Gue Jadi Kaya - Bab 105 Pesta Minum Pribadi
Gavin sekarang menyesal karena sudah berikap angkuh sebelumnya, kalau seandainya Gavin tetap rendah hati, orang - orang tidak akan menemukan identitas aslinya secepat ini. Sekarang, bagaimana Gavin bisa belajar dengan tenang kalau semua itu sudah terjadi.
"Sekarang apa yang akan kamu lakukan? Kalau kamu pergi ke tempat semua orang yang mengundangmu pergi, kamu tidak akan memiliki hidup yang damai bulan ini." Ronald juga mengkhawatirkan Gavin.
"Kalau begitu, semisal aku enggak pergi, menurutmu apakah mereka akan berhenti sampai di situ?" Gavin balik bertanya.
"Kurasa mereka akan terus mengganggumu setiap hari, sampai kamu menemui mereka." Ronald sudah bisa memprediksi seperti apa endingya.
"Jadi adalah ide yang buruk kalau aku tidak pergi ya, kalau begitu kamu juga pergi denganku." Gavin segera memutuskan untuk mengajak Ronald, sebab Gavin tidak ingin menghadapi begitu banyak orang jahat sendirian.
"Truss aku harus apa?" Ronald berusaha menolaknya, karena dia paling tidak suka pesta orang kaya. Soalnya itu cuma buang-buang uang.
"Pokoknya ikut aja denganku, supaya kalau terjadi sesuatu, kamu bisa menghentikanku segera." Kata Gavin.
"Kamu memang Kakakku yang baik."
"Baiklah, kalau begitu adik yang baik, ayo kita pergi bersama. Sekarang kamu pilih siapa yang duluani." Gavin mendorong undangan yang ada di meja ke depan Ronald.
Ronald tahu kalau Gavin sedang tidak bercanda, sehingga Ronald tidak punya pilihan selain melakukan saran Gavin. Kemudian Ronald menemukan sesuatu yang sangat menarik.
"Kayaknya orang - orang itu udah diskusi dulu terkait siapa yang datang lebih dulu, dan siapa yang terakhir, bahkan mereka juga sudah menghitung waktunya. Tidak ada acara yang sama dalam sehari, dan mereka sudah mengurutkannya berdasarkan besarnya perusahaan di kota ini. Mulai dari yang pertama hingga yang terakhir." kata Ronald yang merasa lucu.
Gavin hanyalah seorang pria, yang baru lulus sekolah, bahkan kalau melihat dari latar belakangnya. Seharusnya mereka tidak perlu terlalu berhati-hati.
"Bukankah hal itu justru memudahkan kita? Karena mereka sudah mengatrunya, jadi tinggal kita ikuti saja." Dalam hal ini, Gavin juga tidak ingin membuat masalah. Karena Gavin khawatir kalau dia merusak urutannya, maka dia akan dianggap melanggar aturan di kota.
Sambil mendengarkan Gavin, Ronald menemukan undangan dengan waktu terdekat. Dan itu adalah perusahaan peringkat kedua di kota, pesta minum di Grup Mangaka. Dan acara itu malam ini. Lalu Ronal menunjukkan undangan itu kepada Gavin dan bertanya "Pergi?"
"Iya, kita akan pergi setelah kelas selesai, dan kamu akan pergi mencari pakaian denganku, lalu kita akan pergi kesana bersama." Kata Gavin.
"Apa kamu benar-benar tidak ingin mengajak seorang wanita ke sana?" Biasanya kalau orang datang menghadiri acara seperti itu selalu mengajak teman wanita, makanya rasanya aneh kalau Gavin malah mengajak teman pria.
"Udah, kamu ikut saja." Gavin sudah memutuskan.
Bukannya dia tidak ingin mengajak teman wanita, karena sebenarnya tidak ada orang yang cocok di sekitarnya. Lalu Levina sendiri baru saja mengalami hal-hal yang tidak mengenakkan tadi malam, sehingga Gavin tidak bisa membiarkannya pergi bersamanya.
Ronald akhirnya menyetujuinya. Setelah kelas selesai, mereka berdua pergi membeli pakaian, setelah itu melakukan persiapan sebentar, dan langsung berangkat ke pestanya. Pesta itu tidak diadakan di hotel, tetapi di villa pribadi.
Ronald pergi dengan Gavin menggunakan mobil yang sangat mewah,ke vila.
Orang-orang di Grup Mangaka sudah menunggu lama, dan ketika mereka melihat ada mobil yang datang. Seorang pelayan segera datang untuk membukakan pintu, dan mengantar mereka dengan penuh hormat.
Sebenarnya Gavin sudah terbiasa diabaikan, dan sekarang Gavin dianggap serius, tetapi tetap saja dia belum terbiasa.
Ketika keduanya masuk ke dalam, mereka berdua menjadi pusat perhatian. Sebab semua orang di ruangan itu memperhatikan mereka berdua. Semua mata tertuju pada mereka berdua, sebab mereka ingin tahu siapakah Gavin, dan namanya terdengar akrab, tetapi mereka belum pernah bertemu dengan Gavin.
Tidak lama kemudian, Don Gulio, ketua Grup Mangaka, menerima kabar itu. Lalu dia berjalan tepat ke depan Gavin dan mengulurkan tangannya sambil berkata "Pangeran Atmaja, senang bertemu denganmu."
"Halo, apakah anda Don Gulio, Direktur Grup Mangaka?" Gavin bertanya.
"Ya, aku tidak menyangka kalau Pangeran Atmaja mengenalku." Don Gulio berkata dengan sopan.
Tetapi jelas, kata-katanya penuh dengan pujian. Gavin hanya tersenyum, tanpa banyak bicara. Tentu saja, sebenarnya Gavin sama sekali tidak mengenal Don Gulio, tetapi Ronald sudah memberitahunya nama ketua Grup Mangaka saat mereka datang. Dan pertanyaan itu hanya untuk memastikan.
Tetapi jika Don Gulio yang salah paham, tidak akan mudah baginya untuk menjelaskan, karena dia tidak bisa memberi tahu orang-orang kalau dia tidak mengenal Gavin.
Setelah menyapa, Don Gulio mengajak Gavin ke ruang lain, dengan diikuti yang lainnya. Pesta minum adalah acara pertemuan, di mana orang yang dikenal berbicara dengan orang yang tidak dikenal.
Setelah masuk, Don Gulio memperkenalkan Gavin kepada beberapa orang, semuanya adalah orang - orang dari Grup Mangaka. Tetapi Gavin tidak memperhatikan yang lain, melainkan hanya satu orang yaitu putra Don Gulio, Don Pedro.
Don Gulio jelas menginginkan putranya memiliki hubungan yang baik dengan Gavin, sehingga dia mengenalkannya pada Gavin.
"Pangeran Atmaja, kenalkan ini anakku Don Pedro. Dia seumuran dengan Anda, dan juga satu universitas dengan Anda, aku yakin kalian berdua bisa memiliki banyak topik yang menarik untuk dibahas." Kata Don Gulio.
Gavin mengangguk ke arah Don Pedro dan menyapanya dengan sopan. Tetapi Don Pedro hanya menatapnya dan tidak menanggapi.
Melihat hal itu, Don Gulio mengerutkan keningnya dan berkata "Apa yang kamu lakukan, kenapa kamu tidak menyapa Pangeran Atmaja."
“Memang kenapa? Akukan enggak mengenalnya, dan aku juga enggak mau menjilatnya. Kalau kamu mau menjilatnya lakukan saja sendiri, kenapa kamu harus memaksaku?" Don Pedro berkata dengan marah.
Dia tidak melakukan hal yang diminta oleh ayahnya, dan mengatakannya langsung di depan Gavin. Hal itu tidak berbeda dengan merusak acara. Jika dia hanyalah orang biasa, maka Gavin tidak akan mempedulikannya. Tetapi Gavin tidak merasa seperti itu, melainkan justru merasa kalau Don Pedro cukup menarik.
"Apa maksud dari perkataanmu? Kenapa kamu bersikap seperti itu? Aku hanya memintamu untuk berbicara dengan teman sekelasmu. Lalu kenapa kamu tidak ingin berbicara dengannya? Kalau kamu terus seperti itu, lalu bagaimana kamu akan berbicara dengan orang lain di masa depan? Apakah aku bisa tenang kalau menyerahkan perusahaan ini kepadamua?" Don Gulio berkata dengan serius.
Sebenarnya Don Gulio sedang membuka jalan untuk putranya, meskipun putranya tidak menghargainya. Tetapi Don Pedro sudah menampar wajah Don Gulio di depan orang - orang. Oleh karena sikap putranya yang seperti itu, membuat Don Gulio khawatir jika harus menyerahkan perusahaan kepadanya.
"Kenapa ayah berusaha untuk menjilatnya? Kalau ayah berpikir Gavin sangat hebat, berikan saja perusahaanmu padanya, aku tidak peduli." Don Pedro berkata dengan kasar.
"Dasar anak tidak tahu diri, aku tahu ini semua karena ayah belum pernah memukulmu. Apa kamu pikir ayah tidak berani untuk memukulmu?" Don Gulio mengangkat tangannya karena ingin menampar putranya, sekaligus memberinya pelajaran dan mengajarinya cara berbicara di depan orang.
Namun, tamparan itu tidak terjadi, karena sesorang menahan tangannya. Oran itu adalah Gavin. Dia menahan pergelangan tangan Don Gulio dan berkata "Jangan, ini adalah pesta minum. Semua orang datang ke sini untuk bersenang-senang. Jika Anda sampai menampar putra Anda sendiri, apa Anda ingin membuat orang - orang di sini meremehkan putra Anda? Dia mungkin tidak akan bisa mengangkat kepala lagi di depan orang-orang ini ke depannya. "
Novel Terkait
Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku
Rio SaputraCinta Pada Istri Urakan
Laras dan GavinHis Second Chance
Derick HoPerjalanan Selingkuh
LindaAsisten Wanita Ndeso
Audy MarshandaThe Great Guy
Vivi HuangCinta Yang Tak Biasa
WennieGue Jadi Kaya×
- Bab 1 Uang Banyak Yang Jatuh Dari Langit
- Bab 2 Memandang Rendah
- Bab 3 Anjing Yang Memandang Rendah Orang
- Bab 4 Pergi Sana!
- Bab 5 Uang Kas Kelas
- Bab 6 Cerai
- Bab 7 Tuan Muda
- Bab 8 Beli!
- Bab 9 Tuan Muda Sanjaya
- Bab 10 Kakek!
- Bab 11 Orang Tidak Berguna Bagaikan Sampah
- Bab 12 Wajah Tidak Sabar
- Bab 13 Sedih
- Bab 14 Pelajar Miskin
- Bab 15 Orang Terpandang
- Bab 16 Saudara Miskin
- Bab 17 Kebenaran Terucap
- Bab 18 Mengantar Uang
- Bab 19 Halangan
- Bab 20 Dikeluarkan Dari Sekolah
- Bab 21 Mengadu
- Bab 22 Investasi
- Bab 23 Mengakui Kekalahan
- Bab 24 Salah Paham
- Bab 25 Berpura-Pura
- Bab 26 Pesta Kumpul Teman-Teman
- Bab 27 10 Miliar!
- Bab 28 Kebingungan Antara Yang Benar Dan Yang Salah
- Bab 29 Menjadi Pelindung
- Bab 30 Usaha
- Bab 31 Hambatan
- Bab 32 Pameran Kerja
- Bab 33 Berani Ikut Dalam Perekrutan
- Bab 34 Wawancara
- Bab 35 Manajer Hari
- Bab 36 Mengeluh
- Bab 37 Saldo Di Dalam Rekening
- Bab 38 Pilih Sendiri
- Bab 39 Tebak
- Bab 40 Orang Di Belakang Uang
- Bab 41 Undangan
- Bab 42 Tuan Sihotang
- Bab 43 Sebuah Pertunjukan Bagus
- Bab 44 Perjamuan Kencan Buta
- Bab 45 Mengacaukan Masalah
- Bab 46 Identitas
- Bab 47 Melakukan Sesuatu
- Bab 48 Bertambah Seorang Adik
- Bab 49 Menarik Orang
- Bab 50 Kontrak
- Bab 51 Membahas Tentang Perceraian Lagi
- Bab 52 Dua Miliar Rupiah
- Bab 53 Bergabung
- Bab 54 Resiko Yang Harus Ditanggung
- Bab 55 Tingkat Kepastian
- Bab 56 Penagihan Hutang
- Bab 57 Pembunuhan
- Bab 58 Beri Pelajaran
- Bab 59 Dijebak
- Bab 60 Pergi Untuk Mati
- Bab 61 Wanita Pembohong
- Bab 62 Melakukan Kerjasama
- Bab 63 Aku Menemukan Harta Karun Itu
- Bab 64 Kembali
- Bab 65 Penandatanganan Kontrak
- Bab 66 Audisi Bakat
- Bab 67 Kekurangan Orang
- Bab 68 Tersinggung
- Bab 69 Pemeliharaan
- Bab 70 Atas Nama Suami Dan Istri
- Bab 71 Pergi Ke Luar Negeri
- Bab 72 Tidak Akan Kubiarkan Lolos
- Bab 73 Menyadari
- Bab 74 Putri Yang Tidak Diakui
- Bab 75 Sampah
- Bab 76 Bersama
- Bab 77 Tidak Cukup Bagus
- Bab 78 Bos
- Bab 79 Tidak Bisa Memprovokasi
- Bab 80 Program Rekaman
- Bab 81 Protes
- Bab 82 Kinerja
- Bab 83 Lulus
- Bab 84 Salah Tafsir
- Bab 85 Kejutan
- Bab 86 Resmi Bercerai
- Bab 87 Tempat Parkir Harga Langit
- Bab 88 Mempermalukan Diri Sendiri
- Bab 89 Keluar
- Bab 90 Kehilangan Pekerjaan
- Bab 91 Mengangkat Jadi Anak
- Bab 92 Membeli Dengan Seenaknya
- Bab 93 Mengejar Artis
- Bab 94 Pinjam Uang
- Bab 95 Membuat Segalanya Sulit
- Bab 96 Dividen
- Bab 97 Menawar Harga
- Bab 98 Sudah Berencana Sebelumnya
- Bab 99 Hilang
- Bab 100 Bukan Siapa-Siapa
- Bab 101 Pingsan
- Bab 102 Harga Yang Menyakitkan
- Bab 103 Pengakuan
- Bab 104 Terkenal
- Bab 105 Pesta Minum Pribadi
- Bab 106 Membuat Masalah
- Bab 107 Ketidakcocokan
- Bab 108 Silakan
- Bab 109 Tanpa Keraguan
- Bab 110 Rasti Ada Di Sini
- Bab 111 Menyerah
- Bab 112 Hati
- Bab 113 Jalan Untuk Melangkah Mundur
- Bab 114 Mengundurkan Diri Dari Peperangan
- Bab 115 Sombong
- Bab 116 Memalukan
- Bab 117 Makan Gratis
- Bab 118 Skandal
- Bab 119 Memiliki Kesulitan
- Bab 120 Mengejar
- Bab 121 Hati Gadis
- Bab 122 Orang-Orang Di Belakang
- Bab 123 Bahaya
- Bab 124 Melampiaskan Amarah
- Bab 125 Artis
- Bab 126 Hasil Akhir