Gue Jadi Kaya - Bab 70 Atas Nama Suami Dan Istri
***Pak Aksa yang diminta Rasti untuk mengajar berbeda dengan David Aksa***
"Siapa dia?" Rasti bertanya sambil menatap Levina.
"Oh, dia adikku." Jawab Gavin santai.
"Kapan kamu punya adik? Kenapa aku tidak tahu?" Selama Rasti mengenal Gavin, dia tahu betul kalau Gavin tidak pernah memiliki adik.
"Kamu terlalu banyak bertanya." Levina menjawabnya dengan jengkel, karena sebagai kepala sekolah Rasti terlalu peduli pada Gavin. Seharusnya Rasti cukup mengurusi pekerjaannya saja dan tidak perlu sampai mencari tahu soal Gavin memiliki adik atau tidak.
"Apakah aku terlalu mencampuri urusan pribadimu?" Rasti menatap Gavin.
Gavin menarik Levina sedikit dan memperkenalkannya pada Rasti "Dia Levina Atmaja seorang yatim piatu seperti aku dan aku sudah menganggapnya seperti adikku sendiri."
"Kamu pun belum bisa mengatur dirimu sendiri, tapi masih berani untuk mengangkat seorang adik? Mungkin dalam waktu beberapa tahun lagi kamu akan memiliki puluhan adik?" Rasti mengerutkan kening saat mendengar Gavin memperkenalkan adiknya.
"Lalu apa hubungannya denganmu?" Levina tidak bisa menahan rasa jengkelnya dan sikapnya terhadap Rasti semakin memburuk.
Dia merasa Rasti terlalu banyak berbicara kepada Gavin, tetapi Gavin sudah terbiasa dengan sikap Rasti sehingga Gavin tidak terlalu memikirkan apa yang Rasti katakan dan menjawabnya dengan santai "Aku tahu bagaimana harus bersikap."
"Iya dan aku harap kamu benar-benar tahu itu dan jangan coba - coba lakukan hal lain, karena aku tidak ingin membereskan permasalahanmu di masa depan." Rasti khawatir kelak Levina justru akan menjadi beban bagi Gavin sendiri.
"Siapa yang bermasalah?" Levina menatap Rasti dengan jengkel, melangkah maju dan bertanya pada Rasti.
Rasti tidak mempedulikan Levina dan hanya menatap Gavin.
Gavin lalu menarik Levina lagi dan berkata pada Rasti "Iya, kamu tenang saja aku pasti bisa mengatasinya. Jadi kamu bisa fokus ke bisnismu dan tidak usah terlalu mengkhawatirkan aku."
Karena sekarang adalah waktunya untuk meredakan hubungannya dengan Rasti jadi Gavin tidak mau membuat keributan. Lalu Levina merasakan Gavin terus bersabar pada Rasti menjadi semakin marah, tetapi karena dia tidak ingin membuat masalah baru bagi Gavin, jadi dia hanya bisa menahannya.
Rasti melihat Gavin untuk terakhir kali dan berkata "Jika kamu ingin jatuh cinta tinggal katakan saja padaku. Jujur saja aku tidak akan keberatan dan malah berharap kamu segera melakukannya."
Kemudian Rasti pergi tanpa menunggu jawaban dari Gavin. Setelah Rasti pergi Levina mengeluh kepada Gavin "Guru macam apa dia? Kenapa dia malah mengatakan hal buruk tentangmu padahal kamu baru saja membantunya dan dia bahkan tidak mengucapkan terima kasih."
"Dia memang orang yang seperti itu." Sebenarnya lebih sulit membuat Rasti mengucapkan terima kasih gumam Gavin.
"Apakah sebagai kepala sekolah dibenarkan untuk memperlakukan siswanya seperti itu? Bahkan dia pun tidak bisa berbicara dengan baik pada Tuan Aksa sampai - sampai Tuan Aksa berpikir kalau Rasti hanya ingin menggunakan namanya untuk menghasilkan uang." Seperti yang Rasti lakukan barusan Levina juga mulai berpikir bahwa perusahaannya juga tidak dapat diandalkan.
"Kamu jangan seperti itu, ingat kita telah berinvestasi di perusahaannya dan kelak kamu mungkin harus berurusan dengannya." Gavin tiba-tiba teringat bahwa Adrian akan memimpin perusahaan baru dan urusan perusahaan lama akan diserahkan kepada Levina. Jika berkaca dari situasi saat ini jelas sulit bagi keduanya untuk bekerja sama dengan baik.
"Heh, tidak mungkin!" Levina tidak bisa mempercayainya, karena dia sama sekali tidak ingin berurusan dengan Rasti lalu dia bertanya pada Gavin "Kalau begitu, bisakah aku bertengkar dengannya?"
"Rasti sebenarnya tidak benar - benar memperlakukanku seperti itu, karena sebetulnya dia adalah orang yang sangat baik sehingga jangan memandangnya dengan buruk sangka dan jangan biarkan dia tahu bahwa aku adalah bos dari perusahaan." Jawab Gavin
"Kenapa?" Tanya Levina
"Aku khawatir dia akan menghentikan perusahaannya saat dia marah." Menurut Gavin dengan melihat kepribadian Rasti maka kemungkinan besar Rasti akan sangat marah sampai melakukan itu jika sampai tahu kalau Gavin yang membantunya.
"Kenapa kamu membiarkan dia begitu saja?" Rasti hanyalah kepala sekolah dan kenapa Gavin masih saja memperlakukannya seperti itu.
Gavin berpikir sejenak. Keduanya pasti akan bertemu kembali setelah kejadian ini, maka jika Gavin tidak mengatakan yang sebenarnya pasti akan terjadi hal-hal buruk ke depannya, jadi Gavin berkata "Dia adalah istriku dalam nama."
"Dia benar-benar istrimu?" Mendengar itu Levina menjadi sangat terkejut. Apakah Gavin benar - benar telah menikah dengan kepala sekolahnya atau apakah benar Gavin telah menipu Astin sebelumnya.
Semua kejadian ini agak sulit diterima olehnya. Sebenarnya Levina diam - diam masih menyukai Gavin meskipun Gavin adalah kakaknya sekarang, tetapi dalam hatinya dia masih mengidolakannya dan dia merasa bahwa hubungan saudara ini tidak akan bertahan lama sebab Levina masih memiliki kesempatan.
Setelah mereka berdua tinggal bersama Levina tidak pernah melihat istri Gavin muncul, bahkan merasa kalau semua itu hanyalah bohong. Meskipun Gavin mengatakannya dengan serius Levina masih tidak mau mempercayainya.
Sekarang setelah dia mendengar berita ini Levina merasa mendapat pukulan telak.
"Ya, sudah dua tahun sejak aku menikahinya di hari ulang tahunku yang ke 22, tapi aku sebenarnya sudah tinggal bersamanya jauh sebelum kami menikah." Kata Gavin, tetapi jika dihitung - hitung sebenarnya mereka sudah tujuh tahun tinggal bersama gumam Gavin.
Gavin ingat saat pertama kali bertemu Rasti dia memperlakukan Gavin dengan sangat baik. Saat itu, mereka tidak tahu bahwa mereka akan menjadi suami istri. Ayah Rasti dan Ibu Rasti hanya menyuruh Rasti untuk menjaga Gavin dan mengatakan bahwa orang tua Gavin hilang. Terlepas dari hubungan kerabat, Gavin dianggap sebagai yatim piatu.
Rasti adalah orang yang baik, karena semenjak Gavin masih muda Rasti sudah merawat Gavin, padahal Gavin memiliki sikap yang sangat berbeda terhadap Rasti. Tetapi Rasti tetap memberi Gavin perhatian. Pernah suatu ketika orang lain datang untuk menertawakan Gavin karena tidak memiliki ayah dan ibu, tetapi Rasti dengan sigap membelanya.
Ketika orang tua keluarga Rasti mengatakan kalau kedua harus menikah, segalanya mulai berubah. Rasti mulai membencinya dan selalu mengabaikannya, bahkan jika ada insiden kecil pasti akan menjadi keributan. Sehingga itulah yang membentuk kebiasaan saat ini, sehingga sikapnya padda Gavin akan selalu buruk.
Gavin juga terkejut saat itu, meski dia juga sudah mengatakan bahwa mereka tidak perlu menikah, tetapi orang tua Keluarga Maryana tetap bersikeras bahwa mereka berdua tidak memiliki pilihan lain dan harus melakukannya.
Rasti berkali-kali berusaha melawan, tetapi dia ditekan kembali oleh orang tuanya dan akhirnya memaksa kami berdua untuk menikah.
Gavin berpikir jika mereka berdua tidak dipaksa seperti itu, mungkin hubungan keduanya akan jauh lebih baik daripada sekarang dan dia tidak perlu menyembunyikan semuanya dari Rasti.
Gavin mengatakan semua hal itu kepada Levina dan setelah Levina mendengarnya, suasana hatinya menjadi sangat rumit. Dia tidak tahu apakah dia harus bersimpati dengan Rasti atau menguatkan Gavin.
"Jadi kalian berdua sudah menjadi suami dan istri, tetapi kenapa tidak terjadi apa - apa?" tanya Levina.
"Tidak, kami tidur di dua kamar yang berbeda saat tinggal bersama. Dulu Rasti selalu menganggapku dan memperlakukanku sebagai saudara laki-laki, tetapi sekarang dia memperlakukanku seperti musuh." Bahkan jika Gavin ingin mendekati Rasti, meski Gavin baru saja mendekat semuanya terasa sudah berakhir.
"Dalam hatinya kamu mungkin orang yang telah menghancurkan hidupnya, jadi tentu saja kalau Rasti akan marah terhadapmu." Karena dia seorang wanita, Levina bisa memahami perasaan Rasti dengan lebih baik.
Pernikahan merupakan hal yang sangat sakral bagi seorang wanita, karena itu adalah keputusan untuk seumur hidup. Jadi tentu saja seorang wanita harus menikah bersama dengan orang yang paling dicintainya. Jika dia dipaksa oleh keluarganya sendiri untuk menikahi seseorang yang lebih muda darinya bahkan orang tersebut sudah dianggap sebagai adiknya sendiri sudah jelas dia pasti akan menolaknya, karena itu tidak ada bedanya dengan mendorongnya ke neraka.
Setelah mendengar penjelasan itu Levina tidak lagi membenci Rasti dan tidak lagi mempermasalahkan sikap Rasti kepada Gavin tadi, tetapi jika posisinya dibalik maka sikap Levina bisa lebih parah dari pada Rasti.
Novel Terkait
Ternyata Suamiku Seorang Sultan
Tito ArbaniMore Than Words
HannyLove And Pain, Me And Her
Judika DenadaPenyucian Pernikahan
Glen ValoraHarmless Lie
BaigeMarriage Journey
Hyon SongMy Lady Boss
GeorgeGue Jadi Kaya×
- Bab 1 Uang Banyak Yang Jatuh Dari Langit
- Bab 2 Memandang Rendah
- Bab 3 Anjing Yang Memandang Rendah Orang
- Bab 4 Pergi Sana!
- Bab 5 Uang Kas Kelas
- Bab 6 Cerai
- Bab 7 Tuan Muda
- Bab 8 Beli!
- Bab 9 Tuan Muda Sanjaya
- Bab 10 Kakek!
- Bab 11 Orang Tidak Berguna Bagaikan Sampah
- Bab 12 Wajah Tidak Sabar
- Bab 13 Sedih
- Bab 14 Pelajar Miskin
- Bab 15 Orang Terpandang
- Bab 16 Saudara Miskin
- Bab 17 Kebenaran Terucap
- Bab 18 Mengantar Uang
- Bab 19 Halangan
- Bab 20 Dikeluarkan Dari Sekolah
- Bab 21 Mengadu
- Bab 22 Investasi
- Bab 23 Mengakui Kekalahan
- Bab 24 Salah Paham
- Bab 25 Berpura-Pura
- Bab 26 Pesta Kumpul Teman-Teman
- Bab 27 10 Miliar!
- Bab 28 Kebingungan Antara Yang Benar Dan Yang Salah
- Bab 29 Menjadi Pelindung
- Bab 30 Usaha
- Bab 31 Hambatan
- Bab 32 Pameran Kerja
- Bab 33 Berani Ikut Dalam Perekrutan
- Bab 34 Wawancara
- Bab 35 Manajer Hari
- Bab 36 Mengeluh
- Bab 37 Saldo Di Dalam Rekening
- Bab 38 Pilih Sendiri
- Bab 39 Tebak
- Bab 40 Orang Di Belakang Uang
- Bab 41 Undangan
- Bab 42 Tuan Sihotang
- Bab 43 Sebuah Pertunjukan Bagus
- Bab 44 Perjamuan Kencan Buta
- Bab 45 Mengacaukan Masalah
- Bab 46 Identitas
- Bab 47 Melakukan Sesuatu
- Bab 48 Bertambah Seorang Adik
- Bab 49 Menarik Orang
- Bab 50 Kontrak
- Bab 51 Membahas Tentang Perceraian Lagi
- Bab 52 Dua Miliar Rupiah
- Bab 53 Bergabung
- Bab 54 Resiko Yang Harus Ditanggung
- Bab 55 Tingkat Kepastian
- Bab 56 Penagihan Hutang
- Bab 57 Pembunuhan
- Bab 58 Beri Pelajaran
- Bab 59 Dijebak
- Bab 60 Pergi Untuk Mati
- Bab 61 Wanita Pembohong
- Bab 62 Melakukan Kerjasama
- Bab 63 Aku Menemukan Harta Karun Itu
- Bab 64 Kembali
- Bab 65 Penandatanganan Kontrak
- Bab 66 Audisi Bakat
- Bab 67 Kekurangan Orang
- Bab 68 Tersinggung
- Bab 69 Pemeliharaan
- Bab 70 Atas Nama Suami Dan Istri
- Bab 71 Pergi Ke Luar Negeri
- Bab 72 Tidak Akan Kubiarkan Lolos
- Bab 73 Menyadari
- Bab 74 Putri Yang Tidak Diakui
- Bab 75 Sampah
- Bab 76 Bersama
- Bab 77 Tidak Cukup Bagus
- Bab 78 Bos
- Bab 79 Tidak Bisa Memprovokasi
- Bab 80 Program Rekaman
- Bab 81 Protes
- Bab 82 Kinerja
- Bab 83 Lulus
- Bab 84 Salah Tafsir
- Bab 85 Kejutan
- Bab 86 Resmi Bercerai
- Bab 87 Tempat Parkir Harga Langit
- Bab 88 Mempermalukan Diri Sendiri
- Bab 89 Keluar
- Bab 90 Kehilangan Pekerjaan
- Bab 91 Mengangkat Jadi Anak
- Bab 92 Membeli Dengan Seenaknya
- Bab 93 Mengejar Artis
- Bab 94 Pinjam Uang
- Bab 95 Membuat Segalanya Sulit
- Bab 96 Dividen
- Bab 97 Menawar Harga
- Bab 98 Sudah Berencana Sebelumnya
- Bab 99 Hilang
- Bab 100 Bukan Siapa-Siapa
- Bab 101 Pingsan
- Bab 102 Harga Yang Menyakitkan
- Bab 103 Pengakuan
- Bab 104 Terkenal
- Bab 105 Pesta Minum Pribadi
- Bab 106 Membuat Masalah
- Bab 107 Ketidakcocokan
- Bab 108 Silakan
- Bab 109 Tanpa Keraguan
- Bab 110 Rasti Ada Di Sini
- Bab 111 Menyerah
- Bab 112 Hati
- Bab 113 Jalan Untuk Melangkah Mundur
- Bab 114 Mengundurkan Diri Dari Peperangan
- Bab 115 Sombong
- Bab 116 Memalukan
- Bab 117 Makan Gratis
- Bab 118 Skandal
- Bab 119 Memiliki Kesulitan
- Bab 120 Mengejar
- Bab 121 Hati Gadis
- Bab 122 Orang-Orang Di Belakang
- Bab 123 Bahaya
- Bab 124 Melampiaskan Amarah
- Bab 125 Artis
- Bab 126 Hasil Akhir