Gue Jadi Kaya - Bab 46 Identitas
Ada revisi nama Aston Atmaja = Astin Atmaja Bab 45-47 17/9/20
“Kita pergi begitu saja?” Levina bertanya pada Gavin di dalam lift.
Levina tadi berada di kamar mandi, sehingga dia tidak tahu apa yang terjadi di luar dan begitu dia keluar dari kamar mandi, dia segera dibawa oleh Gavin.
“Kita makan dulu dan pergi setelah makan malam.” Bagaimanapun juga, Gavin bukan benar-benar datang untuk kencan buta, Hari tidak mengatakan dengan jelas apa tujuan membiarkan dirinya datang, sehingga dia bisa pergi kapan pun.
“Mengapa aku merasa tatapan orang-orang tersebut ketika melihatmu sangat aneh.” Levina melanjutkan.
“Mereka itu iri, cemburu dan membenciku, jangan khawatir, kita tidak akan berhubungan dengan mereka untuk saat ini.” Identitasnya saat ini hanyalah manajer pemasaran MNC dan hal-hal lain seharusnya tidak akan ditemukan oleh orang-orang tersebut.
“Kenapa?” Levina tidak mengerti apa yang dia katakan.
“Kamu akan tahu sebentar lagi.” Gavin tidak menjelaskan karena mereka sudah tiba di lantai restoran.
Begitu mereka keluar dari lift, ada pelayan sedang menunggu, ketika melihat mereka, pelayan tersebut bertanya: "Apakah anda adalah Tuan Gavin?"
“Ya.” Gavin mengangguk.
"Baik, ruangan telah disiapkan, aku akan mengantar anda ke sana."
Pelayan tersebut memimpin jalan, mengarahkan mereka ke luar ruangan, kemudian membuka pintu untuk membiarkan mereka masuk.
Gavin membawa Levina masuk, Astin sudah menunggu di dalam dan makanan sudah dihidangkan di atas meja, kecepatan tersebut membuat Gavin terkejut.
Gavin langsung memasuki ruangan, duduk di seberang Astin dan menjauh dari Astin untuk menjaga jarak.
Setelah duduk, dia berencana untuk menyapa Astin, tetapi dia menemukan bahwa Astin melihat ke arah pintu.
Gavin menoleh dan melihat Levina yang berdiri di pintu juga bertatapan dengan Astin.
Gavin memperkenalkannya: "Ini adalah asistenku, Levina Atmaja. Kebetulan banget kita bertiga sama-sama bernama Atmaja, mereka yang tidak tahu akan mengira bahwa kita adalah sekeluarga."
Nasib ini, jika menyingkirkan hal-hal lain, benar-benar sangat kebetulan, kebetulan tiga orang bermarga Atmaja berkumpul.
Gavin bermaksud membuat lelucon, sehingga Astin tidak keberatan dengan dia membawa orang untuk makan malam bersama, namun suasananya tidak menjadi rileks, tetapi malah menjadi lebih serius, orang yang tidak terlalu memperhatikan suasana seperti Gavin, juga dapat melihat bahwa suasana antara mereka berdua tidak benar.
Tetapi mereka hanya saling memandang dan tidak berbicara, Gavin tidak ingin terus seperti ini, jadi dia bertanya, "Ada apa dengan kalian?"
Astin mengalihkan pandangannya terlebih dahulu, dia berkata kepada Gavin: "Tidak apa-apa, aku hanya merasa bahwa kamu tidak mengerti romantis, seorang wanita mengajakmu untuk makan malam dan kamu membawa wanita lain, apa artinya ini?"
“Bukankah kamu berkata bahwa kamu hanya ingin berterima kasih padaku?” Gavin sedikit takut dengan perkataan Astin, dia takut Astin benar-benar menyukainya, dia tidak mampu melayani nona besar orang kaya seperti ini.
“Itu hanya sebuah alasan saja, hari ini merupakan perjamuan kencan butaku, aku membawamu keluar, apakah kamu tidak mengerti maksudku?” Astin berkata dengan nada suara yang manja.
Penampilannya yang centil sangat berbeda dengan penampilannya yang membiarkan David keluar tadi, jika bukan karena telah melihat sisi lainnya, Gavin mungkin akan tertipu olehnya, sekarang dia hanya ingin mengatakan: "Nona Atmaja, kamu jangan bercanda denganku, aku hanyalah orang yang tidak dikenal dan tidak layak untuk bersamamu, ada begitu banyak pemuda berprestasi di atas, merekalah yang merupakan orang yang layak untuk bersamamu. "
“Ya, Nona Atmaja, bosku hanyalah orang kecil dan tidak pantas menarik banyak perhatianmu.” Levina juga membantu Gavin berbicara dan juga duduk di sampingnya.
“Apakah itu layak atau tidak, aku yang menentukannya, itu tidak ada hubungannya dengan orang luar!” Astin mengerutkan kening dan menatap Levina.
Levina juga tidak mau kalah, dia juga menatap Astin dengan wajah tidak berekspresi.
Gavin melihat mereka seperti sedang cemburu, dia merasa lucu. Astin ini dengan aneh mengatakan bahwa dia jatuh cinta pada dirinya dan dia bahkan cemburu dengan seorang asisten, ini mungkin merupakan gambaran yang dinantikan oleh orang-orang di atas, tetapi Gavin tidak merasa beruntung, dia hanya merasa merepotkan.
Dia keluar untuk mendamaikan suasana dan berkata: "Sudahlah, hanya bercanda saja, Nona Atmaja tidak mungkin menyukaiku, aku sudah memiliki seseorang yang aku suka."
“Apakah orang tersebut adalah dia?” Astin menunjuk Levina dan bertanya pada Gavin.
“Dia hanyalah asistenku.” Gavin menggelengkan kepalanya, dia dan Levina hanya bertemu dua kali. bagaimana mungkin dia menyukainya? Untuk orang yang dia suka, Gavin sendiri juga tidak tahu, itu hanyalah sebuah alasan.
“Siapakah orang tersebut?” Astin bertanya.
"Ini adalah privasiku, jadi aku tidak perlu memberitahumu, kita lebih baik makan dulu, setelah selesai makan, kamu bisa naik ke atas." Gavin tidak ingin menghabiskan terlalu banyak waktu di sini.
Astin memandang Gavin, dia tidak percaya perkataan Gavin. Gavin tidak bisa mengatakan siapa yang dia sukai, jadi dia pasti menyukai asistennya ini.
Astin melirik Levina lagi, tatapannya membawa sedikit penghinaan dan jijik, meskipun Levina berpakaian sopan, tetapi dia tidak bisa mengubah temperamennya, sangat jelas, Levina dan Gavin merupakan tipe orang yang berbeda, Gavin jatuh cinta padanya pasti karena wajahnya.
Makan bersama orang seperti ini, dia juga tidak memiliki nafsu makan, jadi dia hanya makan sedikit, kemudian meletakkan sumpitnya.
Levina makan banyak, dia tidak segan-segan memperlakukan tempat ini sebagai rumahnya sendiri, Gavin terkejut dengan nafsu makannya. Setelah selesai makan, Gavin menunggunya.
Levina makan dengan fokus, setelah kenyang, dia baru menyadari bahwa Gavin sudah menunggunya, dia segera menundukkan kepalanya dengan malu dan berkata, "Maaf, aku makan terlalu banyak."
“Memiliki nafsu makan merupakan suatu berkah.” Gavin tidak tahu harus tertawa atau menangis, dia tidak keberatan Levina makan banyak, hanya saja ini merupakan pertama kalinya dia melihat seseorang makan dengan begitu ganas pada acara seperti ini.
“Kamu juga jangan bertindak seperti kamu belum makan untuk waktu yang lama, makanan-makanan di sini memang berbeda dari apa yang pernah kamu makan sebelumnya, tetapi jika kamu makan terlalu banyak, aku khawatir kamu akan merasa tidak nyaman.” Astin berkata dengan nada menyindir.
Gavin mendengar bahwa Astin sedang mengejek Levina, dia sedikit kesal, tetapi dia tidak marah dan dia hanya ingin pergi.
Untungnya, Levina juga tidak keberatan, Gavin berdiri dan berkata kepada Astin, "Kamu juga sudah berterima kasih padaku, kita sudah tidak saling hutang lagi, mari kita berpisah dan menjalani jalan masing-masing."
"Aku sudah bilang bahwa aku jatuh cinta padamu, apakah menurutmu kamu masih bisa pergi?"
“Apakah kamu masih ingin menahanku di sini?” Meskipun kamu punya uang, kamu juga tidak boleh melakukan hal seperti itu.
"Tentu saja tidak, aku hanya ingin memberitahumu bahwa hutang antara kita berdua tidak bisa diselesaikan lagi, kamu merusak kencan butaku dan menyebabkan orang yang aku sukai pergi, maka kamu hanya bisa membayarnya dengan dirimu." Astin menyatakan dengan tegas, seolah-olah Gavin pasti merupakan suaminya.
Gavin menyesal mengapa dia tadi mau merusak masalah ini, dia sekarang merasa bahwa Astin dan David merupakan pasangan yang cocok, jika mereka berdua bersama, maka David tidak akan mencari Rasti lagi, semua ini karena dia tadi terlalu gegabah, sehingga dia menyebabkan bencana seperti ini.
Ketika Astin mengucapkan perkataan ini, sama sekali tidak terlihat bahwa dia sedang bercanda, Gavin tersenyum canggung dan berkata, "Aku sudah punya istri, jika kamu tidak keberatan bahwa aku telah menikah dan masih ingin bersamamu, maka kamu hanya bisa menjadi selingkuhanku, apakah kamu tidak merasa akan menghina identitasmu? "
Novel Terkait
Hidden Son-in-Law
Andy LeeMy Enchanting Guy
Bryan WuMy Lady Boss
GeorgeMy Lifetime
DevinaMenaklukkan Suami CEO
Red MapleYama's Wife
ClarkThe Sixth Sense
AlexanderGue Jadi Kaya×
- Bab 1 Uang Banyak Yang Jatuh Dari Langit
- Bab 2 Memandang Rendah
- Bab 3 Anjing Yang Memandang Rendah Orang
- Bab 4 Pergi Sana!
- Bab 5 Uang Kas Kelas
- Bab 6 Cerai
- Bab 7 Tuan Muda
- Bab 8 Beli!
- Bab 9 Tuan Muda Sanjaya
- Bab 10 Kakek!
- Bab 11 Orang Tidak Berguna Bagaikan Sampah
- Bab 12 Wajah Tidak Sabar
- Bab 13 Sedih
- Bab 14 Pelajar Miskin
- Bab 15 Orang Terpandang
- Bab 16 Saudara Miskin
- Bab 17 Kebenaran Terucap
- Bab 18 Mengantar Uang
- Bab 19 Halangan
- Bab 20 Dikeluarkan Dari Sekolah
- Bab 21 Mengadu
- Bab 22 Investasi
- Bab 23 Mengakui Kekalahan
- Bab 24 Salah Paham
- Bab 25 Berpura-Pura
- Bab 26 Pesta Kumpul Teman-Teman
- Bab 27 10 Miliar!
- Bab 28 Kebingungan Antara Yang Benar Dan Yang Salah
- Bab 29 Menjadi Pelindung
- Bab 30 Usaha
- Bab 31 Hambatan
- Bab 32 Pameran Kerja
- Bab 33 Berani Ikut Dalam Perekrutan
- Bab 34 Wawancara
- Bab 35 Manajer Hari
- Bab 36 Mengeluh
- Bab 37 Saldo Di Dalam Rekening
- Bab 38 Pilih Sendiri
- Bab 39 Tebak
- Bab 40 Orang Di Belakang Uang
- Bab 41 Undangan
- Bab 42 Tuan Sihotang
- Bab 43 Sebuah Pertunjukan Bagus
- Bab 44 Perjamuan Kencan Buta
- Bab 45 Mengacaukan Masalah
- Bab 46 Identitas
- Bab 47 Melakukan Sesuatu
- Bab 48 Bertambah Seorang Adik
- Bab 49 Menarik Orang
- Bab 50 Kontrak
- Bab 51 Membahas Tentang Perceraian Lagi
- Bab 52 Dua Miliar Rupiah
- Bab 53 Bergabung
- Bab 54 Resiko Yang Harus Ditanggung
- Bab 55 Tingkat Kepastian
- Bab 56 Penagihan Hutang
- Bab 57 Pembunuhan
- Bab 58 Beri Pelajaran
- Bab 59 Dijebak
- Bab 60 Pergi Untuk Mati
- Bab 61 Wanita Pembohong
- Bab 62 Melakukan Kerjasama
- Bab 63 Aku Menemukan Harta Karun Itu
- Bab 64 Kembali
- Bab 65 Penandatanganan Kontrak
- Bab 66 Audisi Bakat
- Bab 67 Kekurangan Orang
- Bab 68 Tersinggung
- Bab 69 Pemeliharaan
- Bab 70 Atas Nama Suami Dan Istri
- Bab 71 Pergi Ke Luar Negeri
- Bab 72 Tidak Akan Kubiarkan Lolos
- Bab 73 Menyadari
- Bab 74 Putri Yang Tidak Diakui
- Bab 75 Sampah
- Bab 76 Bersama
- Bab 77 Tidak Cukup Bagus
- Bab 78 Bos
- Bab 79 Tidak Bisa Memprovokasi
- Bab 80 Program Rekaman
- Bab 81 Protes
- Bab 82 Kinerja
- Bab 83 Lulus
- Bab 84 Salah Tafsir
- Bab 85 Kejutan
- Bab 86 Resmi Bercerai
- Bab 87 Tempat Parkir Harga Langit
- Bab 88 Mempermalukan Diri Sendiri
- Bab 89 Keluar
- Bab 90 Kehilangan Pekerjaan
- Bab 91 Mengangkat Jadi Anak
- Bab 92 Membeli Dengan Seenaknya
- Bab 93 Mengejar Artis
- Bab 94 Pinjam Uang
- Bab 95 Membuat Segalanya Sulit
- Bab 96 Dividen
- Bab 97 Menawar Harga
- Bab 98 Sudah Berencana Sebelumnya
- Bab 99 Hilang
- Bab 100 Bukan Siapa-Siapa
- Bab 101 Pingsan
- Bab 102 Harga Yang Menyakitkan
- Bab 103 Pengakuan
- Bab 104 Terkenal
- Bab 105 Pesta Minum Pribadi
- Bab 106 Membuat Masalah
- Bab 107 Ketidakcocokan
- Bab 108 Silakan
- Bab 109 Tanpa Keraguan
- Bab 110 Rasti Ada Di Sini
- Bab 111 Menyerah
- Bab 112 Hati
- Bab 113 Jalan Untuk Melangkah Mundur
- Bab 114 Mengundurkan Diri Dari Peperangan
- Bab 115 Sombong
- Bab 116 Memalukan
- Bab 117 Makan Gratis
- Bab 118 Skandal
- Bab 119 Memiliki Kesulitan
- Bab 120 Mengejar
- Bab 121 Hati Gadis
- Bab 122 Orang-Orang Di Belakang
- Bab 123 Bahaya
- Bab 124 Melampiaskan Amarah
- Bab 125 Artis
- Bab 126 Hasil Akhir