Gue Jadi Kaya - Bab 34 Wawancara
"Kamu adalah?" Gavin bertanya pada Hari, sambil melihat ke arahnya.
"Namaku Hari Tanoe, aku adalah General Manajer dari MNC Grup yang juga datang untuk mengikuti bursa kerja untuk merekrut calon karyawan, aku pikir kamu sangat berbakat jadi aku ingin kamu mencoba untuk bekerja di perusahaan kami." Hari memperkenalkan dirinya.
General Manajer MNC Grup, Gavin juga tahu kalau dia adalah salah satu taipan di kota. Hal yang menjadi favoritnya adalah membangun pusat perbelanjaan. Dan dia memiliki Enam dari sepuluh pusat perbelanjaan di kota ini. Dia juga merupakan salah satu perusahaan terkuat yang datang ke sini hari ini.
Gavin melihat lokasi perekrutan mereka sebelumnya dan melewatinya karena dia mengerti bahwa dirinya tidak akan diterima bekerja disana. Tetapi dia tidak mengira kalau Hari akan menghampirinya.
Menurutnya ada sesuatu yang aneh dalam situasi ini. Semua orang curiga bahwa dia tidak bisa dipercaya. Jika dia bisa masuk ke MNC Grup, hal itu bisa menampar wajah semua orang sekaligus bisa membuktikan bahwa dirinya memang memiliki kemampuan. Lagi pula, perusahaan sebesar MNC tidak akan menginginkan siswa yang buruk.
"Iya, sebenarnya aku selalu ingin bekerja di MNC Grup, tetapi karena terlalu banyak orang yang mendaftar di sana. Lagipula kalian selalu mencari yang terbaik, sehingga aku tidak mungkin lolos. Sekarang General Manajer Hari telah mengundangku secara pribadi, tentu saja aku akan bergabung. "
Gavin mengikuti Hari ke tempat di mana MNC Grup merekrut, dan memberikan resumenya.
Hari lalu melihatnya dan berkata, "Bagus juga, sudah punya pengalaman kerja dan evaluasi bos terhadapmu sangat tinggi, bahkan dia ingin mempromosikanmu. Sepertinya kamu sangat serius dengan pekerjaanmu, dan tidak ada hal yang buruk, ya. "
Hari menemukan satu-satunya kelebihan dalam resume Gavin. Yaitu ketika dia bekerja di Queenzy, dia juga mendapat perhatian lebih dari manajer Queenzy. Dia mungkin tidak membeberkan informasi spesifik dan membiarkan semua orang tahu bahwa dia adalah seorang pelayan. Dan membuatnya terlihat seolah - olah bahwa dia memang bekerja di perusahaan itu. Dimana hal itu merupakan titik terang Gavin.
Dengan klarifikasinya darinya, mereka yang sebelumnya meragukan Gavin menjadi tidak ada.
Gavin mengira itu lucu, dari luar dia masih tampak tenang - tenang saja, "Lalu apakah aku lolos?"
"Betul, jadi kamu bisa pergi ke MNC Grup untuk bekerja kapan saja. Lalu ini kartu namaku, kamu telepon aku terlebih dahulu, supaya aku bisa mengaturnya untukmu." Gavin setuju dan Hari Tanoe segera menyerahkan kartu namanya.
Gavin mengambil kartu nama itu, lalu tanpa banyak bicara pada Hari dan langsung pergi. Tetapi karena sikapnya itu membuat Hari merasa bahwa tebakannya benar.
Jika orang lain menerima undangan darinya, dia pasti akan sangat bersemangat secara aktif akan mencoba untuk berbincang - bincang dengannya, bahkan jika orang itu menolaknya, mereka akan tetap sangat senang dan bersemangat. Tetapi Gavin tampak tidak peduli, jadi hal Itu menunjukkan bahwa identitasnya memang tidak biasa, dan sebenarnya dia tidak perlu bekerja di MNC Grup.
Dia harus menemukan cara untuk mendapatkan Gavin. Kemudian mengandalkan hubungannya untuk membuat Grup Atmaja berinvestasi dalam proyeknya. Jika berhasil maka dia tidak perlu bekerja untuk MNC Grup lagi.
Setelah Gavin pergi, dia tidak langsung meninggalkan bursa kerja. Sebaliknya, dia pergi memeriksa apakah ada perusahaan lain masih membuka kesempatan.
Status Hari sangat tinggi, dan dia secara proaktif mendekatinya. Hal itu membuat Gavin menjadi khawatir, sehingga dia harus mencari jalan keluar lain untuk dirinya.
Jika bukan karena pilihan terakhir, dia tidak akan pergi ke MNC untuk bekerja.
Dengan terus mencari seperti itu, dia terus berusaha untuk menemukan perusahaan yang standnya sangat kecil, jika tidak melihat dengan cermat, orang tidak akan dapat melihatnya. Hanya sedikit orang mencoba pergi ke sana, dan semua orang yang pergi harusnya berhasil. Dan Gavin juga melihat ke sana, lalu melihat bahwa di antara orang-orang yang sudah berhasil, dirinya masih lebih baik dibandingkan mereka. Jadi seharusnya hal itu tidak menjadi masalah.
Gavin mengambil resumenya dan berkata, "aku ke sini untuk wawancara."
Perekrut tidak melihat resumenya, sebaliknya dia hanya mengangkat matanya dan menatap Gavin melihat dia dari ujung kepala sampai ujung kaki, kemudian bertanya, "Berapa gaji bulanan yang kamu mau?"
"Tidak penting, kalian beri berapa aja boleh. " Gavin tidak masalah jika itu soal uang.
"Baiklah kalau begitu, ini adalah alamat perusahaan, nanti kamu datang saja kesana." Perekrut memberi Gavin kartu nama.
"Itu saja?" Gavin mengambil kartu namanya. Dan melihat kalau perusahaan itu bernama Warrior, sepertinya tampak sangat ambisius dan inspirational.
Tapi dia tidak melihat resumenya, bahkan tidak menanyakan namanya, dan langsung saja menerimanya. Jelas hal ini terlalu mudah.
"Jika kamu tidak ingin pergi, lupakan saja. Kamu bisa datang ke perusahaan untuk bekerja dengan hanya membawa kartu nama itu, dan tidak ada yang akan memaksamu." Pewawancara berkata dengan tidak sabar.
"Iya, aku tahu.” semua pekerjaan sama saja. Sekarang dia telah selesai melakukannya wawancara jadi Rasti akan sangat senang.
Gavin menerima kartu nama itu dan segera meninggalkan bursa kerja.
Setelah bursa kerja, dia berkumpul di kelas. Gavin datang lebih awal, melihat orang - orang kembali ke kelas dengan wajah yang berbeda.
Setelah dia masuk, beberapa orang mulai berbicara tentang pekerjaan. Beberapa orang pamer bahwa dirinya telah masuk ke perusahaan yang baik, beberapa bahkan tampak tidak begitu bahagia.
Ketika Bella kembali dan melihat Gavin, dia tidak bisa menahan diri untuk berbicara dengan bangga padanya, "Apakah tidak ada perusahaan yang menerimamu untuk bekerja? Jadi sepertinya kamu tidak dapat menemukan pekerjaan setelah lulus. Memang ditakdirkan untuk hanya bisa melakukan hal-hal tidak berguna di hidupnya. "
"Sepertinya kamu telah menemukan pekerjaan yang bagus?" Gavin bertanya balik.
"Bagaimana aku bisa disamakan denganmu ,aku tidak harus bekerja di perusahaan lain karena aku akan langsung bekerja di perusahaan ayahku." Bella berkata dengan bangga.
"Jadi seperti itu yah, aku kira sepertinya perusahaan lain memang tidak menginginkanmu, itu sebabnya kamu harus bekerja pada perusahaanmu sendiri." Jawab Gavin dengan penuh sarkasme, sebelumnya dia berpikir kalau hal itu tidak perlu, tetapi karena Bella terus memprovokasinya jadi dia tidak menunjukkan belas kasihan lagi.
"Huh, aku hanya tidak ingin pergi ke tempat lain. Apakah kamu tahu MNC? Aku pergi ke sana untuk wawancara dan seseorang memintaku untuk menunggu kabar. Artinya aku sudah lulus tes awal, jadi selama aku pergi ke perusahaan itu untuk wawancara lanjutan, aku bisa pergi berkerja di sana." Jawab Bella dengan bangga.
Wawancara MNC itu sulit, karena hanya ada paling banyak lima orang yang akan di wawancarai di sekolah. Meskipun tes pertamanya ada di sekolah, perusahaan masih memiliki wawancara lain. Dua orang akan dicoret, karena setiap tahun mereka merekrut paling banyak hanya tiga orang.
Jadi selama orang itu memiiliki nilai bagus, akan sangat mungkin untuk masuk di sana. Dan dengan lulus ujian awal saja adalah hal yang luar biasa. Yang paling penting adalah bahkan jika pada akhirnya akan dicoret dari wawancara terakhir MNC, dengan punya pengalaman seperti itu, perusahaan lain juga akan memiliki pertimbangan lain untuk menerima mereka bekerja.
Bella lulus ujian awal, hanya saja dia tidak ingin pergi ke perusahaan lain untuk melayani orang lain. Karena memikirkan di perusahaannya sendiri dia diperlakukan sebagai seorang putri kecil yang akan selalu dipuji.
Gavin memandang Bella dengan heran.
"Kenapa? Iri? Sudah kubilang kita bukan tipe orang yang sama." Bella berkata penuh kemenangan.
“Ternyata MNC masih melakukan wawancara kedua, padahal Manajer Hari berkata aku bisa langsung bekerja, jadi aku pikir tadi hanya ada satu wawancara."
Novel Terkait
After Met You
AmardaUangku Ya Milikku
Raditya DikaThe True Identity of My Hubby
Sweety GirlPria Misteriusku
LylyIstri Pengkhianat
SubardiGue Jadi Kaya×
- Bab 1 Uang Banyak Yang Jatuh Dari Langit
- Bab 2 Memandang Rendah
- Bab 3 Anjing Yang Memandang Rendah Orang
- Bab 4 Pergi Sana!
- Bab 5 Uang Kas Kelas
- Bab 6 Cerai
- Bab 7 Tuan Muda
- Bab 8 Beli!
- Bab 9 Tuan Muda Sanjaya
- Bab 10 Kakek!
- Bab 11 Orang Tidak Berguna Bagaikan Sampah
- Bab 12 Wajah Tidak Sabar
- Bab 13 Sedih
- Bab 14 Pelajar Miskin
- Bab 15 Orang Terpandang
- Bab 16 Saudara Miskin
- Bab 17 Kebenaran Terucap
- Bab 18 Mengantar Uang
- Bab 19 Halangan
- Bab 20 Dikeluarkan Dari Sekolah
- Bab 21 Mengadu
- Bab 22 Investasi
- Bab 23 Mengakui Kekalahan
- Bab 24 Salah Paham
- Bab 25 Berpura-Pura
- Bab 26 Pesta Kumpul Teman-Teman
- Bab 27 10 Miliar!
- Bab 28 Kebingungan Antara Yang Benar Dan Yang Salah
- Bab 29 Menjadi Pelindung
- Bab 30 Usaha
- Bab 31 Hambatan
- Bab 32 Pameran Kerja
- Bab 33 Berani Ikut Dalam Perekrutan
- Bab 34 Wawancara
- Bab 35 Manajer Hari
- Bab 36 Mengeluh
- Bab 37 Saldo Di Dalam Rekening
- Bab 38 Pilih Sendiri
- Bab 39 Tebak
- Bab 40 Orang Di Belakang Uang
- Bab 41 Undangan
- Bab 42 Tuan Sihotang
- Bab 43 Sebuah Pertunjukan Bagus
- Bab 44 Perjamuan Kencan Buta
- Bab 45 Mengacaukan Masalah
- Bab 46 Identitas
- Bab 47 Melakukan Sesuatu
- Bab 48 Bertambah Seorang Adik
- Bab 49 Menarik Orang
- Bab 50 Kontrak
- Bab 51 Membahas Tentang Perceraian Lagi
- Bab 52 Dua Miliar Rupiah
- Bab 53 Bergabung
- Bab 54 Resiko Yang Harus Ditanggung
- Bab 55 Tingkat Kepastian
- Bab 56 Penagihan Hutang
- Bab 57 Pembunuhan
- Bab 58 Beri Pelajaran
- Bab 59 Dijebak
- Bab 60 Pergi Untuk Mati
- Bab 61 Wanita Pembohong
- Bab 62 Melakukan Kerjasama
- Bab 63 Aku Menemukan Harta Karun Itu
- Bab 64 Kembali
- Bab 65 Penandatanganan Kontrak
- Bab 66 Audisi Bakat
- Bab 67 Kekurangan Orang
- Bab 68 Tersinggung
- Bab 69 Pemeliharaan
- Bab 70 Atas Nama Suami Dan Istri
- Bab 71 Pergi Ke Luar Negeri
- Bab 72 Tidak Akan Kubiarkan Lolos
- Bab 73 Menyadari
- Bab 74 Putri Yang Tidak Diakui
- Bab 75 Sampah
- Bab 76 Bersama
- Bab 77 Tidak Cukup Bagus
- Bab 78 Bos
- Bab 79 Tidak Bisa Memprovokasi
- Bab 80 Program Rekaman
- Bab 81 Protes
- Bab 82 Kinerja
- Bab 83 Lulus
- Bab 84 Salah Tafsir
- Bab 85 Kejutan
- Bab 86 Resmi Bercerai
- Bab 87 Tempat Parkir Harga Langit
- Bab 88 Mempermalukan Diri Sendiri
- Bab 89 Keluar
- Bab 90 Kehilangan Pekerjaan
- Bab 91 Mengangkat Jadi Anak
- Bab 92 Membeli Dengan Seenaknya
- Bab 93 Mengejar Artis
- Bab 94 Pinjam Uang
- Bab 95 Membuat Segalanya Sulit
- Bab 96 Dividen
- Bab 97 Menawar Harga
- Bab 98 Sudah Berencana Sebelumnya
- Bab 99 Hilang
- Bab 100 Bukan Siapa-Siapa
- Bab 101 Pingsan
- Bab 102 Harga Yang Menyakitkan
- Bab 103 Pengakuan
- Bab 104 Terkenal
- Bab 105 Pesta Minum Pribadi
- Bab 106 Membuat Masalah
- Bab 107 Ketidakcocokan
- Bab 108 Silakan
- Bab 109 Tanpa Keraguan
- Bab 110 Rasti Ada Di Sini
- Bab 111 Menyerah
- Bab 112 Hati
- Bab 113 Jalan Untuk Melangkah Mundur
- Bab 114 Mengundurkan Diri Dari Peperangan
- Bab 115 Sombong
- Bab 116 Memalukan
- Bab 117 Makan Gratis
- Bab 118 Skandal
- Bab 119 Memiliki Kesulitan
- Bab 120 Mengejar
- Bab 121 Hati Gadis
- Bab 122 Orang-Orang Di Belakang
- Bab 123 Bahaya
- Bab 124 Melampiaskan Amarah
- Bab 125 Artis
- Bab 126 Hasil Akhir