Langit
- Bab 2 Memandang Rendah
- Bab 3 Anjing Yang Memandang Rendah Orang
- Bab 4 Pergi Sana!
- Bab 5 Uang Kas Kelas
- Bab 6 Cerai
- Bab 7 Tuan Muda
- Bab 8 Beli!
- Bab 9 Tuan Muda Sanjaya
- Bab 10 Kakek!
- Bab 11 Orang Tidak Berguna Bagaikan Sampah
- Bab 12 Wajah Tidak Sabar
- Bab 13 Sedih
- Bab 14 Pelajar Miskin
- Bab 15 Orang Terpandang
- Bab 16 Saudara Miskin
- Bab 17 Kebenaran Terucap
- Bab 18 Mengantar Uang
- Bab 19 Halangan
- Bab 20 Dikeluarkan Dari Sekolah
- Bab 21 Mengadu
- Bab 22 Investasi
- Bab 23 Mengakui Kekalahan
- Bab 24 Salah Paham
- Bab 25 Berpura-Pura
- Bab 26 Pesta Kumpul Teman-Teman
- Bab 27 10 Miliar!
- Bab 28 Kebingungan Antara Yang Benar Dan Yang Salah
- Bab 29 Menjadi Pelindung
- Bab 30 Usaha
- Bab 31 Hambatan
- Bab 32 Pameran Kerja
- Bab 33 Berani Ikut Dalam Perekrutan
- Bab 34 Wawancara
- Bab 35 Manajer Hari
- Bab 36 Mengeluh
- Bab 37 Saldo Di Dalam Rekening
- Bab 38 Pilih Sendiri
- Bab 39 Tebak
- Bab 40 Orang Di Belakang Uang
- Bab 41 Undangan
- Bab 42 Tuan Sihotang
- Bab 43 Sebuah Pertunjukan Bagus
- Bab 44 Perjamuan Kencan Buta
- Bab 45 Mengacaukan Masalah
- Bab 46 Identitas
- Bab 47 Melakukan Sesuatu
- Bab 48 Bertambah Seorang Adik
- Bab 49 Menarik Orang
- Bab 50 Kontrak
- Bab 51 Membahas Tentang Perceraian Lagi
- Bab 52 Dua Miliar Rupiah
- Bab 53 Bergabung
- Bab 54 Resiko Yang Harus Ditanggung
- Bab 55 Tingkat Kepastian
- Bab 56 Penagihan Hutang
- Bab 57 Pembunuhan
- Bab 58 Beri Pelajaran
- Bab 59 Dijebak
- Bab 60 Pergi Untuk Mati
- Bab 61 Wanita Pembohong
- Bab 62 Melakukan Kerjasama
- Bab 63 Aku Menemukan Harta Karun Itu
- Bab 64 Kembali
- Bab 65 Penandatanganan Kontrak
- Bab 66 Audisi Bakat
- Bab 67 Kekurangan Orang
- Bab 68 Tersinggung
- Bab 69 Pemeliharaan
- Bab 70 Atas Nama Suami Dan Istri
- Bab 71 Pergi Ke Luar Negeri
- Bab 72 Tidak Akan Kubiarkan Lolos
- Bab 73 Menyadari
- Bab 74 Putri Yang Tidak Diakui
- Bab 75 Sampah
- Bab 76 Bersama
- Bab 77 Tidak Cukup Bagus
- Bab 78 Bos
- Bab 79 Tidak Bisa Memprovokasi
- Bab 80 Program Rekaman
- Bab 81 Protes
- Bab 82 Kinerja
- Bab 83 Lulus
- Bab 84 Salah Tafsir
- Bab 85 Kejutan
- Bab 86 Resmi Bercerai
- Bab 87 Tempat Parkir Harga Langit
- Bab 88 Mempermalukan Diri Sendiri
- Bab 89 Keluar
- Bab 90 Kehilangan Pekerjaan
- Bab 91 Mengangkat Jadi Anak
- Bab 92 Membeli Dengan Seenaknya
- Bab 93 Mengejar Artis
- Bab 94 Pinjam Uang
- Bab 95 Membuat Segalanya Sulit
- Bab 96 Dividen
- Bab 97 Menawar Harga
- Bab 98 Sudah Berencana Sebelumnya
- Bab 99 Hilang
- Bab 100 Bukan Siapa-Siapa
- Bab 101 Pingsan
- Bab 102 Harga Yang Menyakitkan
- Bab 103 Pengakuan
- Bab 104 Terkenal
- Bab 105 Pesta Minum Pribadi
- Bab 106 Membuat Masalah
- Bab 107 Ketidakcocokan
- Bab 108 Silakan
- Bab 109 Tanpa Keraguan
- Bab 110 Rasti Ada Di Sini
- Bab 111 Menyerah
- Bab 112 Hati
- Bab 113 Jalan Untuk Melangkah Mundur
- Bab 114 Mengundurkan Diri Dari Peperangan
- Bab 115 Sombong
- Bab 116 Memalukan
- Bab 117 Makan Gratis
- Bab 118 Skandal
- Bab 119 Memiliki Kesulitan
- Bab 120 Mengejar
- Bab 121 Hati Gadis
- Bab 122 Orang-Orang Di Belakang
- Bab 123 Bahaya
- Bab 124 Melampiaskan Amarah
- Bab 125 Artis
- Bab 126 Hasil Akhir