Gue Jadi Kaya - Bab 56 Penagihan Hutang
Gavin akhirnya sudah benar-benar menyadari Astin itu orang yang seperti apa, manja, egois, sangat dimanjakan di rumah, dan tidak kekurangan apapun.
Siapa yang bertemu dengan orang seperti itu adalah leluhurnya, jika sudah menikahinya, maka harus memberikan persembahan. Gavin sama sekali tidak akan pernah menyentuh orang seperti itu.
Gavin diam-diam menggelengkan kepalanya dan dengan tenang berkata kepada Astin , "Katakan saja langsung ada apa kmu mencariku. Tidak mungkin hanya duduk berhadapan denganku, saling tatap muka dan mengobrol, kan?"
“Perkataanmu tentang hal ini memang benar, aku hanya ingin mengobrol denganmu.” Astin mengangguk dan berkata.
Gavin mengerutkan kening, tidak tahu apa yang sedang ada dipikirkan Astin , tetapi dirinya sudah duduk dan menunggu dia memulai pembicaraan.
“Kamu itu siapa?” Astin bertanya.
“Gavin, Manajer Departemen Riset Pemasaran MNC, ini kamu harus sudah tahu, mengapa masih bertanya lagi.” Bahkan sudah sampai menemukan tempat ini, mengapa masih mengajukan pertanyaan yang tidak berarti.
"Maksudku siapa orang tuamu dan apa yang mereka kerjakan."
“Hal ini tidak ada hubungannya denganmu, kan.” Mereka baru saja bertemu untuk kedua kalinya dan sudah langsung bertanya tentang orang tua?
"Tidak nyaman untuk dikatakan?"
“Sebenarnya tidak ingin mengatakannya.” Gavin mengoreksinya.
Astin terdiam sejenak, seketika tidak tahu bagaimana menanggapinya. Sejak kecil, tidak ada yang berbicara dengannya seperti ini. Gavin benar-benar adalah yang pertama dalam hal ini.
Tampaknya benar-benar ada sesuatu di dalamnya. Karena Gavin tidak ingin membicarakan masalah orang tuanya, Astin mengubah pertanyaannya: "Siapa wanita yang bersamamu terakhir kali itu?"
“Adikku.” Gavin menjawab karena merasa tidak keberatan.
Dan juga, terakhir kali saat Astin bertemu dengan Levina, suasananya tidak begitu baik, Gavin takut Astin akan melakukan sesuatu pada Levina, dengan berkata seperti itu berarti sedang mengatakan kepada Astin bahwa jika ingin berurusan dengan Levina, maka harus mencari Gavin terlebih dahulu.
Yang Gavin tidak sadari adalah saat setelah mendengar pertemuan Gavin, ekspresi di wajah Astin sedikit berubah, dan bahkan menggunakan tatapan jahat untuk menatapnya, tetapi saat Gavin berbalik melihat Astin , Astin segera merubah ekspresinya dan menatapnya dengan senyuman.
“Apa lagi yang ingin kamu tanyakan?” Gavin tidak begitu menyukai tatapan matanya saat melihat dirinya, jadi Gavin berinisiatif membiarkan Astin mengajukan pertanyaan, jadi dengan begitu, Gavin hanya perlu melakukan dua hal, menjawab dan tidak menjawab.
“Tidak ada lagi, ini sudah cukup,” Astin menggelengkan kepalanya dan berkata.
"Apanya cukup?"
“Mengetahui bahwa dia adalah adikmu dan bukan istrimu, aku bisa dengan yakin dan tenang mengejarmu.” Astin tampak naif.
Tetapi Gavin bisa merasakan bahwa Astin sedang berpura-pura, dalam hatinya merasa canggung, tetapi Gavin masih mengingatkannya: "Aku memang sudah punya istri."
“Aku tidak percaya, kecuali kamu memintanya untuk menemuiku,” Astin berkata dengan keras kepala.
Gavin berpikir tentang bagaimana pertemuan Rasti dan Gavin. Itu pasti akan menjadi pertempuran maut. Dua orang ini tidak mungkin bisa akur, meskipun bukan karena dirinya, pasti tetap akan ada sebuah perang, lagipula, Gavin juga tidak punya cara untuk membuat Rasti menggunakan status sebagai istrinya dan keluar untuk bertemu orang lain.
Jika langsung menceritakan hal ini kepada Rasti, Rasti bahkan mungkin ingin menyingkirkan Gavin dan langsung menyangkalnya.
“Tidak bisa, mengapa aku harus memperlihatkan istriku kepada orang lain?” Gavin menolak.
Astin tidak terkejut, karena dirinya yakin bahwa Gavin tidak punya istri.
Gavin tampak sangat cemas, seolah-olah dirinya sudah tidak bisa melarikan diri dari orang ini, bagaimanapun Gavin berkata, tidak masuk akal lagi baginya, kemudian Gavin menyerah dan berkata: "Terserah kamu saja. Bagaimanapun, aku tidak punya waktu untuk menanggapimu. Kedepannya kamu jangan datang ke perusahaan lagi dan mengganggu aku yang sedang bekerja. Kami semua di sini membutuhkan pekerjaan demi uang untuk menghidupi diri sendiri. "
"Kamu tidak bisa menghidupi diri sendiri?"
"Benar, orang miskin, tidak punya apa-apa." Gavin berkata sambil merentangkan tangannya.
"Baik, aku mengerti, aku akan membantumu menyelesaikannya. Kedepannya, kamu tidak perlu bekerja lagi, temani aku saja sudah cukup." Astin membuat pengaturan sendiri.
"Atas dasar apa?"
“Atas dasar aku bisa memberimu uang!” Astin merasa wajar dan berkata.
"Tapi aku bisa menolak uang yang kamu berikan. Aku lebih suka mendapatkannya dengan tanganku sendiri dan tidak suka pemberian dari orang luar. Jika kamu merasa punya banyak uang, beramal saja." Gavin berkata.
"Masih ada orang yang menolak uang yang diberikan?"
“Iya, selain memberikan uang dan menanyakan pertanyaan-pertanyaan itu, apakah kamu masih ada hal yang lain?” Gavin merasa bahwa dirinya sudah tidak bertahan lagi dengan Astin , takutnya Gavin tidak bisa menahan diri dan memarahinya.
“Tidak ada lagi.” Tujuannya datang kemari sudah tercapai.
“Kalau begitu aku pergi.” Gavin tidak menunda sedetik pun. Gavin bangkit dan keluar, berjalan dengan sangat anggun, bahkan tidak melihat ke arah Astin lagi. Tentu saja, tidak melihat raut wajah Astin yang begitu jelek dan menakutkan.
Setelah Gavin keluar, Gavin mengirimkan pesan kepada Hari dan memintanya untuk memberitahu Astin bahwa dirinya telah melakukan semua yang dia bisa.
Kemudian Gavin meninggalkan Perusahaan MNC, sisanya diserahkan kepada Hari untuk menyelesaikannya sendiri, dan Gavin hanya menunggu hasilnya, itu sudah cukup.
Setelah menunda waktu sepanjang hari, Gavin merasa jika kembali saat ini masih terlalu dini, jadi Gavin mencari alamat perusahaan Warrior , kemudian mengemudi mobil pergi ke perusahaan itu untuk melihat perusahaan Warrior itu bergerak dibidang apa, mengapa orang hebat begitu ceroboh.
Sesuai alamatnya, perusahaan itu sudah ditemukan. Begitu Gavin turun dari mobil, Gavin langsung dikejutkan oleh perusahaan ini. Perusahaan ini sedikit lebih rusak dibandingkan dengan perusahaan yang dia beli, dan itu sudah bisa dianggap sebagai bengkel kecil.
Hanya sebuah fasad yang sangat sederhana, dengan papan nama yang sudah tua di atasnya yang bertuliskan perusahaan Warrior . Di depan pintu masih ada tumpukan sampah, bangunan ini semuanya sudah rusak parah.
Gavin benar-benar tidak menyangka perusahaan ini ternyata seperti ini. Gavin berbalik dan hendak pergi, dan tidak berani bekerja di perusahaan ini. Jika Rasti mengetahuinya, Rasti pasti akan mencaci maki dirinya.
Tapi begitu Gavin berbalik, Gavin bertemu dengan seorang kenalan.
Bang Bobby bersama sekelompok anak buahnya berjalan kemari dari kotak ruangan dan terkejut saat melihat Gavin.
"Kenapa kamu datang kesini?"
Tuan Muda seperti Gavin seharusnya tidak muncul di sini.
"Jika aku mengatakan bahwa aku ke sini untuk melamar pekerjaan, apakah kamu percaya?"
“Kamu masih perlu melamar pekerjaan, kamu bisa memberi uang kepada orang-orang tanpa harus berpikir, dan masih perlu kerja?” Bang Bobby mengira Gavin sedang bercanda.
"Aku membutuhkan sertifikat untuk lulus. Tentu saja aku harus mencari perusahaan untuk bekerja."
Segera setelah Gavin selesai berbicara, Bang Bobby tiba-tiba seperti tersadar, menatapnya dan berkata, "Kamu pasti sudah dibodohi untuk datang kemari oleh seseorang yang menghadiri bursa kerja di sekolah!"
"Dibodohi?"
“Benar, aku sudah sering melihat hal semacam ini, karena kekurangan orang dan sulit mencari orang, jadi harus pergi mencari siswa yang baru saja lulus dan belum mendapatkan pekerjaan sebagai mangsa, lalu membiarkan mereka datang kemari untuk menjadi asisten.
"Menjadi asisten?"
"Oh, Kamu masih belum tahu perusahaan Warrior bergerak dibidang apa, kan." Bang Bobby merasa tampang Gavin seperti itu sudah pasti tidak tahu, jadi Bang Bobby memperkenalkan: "Ini adalah perusahaan penagihan hutang. Selama kamu memiliki bukti, dan dapat memastikan kepada kami bahwa pihak lain itu tidak membayar uang pinjaman, kamu sudah bisa mempekerjakan kami untuk membantu menagih utangmu kembali. "
“Jadi, kamu adalah bos dari perusahaan penagihan utang ini?” Gavin memandang Bang Bobby, temperamen Bang Bobby memang benar-benar cocok.
Novel Terkait
Gaun Pengantin Kecilku
Yumiko YangDon't say goodbye
Dessy PutriUnplanned Marriage
MargeryMy Lady Boss
GeorgeYour Ignorance
YayaYou're My Savior
Shella NaviGue Jadi Kaya×
- Bab 1 Uang Banyak Yang Jatuh Dari Langit
- Bab 2 Memandang Rendah
- Bab 3 Anjing Yang Memandang Rendah Orang
- Bab 4 Pergi Sana!
- Bab 5 Uang Kas Kelas
- Bab 6 Cerai
- Bab 7 Tuan Muda
- Bab 8 Beli!
- Bab 9 Tuan Muda Sanjaya
- Bab 10 Kakek!
- Bab 11 Orang Tidak Berguna Bagaikan Sampah
- Bab 12 Wajah Tidak Sabar
- Bab 13 Sedih
- Bab 14 Pelajar Miskin
- Bab 15 Orang Terpandang
- Bab 16 Saudara Miskin
- Bab 17 Kebenaran Terucap
- Bab 18 Mengantar Uang
- Bab 19 Halangan
- Bab 20 Dikeluarkan Dari Sekolah
- Bab 21 Mengadu
- Bab 22 Investasi
- Bab 23 Mengakui Kekalahan
- Bab 24 Salah Paham
- Bab 25 Berpura-Pura
- Bab 26 Pesta Kumpul Teman-Teman
- Bab 27 10 Miliar!
- Bab 28 Kebingungan Antara Yang Benar Dan Yang Salah
- Bab 29 Menjadi Pelindung
- Bab 30 Usaha
- Bab 31 Hambatan
- Bab 32 Pameran Kerja
- Bab 33 Berani Ikut Dalam Perekrutan
- Bab 34 Wawancara
- Bab 35 Manajer Hari
- Bab 36 Mengeluh
- Bab 37 Saldo Di Dalam Rekening
- Bab 38 Pilih Sendiri
- Bab 39 Tebak
- Bab 40 Orang Di Belakang Uang
- Bab 41 Undangan
- Bab 42 Tuan Sihotang
- Bab 43 Sebuah Pertunjukan Bagus
- Bab 44 Perjamuan Kencan Buta
- Bab 45 Mengacaukan Masalah
- Bab 46 Identitas
- Bab 47 Melakukan Sesuatu
- Bab 48 Bertambah Seorang Adik
- Bab 49 Menarik Orang
- Bab 50 Kontrak
- Bab 51 Membahas Tentang Perceraian Lagi
- Bab 52 Dua Miliar Rupiah
- Bab 53 Bergabung
- Bab 54 Resiko Yang Harus Ditanggung
- Bab 55 Tingkat Kepastian
- Bab 56 Penagihan Hutang
- Bab 57 Pembunuhan
- Bab 58 Beri Pelajaran
- Bab 59 Dijebak
- Bab 60 Pergi Untuk Mati
- Bab 61 Wanita Pembohong
- Bab 62 Melakukan Kerjasama
- Bab 63 Aku Menemukan Harta Karun Itu
- Bab 64 Kembali
- Bab 65 Penandatanganan Kontrak
- Bab 66 Audisi Bakat
- Bab 67 Kekurangan Orang
- Bab 68 Tersinggung
- Bab 69 Pemeliharaan
- Bab 70 Atas Nama Suami Dan Istri
- Bab 71 Pergi Ke Luar Negeri
- Bab 72 Tidak Akan Kubiarkan Lolos
- Bab 73 Menyadari
- Bab 74 Putri Yang Tidak Diakui
- Bab 75 Sampah
- Bab 76 Bersama
- Bab 77 Tidak Cukup Bagus
- Bab 78 Bos
- Bab 79 Tidak Bisa Memprovokasi
- Bab 80 Program Rekaman
- Bab 81 Protes
- Bab 82 Kinerja
- Bab 83 Lulus
- Bab 84 Salah Tafsir
- Bab 85 Kejutan
- Bab 86 Resmi Bercerai
- Bab 87 Tempat Parkir Harga Langit
- Bab 88 Mempermalukan Diri Sendiri
- Bab 89 Keluar
- Bab 90 Kehilangan Pekerjaan
- Bab 91 Mengangkat Jadi Anak
- Bab 92 Membeli Dengan Seenaknya
- Bab 93 Mengejar Artis
- Bab 94 Pinjam Uang
- Bab 95 Membuat Segalanya Sulit
- Bab 96 Dividen
- Bab 97 Menawar Harga
- Bab 98 Sudah Berencana Sebelumnya
- Bab 99 Hilang
- Bab 100 Bukan Siapa-Siapa
- Bab 101 Pingsan
- Bab 102 Harga Yang Menyakitkan
- Bab 103 Pengakuan
- Bab 104 Terkenal
- Bab 105 Pesta Minum Pribadi
- Bab 106 Membuat Masalah
- Bab 107 Ketidakcocokan
- Bab 108 Silakan
- Bab 109 Tanpa Keraguan
- Bab 110 Rasti Ada Di Sini
- Bab 111 Menyerah
- Bab 112 Hati
- Bab 113 Jalan Untuk Melangkah Mundur
- Bab 114 Mengundurkan Diri Dari Peperangan
- Bab 115 Sombong
- Bab 116 Memalukan
- Bab 117 Makan Gratis
- Bab 118 Skandal
- Bab 119 Memiliki Kesulitan
- Bab 120 Mengejar
- Bab 121 Hati Gadis
- Bab 122 Orang-Orang Di Belakang
- Bab 123 Bahaya
- Bab 124 Melampiaskan Amarah
- Bab 125 Artis
- Bab 126 Hasil Akhir