Gue Jadi Kaya - Bab 6 Cerai
Rasti terkejut oleh teriakannya dan tertegun.
Teman yang di samping berkata : "Carilah apakah ada di tubuhnya dan kamu akan mengetahuinya."
Rasti baru bereaksi, lalu mencarinya dengan tangannya sendiri, melihat dia, Gavin juga susah untuk menolak dan membiarkannya untuk mencari, tentu saja tidak menemukan uang.
Ketika Rasti sedang berpikir apakah dia benar-benar salah menuduh Gavin, Bella menambahkan satu kalimat : "Masih ada tas."
Rasti kemudian langsung mengambil tas Gavin dan membukanya, menjatuhkan semua benda yang ada di dalam.
Setumpuk uang kertas yang berwarna merah jatuh begitu saja.
Saat ini, saksi manusia dan barang bukti telah ada.
Gavin juga tertegun saat melihat uang itu, kemudian baru terpikirkan olehnya bahwa tadi malam dia mengambil uang tunai sebagai cadangan setelah makan malam, dia sendiri sudah lupa, ketika hendak menjelaskan, Rasti mengambil uang itu dengan sebelah tangan dan sebelah tangannya lagi menarik lengan Gavin ke kantornya.
Begitu menutup pintu, Rasti melemparkan uang dengan keras ke wajah Gavin, marah hingga wajahnya merah dan berkata dengan kasar : " Gavin, aku tidak terpikir sama sekali bahwa kamu ternyata adalah orang yang seperti ini, orang tuamu sudah tidak ada, aku menghidupimu, memberikanmu makanan dan pakaian, tidak pernah memperlakukanmu dengan buruk, kamu tidak tahu harus berbuat apa dan bahkan mencuri uang lalu menikmatinya dengan sombong, apakah kamu pantas untuk orang tuaku?"
Wajah Gavin yang dilemparkan itu sakit, jika di hadapannya itu adalah orang lain, dia pasti sudah menyerangnya, tetapi itu adalah Rasti, dia hanya bisa mengepalkan tangannya, menatap Rasti dengan sangat kecewa dan berkata : " Rasti, kamu adalah istriku, aku hidup denganmu begitu lama, orang lain tidak memercayaiku, kamu ternyata juga tidak memercayaiku!"
"Hingga sekarang kamu masih berani bilang aku tidak percaya padamu, bukankah kamu seorang pria, jika berbuat salah maka harus menanggungnya, minta maaf, mengganti uang adalah apa yang seharusnya kamu lakukan sekarang, masih tetap tidak mau mengakuinya, aku benar-benar sangat kecewa terhadapmu, kamu sudah tidak ada harapan!" Rasti menggelengkan kepala dan menatap Gavin dengan sangat sedih dan marah.
Ini adalah suami yang baik yang dicarikan oleh orang tuanya sendiri, bergantung kepada istri juga ya sudahlah, tetapi sekarang malah mencuri, dia baru bertemu hal seperti ini setelah delapan kali nasib buruk.
"Bukan aku yang melakukannya, aku tidak pernah mencuri sepeser uang pun!" Gavin juga sangat kecewa terhadap Rasti, bahkan jika tidak memiliki hubungan suami istri, mereka juga telah hidup begitu lama, Rasti bahkan tidak ingin mendengar satu kalimat penjelasan dari dirinya.
"Humph!" Rasti mendengus dingin, dia sudah tidak memiliki harapan apa pun lagi terhadap Gavin, kemudian berkata : "Pergilah kamu, aku tidak akan menghukummu terkait masalah kali ini, tetapi kamu jangan pikir aku akan menghidupimu, jika kamu ingin mencuri ingin merebut, itu adalah masalahmu, aku tidak ingin mengurusmu lagi, setelah kamu lulus, maka kita cerai."
Gavin tidak terpikir dia bahkan bisa mengatakan perceraian, dalam hatinya juga terdapat kesedihan, tidak bersedia untuk berbicara lagi, lalu dia membalikkan tubuh dan pergi.
Gavin tidak kembali ke ruang kelas, di sana ada sekelompok orang bodoh, dia malas untuk berurusan dengan mereka, lalu dia langsung keluar dari sekolah.
Rasti akan mengusirnya dari rumah, berpikir apakah dirinya sendiri akan menjadi tunawisma?
Jika tidak memiliki tempat tinggal, maka langsung membeli saja, lagi pula yang dia miliki adalah uang.
Dia pulang dan mengambil KTP, barang yang lainnya tidak dibawa pergi, kunci diletakkan di atas meja teh, Gavin meninggalkan rumah ini, naik taksi dan pergi ke perumahan yang paling bagus di pusat kota.
Karena ingin beli, maka harus membeli yang bagus, baru pantas untuk identitasnya sekarang.
Tiba di departemen penjualan rumah, begitu dia masuk, para sales yang sedang menunggu semuanya menghadap ke sana, di sini mencari nafkah mengandalkan komisi, jika pelanggan datang maka akan berperang dan berebut.
Tetapi setelah melihat Gavin, beberapa sales tidak ada satu pun yang bergerak.
Mereka adalah orang yang sangat cerdik, telah bekerja lama di bagian ini, kaya atau tidak, orang yang membeli atau tidak membeli, dapat dilihat dalam pandangan pertama, orang-orang yang seperti Gavin, secara otomatis diklasifikan sebagai orang yang tidak memiliki pekerjaan tetap yang datang untuk menikmati teh, secara alami tidak ingin menyia-nyiakan kata-kata.
Gavin juga tidak peduli apakah ada orang yang melayaninya, dia berjalan ke samping model dan melihatnya, datang ke sini sebentar, dia berhenti di satu tempat, mengulurkan tangan untuk mencari-cari di mana harganya.
Begitu dia mengulurkan tangan, sales tua di sini menjadi cemas, bergegas menangkap siswa magang yang lewat yang ingin mengantarkan teh dan berkata : "Kamu lihatlah orang itu untukku, jangan biarkan dia bergerak sembarangan, jika dia merusakkan barang dan tidak sanggup menggantinya, kita yang dimarahi."
Novel Terkait
Unperfect Wedding
Agnes YuDemanding Husband
MarshallTen Years
VivianIstri Yang Sombong
JessicaAfter Met You
AmardaGue Jadi Kaya
Faya SaitamaGue Jadi Kaya×
- Bab 1 Uang Banyak Yang Jatuh Dari Langit
- Bab 2 Memandang Rendah
- Bab 3 Anjing Yang Memandang Rendah Orang
- Bab 4 Pergi Sana!
- Bab 5 Uang Kas Kelas
- Bab 6 Cerai
- Bab 7 Tuan Muda
- Bab 8 Beli!
- Bab 9 Tuan Muda Sanjaya
- Bab 10 Kakek!
- Bab 11 Orang Tidak Berguna Bagaikan Sampah
- Bab 12 Wajah Tidak Sabar
- Bab 13 Sedih
- Bab 14 Pelajar Miskin
- Bab 15 Orang Terpandang
- Bab 16 Saudara Miskin
- Bab 17 Kebenaran Terucap
- Bab 18 Mengantar Uang
- Bab 19 Halangan
- Bab 20 Dikeluarkan Dari Sekolah
- Bab 21 Mengadu
- Bab 22 Investasi
- Bab 23 Mengakui Kekalahan
- Bab 24 Salah Paham
- Bab 25 Berpura-Pura
- Bab 26 Pesta Kumpul Teman-Teman
- Bab 27 10 Miliar!
- Bab 28 Kebingungan Antara Yang Benar Dan Yang Salah
- Bab 29 Menjadi Pelindung
- Bab 30 Usaha
- Bab 31 Hambatan
- Bab 32 Pameran Kerja
- Bab 33 Berani Ikut Dalam Perekrutan
- Bab 34 Wawancara
- Bab 35 Manajer Hari
- Bab 36 Mengeluh
- Bab 37 Saldo Di Dalam Rekening
- Bab 38 Pilih Sendiri
- Bab 39 Tebak
- Bab 40 Orang Di Belakang Uang
- Bab 41 Undangan
- Bab 42 Tuan Sihotang
- Bab 43 Sebuah Pertunjukan Bagus
- Bab 44 Perjamuan Kencan Buta
- Bab 45 Mengacaukan Masalah
- Bab 46 Identitas
- Bab 47 Melakukan Sesuatu
- Bab 48 Bertambah Seorang Adik
- Bab 49 Menarik Orang
- Bab 50 Kontrak
- Bab 51 Membahas Tentang Perceraian Lagi
- Bab 52 Dua Miliar Rupiah
- Bab 53 Bergabung
- Bab 54 Resiko Yang Harus Ditanggung
- Bab 55 Tingkat Kepastian
- Bab 56 Penagihan Hutang
- Bab 57 Pembunuhan
- Bab 58 Beri Pelajaran
- Bab 59 Dijebak
- Bab 60 Pergi Untuk Mati
- Bab 61 Wanita Pembohong
- Bab 62 Melakukan Kerjasama
- Bab 63 Aku Menemukan Harta Karun Itu
- Bab 64 Kembali
- Bab 65 Penandatanganan Kontrak
- Bab 66 Audisi Bakat
- Bab 67 Kekurangan Orang
- Bab 68 Tersinggung
- Bab 69 Pemeliharaan
- Bab 70 Atas Nama Suami Dan Istri
- Bab 71 Pergi Ke Luar Negeri
- Bab 72 Tidak Akan Kubiarkan Lolos
- Bab 73 Menyadari
- Bab 74 Putri Yang Tidak Diakui
- Bab 75 Sampah
- Bab 76 Bersama
- Bab 77 Tidak Cukup Bagus
- Bab 78 Bos
- Bab 79 Tidak Bisa Memprovokasi
- Bab 80 Program Rekaman
- Bab 81 Protes
- Bab 82 Kinerja
- Bab 83 Lulus
- Bab 84 Salah Tafsir
- Bab 85 Kejutan
- Bab 86 Resmi Bercerai
- Bab 87 Tempat Parkir Harga Langit
- Bab 88 Mempermalukan Diri Sendiri
- Bab 89 Keluar
- Bab 90 Kehilangan Pekerjaan
- Bab 91 Mengangkat Jadi Anak
- Bab 92 Membeli Dengan Seenaknya
- Bab 93 Mengejar Artis
- Bab 94 Pinjam Uang
- Bab 95 Membuat Segalanya Sulit
- Bab 96 Dividen
- Bab 97 Menawar Harga
- Bab 98 Sudah Berencana Sebelumnya
- Bab 99 Hilang
- Bab 100 Bukan Siapa-Siapa
- Bab 101 Pingsan
- Bab 102 Harga Yang Menyakitkan
- Bab 103 Pengakuan
- Bab 104 Terkenal
- Bab 105 Pesta Minum Pribadi
- Bab 106 Membuat Masalah
- Bab 107 Ketidakcocokan
- Bab 108 Silakan
- Bab 109 Tanpa Keraguan
- Bab 110 Rasti Ada Di Sini
- Bab 111 Menyerah
- Bab 112 Hati
- Bab 113 Jalan Untuk Melangkah Mundur
- Bab 114 Mengundurkan Diri Dari Peperangan
- Bab 115 Sombong
- Bab 116 Memalukan
- Bab 117 Makan Gratis
- Bab 118 Skandal
- Bab 119 Memiliki Kesulitan
- Bab 120 Mengejar
- Bab 121 Hati Gadis
- Bab 122 Orang-Orang Di Belakang
- Bab 123 Bahaya
- Bab 124 Melampiaskan Amarah
- Bab 125 Artis
- Bab 126 Hasil Akhir