Gue Jadi Kaya - Bab 109 Tanpa Keraguan
Gavin mengangkat alisnya dan melihat sekeliling. Kenapa bisa ada orang yang datang untuk mencari masalah dengannya?
Si Manajer juga tampak tidak berdaya. Saat ini dia sedang memandang wanita itu sambil berkata "Maaf, Nyonya Medina, mobil ini sedang dilihat oleh orang lain. Bagaimana kalau aku tunjukkan pada kamu koleksi kami yang lain? Ada banyak koleksi mobil bagus lainnya di toko kami."
Hatinya secara alami jatuh ke pihak Gavin. Sebab Gavin sudah membeli dua mobil di toko mereka hanya dalam waktu satu bulan. Gavin juga langsung membayar lunas keduanya dan salah satunya adalah mobil paling mewah di kota itu yang hanya dijual di toko itu. Sudag jelas Gavin lebih kaya.
Tetapi Si Manajer juga tidak bisa membuat Nyonya Medina tersinggung, jadi dia berusaha mengatakannya dengan cara sebijaksana mungkin. Sayangnya Nyonya Medina tidak bisa memahami hal itu. Melihat manajer mengatakan hal itu, Nyonya Medina langsung berkata dengan wajah dingin "Aku suka dengan mobil itu, siapa orang yang berani merebutnya dariku?"
"Bukan begitu Nyonya Medina, tolong dengarkan aku, pasti ada yang pertama datang dan yang terakhir dalam segala hal." Manajer masih mencoba untuk membujuknya.
Nyonya Medina tidak mau mendengarkan omong kosong Si Manajer dan langsung berkata, “Tidak penting siapa yang datang lebih dulu. Semua itu tergantung pada siapa yang memiliki lebih banyak uang untuk membelinya. Sekarang aku ingin kamu mengurus semuanya dan aku akan segera membayar 50% dari total harganya, kemudian suamiku yang akan membayar sisanya."
Nyonya Medina tidak suka jika ada seseorang yang merampas sesuatu darinya. Jika ada orang yang berani merebut sesuatu darinya, dia akan membelinya dengan harga lebih tinggi. Awalnya, Nyonya Medina berencana agar suaminya datang dan ikut melihatnya lalu baru membuat keputusan untuk membelinya atau tidak. Tetapi karena ada orang lain yang menginginkan mobil yang Nyonya Medina sukai, maka dia harus segera mengambil keputusan.
Manajer tidak tahu harus berbuat apa dan rambutnya hampir rontok karena terlalu pusing.
Kalau Gavin sudah menyuruhnya untuk mengurus mobil ini, maka Si Manajer masih bisa menolak Nyonya Medina secara langsung, tapi saat ini Gavin belum mengatakan ya dan juga belum mengatakan tidak. Hal itulah yang membuatnya dilema.
Saat Si Manajer sedang berkeringat dingin, Gavin berjalan ke arahnya dan berkata kepada Si Manajer "Aku mau membeli mobil itu, tolong kamu siapkan semua dokumennya untukku."
Ketika Nyonya Medina mendengar Gavin mengatakan itu, dia tahu kalau Si Manajer mau mengatakan bahwa orang yang pertama kali melihat mobil itu adalah Gavin.
Dia melirik ke arah Gavin, yang hanya seorang anak laki-laki berambut kuning dan mencibir dengan berkata "Hei… sudahlah jangan sia-siakan pinjaman kreditmu. Mobil semacam ini enggak akan bisa dibeli oleh orang sepertimu, kalau-kalau kamu enggak bisa membayarnya, kamu akan masuk penjara."
"Bagaimana caraku membeli mobil itu bukan urusanmu?" Gavin tidak mau menatap Nyonya Medina dan langsung berkata.
"Aku menginginkan mobil itu. Aku akan memberimu 20 juta, supaya kamu bisa segera pergi dan bisa membeli mobil yang cocok untukmu. Mobil ini hanya layak untuk orang-orang seperti kami." Kata Nyonya Medina dengan bangga.
"Apa 20 juta untuk mengusir pengemis?" Uang sebanyak itu tidak akan cukup untuk kebutuhan makannya dan dia berani - beraninya mengusirnya dengan cara itu? Gavin tidak tahu siapa yang memberinya keberanian seperti itu.
Ketika Nyonya Medina mendengar apa yang Gavin katakan, Nyonya Medina merasa kalau Gavin adalah orang yang ingin menggunakan kesempatan seperti ini, untuk mengambil lebih banyak keuntungan. Sebab Nyonya Medina mengira Gavin akan memaksannya untuk memberinya lebih banyak uang, jadi Nyonya Medina semakin membencinya dan berkata, “Dasar bocah ingusan, sudah baik sekali kalau aku mau memberimu uang 20 juta. Dan sekarang kamu ingin mencoba menipuku. Apa kamu enggak bisa berkaca pada dirimu sendiri, memang kamu mampu beli mobil ini? Beli roda mobilnya aja kamu enggak akan mampu. Terus mau pake cara seperti itu untuk menipuku. Denger ya bocah, aku ini sudah pernah bertemu dengan banyak orang dan aku juga sudah sering melihat orang sepertimu. Kalau kamu enggak segera pergi, aku akan menelepon seseorang untuk mematahkan kakimu?"
Apakah dia benar-benar orang yang suka menghina?
Ronald tercengan oleh wanita itu, karena dia tidak pernah mengalami hal seperti ini. Lagi pula Ronald dan Gavin juga bukan orang sembarangan. Ronald sendiri juga baru tahu kalau orang kaya bisa bersikap seperti ini ketika bertemu dengan orang miskin.
Seorang wanita baik segera berubah menjadi perempuan jahat.
Tetapi ada yang salah dengan penglihatannya, sebab Gavin bukanlah orang yang tidak memiliki uang.
Gavin yang dimarahi, justru tidak marah sama sekali, melainkan memandang Nyonya Medina dengan jijik, lalu bertanya kepada Si Manajer "Memangnya berapa harga mobil itu?"
"7,3 milyar." Kata manajer itu. Mobil yang dia rekomendasikan ke Gavin tentunya bukan mobil murahan, kecuali Gavin memang ingin membeli yang lebih murah.
"Oh hanya segitu toh. Sudah sana langsung urus semua dokumennya." Gavin menyerahkan kartu atm kepada Si Manajer.
Manajer lalu segera mengambil kartu itu dan bergegas pergi. Sebab tempat ini bukanlah tempat untuk orang kecil seperti dia dan juga dia takut kalau akan dipukul oleh Gavin jika tidak segera menuruti keinginannya.
"Ternyata kamu benar-benar kaya, yah?" Nyonya Medina bertanya dengan heran ketika Gavin memberikan kartu bank itu kepada Si Manajer.
"Iya, jauh lebih kaya daripada kamu, setidaknya aku tidak perlu membayar setengah dari harganya, kemudian menyuruh orang lain membayar setengahnya." Kata Gavin sinis.
"Maksud kamu apa?"
"Artinya, kalau kamu enggak punya uang, jangan bergengsi, kamu terlalu mengandalkan suamimu untuk mencari uang. Hati-hati jika suamimu menceraikanmu!"
"Dasar bocah tengik, beraninya kamu menghinaku, memangnya siapa kamu? Apa orang tuamu tidak pernah mengajarimu sopan santun?"
"Aku tidak pernah dididik oleh orang tua, tetapi aku jauh lebih baik darimu. Dan kamu yang memiliki pendidikan dari orang tua malah menjadi seperti ini. Apa itu karena orang tuamu bermasalah atau malah kamu yang punya masalah?"
“Kamu…” Nyonya Medina hanya bisa terdiam karena dia sangat marah. Setelah beberapa saat, dia menjadi sedikit tenang dan bertanya "Kamu itu anaknya siapa? Kalau kamu memang benar - benar kaya, cepat beri tahu aku namamu! Lihat saja karena aku akan memberimu pelajaran!”
"Gavin Atmaja." Gavin menyebut namanya.
Nyonya Medina merasa sedikit akrab setelah mendengarnya dan merasa bahwa dia adalah anak dari salah satu keluarga kaya. Kalau cuma mencari info soal itu, sangat mudah. Karena suaminya adalah bos besar dan Gavin sudah menyinggung perasaannya. Jadi dia akan meminta suaminya untuk memberi pelajaran pada Gavin.
Setelah memikirkan itu, Nyonya Medina segera pulang dan langsung kembali untuk memberi tahu suaminya. Karena dia ingin memberi tahu keluarga Gavin mengenai kejadian ini dan memberi Gavin pelajaran karena telah menghinannya.
Ronald memperhatikan Nyonya Medina pergi dan berkata dengan cemas "Bukannya kamu akan mendapat masalah kalau kamu biarin dia pergi begitu aja?"
"Enggak peduli siapa yang ada di belakangnya, coba pikir. Di situasi seperti ini, siapa yang berani menentangku setelah tahu siapa aku?" Gavin sudah memikirkan sejauh itu, jadi dia menganggap remeh wanita itu.
Ronald juga berpikir, sekarang orang-orang justru ingin menjilat Gavin. Lalu siapa yang akan berani mengganggunya.
Setelah menyelesaikan prosedur pembelian mobil, Gavin meminta Ronald untuk mengemudikan mobilnya sendiri. Lalu Gavin akan mengemudikan mobil untuk Levina ke perusahaan.
Ini merupakan pertama kalinya Ronald datang ke perusahaan Gavin. Meskipun Ronald tidak terlihat cukup cekatan, tetapi usianya sudah cukup matang. Belum lagi Gavin memiliki lebih dari satu perusahaan.
Gavin langsung pergi ke kantor Levina dan Levina terkejut melihat Gavin "Kok Kakak ada di sini?"
Gavin biasanya pergi ke perusahaan tempat Adrian berada, bukan ke dia.
"Aku ke sini untuk mencarimu dan memberimu sesuatu."
"Hmmmm… sepertinya aku enggak melupakan apa pun di pagi hari." Kata Levina.
"Bukan itu, hari ini aku membelikanmu mobil agar kamu bisa langsung pulang ke rumah nantinya." Gavin memberikan kunci mobil itu kepada Levina.
Levina melihat kunci mobil dan terkejut pada awalnya, tetapi kemudian dia bereaksi dan berkata "Aku belum perlu itu kak, aku enggak masalah kalau pulang seperti biasanya."
"Hah.. ini semua demi keamananmu, karena aku enggak mau kamu mengalami kejadian itu lagi" Gavin berkata dengan dingin.
Novel Terkait
The True Identity of My Hubby
Sweety GirlLove at First Sight
Laura VanessaLoving The Pain
AmardaAnak Sultan Super
Tristan XuLoving Handsome
Glen ValoraLove Is A War Zone
Qing QingThe Winner Of Your Heart
ShintaGue Jadi Kaya×
- Bab 1 Uang Banyak Yang Jatuh Dari Langit
- Bab 2 Memandang Rendah
- Bab 3 Anjing Yang Memandang Rendah Orang
- Bab 4 Pergi Sana!
- Bab 5 Uang Kas Kelas
- Bab 6 Cerai
- Bab 7 Tuan Muda
- Bab 8 Beli!
- Bab 9 Tuan Muda Sanjaya
- Bab 10 Kakek!
- Bab 11 Orang Tidak Berguna Bagaikan Sampah
- Bab 12 Wajah Tidak Sabar
- Bab 13 Sedih
- Bab 14 Pelajar Miskin
- Bab 15 Orang Terpandang
- Bab 16 Saudara Miskin
- Bab 17 Kebenaran Terucap
- Bab 18 Mengantar Uang
- Bab 19 Halangan
- Bab 20 Dikeluarkan Dari Sekolah
- Bab 21 Mengadu
- Bab 22 Investasi
- Bab 23 Mengakui Kekalahan
- Bab 24 Salah Paham
- Bab 25 Berpura-Pura
- Bab 26 Pesta Kumpul Teman-Teman
- Bab 27 10 Miliar!
- Bab 28 Kebingungan Antara Yang Benar Dan Yang Salah
- Bab 29 Menjadi Pelindung
- Bab 30 Usaha
- Bab 31 Hambatan
- Bab 32 Pameran Kerja
- Bab 33 Berani Ikut Dalam Perekrutan
- Bab 34 Wawancara
- Bab 35 Manajer Hari
- Bab 36 Mengeluh
- Bab 37 Saldo Di Dalam Rekening
- Bab 38 Pilih Sendiri
- Bab 39 Tebak
- Bab 40 Orang Di Belakang Uang
- Bab 41 Undangan
- Bab 42 Tuan Sihotang
- Bab 43 Sebuah Pertunjukan Bagus
- Bab 44 Perjamuan Kencan Buta
- Bab 45 Mengacaukan Masalah
- Bab 46 Identitas
- Bab 47 Melakukan Sesuatu
- Bab 48 Bertambah Seorang Adik
- Bab 49 Menarik Orang
- Bab 50 Kontrak
- Bab 51 Membahas Tentang Perceraian Lagi
- Bab 52 Dua Miliar Rupiah
- Bab 53 Bergabung
- Bab 54 Resiko Yang Harus Ditanggung
- Bab 55 Tingkat Kepastian
- Bab 56 Penagihan Hutang
- Bab 57 Pembunuhan
- Bab 58 Beri Pelajaran
- Bab 59 Dijebak
- Bab 60 Pergi Untuk Mati
- Bab 61 Wanita Pembohong
- Bab 62 Melakukan Kerjasama
- Bab 63 Aku Menemukan Harta Karun Itu
- Bab 64 Kembali
- Bab 65 Penandatanganan Kontrak
- Bab 66 Audisi Bakat
- Bab 67 Kekurangan Orang
- Bab 68 Tersinggung
- Bab 69 Pemeliharaan
- Bab 70 Atas Nama Suami Dan Istri
- Bab 71 Pergi Ke Luar Negeri
- Bab 72 Tidak Akan Kubiarkan Lolos
- Bab 73 Menyadari
- Bab 74 Putri Yang Tidak Diakui
- Bab 75 Sampah
- Bab 76 Bersama
- Bab 77 Tidak Cukup Bagus
- Bab 78 Bos
- Bab 79 Tidak Bisa Memprovokasi
- Bab 80 Program Rekaman
- Bab 81 Protes
- Bab 82 Kinerja
- Bab 83 Lulus
- Bab 84 Salah Tafsir
- Bab 85 Kejutan
- Bab 86 Resmi Bercerai
- Bab 87 Tempat Parkir Harga Langit
- Bab 88 Mempermalukan Diri Sendiri
- Bab 89 Keluar
- Bab 90 Kehilangan Pekerjaan
- Bab 91 Mengangkat Jadi Anak
- Bab 92 Membeli Dengan Seenaknya
- Bab 93 Mengejar Artis
- Bab 94 Pinjam Uang
- Bab 95 Membuat Segalanya Sulit
- Bab 96 Dividen
- Bab 97 Menawar Harga
- Bab 98 Sudah Berencana Sebelumnya
- Bab 99 Hilang
- Bab 100 Bukan Siapa-Siapa
- Bab 101 Pingsan
- Bab 102 Harga Yang Menyakitkan
- Bab 103 Pengakuan
- Bab 104 Terkenal
- Bab 105 Pesta Minum Pribadi
- Bab 106 Membuat Masalah
- Bab 107 Ketidakcocokan
- Bab 108 Silakan
- Bab 109 Tanpa Keraguan
- Bab 110 Rasti Ada Di Sini
- Bab 111 Menyerah
- Bab 112 Hati
- Bab 113 Jalan Untuk Melangkah Mundur
- Bab 114 Mengundurkan Diri Dari Peperangan
- Bab 115 Sombong
- Bab 116 Memalukan
- Bab 117 Makan Gratis
- Bab 118 Skandal
- Bab 119 Memiliki Kesulitan
- Bab 120 Mengejar
- Bab 121 Hati Gadis
- Bab 122 Orang-Orang Di Belakang
- Bab 123 Bahaya
- Bab 124 Melampiaskan Amarah
- Bab 125 Artis
- Bab 126 Hasil Akhir