Gue Jadi Kaya - Bab 57 Pembunuhan
“Bukan, aku hanya seorang asisten saja.” Bang Bobby tidak berani mengatakan bahwa dirinya adalah bos di sini.
“Oh.” Gavin sudah mulai mengerti, tidak berkata apa-apa lagi dan berencana untuk pergi.
Tapi Bang Bobby menghentikannya.
"Jika kamu ingin mendapatkan sertifikat magang, kamu bisa menautkannya pada perusahaan ini. Di atas kertas, ini adalah perusahaan pengawal dengan dokumen informasi yang lengkap." Bang Bobby ingin mendekati Gavin.
Gavin berpikir sejenak. Sekarang dirinya melamar pekerjaan di tempat lain, belum tentu mendapatkan hasil yang baik. Setidaknya di sini dokumen informasinya adalah perusahaan formal, tetapi Gavin masih khawatir tentang satu hal.
“Bagaimana cara aku bekerja?” Tidak mungkin ikut pergi bersama mereka menjadi preman.
"Kami tidak selalu terus bertarung. Kadang kala kami juga dengan sangat beradab mencari pihak lawan dan membahas bagaimana cara membayar uang. Kamu lakukan saja yang ini." Bang Bobby merasa bahwa Gavin tidak akan bisa bertarung.
Tidak ada pilihan lain, Gavin hanya bisa menyetujuinya, dan kemudian bertanya apa yang perlu dia lakukan, setelah itu melakukan formalitas pendaftaran masuk.
Gavin merasa sedikit lega setelah masuk ke dalam perusahaan ini, meskipun tampilan luarnya sangat buruk dan rusak parah, setidaknya dalamnya masih tampak lumayan, cukup bersih dan tidak berbau.
Setelah menyelesaikan formalitas, Bang Bobby berinisiatif melangkah maju dan berkata kepada Gavin: "Karena kita semua akan menjadi rekan kerja di masa mendatang, hari ini aku traktir, mari kita makan bersama."
“Tidak perlu.” Gavin masih tidak ingin memiliki hubungan yang terlalu dalam dengan Bang Bobby dan yang lainnya.
“Apakah kamu meremehkan kami?” Bang Bobby mengerutkan kening dan bertanya.
“Bukan, ini hanya makan bersama saja, tidak ada sesuatu yang perlu diremehkan atau tidak, jika kamu benar-benar ingin makan bersama, aku saja yang traktir kalian semua.” Dengan begini, kedepannya Gavin tidak akan mudah diperbudak.
“Benar juga, kamu jauh lebih kaya daripada kami. Kalau begitu, kamu yang traktir.” Bang Bobby menurutinya dan setuju agar Gavin yang traktir.
Teringat dengan perbuatan mereka terakhir kali, Gavin memutuskan untuk tidak peduli lagi apakah berkelas atau tidak, kemudian pergi mengemudi mobilnya sendiri, lalu berjalan ke restoran barbekyu terdekat.
Sekarang waktunya masih pagi, dan hanya sedikit orang yang makan barbekyu, jadi tidak akan terjadi apa-apa.
Untungnya, Bang Bobby dan yang lainnya juga merupakan sekelompok orang yang tidak peduli dengan makanan. Mereka tidak peduli jika harus duduk di luar kedai barbekyu. Setelah memesan makanan yang enak, Gavin tidak dapat mencari topik yang bisa dibicarakan kepada Bang Bobby.
Bang Bobby tidak berbicara, dan orang-orang bawahannya juga tidak berbicara, suasananya agak sedikit canggung.
Pada akhirnya, Bang Bobby menyadari hal ini dan mengambil inisiatif untuk berbicara, bertanya kepada Gavin: "Mengapa kamu berpura-pura menjadi orang miskin?"
Waktu itu saat di KTV sudah terlihat jelas, teman sekelas Gavin benar-benar mengira bahwa Gavin tidak punya uang dan Gavin juga tidak terlihat seperti orang kaya.
“Aku tidak berpura-pura, aku hanya tidak memberitahu orang lain bahwa aku kaya. Hal semacam ini tidak mungkin aku memberitahu kepada seluruh dunia.” Dari awal sampai akhir, Gavin sendiri tidak pernah mengatakan bahwa dirinya miskin, kecuali di depan Astin , itu karena tidak ada pilihan lain.
“Bukankah terakhir kali itu kamu memintaku untuk tidak memberitahu teman sekelasmu bahwa kamu sangat kaya, bukankah itu supaya kamu bisa berpura-pura menjadi miskin?” Ini adalah pertanyaan yang tidak dapat Bang Bobby pahami.
Jika orang biasa melakukan hal seperti itu, mereka pasti akan mengumumkannya dengan lantang, dan kemudian membuat orang lain berterima kasih padanya, tetapi Gavin justru sebaliknya.
"Itu karena aku tidak akan berkontak dengan mereka, aku tidak ingin membuang waktu dan tidak ingin mendengarkan pujian palsu dari orang-orang itu."
“Orang kaya semuanya sangat sombong, kamu sangat berbeda dari mereka.” Bang Bobby mengangguk, Bang Bobby masih sangat menyukai orang kaya seperti Gavin.
Tidak merendahkan orang lain dan juga tidak akan dengan sengaja berpura-pura, sangat berbeda dari orang lain.
Gavin mengangguk dan menerima pujiannya yang tidak termasuk pujian, kemudian terdiam lagi.
Bang Bobby juga tidak dapat menemukan topik untuk dibicarakan, suasana menjadi hening.
Sampai makanannya datang dan sudah waktunya makan, semua orang akhirnya menemukan sesuatu untuk dilakukan, dan suasananya sedikit santai, tetapi mereka semua fokus makan makanan masing-masing.
Hal itu membuat Bang Bobby sendiri sangat menyesal telah meminta Gavin untuk traktir mereka makan. Kalau dipikirkan kembali, memang tidak diperlukan. Bang Bobby hanyalah sekilas terinspirasi dan kemudian membuat kedua belah pihak makan dengan tidak nyaman saat ini.
Semuanya berharap bisa segera pergi setelah selesai makan.
Saat Gavin sedang makan, Gavin menerima sebuah pesan WeChat dari Rasty, sebuah pesan yang sangat sederhana.
"Di mana kamu, kirimkan aku lokasimu."
Gavin membagikan lokasinya, lalu bertanya, "Ada apa?"
Tapi Rasty tidak menjawabnya, Gavin sangat bingung.
Rasty selalu menghubungi Gavin dengan menelepon dan memarahinya, tidak pernah secara langsung meminta Gavin untuk memberitahu posisinya seperti ini. Lebih penting lagi, Rasti sudah menelepon dan memarahinya tadi malam, mengatakan bahwa dirinya tidak peduli lagi dengan Gavin. Dan sekarang buat apa Rasti datang mencarinya?
Karena tidak bisa memahaminya, Gavin tidak memikirkannya lagi. Karena sudah meminta alamatnya, Rasty harusnya datang sebentar lagi. Gavin harus segera mengurusi Bang Bobby dan yang lainnya.
Jangan sampai Rasty datang dan melihat dirinya bersama dengan Bang Bobby dan lainnya, kemudian mengomel tidak habis-habisnya.
Tetapi tidak mungkin mengundang orang untuk makan, lalu mengusir pergi, Gavin terpaksa mempercepat kecepatan makannya.
Bang Bobby melihat Gavin seperti ini, langsung bertanya: "Mengapa kamu makan begitu cepat?"
“Ada adik yang mencariku, aku akan pergi bertemu dengannya setelah makan.” Gavin mengangkat alisnya dan berkata.
“Ternyata ada wanita yang mencarinya, jadi kami tidak akan mengganggu waktumu, makanlah dengan cepat dan setelah makan langsung pergi, jangan menunda acara besar kehidupan orang lain.” Bang Bobby masih sangat humoris dalam hal ini.
Saat Bang Bobby mengatakan itu, semua orang mempercepat waktu makan mereka. Sekelompok orang makan dengan ganas seolah mereka sudah lama tidak makan. Pelayan terkejut saat datang dan melihat mereka.
Sekelompok orang dengan cepat menghabiskan makanan mereka, dan Bang Bobby membawa orang-orang itu pergi.
Setelah membayar uang, Gavin tidak pergi, kemudian mencari tempat dan duduk.
Memikirkan tentang makan bersama barusan, itu benar-benar aneh dan tidak masuk akal.
Gavin menunggu selama sepuluh menit, dan sudah satu jam sejak Rasty mengirim pesan, tetapi Gavin belum melihat bayangan Rasty, lalu mengeluarkan ponsel dan mengirim sms padanya dan bertanya: "Kamu sudah sampai di mana?"
Belum sempat menunggu Rasty jawab, Gavin merasa ada seseorang yang berdiri di depannya.
Gavin mengangkat matanya, seorang pria, dan ada tujuh atau delapan orang di belakangnya, semuanya tampak sangat galak dan sangar.
“Apakah kalian ingin duduk di sini?” Gavin secara spontan langsung minggir, lagipula, ini adalah tempat makan, Gavin mengira dirinya telah mengambil tempat duduk mereka.
“Kamu adalah Gavin?” Orang di depan bertanya pada Gavin.
"Kamu mengenalku?" Gavin bingung, Gavin tidak ingat bahwa dirinya pernah bertemu dengan orang-orang seperti mereka, bagaimana orang-orang ini bisa mengenalnya.
“Kalau begitu tidak salah lagi, jangan salahkan aku, kami juga bertindak karena dibayar.” Orang itu juga memberi pemberitahuan, lalu menginstruksikan orang-orang di belakangnya: “Pukul dia, hingga menjadi cacat”.
Gavin bereaksi dengan cepat, dan segera lari dari samping, Gavin juga kemudian mengerti bahwa orang-orang ini menerima uang untuk memukulnya, dan mereka diminta untuk memukul Gavin hingga cacat.
Yang tahu lokasi Gavin di sini, hanya Bang Bobby dan yang lainnya, dan juga Rasty, apakah mungkin Rasty ingin membunuh suami sendiri?
Novel Terkait
My Perfect Lady
AliciaHidden Son-in-Law
Andy LeeWanita Yang Terbaik
Tudi SaktiCinta Adalah Tidak Menyerah
ClarissaVillain's Giving Up
Axe AshciellyGue Jadi Kaya×
- Bab 1 Uang Banyak Yang Jatuh Dari Langit
- Bab 2 Memandang Rendah
- Bab 3 Anjing Yang Memandang Rendah Orang
- Bab 4 Pergi Sana!
- Bab 5 Uang Kas Kelas
- Bab 6 Cerai
- Bab 7 Tuan Muda
- Bab 8 Beli!
- Bab 9 Tuan Muda Sanjaya
- Bab 10 Kakek!
- Bab 11 Orang Tidak Berguna Bagaikan Sampah
- Bab 12 Wajah Tidak Sabar
- Bab 13 Sedih
- Bab 14 Pelajar Miskin
- Bab 15 Orang Terpandang
- Bab 16 Saudara Miskin
- Bab 17 Kebenaran Terucap
- Bab 18 Mengantar Uang
- Bab 19 Halangan
- Bab 20 Dikeluarkan Dari Sekolah
- Bab 21 Mengadu
- Bab 22 Investasi
- Bab 23 Mengakui Kekalahan
- Bab 24 Salah Paham
- Bab 25 Berpura-Pura
- Bab 26 Pesta Kumpul Teman-Teman
- Bab 27 10 Miliar!
- Bab 28 Kebingungan Antara Yang Benar Dan Yang Salah
- Bab 29 Menjadi Pelindung
- Bab 30 Usaha
- Bab 31 Hambatan
- Bab 32 Pameran Kerja
- Bab 33 Berani Ikut Dalam Perekrutan
- Bab 34 Wawancara
- Bab 35 Manajer Hari
- Bab 36 Mengeluh
- Bab 37 Saldo Di Dalam Rekening
- Bab 38 Pilih Sendiri
- Bab 39 Tebak
- Bab 40 Orang Di Belakang Uang
- Bab 41 Undangan
- Bab 42 Tuan Sihotang
- Bab 43 Sebuah Pertunjukan Bagus
- Bab 44 Perjamuan Kencan Buta
- Bab 45 Mengacaukan Masalah
- Bab 46 Identitas
- Bab 47 Melakukan Sesuatu
- Bab 48 Bertambah Seorang Adik
- Bab 49 Menarik Orang
- Bab 50 Kontrak
- Bab 51 Membahas Tentang Perceraian Lagi
- Bab 52 Dua Miliar Rupiah
- Bab 53 Bergabung
- Bab 54 Resiko Yang Harus Ditanggung
- Bab 55 Tingkat Kepastian
- Bab 56 Penagihan Hutang
- Bab 57 Pembunuhan
- Bab 58 Beri Pelajaran
- Bab 59 Dijebak
- Bab 60 Pergi Untuk Mati
- Bab 61 Wanita Pembohong
- Bab 62 Melakukan Kerjasama
- Bab 63 Aku Menemukan Harta Karun Itu
- Bab 64 Kembali
- Bab 65 Penandatanganan Kontrak
- Bab 66 Audisi Bakat
- Bab 67 Kekurangan Orang
- Bab 68 Tersinggung
- Bab 69 Pemeliharaan
- Bab 70 Atas Nama Suami Dan Istri
- Bab 71 Pergi Ke Luar Negeri
- Bab 72 Tidak Akan Kubiarkan Lolos
- Bab 73 Menyadari
- Bab 74 Putri Yang Tidak Diakui
- Bab 75 Sampah
- Bab 76 Bersama
- Bab 77 Tidak Cukup Bagus
- Bab 78 Bos
- Bab 79 Tidak Bisa Memprovokasi
- Bab 80 Program Rekaman
- Bab 81 Protes
- Bab 82 Kinerja
- Bab 83 Lulus
- Bab 84 Salah Tafsir
- Bab 85 Kejutan
- Bab 86 Resmi Bercerai
- Bab 87 Tempat Parkir Harga Langit
- Bab 88 Mempermalukan Diri Sendiri
- Bab 89 Keluar
- Bab 90 Kehilangan Pekerjaan
- Bab 91 Mengangkat Jadi Anak
- Bab 92 Membeli Dengan Seenaknya
- Bab 93 Mengejar Artis
- Bab 94 Pinjam Uang
- Bab 95 Membuat Segalanya Sulit
- Bab 96 Dividen
- Bab 97 Menawar Harga
- Bab 98 Sudah Berencana Sebelumnya
- Bab 99 Hilang
- Bab 100 Bukan Siapa-Siapa
- Bab 101 Pingsan
- Bab 102 Harga Yang Menyakitkan
- Bab 103 Pengakuan
- Bab 104 Terkenal
- Bab 105 Pesta Minum Pribadi
- Bab 106 Membuat Masalah
- Bab 107 Ketidakcocokan
- Bab 108 Silakan
- Bab 109 Tanpa Keraguan
- Bab 110 Rasti Ada Di Sini
- Bab 111 Menyerah
- Bab 112 Hati
- Bab 113 Jalan Untuk Melangkah Mundur
- Bab 114 Mengundurkan Diri Dari Peperangan
- Bab 115 Sombong
- Bab 116 Memalukan
- Bab 117 Makan Gratis
- Bab 118 Skandal
- Bab 119 Memiliki Kesulitan
- Bab 120 Mengejar
- Bab 121 Hati Gadis
- Bab 122 Orang-Orang Di Belakang
- Bab 123 Bahaya
- Bab 124 Melampiaskan Amarah
- Bab 125 Artis
- Bab 126 Hasil Akhir