Gue Jadi Kaya - Bab 93 Mengejar Artis
Levina mengamati Gavin lebih cermat. Dia tidak melihat ada masalah apapun di diri Gavin. Mungkin, dia saja yang terlalu membesar-besarkan hal kecil. Gavin pernah bilang kalau masalah pernikahan ini, mereka menikah bukan karena saling suka. Jadi, bercerai juga bukanlah masalah besar.
Karena Gavin tidak apa-apa, Levina pun sudah tidak khawatir lagi dan dia pun pergi istirahat dengan tenang.
Gavin kembali ke kamarnya, dia tidak memikirkan hal ini lagi dan langsung tidur.
Dalam seminggu ini, Gavin habiskan waktunya untuk belajar. Dia membeli beberapa buku sesuai dengan jurusan yang dia pelajari. Dia berusaha keras untuk belajar mengenai semua hal tentang bisnis.
Dia belajar terus hingga hari dimana acara pertunjukkan mulai direkam. Gavin baru berhenti belajar, lalu janjian dengan Ronald untuk pergi ke tempat perekaman acara pertunjukan itu bersama-sama.
Ronald sudah sangat bersemangat sejak bertemu dengan Gavin. Karena bagaimana pun dia akan bertemu artis yang sangat disukai dan diidolakannya. Hal seperti mengejar artis ini banyak orang yang tidak tahu dimana kesenangannya. Bisa melihat idola yang sangat disukai dengan mata kepala sendiri adalah hal yang paling disyukuri dan paling bahagia bagi diri sendiri.
Gavin memandangi Ronald yang membawa banyak barang dukungan untuk Kezia. Benar-benar sama dengan fans artis lain yang mengejar artis kesukaannya. Ronald benar-benar peduli dan sangat perhatian dengan hal ini.
Gavin membawanya sampai ke pintu utama. Kali ini masih saja bertemu dengan satpam yang terakhir kali dulu.
Gavin langsung mengeluarkan kartu tanda pengenalnya dan berkata “Kali ini, aku tidak lupa loh!”
“Kamu jangan bercanda denganku dong. Terakhir kali aku melakukan itu juga karena demi keselamatan dan keamanan mereka semua.” Walaupun masalah yang terakhir kali dia tidak mendapatkan hukuman apapun. Tapi dia punya kesan yang sangat dalam karena masalah itu.
“Aku mau membawa seorang teman ikut masuk ke dalam. Dia teman baikku jadi tidak akan membuat masalah apa-apa. Bolehkan ya?” Gavin juga tidak menggunakan identitasnya sendiri untuk membebani atau mengancam orang lain. Dia minta izin masuk dulu ke satpam itu.
“Bolehlah, hanya saja begitu masuk dan mau duduk di bangku yang mana, kamu harus berkomunikasi langsung dengan mereka sendiri.” Bagaimanpun Ronald adalah orang yang dibawa oleh kepala penanggung jawab, dia percaya tidak akan membahayakan yang lain.
“Terima kasih.” Gavin mengangguk padanya. Lalu, membawa Ronald masuk ke dalam.
Begitu masuk, Ronald memandangi sekelilingnya. Dia melihat semua ini berkali-kali di TV, tapi ini adalah pertama kalinya dia melihat ini di tempatnya langsung. Dia sudah sangat senang sekali kesini.
Gavin lebih dulu menyuruhnya untuk duduk di bangkunya sendiri. Lalu, pergi mencari Mika, memintanya untuk menyiapkan satu bangku di bagian bangku penonton.
Ini adalah bos besarnya, Mika tentu saja menyiapkan bangku yang terbaik untuk Gavin.
Pada saat yang bersamaan, dia juga memberikan barang yang sama dengan yang terakhir kali, Membuatnya bisa bebas bergerak di tempatnya.
Setelah Gavin mengambil barang itu, dia pun kembali menemui Ronald dan berkata “Apa kamu ingin pergi ke belakang panggung untuk pergi bertemu dengan Keiza?”
“Bolehkah aku?” Tanya Ronald sambil membelalakkan matanya. Jika memang boleh, dia tentu saja mau pergi kesana.
Gavin mengangguk lalu membawanya ke belakang panggung.
Belakang panggung masih sama berantakan seperti terakhir kali. Namun yang berbeda, sekarang tidak banyak orang yang bergosip. Mereka semua sekarang sedang sibuk dengan pekerjaannya sendiri.
Gavin hampir berhasil bertemu dengan Kezia. Kezia selalu ada di tempat yang terbaik dan cukup mencolok. Di sekitarnya juga banyak staf yang sedang sibuk membantunya.
Bagaimanapun, dia adalah orang nomor satu di acara itu dan dia juga memiliki latar belakang keluarga yang tak pernah bisa ditebak. Staf di sini masih sangat takut padanya dan mengkhawatirkan mereka membuat suatu yang buruk yang akan membuatnya tidak puas.
Kezia tahu apa yang dipikirkan orang-orang ini. Dia sendiri tidak suka mendapatkan perlakuan khusus ini. Dia juga tahu kalau ini semua karena Gavin. Tapi, meski sudah menolak diperlakukan seperti itu oleh orang-orang ini, orang-orang itu tetap saja akan terus bersikap seperti ini. Jadi, dia tidak ingin bicara.
Gavin membawa Ronald ke depan Kezia. Kezia sedang memejamkan matanya karena dirias matanya. Jadi, dia tidak melihat Gavin.
Sedangkan staf-staf Kezia tidak mengenal mereka. Begitu melihat Gavin dan Ronald datang, salah satu dari mereka berkata dengan tidak senangnya “Kalian dari departemen mana, tidak pergi melakukan pekerjaan kalian sendiri, malah mencari masalah di belakang panggung?”
“Kami adalah fans Kezia. Kami datang untuk minta tanda tangannya.” Kata Gavin.
"Bukankah orang-orang di atas memberitahumu aturannya? Fans tidak bisa mengganggu para peserta. Kamu pikir kamu bisa melakukan apapun yang kamu inginkan dengan datang ikut campur di belakang panggung. Hati-hati ya, aku laporkan ke atasanmu agar kamu dipecat.”
Begitu dengar kalau mereka seorang fans, sikap staf itu jadi lebih tidak baik. Ini bukanlah tempat yang bisa didatangi sembarangan oleh fans. Jika bekerja disini dan punya perasaan dan keperluan pribadi, jelas akan dipecat.
“Hanya minta tanda tangan saja kok. Tidak perlu sampai seperti itu dong.” Gavin benar-benar tidak tahu ada aturan ini.
“Jika siapapun datang dengan seenaknya untuk minta tanda tangan peserta, lalu bagaimana kalau ada apa-apa yang terjadi dengan peserta itu. Mau bekerja atau mau mengejar artis, pilih saja sendiri.”
“Sudahlah, kita tidak usah mengganggunya. Ayo pergi saja.” Kata Ronald. Ronald sudah sangat senang bisa melihat Kezia secara langsung. Dia tidak ingin merepotkan Gavin hanya karena urusan pribadinya.
Gavin tidak terlalu peduli dengan semuanya. Dia langsung menepuk pundak Kezia dan berkata “Buka matamu.”
Kezia mendengar itu dan langsung membuka matanya, dia sangat terkejut dan tidak menduga ketika melihat Gavin “Kenapa kamu bisa di sini?”
“Aku adalah juri di acara ini. Setiap episode aku pasti akan hadir.” Kata Gavin “Terakhir kali, aku juga sudah memilihmu, apa kamu tidak melihatnya?”
“Aku tidak terlalu perhatian dengan semuanya. Jadi, orang-orang itu tereliminasi terakhir kali, itu semua perbuatanmu?” Kezia cukup mengerti sekarang. Jika Gavin ada di tempat itu, semua orang yang tereliminasi itu harusnya karena Gavin yang membelanya.
“Mereka bergosip mengenaimu. Aku melindungi artisku sendiri, tidak salahkan?” Gavin tidak merasa apa yang dilakukannya terakhir kali salah.
“Benar tidak ada yang salah, tapi kedepannya jangan melakukan hal seperti itu lagi. Itu semua hanya dilakukan oleh orang yang tidak bisa bertahan sampai tahap terakhir. Aku bisa menggunakan kemampuanku untuk membuat mereka semua diam.” Walaupun tidak salah, tapi Kezia tidak berharap ada hal seperti itu lagi.
“Aku percaya dengan kemampuanmu. Hal ini hanya untuk menghemat waktumu saja.”
“Kamu datang benar-benar hanya untuk meminta tanda tanganku?” Kezia memusatkan perhatian pada apa yang ada di depannya.
“Iya, aku membawakanmu seorang fans kesini. Dia sangat suka seali denganmu, dia adalah adikku.” Gavin menarik Ronald yang masih tercengang ke depan agar Kezia bisa melihatnya.
Kezia memandanginya sebentar, lalu bertanya dengan bingungnya “Adikmu?”
“Iya benar, keluarga angkatku.” Walaupun memang baru kenal. Tapi Ronald memang benar adalah adiknya sendiri sekarang.
“Kalau begitu dia juga adalah kakakku dong. Halo.” Kezia menyapa Ronald.
“Ha...hal...halo.” Jawab Ronald terbata-bata karena gugup.
Kezia merasa ini sungguh lucu sekali. Dia tidak menyangka adik Gavin orang yang seperti ini, dia pun lanjut berkata “Kamu mau tanda tanganku?”
“Iya mau.” Jawab Ronald segera lalu menyerahkan foto Keiza dan pena kepada Keiza untuk meminta Kezia menandatangani foto itu.
Setelah Kezia tanda tangan, dia bertanya lagi “Mau foto bersamakah?”
“Bolehkah?” Tanya Ronald begitu senang dan bersemangat.
“Orang lain tidak boleh, tapi kamu adalah adik bosku. Jadi, tentu saja boleh.” Jawab Kezia.
Lalu, mereka minta staf yang ada di samping mereka untuk membantu mereka memoto mereka. Ronald merasa sudah tidak ada penyesalan apa-apa lagi. Mengejar artis bisa sampai ke tahap ini, benar-benar sudah sangat cukup puas untuknya.
Gavin sangat malu melihat Ronald yang seperti ini. Dia pun menarik Ronald dan berkata “Sudahlah, ayo kita pergi. Jangan mengganggu idolamu lagi.”
Novel Terkait
That Night
Star AngelCinta Tapi Diam-Diam
RossieBack To You
CC LennyMy Beautiful Teacher
Haikal ChandraMy Greget Husband
Dio ZhengMr Huo’s Sweetpie
EllyaHabis Cerai Nikah Lagi
GibranGue Jadi Kaya×
- Bab 1 Uang Banyak Yang Jatuh Dari Langit
- Bab 2 Memandang Rendah
- Bab 3 Anjing Yang Memandang Rendah Orang
- Bab 4 Pergi Sana!
- Bab 5 Uang Kas Kelas
- Bab 6 Cerai
- Bab 7 Tuan Muda
- Bab 8 Beli!
- Bab 9 Tuan Muda Sanjaya
- Bab 10 Kakek!
- Bab 11 Orang Tidak Berguna Bagaikan Sampah
- Bab 12 Wajah Tidak Sabar
- Bab 13 Sedih
- Bab 14 Pelajar Miskin
- Bab 15 Orang Terpandang
- Bab 16 Saudara Miskin
- Bab 17 Kebenaran Terucap
- Bab 18 Mengantar Uang
- Bab 19 Halangan
- Bab 20 Dikeluarkan Dari Sekolah
- Bab 21 Mengadu
- Bab 22 Investasi
- Bab 23 Mengakui Kekalahan
- Bab 24 Salah Paham
- Bab 25 Berpura-Pura
- Bab 26 Pesta Kumpul Teman-Teman
- Bab 27 10 Miliar!
- Bab 28 Kebingungan Antara Yang Benar Dan Yang Salah
- Bab 29 Menjadi Pelindung
- Bab 30 Usaha
- Bab 31 Hambatan
- Bab 32 Pameran Kerja
- Bab 33 Berani Ikut Dalam Perekrutan
- Bab 34 Wawancara
- Bab 35 Manajer Hari
- Bab 36 Mengeluh
- Bab 37 Saldo Di Dalam Rekening
- Bab 38 Pilih Sendiri
- Bab 39 Tebak
- Bab 40 Orang Di Belakang Uang
- Bab 41 Undangan
- Bab 42 Tuan Sihotang
- Bab 43 Sebuah Pertunjukan Bagus
- Bab 44 Perjamuan Kencan Buta
- Bab 45 Mengacaukan Masalah
- Bab 46 Identitas
- Bab 47 Melakukan Sesuatu
- Bab 48 Bertambah Seorang Adik
- Bab 49 Menarik Orang
- Bab 50 Kontrak
- Bab 51 Membahas Tentang Perceraian Lagi
- Bab 52 Dua Miliar Rupiah
- Bab 53 Bergabung
- Bab 54 Resiko Yang Harus Ditanggung
- Bab 55 Tingkat Kepastian
- Bab 56 Penagihan Hutang
- Bab 57 Pembunuhan
- Bab 58 Beri Pelajaran
- Bab 59 Dijebak
- Bab 60 Pergi Untuk Mati
- Bab 61 Wanita Pembohong
- Bab 62 Melakukan Kerjasama
- Bab 63 Aku Menemukan Harta Karun Itu
- Bab 64 Kembali
- Bab 65 Penandatanganan Kontrak
- Bab 66 Audisi Bakat
- Bab 67 Kekurangan Orang
- Bab 68 Tersinggung
- Bab 69 Pemeliharaan
- Bab 70 Atas Nama Suami Dan Istri
- Bab 71 Pergi Ke Luar Negeri
- Bab 72 Tidak Akan Kubiarkan Lolos
- Bab 73 Menyadari
- Bab 74 Putri Yang Tidak Diakui
- Bab 75 Sampah
- Bab 76 Bersama
- Bab 77 Tidak Cukup Bagus
- Bab 78 Bos
- Bab 79 Tidak Bisa Memprovokasi
- Bab 80 Program Rekaman
- Bab 81 Protes
- Bab 82 Kinerja
- Bab 83 Lulus
- Bab 84 Salah Tafsir
- Bab 85 Kejutan
- Bab 86 Resmi Bercerai
- Bab 87 Tempat Parkir Harga Langit
- Bab 88 Mempermalukan Diri Sendiri
- Bab 89 Keluar
- Bab 90 Kehilangan Pekerjaan
- Bab 91 Mengangkat Jadi Anak
- Bab 92 Membeli Dengan Seenaknya
- Bab 93 Mengejar Artis
- Bab 94 Pinjam Uang
- Bab 95 Membuat Segalanya Sulit
- Bab 96 Dividen
- Bab 97 Menawar Harga
- Bab 98 Sudah Berencana Sebelumnya
- Bab 99 Hilang
- Bab 100 Bukan Siapa-Siapa
- Bab 101 Pingsan
- Bab 102 Harga Yang Menyakitkan
- Bab 103 Pengakuan
- Bab 104 Terkenal
- Bab 105 Pesta Minum Pribadi
- Bab 106 Membuat Masalah
- Bab 107 Ketidakcocokan
- Bab 108 Silakan
- Bab 109 Tanpa Keraguan
- Bab 110 Rasti Ada Di Sini
- Bab 111 Menyerah
- Bab 112 Hati
- Bab 113 Jalan Untuk Melangkah Mundur
- Bab 114 Mengundurkan Diri Dari Peperangan
- Bab 115 Sombong
- Bab 116 Memalukan
- Bab 117 Makan Gratis
- Bab 118 Skandal
- Bab 119 Memiliki Kesulitan
- Bab 120 Mengejar
- Bab 121 Hati Gadis
- Bab 122 Orang-Orang Di Belakang
- Bab 123 Bahaya
- Bab 124 Melampiaskan Amarah
- Bab 125 Artis
- Bab 126 Hasil Akhir