Gue Jadi Kaya - Bab 123 Bahaya
"Ya, aku pikir kamu seharusnya tidak akan mungkin melakukan hal seperti itu, sehingga aku pun tidak mengatakannya dan aku hanya bisa bertanya setelah pertandingan selesai." Saat itu dia sangat terkejut dan sempat berpikir untuk membiarkan Fani mundur dari pertandingan.
Namun, mengingat penolakannya terhadap kontrak perusahaannya sebelumnya, dia merasa bahwa dia bukan orang seperti itu, pada akhirnya tidak ada pergerakan sama sekali dan tunggu sampai pertandingan selesai baru bertanya padanya.
Saat ini merasa sepertinya itu adalah pilihan yang tepat, jika tidak mungkin bisa menghancurkan Fani.
"Maaf, aku bukan sengaja untuk mengambil foto." Dia pergi mencari Gavin saat itu dan sebenarnya hanya ingin bertemu Gavin, tapi siapa sangka dia melihat ada orang yang berdiri di depan pintu rumah Gavin ketika sampai di sana.
Dia mengambil foto dengan ponselnya, dengan maksud hanya ingin melihat siapa wanita itu.
Setelah melihat bahwa itu adalah Kezia, dia pun pergi, lalu dia lupa menghapus foto itu dan siapa tahu foto itu dipakai oleh orang yang memiliki niat lain untuk membuat artikel.
Bagaimanapun dia juga memiliki tanggung jawab dalam masalah ini, sehingga dia meminta maaf.
"Tidak apa-apa, yang terpenting masalah sudah jelas." Kezia tidak menyalahkannya.
Gavin menggelengkan kepala dan memberi isyarat tidak apa-apa.
Fani baru merasa sedikit lega, jika dia tahu reaksi mereka akan seperti ini, dia akan mengatakannya langsung pada saat itu juga.
Pada saat itu, dia melihat Kezia dan Gavin bersama, lalu mengira jika mereka memiliki hubungan seperti itu, jadi dia sedikit ketakutan, hanya ketika dia memikirkannya baru merasa sangat takut, dengan begitu Citari baru ada kesempatan untuk masuk ke dalam kamarnya dan juga mengambil ponselnya.
"Tapi sekarang pertandingan sudah selesai, Citari berada di peringkat ketiga, karena ada dirimu, para pemain menjadi sangat diperhatikan dan membuatnya mengambil keuntungan dari ini." Jika dari awal bisa mengetahuinya, mungkin mereka masih bisa melakukan sesuatu, tapi sekarang pertandingan pun sudah selesai, mereka juga tidak bisa melakukan apa-apa lagi.
Kezia benar-benar merasa sangat disayangkan.
"Tidak apa-apa, yang terpenting sekarang sudah mengetahui siapa orangnya dan aku tidak akan membiarkannya hidup dengan tenang." Kata Gavin.
Bahkan jika acara sudah selesai juga tidak ada masalah, yang terpenting dia punya uang dan waktu, mampu membuat Citari membayar segalanya.
Melihatnya begini, Kezia tahu dia tidak akan melepaskan Citari .
Begini, juga tidak apa-apa, dia percaya Gavin punya cara lain.
"Tidak ada masalah lagi, kalian pergi siapkan kegiatan selanjutnya saja, selagi sekarang masih ada popularitas, sering-sering memunculkan diri, lalu menarik lebih banyak penggemar, nanti ketika konser, perusahaan akan mengatur kalian." Yang bisa dilakukan Gavin adalah mengeluarkan uang dan untuk yang lainnya masih butuh kerja keras mereka sendiri.
Kezia dan Fani juga tidak mengatakan apa-apa lagi, lalu Gavin pun pergi keluar.
Setelah dia kembali, dia langsung menugaskan Letto untuk menyelidiki orang yang bernama Citari ini dan lihat orang seperti apa dia.
Karena kali ini dia telah bertindak seperti ini, Gavin percaya bahwa dia juga bukan orang yang baik sebelumnya, bisa-bisa dia masih banyak melakukan hal-hal lain.
Letto sudah mengetahui apa yang sedang terjadi dan dia juga sangat marah, jadi Citari ini pasti akan diselidikinya, bahkan jika dia tidak bisa menyelidiki apa yang terjadi sebelumnya, tapi untuk ke depannya dia pasti akan selalu menyuruh orang untuk mengikutinya, dia tidak percaya jika dia tidak bisa menemukan apa-apa.
Dia yang memasukkan orang itu, kemudian menyakiti orang-orang di perusahaannya sendiri, jadi dia tidak akan melepaskan Citari .
Gavin tidak tahu bagaimana menghancurkan seseorang di industri hiburan, tetapi dia tahu jelas bahwa pasti ada cara.
Gavin menyerahkan masalah itu padanya dan kemudian membawa Ronald berencana untuk pulang.
Keduanya telah selesai mengemasi barang-barang mereka dan berencana untuk pergi melalui pintu belakang hotel.
Mobil yang diatur oleh Letto sedang menunggu di sana, kemudian Gavin dan Ronald masuk ke dalam mobil.
Tetapi ketika mobil dinyalakan, Gavin tiba-tiba merasakan ada yang tidak beres, lalu bertanya kepada supir di depannya "Apakah kamu orang yang ditugaskan oleh Letto?"
Ronald memandangnya dengan bingung, bertanya-tanya mengapa dia bertanya seperti itu.
Orang yang menunggu di sini tentu saja adalah orangnya Letto dan mobil itu juga mobil yang sama yang mereka duduki ketika mereka datang.
Tapi supir di depan mereka tidak menjawab.
Gavin tahu bahwa dirinya tidak salah menebak dan lanjut bertanya "Kamu akan bawa kami ke mana? Dan kamu orangnya siapa?"
Pria itu masih tidak menjawab dan hanya mengemudi dengan diam.
Ronald masih belum mengerti dan bertanya "Ada apa denganmu, tentu saja dia bawa kita ke bandara!"
"Orang pun sudah diubah, dia bukan orang yang mengantar kita tadi dan tangannya terluka, sepertinya dia terluka saat menyelesaikan supir yang tadi." Gavin merasa tidak beres ketika melihat luka yang ada di tangannya.
"Aku lapor polisi." Kata Ronald dan langsung mengeluarkan ponselnya.
"Aku hanya datang untuk menjemput Tuan Muda pergi bertemu ayahmu, tuan tidak ingin orang lain tahu, jadi sebaiknya kamu tidak perlu menelepon polisi." Supir itu akhirnya berbicara.
Tuan Muda ini jelas ditunjukkan untuk Gavin.
Gavin meraih tangan Ronald untuk mencegahnya menelepon polisi dan bertanya kepada supir "Kamu adalah orangnya ayahku?"
"Ya, Tuan Muda sangat cerdik, aku pikir aku bisa diam-diam mengantarmu ke sana, tidak salah jika kamu adalah anaknya Tuan, sangat cerdik." Kata supir.
"Ayahku ada di sini? Apa yang sedang dia lakukan? Apa identitasnya? Mengapa dia tidak datang mencariku sendiri!" Gavin memiliki berpuluh ribu pertanyaan di benaknya.
Ayahnya tidak memiliki kabar lain selain panggilan itu saja, dia pernah menelepon nomor telepon itu sebelumnya dan tidak bisa dihubungi, jadi dia tidak bisa menghubungi ayahnya.
Tak disangka, dia tiba-tiba menyuruh orang untuk datang menjemputnya.
"Kamu akan mengetahuinya ketika kamu bertemu dengan Tuan, aku tidak bisa banyak bicara." Supir itu tidak mau mengatakan lebih banyak lagi.
Gavin juga tidak bisa berbuat apa-apa dan hanya bisa menunggu dengan cemas sampai mereka tiba di tujuan, lalu bertemu dengan ayahnya, dia sudah lama tidak bertemu dengan mereka dan tidak tahu apa yang sedang mereka lakukan.
Dia selalu merasa bahwa itu tidak penting sebelumnya, tetapi sekarang tampaknya dia masih sangat peduli dengan keluarganya, jika tidak dia tidak akan mengakui begitu banyak adik laki-laki dan perempuan serta ayah dan ibu angkat.
Ronald juga bisa melihat bahwa keadaan Gavin sedikit berbeda dari sebelumnya, meskipun dia tidak tahu apa yang sedang terjadi, tapi karena orang ini adalah utusan ayahnya, seharusnya tidak ada masalah.
Jadi dia pun meletakkan ponselnya dan berkata kepada Gavin "Karena itu adalah ayahmu, maka kita akan mengetahui apa yang terjadi nanti."
Gavin mengangguk dan tidak berbicara, saat ini suasana hatinya sangat kacau dan tidak tahu harus berkata apa.
Ronald juga tidak berbicara dengannya lagi dan hanya menunggu dengan tenang pertemuan mereka dengan Ayahnya Gavin.
Tapi setelah berjalan beberapa saat, dia tiba-tiba merasa ada yang tidak beres dan terus melihat ke kaca spion, setelah mengkonfirmasi lalu berkata kepada Gavin "Sepertinya seseorang berdiri di belakang dan terus mengikuti kita."
Ketika supir mendengar perkataan Gavin, dia langsung mengubah rute, lalu mobil di belakang mereka juga ikut mengubah rute dan ternyata mobil itu memang mengikuti mereka.
Supir tidak terkejut dengan situasi ini dan hanya merasa sedikit merepotkan.
"Sepertinya kita tidak bisa langsung ke sana, kita harus cari cara untuk menyingkirkan orang yang ada di belakang itu." Kata supir itu.
"Sepertinya kamu sering berurusan dengan pelacakan insiden, apakah ayahku sangat berbahaya?" tanya Gavin.
"Ada beberapa orang yang ingin menjatuhkannya, sepertinya mereka ingin tahu siapa orang yang aku jemput, jadi mereka mengikuti dari belakang."
Novel Terkait
Istri ke-7
Sweety GirlDoctor Stranger
Kevin WongMenunggumu Kembali
NovanPria Misteriusku
LylyMendadak Kaya Raya
Tirta ArdaniAir Mata Cinta
Bella CiaoGue Jadi Kaya×
- Bab 1 Uang Banyak Yang Jatuh Dari Langit
- Bab 2 Memandang Rendah
- Bab 3 Anjing Yang Memandang Rendah Orang
- Bab 4 Pergi Sana!
- Bab 5 Uang Kas Kelas
- Bab 6 Cerai
- Bab 7 Tuan Muda
- Bab 8 Beli!
- Bab 9 Tuan Muda Sanjaya
- Bab 10 Kakek!
- Bab 11 Orang Tidak Berguna Bagaikan Sampah
- Bab 12 Wajah Tidak Sabar
- Bab 13 Sedih
- Bab 14 Pelajar Miskin
- Bab 15 Orang Terpandang
- Bab 16 Saudara Miskin
- Bab 17 Kebenaran Terucap
- Bab 18 Mengantar Uang
- Bab 19 Halangan
- Bab 20 Dikeluarkan Dari Sekolah
- Bab 21 Mengadu
- Bab 22 Investasi
- Bab 23 Mengakui Kekalahan
- Bab 24 Salah Paham
- Bab 25 Berpura-Pura
- Bab 26 Pesta Kumpul Teman-Teman
- Bab 27 10 Miliar!
- Bab 28 Kebingungan Antara Yang Benar Dan Yang Salah
- Bab 29 Menjadi Pelindung
- Bab 30 Usaha
- Bab 31 Hambatan
- Bab 32 Pameran Kerja
- Bab 33 Berani Ikut Dalam Perekrutan
- Bab 34 Wawancara
- Bab 35 Manajer Hari
- Bab 36 Mengeluh
- Bab 37 Saldo Di Dalam Rekening
- Bab 38 Pilih Sendiri
- Bab 39 Tebak
- Bab 40 Orang Di Belakang Uang
- Bab 41 Undangan
- Bab 42 Tuan Sihotang
- Bab 43 Sebuah Pertunjukan Bagus
- Bab 44 Perjamuan Kencan Buta
- Bab 45 Mengacaukan Masalah
- Bab 46 Identitas
- Bab 47 Melakukan Sesuatu
- Bab 48 Bertambah Seorang Adik
- Bab 49 Menarik Orang
- Bab 50 Kontrak
- Bab 51 Membahas Tentang Perceraian Lagi
- Bab 52 Dua Miliar Rupiah
- Bab 53 Bergabung
- Bab 54 Resiko Yang Harus Ditanggung
- Bab 55 Tingkat Kepastian
- Bab 56 Penagihan Hutang
- Bab 57 Pembunuhan
- Bab 58 Beri Pelajaran
- Bab 59 Dijebak
- Bab 60 Pergi Untuk Mati
- Bab 61 Wanita Pembohong
- Bab 62 Melakukan Kerjasama
- Bab 63 Aku Menemukan Harta Karun Itu
- Bab 64 Kembali
- Bab 65 Penandatanganan Kontrak
- Bab 66 Audisi Bakat
- Bab 67 Kekurangan Orang
- Bab 68 Tersinggung
- Bab 69 Pemeliharaan
- Bab 70 Atas Nama Suami Dan Istri
- Bab 71 Pergi Ke Luar Negeri
- Bab 72 Tidak Akan Kubiarkan Lolos
- Bab 73 Menyadari
- Bab 74 Putri Yang Tidak Diakui
- Bab 75 Sampah
- Bab 76 Bersama
- Bab 77 Tidak Cukup Bagus
- Bab 78 Bos
- Bab 79 Tidak Bisa Memprovokasi
- Bab 80 Program Rekaman
- Bab 81 Protes
- Bab 82 Kinerja
- Bab 83 Lulus
- Bab 84 Salah Tafsir
- Bab 85 Kejutan
- Bab 86 Resmi Bercerai
- Bab 87 Tempat Parkir Harga Langit
- Bab 88 Mempermalukan Diri Sendiri
- Bab 89 Keluar
- Bab 90 Kehilangan Pekerjaan
- Bab 91 Mengangkat Jadi Anak
- Bab 92 Membeli Dengan Seenaknya
- Bab 93 Mengejar Artis
- Bab 94 Pinjam Uang
- Bab 95 Membuat Segalanya Sulit
- Bab 96 Dividen
- Bab 97 Menawar Harga
- Bab 98 Sudah Berencana Sebelumnya
- Bab 99 Hilang
- Bab 100 Bukan Siapa-Siapa
- Bab 101 Pingsan
- Bab 102 Harga Yang Menyakitkan
- Bab 103 Pengakuan
- Bab 104 Terkenal
- Bab 105 Pesta Minum Pribadi
- Bab 106 Membuat Masalah
- Bab 107 Ketidakcocokan
- Bab 108 Silakan
- Bab 109 Tanpa Keraguan
- Bab 110 Rasti Ada Di Sini
- Bab 111 Menyerah
- Bab 112 Hati
- Bab 113 Jalan Untuk Melangkah Mundur
- Bab 114 Mengundurkan Diri Dari Peperangan
- Bab 115 Sombong
- Bab 116 Memalukan
- Bab 117 Makan Gratis
- Bab 118 Skandal
- Bab 119 Memiliki Kesulitan
- Bab 120 Mengejar
- Bab 121 Hati Gadis
- Bab 122 Orang-Orang Di Belakang
- Bab 123 Bahaya
- Bab 124 Melampiaskan Amarah
- Bab 125 Artis
- Bab 126 Hasil Akhir