Gue Jadi Kaya - Bab 77 Tidak Cukup Bagus
"Hiii… ternyta mengerikan juga yah kalau sampe menyinggung perasaanmu." Astin sekarang sangat bersyukur karena dia sudah mengetahui semuanya tadi malam. Jika tidak, kalau sampai Gavin tahu kalau Astin cuma mempermainkannya, tidak terbayang bagaimana jadinya nanti.
"Itu tidak bukanlah masalah jika seseorang memiliki hati nurani yang bersih." Kata Gavin.
Jika David tidak melakukan hal semacam itu, maka tidak peduli seberapa besar Gavin ingin membalas dendamnya, Gavin tidak akan melakukannya karena Gavin bukanlah orang seperti itu. Alasan utama Gavin sampai melakukan ini adalah karena hal keterlaluan yang sudah dilakukan oleh David.
Setelah sarapan Astin pulang, tetapi Levina dan Gavin meninggalkan nomor kontaknya karena khawatir kalau Astin harus menghadapi sesuatu yang tidak bisa diatasi sendiri, sehingga keduanya masih bisa membantu Astin.
Setelah Astin pulang, Levina juga berangkat kerja.
Gavin tidak perlu pergi bekerja sekarang, karena tidak ada hal yang perlu dikerjakannya di kantor. Jadi Gavin memutuskan untuk tinggal di rumah dan terus mencari universitas.
Akhirnya dia menemukan universitas yang sangat terkenal di dunia bisnis. Orang - orang yang lulus dari universitas itu memiliki kemampuan yang bagus. Dunia kerja juga sangat menyukai lulusan dari universitas ini. Dan yang paling penting adalah selama Gavin bersedia mengeluarkan uang, dia bisa pergi ke universitas ini untuk melakukan studi lebih lanjut.
Secara akademis sebetulnya Gavin tidak dapat masuk, tetapi mengeluarkan uang merupakan masalah sepele baginya. Tepat ketika Gavin mau menghubungi universitas ini untuk studi lebih lanjut, Letto tiba - tiba menelepon.
Gavin mengira ada sesuatu yang terjadi pada Kezia, sehingga dengan cepat dia menjawab telepon, dan dengan tengann mendengarkan Letto bertanya, "Bos Apakah kamu sedang sangat sibuk belakangan ini? "
"Tidak, ada apa? "Gavin bertanya.
"Jadi begini, karena perusahaan kita adalah investor utama, kita mendapat kuota sebagai juri. Masalahnya tidak ada orang yang cocok untuk mengisi posisi itu. Jadi aku pikir sebaiknya kamu saja yang mengisi posisi itu." Letto menjelaskan niatnya.
"Aku?" Gavin sendiri bingung kenapa Letto malah memmilihnya.
"Iya, bos… apa kamu tidak peduli dengan Kezia? Kalau kamu jadi juri, kamu bisa melihat perkembangannya setiap saat. Dan juga kamu bisa melihat peserta yang lainnya. Kalau kamu tertarik aku akan mengajukannya. "
"Hal ini akan ditayangkan di stasiun TV dan juga Internet?" Gavin khawatir tentang hal itu, karena jika Gavin jadi juri, dia akan dilihat oleh banyak orang dan hal itu bisa menyebabkan masalah besar bagi dirinya sendiri.
"Dirimu pasti akan terekspose oleh TV dan internet, tapi kalau kamu tidak ingin mengungkapkan identitasmu. Aku bisa meminta Michael agar mengaturmu sebagai juri yang dipilih dari publik, serta tidak akan memberimu terlalu banyak panggung. Cukup membiarkanmu dengan menduduki posisi itu saja." Letto sudah memikirkan sampai sejauh itu.
"Apa tidak ada kandidat lain?"
"Cuma kamu yang paling cocok, karena kamu tidak pernah muncul mewakili perusahaan, kalau yang lain akan dengan mudah dilacak. Jika hal itu sampai terungkap maka orang - orang akan mengatakan kalau acara ini curang." Letto juga sudah mempertimbangkan detailnya. Karena Letto perlu seseorang loyal pada perusahaan, tetapi tidak akan dikritik oleh orang luar. Dan identitas Gavin adalah yang paling tepat.
“Baik, baik, berapa lama acara ini akan berlangsung? Kapan aku harus ikut berpartisipasi? Berapa lama aku harus menjadi juri? Kamu atur semua itu dan kirimkan kepadaku, biar aku bisa mengatur waktu." Gavin bisa belajar sambil berpartisipasi sebagai juri dalam pertunjukan. Dengan cara ini, tidak ada hal yang tertunda.
"Baiklah, aku akan mempersiapkannya sekarang." Mendengar Gavin setuju Letto merasa sangat lega. Setelah menutup telepon, dia meminta orang untuk mengatur waktunya dengan cepat, termasuk semua detailnya, serta aturan tetap acara, agar memudahkan Gavin memehami apa yang perlu dia lakukan dengan cepat.
Setelah Gavin membaca dokumen yang dimintannya, menurutnya pekerjaannya sangat sederhana. Dia sebenarnya juga berperan sebagai penonton, dia bisa membuat keputusan tetapi kekuatan dari pengambilan keputusan itu tidaklah besar ataupun kecil, tetapi berada di sisi keseimbangan.
Gavin menjadi juri yang bisa menyelamatkan peserta, jika peserta itu dia nilai memang bagus. Tetapi keputusannya tidak akan mempengaruhi keputusan akhir. Dan juga akan ada sembilan juri lain yang akan membuat Gavin semakin tidak mencolok, jadi tidak masalah untuk ikut.
Setelah mengkonfirmasi hal itu pada Letto, Gavin mulai menghubungi pihak universitas. Gavin tidak bisa mengatakannya dengan jelas melalui telepon, sehingga pihak universitas meminta Gavin untuk pergi ke universitas untuk menjelaskan lebih lanjut tentang situasinya.
Gavin langsung pergi.
Gavin merasa kalau universitas itu sangat bagus ketika sudah sampai di gerbang universitas. Setidaknya itu kesan yang dia dapat dari luar.
Universitas itu memang tampak sangat megah. Hal itu bisa dilihat dari besarnya biaya yang dihabiskan untuk membangun fasad.
Saat Gavin masuk ke universitas, ada tempat parkir di sebelah taman bermain. Mengendarai mobil diperbolehkan di universitas ini, hal itu bisa terlihat dari deretan mobil-mobil yang diparkit. Dan pastinya banyak orang kaya yang kuliah di universitas ini, karena semua mobil di sana adalah mobil mewah.
Jika orang tidak tahu, mungkin akan mengira kalau tempat ini adalah tempat berkumpulnya para selebriti.
Sebenarnya pemahaman Gavin tidak salah, karena sebenarnya universitas ini memiliki fungsi lain bukan hanya pengajarannya yang membuat orang-orang di luar sangat menyukai Universitas ini, hanya saja Gavin belum tahu.
Sesuai instruksi, Gavin datang ke kantor kepala universitas. Kantor kepala universitas juga sangat mewah, karena ketika Gavin masuk, dia khawatir kalau kepala universitas akan ditangkap. Sebab dekorasi di dalamnya tampak sangat luar biasa, dan sepertinya sangat menunjukkan kalau kepala universitas sangat kaya.
Kepala universitas adalah seorang pria berusia empat puluhan, dan ketika dia melihat Gavin pertama kali, dia sangat memperhatikannya. Dia telah menjadi kepala universitas di sini selama hampir sepuluh tahun, dan dia telah melihat berbagai macam orang dan seperti apa mereka. Tentu saja dia juga dapat membedakan siapa yang punya uang dan siapa yang tidak punya uang.
Ketika dia melihat Gavin, dia sekilas tahu bahwa pria itu adalah orang yang tidak punya uang. Karena jika Gavin adalah orang kaya pasti akan sering melihat barang-barang mewah di rumahnya. Tetapi Gavin seperti terus melihat begitu lama, dan malah seperti menaruh curiga kepada dirinya.
Bagi orang kaya, mereka rata - rata sudah terbiasa dengan barang mahal, sehinga waktu dekorasi seperti itu, tidak akan meresa aneh. Ditambah penampilan Gavin yang tidak seperti orang kaya.
Awalnya dia berencana untuk menerima Gavin dengan baik sebagai layaknya seorang kepala universitas, tetapi dia mengubah wajahnya dan berkata langsung kepada Gavin, "Maaf aku rasa kamu datang ke tempat yang salah."
“Saya rasa tidak karena ini adalah Universitas Bisnis Venice!" Gavin menemukannya sesuai dengan alamatnya, dan juga melihat nama universitas di luar, jadi Gavin yakin sekali.
"Apakah kamu benar-benar tidak mengerti apa yang aku katakan?" Kepala universitas memandang Gavin dengan jijik dan bertanya.
Gavin menyadari bahwa kepala universitas memandang rendah dirinya, dan Gavin merasa kalau dia tidak bisa belajar di Universitas ini. Hal itu membuat Gavin tidak bisa berkata apa - apa. Baginya ini adalah tempat untuk mengajari orang-orang pengetahuan, tetapi kenapa kepala universitas memiliki sikap seperti itu terhadap seseorang, apakah semua rumor di internet itu bohong?
"Murid-murid di sini semuanya dipilih dari yang terbaik, hanya jika kamu memiliki latar belakang keluarga kaya atau benar - benar jenius. Tetapi karena kamu ingin menggunakan uang untuk masuk ke universitas, bisa aku katakan kalau kamu bukan orang jenius. Dan universitas ini bukanlah suatu universita yang bisa kamu datangi hanya dengan 10 juta hingga 20 juta, jadi sebaiknya kamu pergi ke universitas lain." Kepala universitas melihat Gavin tidak berbicara dan langsung berbicara lebih blak-blakan.
Dengan jelas dia memberitahu Gavin kalau Gavin tidak cocok untuk kuliah di universtas ini, karena itu adalah sesuatu yang tidak bisa dia raih.
"Aku yang memilih universitasnya, bukan universitas yang memilihku. Hanya apa yang aku pandang rendah yang tidak pantas aku dapatkan. "Gavin berkata dengan dingin.
Novel Terkait
Pernikahan Tak Sempurna
Azalea_Cinta Yang Paling Mahal
Andara EarlyAsisten Bos Cantik
Boris DreyNikah Tanpa Cinta
Laura WangYou're My Savior
Shella NaviCinta Yang Dalam
Kim YongyiBehind The Lie
Fiona LeeDewa Perang Greget
Budi MaGue Jadi Kaya×
- Bab 1 Uang Banyak Yang Jatuh Dari Langit
- Bab 2 Memandang Rendah
- Bab 3 Anjing Yang Memandang Rendah Orang
- Bab 4 Pergi Sana!
- Bab 5 Uang Kas Kelas
- Bab 6 Cerai
- Bab 7 Tuan Muda
- Bab 8 Beli!
- Bab 9 Tuan Muda Sanjaya
- Bab 10 Kakek!
- Bab 11 Orang Tidak Berguna Bagaikan Sampah
- Bab 12 Wajah Tidak Sabar
- Bab 13 Sedih
- Bab 14 Pelajar Miskin
- Bab 15 Orang Terpandang
- Bab 16 Saudara Miskin
- Bab 17 Kebenaran Terucap
- Bab 18 Mengantar Uang
- Bab 19 Halangan
- Bab 20 Dikeluarkan Dari Sekolah
- Bab 21 Mengadu
- Bab 22 Investasi
- Bab 23 Mengakui Kekalahan
- Bab 24 Salah Paham
- Bab 25 Berpura-Pura
- Bab 26 Pesta Kumpul Teman-Teman
- Bab 27 10 Miliar!
- Bab 28 Kebingungan Antara Yang Benar Dan Yang Salah
- Bab 29 Menjadi Pelindung
- Bab 30 Usaha
- Bab 31 Hambatan
- Bab 32 Pameran Kerja
- Bab 33 Berani Ikut Dalam Perekrutan
- Bab 34 Wawancara
- Bab 35 Manajer Hari
- Bab 36 Mengeluh
- Bab 37 Saldo Di Dalam Rekening
- Bab 38 Pilih Sendiri
- Bab 39 Tebak
- Bab 40 Orang Di Belakang Uang
- Bab 41 Undangan
- Bab 42 Tuan Sihotang
- Bab 43 Sebuah Pertunjukan Bagus
- Bab 44 Perjamuan Kencan Buta
- Bab 45 Mengacaukan Masalah
- Bab 46 Identitas
- Bab 47 Melakukan Sesuatu
- Bab 48 Bertambah Seorang Adik
- Bab 49 Menarik Orang
- Bab 50 Kontrak
- Bab 51 Membahas Tentang Perceraian Lagi
- Bab 52 Dua Miliar Rupiah
- Bab 53 Bergabung
- Bab 54 Resiko Yang Harus Ditanggung
- Bab 55 Tingkat Kepastian
- Bab 56 Penagihan Hutang
- Bab 57 Pembunuhan
- Bab 58 Beri Pelajaran
- Bab 59 Dijebak
- Bab 60 Pergi Untuk Mati
- Bab 61 Wanita Pembohong
- Bab 62 Melakukan Kerjasama
- Bab 63 Aku Menemukan Harta Karun Itu
- Bab 64 Kembali
- Bab 65 Penandatanganan Kontrak
- Bab 66 Audisi Bakat
- Bab 67 Kekurangan Orang
- Bab 68 Tersinggung
- Bab 69 Pemeliharaan
- Bab 70 Atas Nama Suami Dan Istri
- Bab 71 Pergi Ke Luar Negeri
- Bab 72 Tidak Akan Kubiarkan Lolos
- Bab 73 Menyadari
- Bab 74 Putri Yang Tidak Diakui
- Bab 75 Sampah
- Bab 76 Bersama
- Bab 77 Tidak Cukup Bagus
- Bab 78 Bos
- Bab 79 Tidak Bisa Memprovokasi
- Bab 80 Program Rekaman
- Bab 81 Protes
- Bab 82 Kinerja
- Bab 83 Lulus
- Bab 84 Salah Tafsir
- Bab 85 Kejutan
- Bab 86 Resmi Bercerai
- Bab 87 Tempat Parkir Harga Langit
- Bab 88 Mempermalukan Diri Sendiri
- Bab 89 Keluar
- Bab 90 Kehilangan Pekerjaan
- Bab 91 Mengangkat Jadi Anak
- Bab 92 Membeli Dengan Seenaknya
- Bab 93 Mengejar Artis
- Bab 94 Pinjam Uang
- Bab 95 Membuat Segalanya Sulit
- Bab 96 Dividen
- Bab 97 Menawar Harga
- Bab 98 Sudah Berencana Sebelumnya
- Bab 99 Hilang
- Bab 100 Bukan Siapa-Siapa
- Bab 101 Pingsan
- Bab 102 Harga Yang Menyakitkan
- Bab 103 Pengakuan
- Bab 104 Terkenal
- Bab 105 Pesta Minum Pribadi
- Bab 106 Membuat Masalah
- Bab 107 Ketidakcocokan
- Bab 108 Silakan
- Bab 109 Tanpa Keraguan
- Bab 110 Rasti Ada Di Sini
- Bab 111 Menyerah
- Bab 112 Hati
- Bab 113 Jalan Untuk Melangkah Mundur
- Bab 114 Mengundurkan Diri Dari Peperangan
- Bab 115 Sombong
- Bab 116 Memalukan
- Bab 117 Makan Gratis
- Bab 118 Skandal
- Bab 119 Memiliki Kesulitan
- Bab 120 Mengejar
- Bab 121 Hati Gadis
- Bab 122 Orang-Orang Di Belakang
- Bab 123 Bahaya
- Bab 124 Melampiaskan Amarah
- Bab 125 Artis
- Bab 126 Hasil Akhir