Gue Jadi Kaya - Bab 75 Sampah
Astin menggeleng dalam ketakutan dan terus bergumam "Tidak mungkin, tidak itu bohong, tidak mungkin ayahku, ayahku bukan orang seperti itu. "
Astin masih tidak mau percaya kalau ayahnya seperti itu, karena bagi Astin ayahnya adalah orang baik hatinya dan sangat sempurna, jadi tidak mungkin akan melakukan hal-hal seperti itu.
"Apa kamu tahu? Aku berusaha untuk pergi mencarinya setelah ibuku meninggal." Levina melanjutkan "Karena aku tidak punya uang dan tidak dapat menguburnya, sehingga aku harus meminta bantuannya. Tapi ayahmu mengusirku dan juga mengatakan bahwa ayahmu tidak memiliki anak perempuan dan berkata kalau aku tidak mungkin akan bisa mengenalinya dalam hidup ini, lalu mengusirku.”
“Aku yang hanya ingin menguburkan ibuku, harus tertipu hingga terpaksa menjual rumah. Lalu aku dikirim ke panti asuhan dan akhirnya diadopsi oleh orang lain dan akhirnya bisa menjalani kehidupan yang lebih baik dari kematian. Kalau saja bukan karena hidupku adalah pemberian nyawa dari ibuku, maka aku sudah lama bunuh diri."
Dia memiliki pikiran ingin mati berkali-kali, tetapi karena kegigihan ibunya. Sekarang aku bersyukur karena berkat kegigihannya dia bisa bertemu Gavin. Levina akhirnya memiliki keberanian untuk melihat Gavin sekarang.
Gavin mengerutkan kening, karena Gavin tidak habis pikir ternyata masih ada pria seperti itu di dunia ini. Bahkan ayah mereka juga tidak pantas disebut laki-laki ataupun manusia. Sangat kaya tetapi tidak peduli dengan putrinya serta sudah menghancurkan masa depan Levina dan ibunya.
Astin yang mendengar cerita Levina menjadi lebih tidak tahan lagi. Astin merasa sangat tertekan dan ingin segera pergi dari sana, tetapi ketika Astin akan pergi dia dihentikan oleh Gavin.
"Apa maumu? Lepaskan aku!" Astin berteriak.
"Maaf, aku tidak bisa membiarkanmu pergi sekarang, aku takut kamu nanti kecelakaan. Sekarang emosimu sedang tidak stabil jadi sebaiknya kamu tunggu sampai emosi tenang, sebelum memutuskan untuk pergi. "Gavin tidak ingin melihat apa yang terjadi saat Astin keluar.
Meskipun Gavin membenci Astin, tetapi jika nyawa yang dipertaruhkan Gavin akan mengesampingkan itu semua.
"Aku tidak peduli denganmu, biarkan aku pergi, dasar kalian pembohong." Astin berusaha keras untuk melepaskan diri. Namun kekuatannya masih terlalu kecil di depan Gavin, sehingga dia tidak bisa melepaskannya.
Gavin lalu membawanya dengan paksa menuju kamar tamu, meski Astin terus memukul dan berteriak. Lalu mengunci pintunya dan berkata kepada Astin di dalam "Aku akan membiarkanmu keluar setelah kamu tenang. Kalau sudah tenang kamu bisa pergi kapan pun kamu mau!"
Maka tidak peduli semua yang Astin katakan di dalam, Gavin lalu meninggalkannya. Untung saja kamar itu memiliki kemampuan kedap suara yang sangat bagus, sehingga Gavin tidak bisa mendengarkan teriakannya di dalam.
Setelah mengunci Astin, Gavin lalu berjalan ke arah Levina, lalu memeluk Levina dan berkata "Tidak apa-apa, semuanya telah berlalu dan kamu tidak perlu mengingatnya lagi. Kamu hanya sedang tidak beruntung karena memiliki ayah seperti itu. Tapi kamu memilikiku sekarang dan aku akan selalu menjagamu dan merawatmu tidak peduli apapun statusmu. Sudah yah jangan pikirkan lagi tentang ayahmu, jika dia tidak menginginkanmu, aku masih menginginkanmu. Karena kamu adalah adikku yang paling berharga dan aku tidak akan membiarkan orang lain mengganggumu lagi."
Ternyata masa lalu Levina lebih menyedihkan daripada yang Gavin duga. Bila dibandingkan dengan pengalaman hidupnya sendiri, bukanlah apa-apa. Sehingga Gavin sangat bersimpati pada Levina dan juga bersedia untuk merawatnya.
Levina lalu balas memeluk Gavin. Meskipun Gavin tidak menyukainya sebagai seorang kekasih dan meskipun pikiran Levina berbeda dengan Gavin. Levina akan berusaha untuk menahannya dan di masa depan dia akan berusaha untuk menjadi adik yang baik di depan Gavin dan tidak memikirkan hal - hal lain.
Setelah beberapa saat Gavin lalu melepaskan Levina dan berkata padanya "Kamu sudah lelah dan besok kamu juga berangkat kerja, jadi istirahatlah dulu, yah."
"Tidak, aku mau menunggu Astin untuk tenang dulu." Astin juga masih di sana, bahkan jika dia kembali ke kamar Levina juga tidak akan bisa tidur.
Akhirnya mereka bersama-sama menunggu Astin untuk tenang. Setelah tidak mendengar suara apapun dari dalam kamar, selama kurang lebih sepuluh menit. Gavin pergi dan membuka pintu.
Tidak ada cahaya dan juga tidak ada gerakan di dalam, sehingga Gavin memutuskan untuk menyalakan lampu dan melihat Astin sedang berjongkok di sudut, dengan wajah yang terkubur di lututnya yang rapuh. Tidak tampak adanya temperamen yang sombong dan mendominasi seperti sebelumnya dan sekarang ini dia terlihat sangat menyedihkan.
Gavin berpikir sejenak dan berkata padanya "Semua kejadian ini tidak ada hubungannya denganmu, semua ini adalah kesalahan ayahmu. Jadi kamu tidak perlu terlalu bersedih, meskipun ayahmu sangat buruk kepada Levina dan ibunya setidaknya dia baik padamu. "
Kalau tidak, Astin sekarang tidak akan begitu gila dan tidak mau menerima fakta.
"Tidak, ayahku bukan orang seperti itu, bagaimana bisa ayahku tega melakukan hal seperti itu dan berbohong padaku dan juga ibuku." Yang Astin tahu adalah semua yang dikatakan oleh ibunya, karena ibunya juga mengira kalau itu benar dan tidak mengira kalau sebenarnya semua itu adalah bohong.
"Artinya dia bukan manusia dan kalian hanyalah korban dari seorang pria yang menjadi gila karena uang dan kekuasaan. Jadi kamu tidak perlu bersedih dan menyalahkan diri sendiri." Gavin berusaha untuk menghiburnya.
Secara tiba-tiba belajar banyak hal, membuat Gavin juga bersimpati dengan Astin dan sikap Gavin pada Astin menjadi jauh lebih baik.
"Apa yang membuatmu berhak untuk berkata seperti itu, karena kamu sendiri juga pembohong." Astin mengangkat kepalanya dan menatap Gavin, mata memerah karena ingin menangis.
"Aku kan cuma bilang kalau aku itu orang miskin dan tidak punya uang. Lagi pula hal itu jelas berbeda dengan dirinya yang menipu untuk uang dan seks." Kalau Gavin bilang ayah Astin seperti sampah atau semacamnya, itu terlalu menghina.
"Kamu bilang Levina bukan istrimu bukankah itu juga bohong? Jadi apa bedanya dengan dia." Astin sekarang merasa tidak nyaman, bahkan mengatakan bahwa orang itu adalah ayahnya. Jadi Astin menggunakan kata ‘dia’ saja.
"Dia benar-benar bukan istriku, istriku adalah orang lain. Mereka yang mengadopsi Levina memperlakukan Levina dengan sangat buruk. Bahkan lebih parah dari sekedar memerasnya, mereka juga ingin menjual ke orang kaya sebagai istri simpanan. Dan aku sebagai bosnya tentu tidak akan cuma duduk diam, sehingga aku membantunya dan mengeluarkannya. Sekarang dia adikku, adik yang tinggal bersamaku dalam kartu keluargaku. Dia tadi mengatakan itu hanya untuk mengusirmu.” Gavin berusaha menjelaskan.
Mendengarkan hal ini Astin merasa semakin tidak nyaman, karena dia sudah meremehkan Levina sebelumnya. Lalu sekarang dia tahu bahwa semua itu hanyalah salah paham dan Levina hidup penuh penderitaan karena kesalahan orang itu.
Melihat Astin menangis lagi, Gavin berkata tanpa daya "Sudahlah, jangan menangis. Hahh, menangis tidak akan menyelesaikan masalah apa pun, karena kamu masih harus memikirkan tentang apa yang akan kamu lakukan sekarang. "
"Aku ingin memberi tahu ibuku kalau dia hanyalah pembohong besar dan mau menjadi suaminya hanya karena uang serta sudah membunuh seseorang.” Karena Ibu Levina dibunuh olehnya, sehingga orang-orang seperti itu tidak layak untuk tinggal di Grup Investasi Atmaja.
"Jika kamu mengatakannya sekarang saat dia sedang berkuasa, mungkin kamu dan ibumu akan diusir setelah dia merobek wajahmu. Jadikan Levina sebagai pelajaran terbaik untukmu, jangan gegabah!" Gavin juga tidak berpikir kalau Astin akan melakukannya dengan benar, sehingga justru akan merugikan dirinya sendiri.
"Lalu apa yang harus aku lakukan. Aku tidak mau dia menjadi ayahku sekarang dan aku juga tidak mau dia hidup bahagia." Kata Astin.
"Kalau begitu sebaiknya kamu memikirkan cara agar kekuasaan Perusahaan Atmaja bisa berada di tanganmu. Hanya dengan cara ini semuanya akan menjadi jelas dan kalian juga bisa mengusirnya, jadi bukan dia yang mengusir kalian." Kata Gavin.
"Bagaimana caranya, aku kan cuma seorang wanita dan aku juga tidak bisa masuk ke Perusahaan Atmaja. "
"Mengapa kamu tidak bisa masuk ke Perusahaan Atmaja?" Bukankah Astin bilang kalau dialah satu-satunya pewaris.
Novel Terkait
The Comeback of My Ex-Wife
Alina QueensCinta Yang Tak Biasa
WennieTernyata Suamiku Seorang Sultan
Tito ArbaniLove From Arrogant CEO
Melisa StephanieLove And War
JaneGue Jadi Kaya×
- Bab 1 Uang Banyak Yang Jatuh Dari Langit
- Bab 2 Memandang Rendah
- Bab 3 Anjing Yang Memandang Rendah Orang
- Bab 4 Pergi Sana!
- Bab 5 Uang Kas Kelas
- Bab 6 Cerai
- Bab 7 Tuan Muda
- Bab 8 Beli!
- Bab 9 Tuan Muda Sanjaya
- Bab 10 Kakek!
- Bab 11 Orang Tidak Berguna Bagaikan Sampah
- Bab 12 Wajah Tidak Sabar
- Bab 13 Sedih
- Bab 14 Pelajar Miskin
- Bab 15 Orang Terpandang
- Bab 16 Saudara Miskin
- Bab 17 Kebenaran Terucap
- Bab 18 Mengantar Uang
- Bab 19 Halangan
- Bab 20 Dikeluarkan Dari Sekolah
- Bab 21 Mengadu
- Bab 22 Investasi
- Bab 23 Mengakui Kekalahan
- Bab 24 Salah Paham
- Bab 25 Berpura-Pura
- Bab 26 Pesta Kumpul Teman-Teman
- Bab 27 10 Miliar!
- Bab 28 Kebingungan Antara Yang Benar Dan Yang Salah
- Bab 29 Menjadi Pelindung
- Bab 30 Usaha
- Bab 31 Hambatan
- Bab 32 Pameran Kerja
- Bab 33 Berani Ikut Dalam Perekrutan
- Bab 34 Wawancara
- Bab 35 Manajer Hari
- Bab 36 Mengeluh
- Bab 37 Saldo Di Dalam Rekening
- Bab 38 Pilih Sendiri
- Bab 39 Tebak
- Bab 40 Orang Di Belakang Uang
- Bab 41 Undangan
- Bab 42 Tuan Sihotang
- Bab 43 Sebuah Pertunjukan Bagus
- Bab 44 Perjamuan Kencan Buta
- Bab 45 Mengacaukan Masalah
- Bab 46 Identitas
- Bab 47 Melakukan Sesuatu
- Bab 48 Bertambah Seorang Adik
- Bab 49 Menarik Orang
- Bab 50 Kontrak
- Bab 51 Membahas Tentang Perceraian Lagi
- Bab 52 Dua Miliar Rupiah
- Bab 53 Bergabung
- Bab 54 Resiko Yang Harus Ditanggung
- Bab 55 Tingkat Kepastian
- Bab 56 Penagihan Hutang
- Bab 57 Pembunuhan
- Bab 58 Beri Pelajaran
- Bab 59 Dijebak
- Bab 60 Pergi Untuk Mati
- Bab 61 Wanita Pembohong
- Bab 62 Melakukan Kerjasama
- Bab 63 Aku Menemukan Harta Karun Itu
- Bab 64 Kembali
- Bab 65 Penandatanganan Kontrak
- Bab 66 Audisi Bakat
- Bab 67 Kekurangan Orang
- Bab 68 Tersinggung
- Bab 69 Pemeliharaan
- Bab 70 Atas Nama Suami Dan Istri
- Bab 71 Pergi Ke Luar Negeri
- Bab 72 Tidak Akan Kubiarkan Lolos
- Bab 73 Menyadari
- Bab 74 Putri Yang Tidak Diakui
- Bab 75 Sampah
- Bab 76 Bersama
- Bab 77 Tidak Cukup Bagus
- Bab 78 Bos
- Bab 79 Tidak Bisa Memprovokasi
- Bab 80 Program Rekaman
- Bab 81 Protes
- Bab 82 Kinerja
- Bab 83 Lulus
- Bab 84 Salah Tafsir
- Bab 85 Kejutan
- Bab 86 Resmi Bercerai
- Bab 87 Tempat Parkir Harga Langit
- Bab 88 Mempermalukan Diri Sendiri
- Bab 89 Keluar
- Bab 90 Kehilangan Pekerjaan
- Bab 91 Mengangkat Jadi Anak
- Bab 92 Membeli Dengan Seenaknya
- Bab 93 Mengejar Artis
- Bab 94 Pinjam Uang
- Bab 95 Membuat Segalanya Sulit
- Bab 96 Dividen
- Bab 97 Menawar Harga
- Bab 98 Sudah Berencana Sebelumnya
- Bab 99 Hilang
- Bab 100 Bukan Siapa-Siapa
- Bab 101 Pingsan
- Bab 102 Harga Yang Menyakitkan
- Bab 103 Pengakuan
- Bab 104 Terkenal
- Bab 105 Pesta Minum Pribadi
- Bab 106 Membuat Masalah
- Bab 107 Ketidakcocokan
- Bab 108 Silakan
- Bab 109 Tanpa Keraguan
- Bab 110 Rasti Ada Di Sini
- Bab 111 Menyerah
- Bab 112 Hati
- Bab 113 Jalan Untuk Melangkah Mundur
- Bab 114 Mengundurkan Diri Dari Peperangan
- Bab 115 Sombong
- Bab 116 Memalukan
- Bab 117 Makan Gratis
- Bab 118 Skandal
- Bab 119 Memiliki Kesulitan
- Bab 120 Mengejar
- Bab 121 Hati Gadis
- Bab 122 Orang-Orang Di Belakang
- Bab 123 Bahaya
- Bab 124 Melampiaskan Amarah
- Bab 125 Artis
- Bab 126 Hasil Akhir