Gue Jadi Kaya - Bab 78 Bos
"Kamu masih saja sombong, tetapi berbicara dengan sombong itu tidak ada gunanya. Apa kamu tahu berapa biaya kuliah untuk setahun di tempat kami? 4 milyar dengan pelatihan satu bulan untuk lima pelajaran senilai 400 juta, apakah kamu memiliki uang kuliah di universitas ini?" Bukannya dia meremehkan Gavin, tetapi memang Gavin sama sekali tidak memiliki kemampuan seperti itu. Jadi dia hanya tidak ingin membuang waktu mereka berdua.
"Kalau begitu dengan 400 juta untuk lima kelas tambahan, berarti satu kelas hanya bernilai 80 juta, bagiku nilai sebesar itu tidak sepadan." Kata Gavin.
"Huh.. inilah yang tidak kamu ketahui, Dosen di universitas kami adalah para ahli dan profesor yang diundang dari luar negeri, pernah diberitakan di banyak media dan mereka telah memiliki banyak investasi yang luar biasa. Mereka dapat menghasilkan uang hanya dengan melakukan apa saja, dan meminta mereka untuk mengajar bukanlah sesuatu yang dapat dilakukan dengan uang, makanya 80 juta per pelajaran itu murah." Ini adalah bagian terkuat di dalam universitas mereka, itulah kenapa begitu banyak orang ingin masuk ke sana.
Gavin yang mendengarnya menjadi agak tertarik. Meskipun kepala universitasnya tidak begitu baik, tetapi fasilitas dan pengajaran didalamnya masih sangat baik, dan itulah yang dia perlukan sekarang.
"Jangan konyol, makanya tadi aku katakan kalau kamu sudah datang ke tempat yang salah. Universitas ini bukan untuk orang-orang sepertimu. Jadi cepatlah pergi dan jangan mempermalukan dirimu sendiri." Kepala universitas melihatnya tidak berbicara dan berpikir kalau Gavin terkejut dan beberapa berkata dengan bangga.
"Tidak aku merasa bahwa aku tidak membutuhkan uang sebanyak yang aku kira. Aku akan belajar di sini, tetapi waktunya belum pasti. Jadi aku akan berikan 2 milyar dulu kemudian anda memberiku jadwalnya. Dan aku akan datang ke kelas kapan pun aku bisa, dan tidak akan datang jika aku tidak punya waktu." Gavin mengeluarkan kartu secara langsung dan melemparkannya ke depan kepala universitas sambil berkata dengan lebih sombong darinya.
"Apa kamu bercanda? Kamu bisa memiliki uang sebanyak 2 milyar?" Kepala universitas tidak percaya.
"Kamu tidak akan pernah tahu kalau belum langsung menggeseknya sendiri." Gavin tidak banyak bicara.
Tentu saja kepala Universitas masih tidak mempercayainya, tetapi untuk mengeluarkannya lebih awal, dia mengeluarkan mesin EDC dan menggeseknya. Selama tidak ada uang di dalamnya, dia bisa langsung memanggil seseorang untuk mengusir Gavin.
Sayangnya, dia tidak memiliki kesempatan ini, segera setelah dia selesai menggeseknya, dia menerima pesan teks di ponselnya kalau 2 milyar telah masuk ke rekeningnya.
Hal ini membuatnya terpana, karena dia telah melihat begitu banyak orang selama bertahun-tahun, dan untuk pertama kalinya dia gagal. Dia gagal mengenal seorang taipan yang kekayaannya melebihi ekspektasinya. Hal itu membuatnya sangat malu.
Kepala universita juga sudah mengatakannya dengan sangat percaya diri kepada Gavin, dan sekarang Gavin sudah memberinya uang, sehingga dia tidak tahu harus berkata apa.
Gavin tidak berniat untuk berbicara omong kosong dengan kepala universitas, setelah mengambil kembali kartu banknya, Gavin berkata, "Beri aku jadwal khusus, karena aku sangat sibuk, jadi aku akan datang ke kelas ketika aku punya waktu."
Kepala universitas dengan masih tercengang memberi Gavin jadwal khusus untuknya selama enam bulan. Setelah Gavin mendapatkannya, dia pergi tanpa mengatakan sepatah kata pun kepada kepala universitas.
Kepala Universitas tidak bereaksi sampai Gavin pergi. Dia merasa telah terlalu menyepelekannya, tetapi dia hanya membuang muka dan tidak ada yang salah dengan sikapnya yang seperti pada Gavin. Gavin sendiri tidak memiliki latar belakang yang jelas. Uang ini hanya digunakan untuk menguatkan dirinya, jadi mungkin Gavin perlu banyak usaha untuk mendapatkannya.
Berpura-pura seperti itu, tetapi yang terpenting di universitas ini adalah orang kaya. Di masa mendatang, seseorang pasti akan mengajarinya bagaimana menjadi seorang pria, dan menunjukkan padanya bagaimanakah menjadi orang yang sangat kaya.
Dia hanya mendapatkan satu murid tambahan, dan sudah menghasilkan banyak uang. Kepala universitas merasa lebih nyaman memikirkan hal seperti itu.
Gavin tidak langsung pergi setelah dia selesai mendaftar, karena sebenarnya Gavin juga ingin melihat universitas ini lebih dalam dan memahami lingkungannya agar lebih mudah jika dia akan datang ke kelas nanti. Lagi pula Gavin juga belum tahu di mana kelasnya.
Setelah menyusuri setiap ruang, Gavin merasa kalau sebenarnya dia tidak menyia-nyiakan uangnya. Karena universitas ini benar-benar memiliki segalanya, semua hal yang dia pikirkan tersedia semua dan peralatannya juga sangat bagus dan modern.
Meskipun Gavin tidak memiliki kelas, dia tidak akan bosan selama satu atau dua bulan. Hal ini yang membuat Gavin berpikir kalau universitas ini adalah taman hiburan orang kaya. Meskipun banyak orang bilang datang ke sini untuk belajar, tetapi sebenarnya banyak orang yang datang ke sini hanya untuk menikmati fasilitasnya.
Dengan sumber pengajaran yang baik membuatnya terasa semakin nyaman. Tentu saja universitas ini menjadi tempat yang diinginkan banyak orang. Maka tidak heran jika banyak orang kaya yang akan menyekolahkan anaknya ke universitas ini.
Adapun mengapa orang yang keluar dari universitas ini sangat populer, Gavin belum tahu, tetapi di masa depan dia akan memiliki waktu untuk memahaminya secara perlahan. Jadi tidak perlu terburu-buru.
Setelah selesai berkeliling, Gavin mengikuti petunjuk dan segera menuju gerbang masuk universitas. Gavin harus segera kembali karena akan ada acara pertunjukan besok, dan dia akan muncul sebagai juri di acara itu.
Gavin hanya ingin berjalan dengan tenang, tetapi beberapa orang tidak ingin membiarkannya melakukan apa yang dia inginkan. Saat melewati lapangan basket, bola basket terbang ke arah kepalanya, untungnya kecepatan reaksi Gavin cukup baik sehingga dia bisa menghindarinya di saat kritis dan membiarkan bola basket itu terbang melewatinya.
Gavin mengerutkan kening, dan melihat dari arah mana bola basket itu datang. Ada tiga orang yang bermain basket di sana, melihat Gavin reaksi pertama mereka adalah tidak meminta maaf tetapi justru mengatakan, "Hei, anjing cepat bawakan bola basketnya kesini."
Gavin meliat sekelilingnya dan tidak menemukan siapa pun di sekitarnya. Baru setelah itu dia sadar bahwa anjing yang mereka bicarakan sebenarnya adalah dirinya sendiri, mengetahui hal itu Gavin tersenyum. Gavin lalu berkata kepada mereka, "Jangan menggonggong jika kamu tidak berbicara bahasa manusia, tidak baik mengganggu orang lain."
Dia memarahi mereka kembali tanpa menggunakan kata-kata kotor. Setelah mereka sadar, ketiganya lalu menatap Gavin dengan kaget dan bertanya, "Apa yang kamu katakan?"
"Sepertinya kalian bukan hanya tidak bisa berbicara, kalian pun juga tidak dapat memahami bahasa manusia, ternyata masih ada perbedaan antara spesies kalian dengan spesies manusia.” Ketiga orang yang Gavin teriaki menjadi sangat kesal, karena Gavin menjawabnya dengan sinis.
Jika orang-orang ini tidak memprovokasi Gavin, semua akan selesai dengan mudah. Tetapi karena mereka memprovokasi Gavin terlebih dahulu, tentu saja Gavin tidak akan sopan pada mereka.
"Kalian mendengar itukan, dia berani memarahi kita. Sekarang anjing itu berani memarahi kita. Mereka yang ada di Senat Mahasiswa hanya makan nasi putih? Apakah uang yang aku berikan tidak ada gunanya?" Salah satu dari mereka bertanya kepada orang di dekatnya dengan kaget.
Orang itu juga merasa aneh tetapi kemudian dia berkata, "Mungkin itu anak anjing baru yang belum mendapat pelajaran. Jadi kenapa kepala universitas menerima begitu banyak anjing setiap tahun? Itu membuatku kesal."
"Ini juga tugas kita untuk mendidiknya, ada peraturan di universitas yang tidak memperbolehkan kita mendatangkan asisten dan pembantu. Kita juga selalu menunggu seseorang, dan sepertinya dia sangat cocok. Dan kali ini dia yang tidak beruntung, karena kitalha yang akna memberikan pelajaran kepada anak anjing baru itu, biar dia tahu siapakah tuan di tempat ini. "
Ketiga orang itu memandang Gavin dengan niat buruk di matanya, tetapi Gavin tidak merasa takut karena dia juga mengerti sesuatu. Ini bisa dianggap sebagai kesempatan besar untuk masuk ke universitas. Sebab sebagus apapun sesuatu, pasti akan tetap ada kutu busuk di dalamnya.
Novel Terkait
My Charming Lady Boss
AndikaBehind The Lie
Fiona LeeCutie Mom
AlexiaAdieu
Shi QiHei Gadis jangan Lari
SandrakoAir Mata Cinta
Bella CiaoGue Jadi Kaya×
- Bab 1 Uang Banyak Yang Jatuh Dari Langit
- Bab 2 Memandang Rendah
- Bab 3 Anjing Yang Memandang Rendah Orang
- Bab 4 Pergi Sana!
- Bab 5 Uang Kas Kelas
- Bab 6 Cerai
- Bab 7 Tuan Muda
- Bab 8 Beli!
- Bab 9 Tuan Muda Sanjaya
- Bab 10 Kakek!
- Bab 11 Orang Tidak Berguna Bagaikan Sampah
- Bab 12 Wajah Tidak Sabar
- Bab 13 Sedih
- Bab 14 Pelajar Miskin
- Bab 15 Orang Terpandang
- Bab 16 Saudara Miskin
- Bab 17 Kebenaran Terucap
- Bab 18 Mengantar Uang
- Bab 19 Halangan
- Bab 20 Dikeluarkan Dari Sekolah
- Bab 21 Mengadu
- Bab 22 Investasi
- Bab 23 Mengakui Kekalahan
- Bab 24 Salah Paham
- Bab 25 Berpura-Pura
- Bab 26 Pesta Kumpul Teman-Teman
- Bab 27 10 Miliar!
- Bab 28 Kebingungan Antara Yang Benar Dan Yang Salah
- Bab 29 Menjadi Pelindung
- Bab 30 Usaha
- Bab 31 Hambatan
- Bab 32 Pameran Kerja
- Bab 33 Berani Ikut Dalam Perekrutan
- Bab 34 Wawancara
- Bab 35 Manajer Hari
- Bab 36 Mengeluh
- Bab 37 Saldo Di Dalam Rekening
- Bab 38 Pilih Sendiri
- Bab 39 Tebak
- Bab 40 Orang Di Belakang Uang
- Bab 41 Undangan
- Bab 42 Tuan Sihotang
- Bab 43 Sebuah Pertunjukan Bagus
- Bab 44 Perjamuan Kencan Buta
- Bab 45 Mengacaukan Masalah
- Bab 46 Identitas
- Bab 47 Melakukan Sesuatu
- Bab 48 Bertambah Seorang Adik
- Bab 49 Menarik Orang
- Bab 50 Kontrak
- Bab 51 Membahas Tentang Perceraian Lagi
- Bab 52 Dua Miliar Rupiah
- Bab 53 Bergabung
- Bab 54 Resiko Yang Harus Ditanggung
- Bab 55 Tingkat Kepastian
- Bab 56 Penagihan Hutang
- Bab 57 Pembunuhan
- Bab 58 Beri Pelajaran
- Bab 59 Dijebak
- Bab 60 Pergi Untuk Mati
- Bab 61 Wanita Pembohong
- Bab 62 Melakukan Kerjasama
- Bab 63 Aku Menemukan Harta Karun Itu
- Bab 64 Kembali
- Bab 65 Penandatanganan Kontrak
- Bab 66 Audisi Bakat
- Bab 67 Kekurangan Orang
- Bab 68 Tersinggung
- Bab 69 Pemeliharaan
- Bab 70 Atas Nama Suami Dan Istri
- Bab 71 Pergi Ke Luar Negeri
- Bab 72 Tidak Akan Kubiarkan Lolos
- Bab 73 Menyadari
- Bab 74 Putri Yang Tidak Diakui
- Bab 75 Sampah
- Bab 76 Bersama
- Bab 77 Tidak Cukup Bagus
- Bab 78 Bos
- Bab 79 Tidak Bisa Memprovokasi
- Bab 80 Program Rekaman
- Bab 81 Protes
- Bab 82 Kinerja
- Bab 83 Lulus
- Bab 84 Salah Tafsir
- Bab 85 Kejutan
- Bab 86 Resmi Bercerai
- Bab 87 Tempat Parkir Harga Langit
- Bab 88 Mempermalukan Diri Sendiri
- Bab 89 Keluar
- Bab 90 Kehilangan Pekerjaan
- Bab 91 Mengangkat Jadi Anak
- Bab 92 Membeli Dengan Seenaknya
- Bab 93 Mengejar Artis
- Bab 94 Pinjam Uang
- Bab 95 Membuat Segalanya Sulit
- Bab 96 Dividen
- Bab 97 Menawar Harga
- Bab 98 Sudah Berencana Sebelumnya
- Bab 99 Hilang
- Bab 100 Bukan Siapa-Siapa
- Bab 101 Pingsan
- Bab 102 Harga Yang Menyakitkan
- Bab 103 Pengakuan
- Bab 104 Terkenal
- Bab 105 Pesta Minum Pribadi
- Bab 106 Membuat Masalah
- Bab 107 Ketidakcocokan
- Bab 108 Silakan
- Bab 109 Tanpa Keraguan
- Bab 110 Rasti Ada Di Sini
- Bab 111 Menyerah
- Bab 112 Hati
- Bab 113 Jalan Untuk Melangkah Mundur
- Bab 114 Mengundurkan Diri Dari Peperangan
- Bab 115 Sombong
- Bab 116 Memalukan
- Bab 117 Makan Gratis
- Bab 118 Skandal
- Bab 119 Memiliki Kesulitan
- Bab 120 Mengejar
- Bab 121 Hati Gadis
- Bab 122 Orang-Orang Di Belakang
- Bab 123 Bahaya
- Bab 124 Melampiaskan Amarah
- Bab 125 Artis
- Bab 126 Hasil Akhir