Gue Jadi Kaya - Bab 61 Wanita Pembohong
"Siapa?" Tanya Gavin.
"Seorang wanita nakal yang tidak sengaja kukenal. Baginya uang adalah segalanya, ditambah lagi dia sangat cantik serta kemampuan aktingnya bahkan sangat baik, hingga membuatku tertipu." Meski sedikit malu Bang Bobby tetap menceritakan wanita yang dia kenal itu.
Di suatu malam dia melihat seorang wanita duduk sendirian di pinggir jalan, karena merasa kasihan dia lalu melirik. Setelah melihat seperti apa dia, Bang Bobby langsung terpesona lalu berjalan mendekat dan bertanya, "Nona, ada apa denganmu? Mengapa kamu hanya duduk di pinggir jalan dan tidak pulang?"
"Aku tidak punya rumah, aku diusir." Dia berkata dengan nada menyedihkan.
Dengan penampilannya yang seperti itu membuat hasrat dan perasaan Bang Bobby sebagai seorang pria yang ingin melindunginya muncul, kemudian Bang Bobby duduk dan bertanya kepadanya, "Bagaimana kamu bisa diusir?"
"Orang-orang di keluargaku menganggapku sebagai beban, jadi mereka mengusirku." Jawab wanita itu sambil sedikit terisak.
"Bagaimana kamu bisa menjadi beban? Seseorang akan dengan rela mati untuk anak perempuan sepertimu." Dengan kecantikan yang seperti itu ada kemungkinan yang tidak terbatas.
"Keluargaku tidak memiliki uang dan orang tuaku merasa sudah tidak mampu lagi untuk membiayaiku, jadi mereka mengusirku. Aku tidak punya uang, tidak sekolah, dan juga tidak memiliki keterampilan apa pun. Bagaimana aku bisa hidup di masa depan?" Wanita itu mulai menangis dan air mata kesedihan mulai membasahi pipinya. Bagi orang-orang yang melihatnya mereka pasti akan merasa sangat kasihan.
Sebenarnya pria sangat takut dengan air mata wanita, apalagi dari wanita yang cantik. Bahkan Bang Bobby yang biasanya galak tidak akan tahan dengan orang seperti itu.
Lalu dia berkata, "Aku bisa membantumu, mencarikanmu pekerjaan, dan memberimu tempat tinggal terlebih, setelah itu kamu bisa mengembalikan uangku secara perlahan."
Agar tidak membuatnya tersinggung, Bang Bobby juga menggunakan cara menolong yang sangat bijaksana.
Wanita itu berhenti menangis, lalu melihat Bang Bobby yang memiliki mata yang besar dan berkilau serta penuh dengan rasa iba. Setelah melihat mata Bang Bobby seperti itu, dia senang karena mendapatkan mangsa .
Bang Bobby mengeluarkan dompetnya dan memberikan semua uangnya. Akhirnya, Bang Bobby membawa wanita itu ke rumah yang di sewanya agar wanita itu bisa beristirahat. Selain itu karena dia selalu tampak sangat sedih wanita itu tidak mau berbicara dengannya tentang hal lain. Jadi Bang Bobby membiarkan dirinya beristirahat dan pergi.
Saat Bang Bobby pulang keesokan harinya ternyata wanita itu sudah tidak ada lagi. Bukan hanya itu rumahnya pun sudah kosong, karena selama ada sesuatu yang bisa diambil untuk di jual diambilnya hingga tidak ada satupun yang tersisa. Dan setelah itu Bang Bobby baru sadar kalau dia sudah ditipu. Setelah diingat - ingat Bang Bobby bahkan tidak tahu siapa nama wanita itu.
Gavin tidak bisa menahan tawa ketika mendengar cerita itu, karena dia benar-benar tidak tahu apakah harus mengatakan bahwa wanita itu yang memang luar biasa, atau Bang Bobby sendiri yang terlalu bodoh.
"Kadang aku meresa konyol kalau mengingatnya, tapi aku benar-benar tertipu saat itu dan mempercayai semua yang dia katakan." Kata Bang Bobby tak berdaya.
"Lalu?" Gavin bertanya.
"Aku ditipu, tentu saja sangat marah, tetapi aku tidak mengenalnya atau tahu siapa dia. Bahkan jika aku marah aku harus menahannya. Hingga suatu saat ketika aku pergi ke klub malam dengan saudaraku dan bertemu lagi dengannya. "
"Jadi, kamu pergi untuk memberinya pelajaran?" Tanya Gavin
“Tidak, aku memang benar sangat marah waktu itu, tetapi hal pertama yang aku lakukan adalah mencari tahu identitasnya, dan akhirnya aku mengetahui bahwa sebenarnya orangtuanya sudah meninggal dunia ketika dia baru berumur tiga belas tahun dan meninggalkannya dengan seorang adik yang baru berumur satu tahun. Jadi dia pergi bekerja di club malam untuk menghidupi adiknya. "
"Kamu membiarkan dia pergi karena kamu merasa kasihan?" Gavin sudah menduga tentang cerita akhirnya.
"Ya, aku tidak membalas dendam padanya, tapi aku malah berteman dengannya, dan terkadang aku kalau aku ingin bersantai dia yang menemaniku. Dia bisa melakukan apa saja demi uang karena hanya ingin menghidupi adiknya." Bang Bobby mengangguk dan berkata.
"Dari ceritamua aku jadi saya sangat ingin bertemu dengan wanita itu sekarang." Gavin sangat ingin melihat seperti apa wanita yang bisa menipu Bang Bobby dan membuat Bang Bobby menyerah untuk membalas dendam.
"Aku bisa mengantarmu untuk bertemu dengannya sekarang, karena dia masih tinggal di rumah yang kusewa." Kata Bang Bobby. "Sekarang aku tahu kenapa kamu menginginkan seseorang ada di kantor." Gavin memandang ke tempat tidur di sudut dan berkata.
Bang Bobby menggaruk kepalanya malu-malu dan berkata, "Apakah kamu ingin bertemu dengannya sekarang?" Gavin mengangguk, dan Bang Bobby mengajak Gavin keluar, dan begitu keluar mereka melihat banyak orang ada di sekitar mobil Gavin.
Gavin melihat semua orang itu seperti serigala, dan bertanya pada Bang Bobby, "Apa yang mereka lakukan jika mereka memakan mobilku?"
"Mereka belum pernah melihat mobil sebagus itu, jadi mereka ingin menyentuhnya karena penasaran. Kamu tidak keberatankan?."
Gavin menggelengkan kepalanya dan berkata, "Tidak, tapi kita mau keluar sekarang, bisakah kamu menghentikan mereka?"
"Ahem!" Bang Bobby terbatuk-batuk, dan ketika orang-orang melihatnya, mereka langsung bubar. Gavin kemudian masuk ke mobil bersama Bang Bobby dan mengikuti petunjuk Bang Bobby ke rumah kontrakannya.
Rumahnya masih masuk ke dalam lingkungan yang sangat bagus dan Bang Bobby membawanya ke tempat tinggalnya. Sesampainya di sana Bang Bobby mengetuk pintu dan menunggu seseorang untuk membukakan pintu untuknya. Segera setelah pintu terbuka tampak seorang wanita dengan mata mengantuk muncul di depan mereka.
Wanita itu tidak memakai riasan, tetapi wajah polos sudah membuat mata Gavin berbinar. Gavin mengakui kalau wanita itu memang mempunyai modal untuk menaklukan para pria, bahkan dia terlihat lebih cantik dari pada bintang wanita di TV.
Wanita itu juga melihat Gavin dan bertanya pada Bang Bobby dengan malas, "Kenapa kamu memperkenalkannya padaku? Kamu tahukan aku tidak tertarik pada anak sekolahan."
"Aku memperkenalkan dia kepadamu, tetapi bukan untuk hal seperti itu. Dia hanya ingin meminta bantuanmu untuk suatu hal, dan dia akan memberimu hadiah yang sangat besar." Kata Bang Bobby.
"Berapa banyak yang bisa kamu berikan?" wanita itu bertanya.
"Berapa banyak yang kamu inginkan?" Gavin bertanya padanya.
Gavin berpikir bahwa selama dia meminta bantuan pada wanita ini, tingkat keberhasilan rencananya adalah 90% dan selama wanita itu tidak menghianatinya maka kemungkinan keberhasilannya adalah 100%.
Karena kejadiannya sudah seperti ini maka dia tidak peduli berapa dengan banyak uang yang akan diberikan.
"Kamu akan memberikan uang sebanyak yang aku mau?" Tanya wanita itu.
"Benar sekali." Jawab Gavin.
Wanita itu memandangnya dan berkata, "40 juta, apakah kamu memilikinya?"
Gavin memandang Bang Bobby dan bertanya bukankah 40 juta terlalu sedikit, karena uang segitu tidak ada bedanya dengan meminta uang seratus rupiah yang secara langsung setara dengan tidak mengeluarkan uang sama sekali.
"Dia hanya menarif beberapa puluh juta untuk setiap orang." Kata Bang Bobby.
Gavin kemudian menyadari bahwa sangat tidak menguntungkan untuk melakukan bisnis semacam ini, maka tidak mengherankan kalau wanita ini belum bisa lolos.
"Oke mari kita bicarakan semuanya di dalam dan katakan kepadaku berapa banyak uang yang kamu minta setelah aku memberi tahumu detailnya." Kata Gavin.
"Oke, kalau begitu masuklah." Wanita itu menyingkir dan membiarkan Gavin masuk.
"Apakah kamu tidak mau bertanya dulu tentang apa yang aku ingin kamu lakukan?" Tanya Gavin.
"Selama itu untuk uang aku bisa melakukan apa saja kecuali membunuh." Wanita itu berkata dengan acuh tak acuh dan sekarang dia menunjukkan sifat aslinya.
Gavin melirik Bang Bobby dan berkata, "Kalau begitu kamu pergilah dulu, karena aku akan berbincang dulu dengannya, dan aku akan memberitahumu hasilnya nanti."
Gavin perlu berbicara dengan wanita itu sendirian.
Novel Terkait
Mendadak Kaya Raya
Tirta ArdaniBretta’s Diary
DanielleAwesome Guy
RobinHanya Kamu Hidupku
RenataIstri kontrakku
RasudinCinta Dibawah Sinar Rembulan
Denny AriantoWahai Hati
JavAliusGue Jadi Kaya×
- Bab 1 Uang Banyak Yang Jatuh Dari Langit
- Bab 2 Memandang Rendah
- Bab 3 Anjing Yang Memandang Rendah Orang
- Bab 4 Pergi Sana!
- Bab 5 Uang Kas Kelas
- Bab 6 Cerai
- Bab 7 Tuan Muda
- Bab 8 Beli!
- Bab 9 Tuan Muda Sanjaya
- Bab 10 Kakek!
- Bab 11 Orang Tidak Berguna Bagaikan Sampah
- Bab 12 Wajah Tidak Sabar
- Bab 13 Sedih
- Bab 14 Pelajar Miskin
- Bab 15 Orang Terpandang
- Bab 16 Saudara Miskin
- Bab 17 Kebenaran Terucap
- Bab 18 Mengantar Uang
- Bab 19 Halangan
- Bab 20 Dikeluarkan Dari Sekolah
- Bab 21 Mengadu
- Bab 22 Investasi
- Bab 23 Mengakui Kekalahan
- Bab 24 Salah Paham
- Bab 25 Berpura-Pura
- Bab 26 Pesta Kumpul Teman-Teman
- Bab 27 10 Miliar!
- Bab 28 Kebingungan Antara Yang Benar Dan Yang Salah
- Bab 29 Menjadi Pelindung
- Bab 30 Usaha
- Bab 31 Hambatan
- Bab 32 Pameran Kerja
- Bab 33 Berani Ikut Dalam Perekrutan
- Bab 34 Wawancara
- Bab 35 Manajer Hari
- Bab 36 Mengeluh
- Bab 37 Saldo Di Dalam Rekening
- Bab 38 Pilih Sendiri
- Bab 39 Tebak
- Bab 40 Orang Di Belakang Uang
- Bab 41 Undangan
- Bab 42 Tuan Sihotang
- Bab 43 Sebuah Pertunjukan Bagus
- Bab 44 Perjamuan Kencan Buta
- Bab 45 Mengacaukan Masalah
- Bab 46 Identitas
- Bab 47 Melakukan Sesuatu
- Bab 48 Bertambah Seorang Adik
- Bab 49 Menarik Orang
- Bab 50 Kontrak
- Bab 51 Membahas Tentang Perceraian Lagi
- Bab 52 Dua Miliar Rupiah
- Bab 53 Bergabung
- Bab 54 Resiko Yang Harus Ditanggung
- Bab 55 Tingkat Kepastian
- Bab 56 Penagihan Hutang
- Bab 57 Pembunuhan
- Bab 58 Beri Pelajaran
- Bab 59 Dijebak
- Bab 60 Pergi Untuk Mati
- Bab 61 Wanita Pembohong
- Bab 62 Melakukan Kerjasama
- Bab 63 Aku Menemukan Harta Karun Itu
- Bab 64 Kembali
- Bab 65 Penandatanganan Kontrak
- Bab 66 Audisi Bakat
- Bab 67 Kekurangan Orang
- Bab 68 Tersinggung
- Bab 69 Pemeliharaan
- Bab 70 Atas Nama Suami Dan Istri
- Bab 71 Pergi Ke Luar Negeri
- Bab 72 Tidak Akan Kubiarkan Lolos
- Bab 73 Menyadari
- Bab 74 Putri Yang Tidak Diakui
- Bab 75 Sampah
- Bab 76 Bersama
- Bab 77 Tidak Cukup Bagus
- Bab 78 Bos
- Bab 79 Tidak Bisa Memprovokasi
- Bab 80 Program Rekaman
- Bab 81 Protes
- Bab 82 Kinerja
- Bab 83 Lulus
- Bab 84 Salah Tafsir
- Bab 85 Kejutan
- Bab 86 Resmi Bercerai
- Bab 87 Tempat Parkir Harga Langit
- Bab 88 Mempermalukan Diri Sendiri
- Bab 89 Keluar
- Bab 90 Kehilangan Pekerjaan
- Bab 91 Mengangkat Jadi Anak
- Bab 92 Membeli Dengan Seenaknya
- Bab 93 Mengejar Artis
- Bab 94 Pinjam Uang
- Bab 95 Membuat Segalanya Sulit
- Bab 96 Dividen
- Bab 97 Menawar Harga
- Bab 98 Sudah Berencana Sebelumnya
- Bab 99 Hilang
- Bab 100 Bukan Siapa-Siapa
- Bab 101 Pingsan
- Bab 102 Harga Yang Menyakitkan
- Bab 103 Pengakuan
- Bab 104 Terkenal
- Bab 105 Pesta Minum Pribadi
- Bab 106 Membuat Masalah
- Bab 107 Ketidakcocokan
- Bab 108 Silakan
- Bab 109 Tanpa Keraguan
- Bab 110 Rasti Ada Di Sini
- Bab 111 Menyerah
- Bab 112 Hati
- Bab 113 Jalan Untuk Melangkah Mundur
- Bab 114 Mengundurkan Diri Dari Peperangan
- Bab 115 Sombong
- Bab 116 Memalukan
- Bab 117 Makan Gratis
- Bab 118 Skandal
- Bab 119 Memiliki Kesulitan
- Bab 120 Mengejar
- Bab 121 Hati Gadis
- Bab 122 Orang-Orang Di Belakang
- Bab 123 Bahaya
- Bab 124 Melampiaskan Amarah
- Bab 125 Artis
- Bab 126 Hasil Akhir