Gue Jadi Kaya - Bab 63 Aku Menemukan Harta Karun Itu
Gavin pulang ke rumah dan beristirahat selama sehari. Sebenarnya sekarang dia merasa sedikit bosan dan tidak tahu harus berbuat apa, jadi dia hanya menunggu adik Karen yang akan datang menemuinya keesokan harinya, dan kemudian memikirkan bagaimana membantunya.
Sekitar siang hari keesokan harinya, bel pintu rumah Gavin berbunyi dan Gavin segera keluar untuk membuka pintu. Di sana Adik Karen sudah berdiri di depan pintu dan ketika dia melihat Gavin, dia sangat berhati-hati dan tidak langsung menyapanya.
Gavin melihatnya sekilas dan merasa bahwa peluangnya untuk menggapai impiannya tidaklah sulit, karena dia sangat cantik dan hampir mirip dengan Karen, jadi dapat dikatakan kalau Adik Karen sangat sempurna. Tetapi dia belum bisa mewujudkan keinginannya, dan mungkin karena Adik Karen tidak bisa menemukan orang yang dapat mewujudkan mimpinya.
"Masuklah dan mari kita bicarakan tentang apa yang bisa kamu lakukan." Gavin mempersilahkannya masuk.
Adik Karen masuk dengan hati-hati dan melihat-lihat rumah Gavin, hanya dengan melihat sekilas dia dapat mengetahui kalau Gavin adalah orang kaya. Mungkin keinginannya akan benar-benar bisa terkabul, tapi dia tidak senang dan juga sedikit khawatir, dan tanpa duduk dia langsung bertanya pada Gavin, "Apa yang kakakku tawarkan kepadamu?"
"Dia membantuku dan inilah caraku membalasnya." Jawab Gavin.
"Kalau begitu, apakah kamu ada permintaan lain? Jika tidur dengan kakakku, maka aku tidak akan setuju. Dengar aku sudah pernah mengusir orang seperti itu sebelumnya, jadi aku sarankan padamu untuk menyingkirkan pikiran itu, karena aku orang yang bisa melakukan apa saja." Adik Karen mengancam Gavin.
"Kalian berdua memang sangat menarik, berusaha melindungi satu sama lain, tapi sayang sekali nasib kalian tidak begitu baik." Jika mereka hidup di lingkungan yang baik maka mereka tidak akan pernah sampai pada titik ini, kata Gavin.
"Dia adalah satu-satunya kerabatku dan aku tidak akan mengorbankan dia untuk keinginanku sendiri." Jawab Adik Karen.
"Tapi dia rela berkorban untukmu, lalu apa yang bisa kamu lakukan?" Tanya Gavin.
"Aku lebih suka tidak pernah mewujudkan impian itu." Jawab Adik Karen
"Kalau begitu jangan kecewakan dia, karena bagaimanapun juga kakakmu hanya ingin kamu hidup lebih baik." Jawab Gavin.
"Aku tidak peduli, aku tidak ingin dia berkorban untukku, dan aku ingin dia juga baik-baik saja." Jawab Adik Karen.
Gavin sangat puas dengan kedua saudara perempuan itu. Karen sangat pintar dan Adiknya bukanlah tipe orang yang mau menghisap darah dari kakaknya sendiri. Lalu Gavin tertawa dan berkata kepadanya, "Jangan khawatir, aku tidak akan membiarkan dia berkorban. Aku akan membantu kalian berdua jika aku bisa, meskipun ini bukanlah bantuan gratis, tetapi yang aku inginkan sebagai imbalannya hanyalah uang, dan tidak ada yang lain.”
"Jika itu masalahnya maka aku bisa menjanjikanmu bagaimana kamu ingin aku bekerja sama denganmu?" Dia tidak tahu kenapa dia sangat percaya pada Gavin, tetapi ketika dia melihat Gavin dia merasa bahwa Gavin adalah orang yang sangat bisa dipercaya mirip dengan orang yang Kakaknya temui sebelumnya tetapi agak berbeda.
"Baiklah sekarang katakan padaku siapa namamu dan hal apa saja yang bisa kamu lakukan." Tanya Gavin.
"Namaku Kezia, aku bisa bermain gitar, piano, membuat lagu dan menyanyi." Kata Kezia.
"Nyanyikan lagu yang kamu tulis sendiri dan aku akan mendengarkannya." Tidak ada gunanya mengatakannya karena yang aku butuhkan adalah keahlian nyatanya. Jika keahliannya tidak ada maka tidak ada yang akan membayar untuk apa yang Kezia lakukan.
Kezia tidak gugup sama sekali dan tidak membutuhkan pengiring, jadi dia mulai menyanyi tanpa iringan music. Dan saat Kezia membuka mulut Gavin hanya memiliki satu perasaan, yaitu dia telah menemukan harta karun yang hilang, karena suaranya sangat bagus bahkan lebih baik dari yang dia duga dan bahkan lebih baik dari pada penyanyi terkenal sekarang.
Gavin memang bukan orang yang profesional dalam dunia musik, tetapi dia berani mengatakan kalau Kezia pasti bisa sukses asalkan dia diberi kesempatan.
Jadi Gavin menjadi sangat penasaran, maka setelah Kezia selesai bernyanyi dia bertanya, "Suaramu itu sangat bagus tetapi kenapa kok kamu tidak terkenal sampai sekarang?"
“Karena saya tidak memiliki kemampuan untuk maju pada perusahaan-perusahaan besar seorang diri, dan mereka bahkan tidak ada yang mempedulikannya. Aku pun pernah mencoba memberikan laguku pada penyanyi pujaanku, tetapi karena aku tidak memiliki latar belakang yang memadai mereka juga tidak ada yang mau membantu, sehingga aku merasa sangat sedih dan tertekan." Jadi sebenarnya sampai sekarang Kezia masih memendam rasa kecewa dan berpikir untuk menyerah.
"Tenanglah karena ada aku sekarang, dan aku pasti akan membantumu jadi tunggu saja kabar baik dariku." Gavin berpikir bahwa hal ini mungkin tidak membantu Kezia, tetapi dia menemukan seseorang anak yang bisa menghasilkan uang untuk dirinya sendiri.
Jika ingin membuat anak ini bersinar dan menghasilkan uang untuk dirinya sendiri, maka dia membutuhkan perusahaan hiburan yang mau memasukan ke Kezia terlebih dahulu, dan kemudian perlahan-lahan mengorbitkannya keluar.
Disitulah dia membutuhkan uang dan Gavin mimiliki uang jadi tentunya itu tidak menjadi masalah. Kemudian Gavin segera menelepon Adrian dan memintanya untuk membantu mencarikan perusahaan hiburan yang ingin ia akuisisi.
"Mengapa kamu tertarik dengan perusahaan hiburan?." Adrian terdiam, kenapa Gavin ingin membeli perusahaan baru lagi.
"Aku hanya iseng saja, karena aku ingin bermain-main dengan selebriti." Jawab Gavin.
"Aku benar-benar tidak mengerti pemikiran orang kaya, hah baiklah, aku akan meminta seseorang untuk mencarinya untukmu. Apakah kamu memiliki persyaratan?"
"Reputasinya harus baik, meski itu hanya perusahaan kecil tidak masalah, asalkan itu merupakan industri hiburan." Kata Gavin.
"Oh seharusnya ada cukup banyak perusahaan yang seperti itu, tunggu sebentar aku akan segera memberitahumu ." Kata Adrian.
Gavin sedang menunggu info dari Adrian, namun kabar dari Adrian tak kunjung tiba dan malah Gavin mendapat kabar dari Hari Tanu lebih dulu. Saat menerima panggilan darinya, Gavin sedang duduk sambil menonton TV di rumah, karena dia sedang mempersiapkan diri untuk menjadi pemilik dari perusahaan hiburan, dan dia sekarang sedang belajar tentang industri hiburan
"Halo?" Gavin menjawab telepon tanpa melihat siapa itu.
"Hasilnya sudah keluar dan Keluarga Atmaja telah berinvestasi, jadi sekarang kamu bisa datang dan menandatangani kontrak denganku lalu berinvestasi." Kata Hari dengan penuh semangat.
Sebenarnya setelah Gavin pergi di hari itu, Hari dan Aston tidak mengatakan apa-apa dan Aston pun pergi dengan tidak sabar. Gavin merasa bahwa investasi itu seharusnya tidak terjadi tetapi di luar dugaan Hari justru mendapat kabar berita dari keluarga Atmaja kalau mereka setuju untuk berinvestasi.
Maka Hari bergegas untuk berbicara dengan orang-orang dari Keluarga Atmaja dan merundingkan kerja sama, bahkan kontrak juga telah ditandatangani, dan uang awal juga telah diterima.
Tentu saja dia tidak lupa dengan apa yang dia janjikan pada Gavin, jadi dia meneleponnya ketika Hari memiliki waktu luang.
"Aku tidak akan pergi ke sana lagi jadi datang saja kemari. Aku akan memberimu alamat dan bawalah kontraknya, lalu aku akan memberimu uangnya setelah penandatanganan." Gavin benar-benar tidak ingin pergi ke MNC lagi.
Hari setuju, dan segera datang ke rumahnya dengan kontrak. Gavin tidak begitu memahami isi dari kontrak tersebut, tetapi dia yakin bahwa Hari tidak akan memiliki nyali untuk membodohi dirinya. Setelah menandatangani kontrak Gavin mentransfer sejumlah uang, dan dia tidak peduli dengan sisanya. Jadi Gavin hanya akan menunggu proyeknya selesai dan mengambil uangnya.
Setelah menyelesaikan semua itu, Gavin segera pergi ke perusahaannya dengan membawa kontrak, karena tindak lanjut dari investasi ini harus ditindaklanjuti oleh Adrian.
Adrian mengira dia ada di sini untuk berbicara sendiri tentang perusahaan hiburan, dan berkata dengan lelah, "Perusahaannya sudah ketemu, tetapi sekarang aku sedang melakukan verifikasi. Kita bisa membelinya jika kita sudah yakin bahwa perusahaan tersebut tidak memiliki masalah."
"Aku tidak datang untuk itu, tetapi aku datang untuk memberimu kontrak dari hasil investasi pribadiku." Gavin lalu memberikan kontrak kepada Adrian.
Novel Terkait
Cinta Tak Biasa
SusantiMenaklukkan Suami CEO
Red MapleAdore You
ElinaAku bukan menantu sampah
Stiw boyUnperfect Wedding
Agnes YuBeautiful Lady
ElsaLove And Pain, Me And Her
Judika DenadaGue Jadi Kaya×
- Bab 1 Uang Banyak Yang Jatuh Dari Langit
- Bab 2 Memandang Rendah
- Bab 3 Anjing Yang Memandang Rendah Orang
- Bab 4 Pergi Sana!
- Bab 5 Uang Kas Kelas
- Bab 6 Cerai
- Bab 7 Tuan Muda
- Bab 8 Beli!
- Bab 9 Tuan Muda Sanjaya
- Bab 10 Kakek!
- Bab 11 Orang Tidak Berguna Bagaikan Sampah
- Bab 12 Wajah Tidak Sabar
- Bab 13 Sedih
- Bab 14 Pelajar Miskin
- Bab 15 Orang Terpandang
- Bab 16 Saudara Miskin
- Bab 17 Kebenaran Terucap
- Bab 18 Mengantar Uang
- Bab 19 Halangan
- Bab 20 Dikeluarkan Dari Sekolah
- Bab 21 Mengadu
- Bab 22 Investasi
- Bab 23 Mengakui Kekalahan
- Bab 24 Salah Paham
- Bab 25 Berpura-Pura
- Bab 26 Pesta Kumpul Teman-Teman
- Bab 27 10 Miliar!
- Bab 28 Kebingungan Antara Yang Benar Dan Yang Salah
- Bab 29 Menjadi Pelindung
- Bab 30 Usaha
- Bab 31 Hambatan
- Bab 32 Pameran Kerja
- Bab 33 Berani Ikut Dalam Perekrutan
- Bab 34 Wawancara
- Bab 35 Manajer Hari
- Bab 36 Mengeluh
- Bab 37 Saldo Di Dalam Rekening
- Bab 38 Pilih Sendiri
- Bab 39 Tebak
- Bab 40 Orang Di Belakang Uang
- Bab 41 Undangan
- Bab 42 Tuan Sihotang
- Bab 43 Sebuah Pertunjukan Bagus
- Bab 44 Perjamuan Kencan Buta
- Bab 45 Mengacaukan Masalah
- Bab 46 Identitas
- Bab 47 Melakukan Sesuatu
- Bab 48 Bertambah Seorang Adik
- Bab 49 Menarik Orang
- Bab 50 Kontrak
- Bab 51 Membahas Tentang Perceraian Lagi
- Bab 52 Dua Miliar Rupiah
- Bab 53 Bergabung
- Bab 54 Resiko Yang Harus Ditanggung
- Bab 55 Tingkat Kepastian
- Bab 56 Penagihan Hutang
- Bab 57 Pembunuhan
- Bab 58 Beri Pelajaran
- Bab 59 Dijebak
- Bab 60 Pergi Untuk Mati
- Bab 61 Wanita Pembohong
- Bab 62 Melakukan Kerjasama
- Bab 63 Aku Menemukan Harta Karun Itu
- Bab 64 Kembali
- Bab 65 Penandatanganan Kontrak
- Bab 66 Audisi Bakat
- Bab 67 Kekurangan Orang
- Bab 68 Tersinggung
- Bab 69 Pemeliharaan
- Bab 70 Atas Nama Suami Dan Istri
- Bab 71 Pergi Ke Luar Negeri
- Bab 72 Tidak Akan Kubiarkan Lolos
- Bab 73 Menyadari
- Bab 74 Putri Yang Tidak Diakui
- Bab 75 Sampah
- Bab 76 Bersama
- Bab 77 Tidak Cukup Bagus
- Bab 78 Bos
- Bab 79 Tidak Bisa Memprovokasi
- Bab 80 Program Rekaman
- Bab 81 Protes
- Bab 82 Kinerja
- Bab 83 Lulus
- Bab 84 Salah Tafsir
- Bab 85 Kejutan
- Bab 86 Resmi Bercerai
- Bab 87 Tempat Parkir Harga Langit
- Bab 88 Mempermalukan Diri Sendiri
- Bab 89 Keluar
- Bab 90 Kehilangan Pekerjaan
- Bab 91 Mengangkat Jadi Anak
- Bab 92 Membeli Dengan Seenaknya
- Bab 93 Mengejar Artis
- Bab 94 Pinjam Uang
- Bab 95 Membuat Segalanya Sulit
- Bab 96 Dividen
- Bab 97 Menawar Harga
- Bab 98 Sudah Berencana Sebelumnya
- Bab 99 Hilang
- Bab 100 Bukan Siapa-Siapa
- Bab 101 Pingsan
- Bab 102 Harga Yang Menyakitkan
- Bab 103 Pengakuan
- Bab 104 Terkenal
- Bab 105 Pesta Minum Pribadi
- Bab 106 Membuat Masalah
- Bab 107 Ketidakcocokan
- Bab 108 Silakan
- Bab 109 Tanpa Keraguan
- Bab 110 Rasti Ada Di Sini
- Bab 111 Menyerah
- Bab 112 Hati
- Bab 113 Jalan Untuk Melangkah Mundur
- Bab 114 Mengundurkan Diri Dari Peperangan
- Bab 115 Sombong
- Bab 116 Memalukan
- Bab 117 Makan Gratis
- Bab 118 Skandal
- Bab 119 Memiliki Kesulitan
- Bab 120 Mengejar
- Bab 121 Hati Gadis
- Bab 122 Orang-Orang Di Belakang
- Bab 123 Bahaya
- Bab 124 Melampiaskan Amarah
- Bab 125 Artis
- Bab 126 Hasil Akhir