Gue Jadi Kaya - Bab 51 Membahas Tentang Perceraian Lagi
Ada revisi nama Aston Atmaja = Astin Atmaja Bab 45-47 17/9/20
Keraguan terakhir Adrian hilang karena kinerja kedua resepsionis. Meskipun perusahaan ini tidak sebesar prediksinya, tetapi perasaannya sangat berbeda dengan MNC . Dia dapat merasakan, di sini dirinya merasa lebih cocok.
Gavin Atmaja terkejut dengan reaksi mereka. Dia masih tidak terbiasa diperlakukan seperti ini oleh orang lain, itu semua karena kemalangan sebelumnya.
Dia menggelengkan kepalanya dan berkata dengan gadis-gadis itu: "Sudah, menyuruh Adrian turun saja ."
Gadis itu buru-buru menelepon dan memberitahu kepada Adrian bahwa bosnya sudah datang dan menyuruhnya untuk turun.
Setelah menerima panggilan itu, Adrian segera meletakkan pekerjaannya. Ketika dia melihat Gavin , dia bertanya, "Bos, mengapa kamu datang ke sini?".
Sebelumnya dia tidak pernah pergi ke perusahaan, dia juga tidak pernah bertanya tentang urusan perusahaan. Tiba- tiba dia datang, Adrian mengira telah terjadi masalah apa, terlihat sedikit khawatir.
"Tidak apa-apa, hanya ingin mengantar seseorang saja. Kamu tolong atur dan melatihnya dengan baik. Kedepannya, aku membutuhkan beberapa asisten yang pintar. Kamu tidak dapat membantuku menyelesaikan segalanya." Gavin menjelaskan tujuannya, kemudian memperkenalkan Onad kepada Adrian .
“Tidak disangka ternyata satu marga, takdir, aku akan melatihnya dengan baik, supaya dia bisa menguasai lebih awal.” Sikap Adrian terhadap Onad sangat baik.
Yang pertama adalah karena Onad dibawa oleh Gavin , yang kedua adalah dia percaya bahwa kemampuan dirinya dapat selalu menjadi orang yang sangat penting bagi Gavin , jadi dia tidak perlu melakukan tindakan licik untuk menyulitkan orang baru.
Gavin sangat puas, dia langsung berbalik untuk pergi setelah menyerahkan Onad kepada Adrian .
“Bos.” Adrian menghentikan Gavin .
"Ada apa?"
"Kamu telah datang ke perusahaan, apakah kamu tidak ingin melihat dokumen perusahaan, dan melihat apa yang kita lakukan baru-baru ini?".
"Aku percaya padamu. Jika butuh uang, katakan saja padaku. Sekarang aku tidak perlu mengetahui hal-hal yang lain, kamu bisa menanganinya sendiri." Gavin merasa tidak perlu, karena sekarang belum saatnya dia datang bekerja di perusahaan. Jadi, tidak ada gunanya untuk mengetahui hal itu, hanya membuang waktu saja.
“Kamu benar-benar hanya mengayungkan tangan dan tidak melakukan apa-apa!” Adrian tidak berdaya, tetapi hasil ini sudah terduga, justru karena sikap Gavin yang seperti ini membuat dia setia mengikutinya.
Karena tidak ada yang bisa dikatakan lagi, Gavin langsung meninggalkan perusahaan.
Dia mempunyai rencananya sendiri. Sekarang bukan waktu yang tepat untuk mengambil alih perusahaan, malahan akan terlihat dirinya tidak berguna. Lagipula, dia masih belum tahu apa-apa tentang bisnis, dan dia butuh pengalaman. Itulah sebabnya dia memilih untuk bekerja di perusahaan lain.
Sekarang MNC telah memecatnya, tetapi masih ada perusahaan Warrior . Dia sudah lama merencanakan jalan yang lain.
Dia sudah pikir untuk pergi ke perusahaan Warrior keesokan harinya. Hari ini sudah telat, sehingga dia pulang rumah dulu.
Begitu dia sampai di rumah, teleponnya langsung berdering. Ketika dia mengeluarkannya dan melihat bahwa panggilan tersebut dari Rasti.
Bukankah sekarang dia seharusnya sedang sibuk membuka perusahaan, bagaimana mungkin dia masih mempunyai waktu untuk menelepon dirinya?.
Gavin menjawab telepon dengan curiga.
"Gavin , apa yang terjadi denganmu? Aku baru berubah pikiran terhadapmu, mengira kamu akan memiliki tempat yang baik, kemungkinan ada harapan di masa depan. Sekarang kamu membuat onar ini, apakah kamu ingin membuatku kesal?".
Itu merupakan nada suara yang akrab bagi Gavin , yang membuat telinganya kesakitan. Dia mengerutkan kening dan menunggu Rasti selesai berbicara, kemudian Gavin baru bertanya, "Apa yang terjadi padaku lagi?".
"Apakah kamu dipecat dari perusahaan? Kamu baru kerja berapa lama, satu minggu, itu merupakan MNC , banyak orang bersikeras ingin bekerja di sana, kamu sangat beruntung bisa masuk ke sana jadi kamu seharusnya jangan sombong dan kerja disana dengan baik. Namun, kamu justru membuat onar, apa yang ingin kamu lakukan? Pergi ke jalanan untuk menjadi gangster di masa depan? " Rasti sangat marah hingga dadanya sakit. Dia hanya mengabaikan Gavin dalam waktu yang singkat, langsung terjadi masalah ini.
"Bagaimana kamu bisa mengetahuinya?"
"Apakah itu penting? Yang paling penting sekarang adalah apa yang bisa kamu lakukan, baru saja memasuki sebuah perusahaan tetapi langsung dikeluarkan dalam waktu seminggu, terlebih lagi itu merupakan MNC . Banyak orang memperhatikan berita mereka, kamu telah dipecat, perusahaan lain juga akan menerima berita itu, tidak ada perusahaan yang berani memasuki kamu." Jalan Gavin benar-benar buntu.
Jika dia mengetahui akan terjadi hal ini, dia bersikeras pasti akan melarang Gavin bekerja di MNC . Gavin benar-benar sangat mengecewakannya.
"Aku sudah mendapatkan pekerjaan, terdapat sebuah perusahaan yang memintaku untuk pergi bekerja. Besok aku sudah bisa kerja."
"Perusahaan apa?"
"Perusahaan Warrior ."
"Aku belum pernah mendengarnya. Ini jelas bukan sebuah perusahaan, tapi hanya CV kecil. Walaupun kamu pergi ke sana, kamu juga tidak memiliki kesempatan untuk sukses. Kehidupan kamu benar-benar telah berakhir, dan tidak ada titik balik lagi." Kata Rasti denga kesal.
"Kamu menganggap hal ini terlalu serius. Selama aku memiliki kemampuan, pergi ke perusahaan mana pun pasti bisa sukses." Kata Gavin .
"Apakah kamu mempunyai kemampuan? Ujian saja berada di peringkat sepuluh terbawah. Orang seperti itu masih ingin memberitahuku bahwa dia memiliki kemampuan, bahkan hantu pun tidak akan percaya." Rasti bukan hari pertama mengenalnya.
Jika Gavin benar-benar memliki kemampuan, dia tidak perlu begitu marah dan cemas lagi.
“Jangan melihat hasil, aku pasti bisa.” Suatu saat nanti dia akan membuat semua orang
terkesan.
"Aku tidak bisa mengajarimu apa pun lagi. Kamu akan lulus dari sekolah dalam satu setengah bulan lagi. Pada saat itu aku tidak akan peduli jika kamu memiliki kemampuan untuk melindungi diri sendiri ataupun tidak, kita cerai saja." Rasti telah lelah.
Dia sibuk bekerja di perusahaannya sendiri sepanjang hari, dan Gavin sama sekali tidak dapat membantunya, malahan sering membuatnya cemas dan marah. Jika terus begini, dia khawatir dirinya akan pendek umur.
“Jika kamu bisa membujuk orang tuamu, aku tidak punya pendapat lain.” Gavin tidak menolak, karena dia tidak punya hak untuk berbicara dalam masalah ini. Pernikahan itu juga karena orang tua Rasti, jadi jika ingin bercerai mereka yang menentukan.
“Aku akan menemukan cara pada saat itu, kamu hanya perlu bekerja sama denganku.” Rasti memang sedang pusing dengan masalah orangtuanya, tapi dia percaya selama dia berhasil, dia memiliki hak untuk berbicara, dan dia bisa mengatakannya pada saat itu. Jadi hal yang paling penting sekarang baginya adalah mengelola perusahaannya dengan baik.
Ketika memikirkan hal ini, kemarahan terhadap Gavin juga menghilang, pada akhirnya dia berkata kepada Gavin : "Aku tidak akan mengatur kamu, terserah kamu ingin bekerja dimana. Setelah masa magang selesai, cukup berikan informasi kepadaku saja sehingga aku bisa menangani kelulusan untukmu. "
Setelah selesai berbicara langsung menutup telepon.
Gavin melihat ke layar telepon dan menggelengkan kepala dengan pasrah, dia sendiri juga tidak tahu dapat menjalin hubungan seberapa jauh dengan Rasti, jadi dia hanya bisa membiarkan arus pergi dan menerima hasil apa pun.
Dia baring di sofa dan tertidur.
Samar-samar, dia mendengar suara langkah kaki di sekitarnya, seketika dia kaget hingga segera melompat, seperti burung yang ketakutan.
Levina menatapnya dengan canggung sambil memegang selimut dan berkata, "Aku hanya takut kamu masuk angin sehingga ingin mengambil selimut untukmu."
Reaksi Gavin seperti Levina ingin membunuhnya saja.
“Oh, maaf, aku lupa sekarang aku bukan tinggal sendiri lagi.” Gavin belum terbiasa rumah telah menambah satu orang.
Novel Terkait
Gaun Pengantin Kecilku
Yumiko YangSang Pendosa
DoniCutie Mom
AlexiaInnocent Kid
FellaDewa Perang Greget
Budi MaMy Cold Wedding
MevitaGue Jadi Kaya×
- Bab 1 Uang Banyak Yang Jatuh Dari Langit
- Bab 2 Memandang Rendah
- Bab 3 Anjing Yang Memandang Rendah Orang
- Bab 4 Pergi Sana!
- Bab 5 Uang Kas Kelas
- Bab 6 Cerai
- Bab 7 Tuan Muda
- Bab 8 Beli!
- Bab 9 Tuan Muda Sanjaya
- Bab 10 Kakek!
- Bab 11 Orang Tidak Berguna Bagaikan Sampah
- Bab 12 Wajah Tidak Sabar
- Bab 13 Sedih
- Bab 14 Pelajar Miskin
- Bab 15 Orang Terpandang
- Bab 16 Saudara Miskin
- Bab 17 Kebenaran Terucap
- Bab 18 Mengantar Uang
- Bab 19 Halangan
- Bab 20 Dikeluarkan Dari Sekolah
- Bab 21 Mengadu
- Bab 22 Investasi
- Bab 23 Mengakui Kekalahan
- Bab 24 Salah Paham
- Bab 25 Berpura-Pura
- Bab 26 Pesta Kumpul Teman-Teman
- Bab 27 10 Miliar!
- Bab 28 Kebingungan Antara Yang Benar Dan Yang Salah
- Bab 29 Menjadi Pelindung
- Bab 30 Usaha
- Bab 31 Hambatan
- Bab 32 Pameran Kerja
- Bab 33 Berani Ikut Dalam Perekrutan
- Bab 34 Wawancara
- Bab 35 Manajer Hari
- Bab 36 Mengeluh
- Bab 37 Saldo Di Dalam Rekening
- Bab 38 Pilih Sendiri
- Bab 39 Tebak
- Bab 40 Orang Di Belakang Uang
- Bab 41 Undangan
- Bab 42 Tuan Sihotang
- Bab 43 Sebuah Pertunjukan Bagus
- Bab 44 Perjamuan Kencan Buta
- Bab 45 Mengacaukan Masalah
- Bab 46 Identitas
- Bab 47 Melakukan Sesuatu
- Bab 48 Bertambah Seorang Adik
- Bab 49 Menarik Orang
- Bab 50 Kontrak
- Bab 51 Membahas Tentang Perceraian Lagi
- Bab 52 Dua Miliar Rupiah
- Bab 53 Bergabung
- Bab 54 Resiko Yang Harus Ditanggung
- Bab 55 Tingkat Kepastian
- Bab 56 Penagihan Hutang
- Bab 57 Pembunuhan
- Bab 58 Beri Pelajaran
- Bab 59 Dijebak
- Bab 60 Pergi Untuk Mati
- Bab 61 Wanita Pembohong
- Bab 62 Melakukan Kerjasama
- Bab 63 Aku Menemukan Harta Karun Itu
- Bab 64 Kembali
- Bab 65 Penandatanganan Kontrak
- Bab 66 Audisi Bakat
- Bab 67 Kekurangan Orang
- Bab 68 Tersinggung
- Bab 69 Pemeliharaan
- Bab 70 Atas Nama Suami Dan Istri
- Bab 71 Pergi Ke Luar Negeri
- Bab 72 Tidak Akan Kubiarkan Lolos
- Bab 73 Menyadari
- Bab 74 Putri Yang Tidak Diakui
- Bab 75 Sampah
- Bab 76 Bersama
- Bab 77 Tidak Cukup Bagus
- Bab 78 Bos
- Bab 79 Tidak Bisa Memprovokasi
- Bab 80 Program Rekaman
- Bab 81 Protes
- Bab 82 Kinerja
- Bab 83 Lulus
- Bab 84 Salah Tafsir
- Bab 85 Kejutan
- Bab 86 Resmi Bercerai
- Bab 87 Tempat Parkir Harga Langit
- Bab 88 Mempermalukan Diri Sendiri
- Bab 89 Keluar
- Bab 90 Kehilangan Pekerjaan
- Bab 91 Mengangkat Jadi Anak
- Bab 92 Membeli Dengan Seenaknya
- Bab 93 Mengejar Artis
- Bab 94 Pinjam Uang
- Bab 95 Membuat Segalanya Sulit
- Bab 96 Dividen
- Bab 97 Menawar Harga
- Bab 98 Sudah Berencana Sebelumnya
- Bab 99 Hilang
- Bab 100 Bukan Siapa-Siapa
- Bab 101 Pingsan
- Bab 102 Harga Yang Menyakitkan
- Bab 103 Pengakuan
- Bab 104 Terkenal
- Bab 105 Pesta Minum Pribadi
- Bab 106 Membuat Masalah
- Bab 107 Ketidakcocokan
- Bab 108 Silakan
- Bab 109 Tanpa Keraguan
- Bab 110 Rasti Ada Di Sini
- Bab 111 Menyerah
- Bab 112 Hati
- Bab 113 Jalan Untuk Melangkah Mundur
- Bab 114 Mengundurkan Diri Dari Peperangan
- Bab 115 Sombong
- Bab 116 Memalukan
- Bab 117 Makan Gratis
- Bab 118 Skandal
- Bab 119 Memiliki Kesulitan
- Bab 120 Mengejar
- Bab 121 Hati Gadis
- Bab 122 Orang-Orang Di Belakang
- Bab 123 Bahaya
- Bab 124 Melampiaskan Amarah
- Bab 125 Artis
- Bab 126 Hasil Akhir