Gue Jadi Kaya - Bab 73 Menyadari
Gavin tidak mempedulikan Astin sehingga membiarkannya sendirian, jadi Astin hanya berjalan di sekitar ruangan dengan santai.
Gavin lalu membaca dokumen tentang draf acara Talent Show. Kali ini Michael melakukan pekerjaannya dengan baik. Acara itu akan diumumkan di berbagai tempat di negara ini dan siapa pun dapat mendaftar. Lalu setelah proses audisi, sepuluh besar dari setiap wilayah dapat masuk ke putaran final. Acara finalnya dilakukan di ibukota, makanya kebutuhan anggarannya sangat besar.
Sebentar lagi tahap seleksi akan dimulai, jadi Gavin akan sangat memperhatikan Kezia. Karena seperti peserta lain, Kezia tidak akan langsung maju di ibu kota, tetapi akan naik selangkah demi selangkah.
Kezia sendiri sudah lolos dari proses pra seleksi dan itu normal, selanjutnya yang harus Kezia lakukan setelah itu adalah ikut berkompetisi di ibukota. Acaranya sendiri akan disiarkan bukan hanya di web, tetapi juga di stasiun TV lokal.
Inilah perlakukan yang tidak tersedia di tempat lain dan semua ini berkat Letto yang memiliki hubungan khusus di kota ini. Sehingga acara ini akan dilihat oleh lebih banyak orang dan lebih mudah menjadi pusat perhatian.
Setiap orang memiliki tingkat popularitas dan itu bergantung pada penggemar yang mau mengeluarkan uang untuk memilih idolanya. Kezia saat ini merupakan yang paling populer di kota ini dan Gavin cukup bangga dengan prestasi itu.
Bagaimanapun juga Kezia itu cantik, bisa menulis lirik sendiri dan suaranya juga bagus, sehingga wajar kalau Kezia mampu menarik banyak perhatian orang dengan banyaknya talenta yang dimilikinya. Bahkan jika Gavin sama sekali tidak mengenal Kezia dan hanya seorang pejalan kaki, dia pasti akan tertarik padanya pada pandangan pertama.
Tetapi karena Gavin sudah melihat semuanya, dia tidak bisa begitu saja melewatkanya. Sehingga Gavin dengan cepat membuat akun dan menggelontorkan 200 juta untuk menambah popularitas Kezia sebesar 1 juta..
Saat ini Kezia berada di tempat pertama dengan popularitas yang jauh lebih besar dari pada popularitas peserta kedua, ketiga dan keempat.
Gavin akan melihat keseluruhan kompetisi untuk melihat apakah ada sesuatu yang perlu diperhatikan dan jika ada Gavin akan segera menghubungi Letto untuk membicarakannya lebih awal dan mengambil keputusan segera.
Beberapa saat kemudian Gavin mendengar suara pintu terbuka dan ketika dia melihat ke sana terlihat Levina yang baru saja pulang.
Levina tampak sangat lelah karena sibuk sepanjang hari, lalu Gavin bertanya "Kamu sudah makan? kalau belum, aku mau mengajakmu makan dulu, habis itu baru istirahat."
"Aku sudah makan kok dan badanku rasanya capek sekali, jadi aku mau tidur lebih awal." Kata Levina sambil melepas sepatunya. Mendengar Levina berkata begitu, Gavin tidak mengatakan apa-apa lagi dan membiarkan Levina agar bisa beristirahat dengan baik.
Tepat ketika Levina hendak kembali ke kamar, dia melihat Astin menatapnya di sofa.
"Kok kamu ada di sini?" Tanya Levina sambil mengerutkan keningnya.
"Aku juga ingin tau kenapa kamu bisa ada di sini? karena inikan rumah Gavin." Astin mengira Levina adalah orang yang seharusnya menjelaskan alasan kepadanya.
"Ini rumahku dan aku juga tinggal di sini, tapi kamu seorang wanita yang datang begitu saja ke rumahku, ketika kakak laki-lakiku ada di rumah sendirian. Apa kamu tidak punya malu?" Levina berkata dengan sinis
"Maksudmu apa?" Astin berdiri dan menatap Levina dengan mata dingin.
"Itu yang kamu maksud." Levina sama sekali tidak takut pada Astin dan menatapnya kembali dengan pandangan yang sama.
Gavin tahu kalau sejak awal mereka bertemu, keduanya tidak akan bisa akur. Lalu hari ini pertengkaran itu terjadi dan keberadaiin Gavin seperti diabaikan.
Gavin tidak ingin membujuk Levina, jadi Gavin hanya menunggu Levina yang sedang bertengkar dengan Astin, agar Levina lega.
Sayang sekali Astin tidak membiarkannya untuk melakukan apa yang diinginkannya dan tiba-tiba menoleh pada Gavin dan berkata "Betul Ini rumahnya?"
"Ya itu benar."
"Jadi istri yang kamu bicarakan tadi adalah dia?" Bukankah mereka semua pernah berbohong pada Astin sebelumnya? Gavin tidak menjawab dan Astin beranggapan bahwa itulah yang sebenarnya.
Dia tidak mengira kalau Gavin sudah mengatakan yang sebenarnya padanya, sehingga Astin menjadi sangat marah karena merasa dipermainkan.
Gavin berpikir bahwa sekarang waktunya untuk Astin pergi, bahkan meski melihat Astin sangat marah Gavin tetap tidak memberikan penjelasan apa pun.
Siapa yang tahu bahwa Astin tiba-tiba mengubah wajahnya, lalu tertawa mengejek dan berkata "Tidak masalah lagi pula kalian juga belum lama menikah? Aku juga yakin kalau kamu dan aku jauh lebih cocok dari pada dengan dia. Kamu pun akan segera sadar kalau salah dan akan segera menyukaiku."
Gavin benar-benar tidak tahu siapa yang memberi Astin kepercayaan diri, jadi Gavin hanya menatap kosong, karena tidak bisa mengatakan hal buruk kepada seorang wanita.
Tetapi Levina berbeda, karena ketika Levina mendengar Astin berkata seperti itu dia menjadi sangat marah "Ohh begitu ya, orang tua macam apa yang melahirkan anak sepertimu. Anak yang tidak tahu malu. Aku rasa orang tuamu tidah tahu bagaimana caranya mendidikmu, meskipun kamu tahu kalau Gavin sudah menikah, kamu masih tidak mau menyerah? Dasar wanita tidak tahu malu!"
Tingkah laku Levina sama persis seperti yang dilakukan oleh orang tua Astin, bahkan jauh tidak malu-malu dibandingkan dengan orang tua Astin. Setidaknya orang tua Astin tidak mengatakannya secara langsung, tetapi mereka tahu bagaimana caranya untuk mempermalukannya.
"Hei jaga mulutmu ya. Kamu tahu siapa yang sedang kamu tegur seperti itu. Apa kamu tidak takut kalau mereka mendatangimu?"
"Baik, aku ingin melihat apakah mereka berani untuk datang kepadaku dan kalau mereka sampai datang. Aku akan menunjukkan kepada mereka semua kelakuanmu yang tidak tahu malu, supaya mereka menjadi malu." Levina sama sekali tidak takut dengan orang tua Astin yang akan datang untuk menegurnya.
"Kamu ..." Astin tidak bisa membalas perkataan Levina, sehingga hanya bisa berdiri diam dan memendam amarah.
"Kalau bertengkarnya udah selesai, Nona Astin bisa segera pergi karena kami mau istirahat." Melihat keduanya telah berhenti berbicara, Gavin meminta Astin untuk pulang.
Astin melirik Gavin. Gavin sendiri dapat dengan jelas merasakan kebencian yang kuat di mata Astin ketika dia menatap Astin dan kebencian ini tidak tercampur dengan perasaan lain.
Jika Astin benar-benar menyukainya, Astin tidak akan memiliki kebencian yang murni. Gavin kemudian memikirkan apa yang baru saja Astin dan Levina katakan dan tiba-tiba menyadari ada sesuatu yang tidak beres.
Astin meliriknya dan ingin pergi, tetapi Gavin bergegas menghentikannya "Tunggu sebentar."
"Apa? Bukankah kamu baru saja mengusirku? Apa maumu sekarang?" Astin menatapnya dengan marah dan bertanya.
"Tiba-tiba aku merasa kalau kamu bilang suka padaku karena memiliki suatu tujuan. Sebenarnya kamu tidak benar-benar menyukaiku dan kamu melakukan ini semua karena Levina. Jadi kamu bisa pergi setelah kamu menjelaskan semuanya."
Gavin juga melirik Levina saat mengatakan ini, tetapi Levina menghindarinya dan menundukkan kepalanya hal itu yang membuat Gavin semakin yakin akan tebakannya, kalau keduanya saling mengenal.
Sebenarnya Gavin sudah merasa aneh ketika mereka berdua pertama kali bertemu, tetapi Gavin tidak begitu memikirkannya pada saat itu dan mengabaikan reaksi keduanya.
Gavin merasa bahwa Astin sedang memanfaatkan dirinya karena suatu alasan. Sehingga wajah Gavin menjadi gelap dan bukannya bertanya pada Astin, Gavin lalu bertanya langsung pada Levina "Tolong beritah aku, apa yang sebenarnya sedang terjadi?"
Gavin tidak menyangka kalau Levina akan berani berbohong padanya. Oleh karena itu Gavin ingin Levina sendirilah yang akan menceritakan perseteruan macam apa dimiliki oleh keduanya.
Tetapi Levina tidak berani berbicara. Bukan karena tidak ingin bicara, tetapi Levina tidak berani mengatakan yang sebenarnya pada Gavin.
Novel Terkait
See You Next Time
Cherry BlossomLove From Arrogant CEO
Melisa StephanieDoctor Stranger
Kevin WongMy Secret Love
Fang FangDemanding Husband
MarshallGue Jadi Kaya×
- Bab 1 Uang Banyak Yang Jatuh Dari Langit
- Bab 2 Memandang Rendah
- Bab 3 Anjing Yang Memandang Rendah Orang
- Bab 4 Pergi Sana!
- Bab 5 Uang Kas Kelas
- Bab 6 Cerai
- Bab 7 Tuan Muda
- Bab 8 Beli!
- Bab 9 Tuan Muda Sanjaya
- Bab 10 Kakek!
- Bab 11 Orang Tidak Berguna Bagaikan Sampah
- Bab 12 Wajah Tidak Sabar
- Bab 13 Sedih
- Bab 14 Pelajar Miskin
- Bab 15 Orang Terpandang
- Bab 16 Saudara Miskin
- Bab 17 Kebenaran Terucap
- Bab 18 Mengantar Uang
- Bab 19 Halangan
- Bab 20 Dikeluarkan Dari Sekolah
- Bab 21 Mengadu
- Bab 22 Investasi
- Bab 23 Mengakui Kekalahan
- Bab 24 Salah Paham
- Bab 25 Berpura-Pura
- Bab 26 Pesta Kumpul Teman-Teman
- Bab 27 10 Miliar!
- Bab 28 Kebingungan Antara Yang Benar Dan Yang Salah
- Bab 29 Menjadi Pelindung
- Bab 30 Usaha
- Bab 31 Hambatan
- Bab 32 Pameran Kerja
- Bab 33 Berani Ikut Dalam Perekrutan
- Bab 34 Wawancara
- Bab 35 Manajer Hari
- Bab 36 Mengeluh
- Bab 37 Saldo Di Dalam Rekening
- Bab 38 Pilih Sendiri
- Bab 39 Tebak
- Bab 40 Orang Di Belakang Uang
- Bab 41 Undangan
- Bab 42 Tuan Sihotang
- Bab 43 Sebuah Pertunjukan Bagus
- Bab 44 Perjamuan Kencan Buta
- Bab 45 Mengacaukan Masalah
- Bab 46 Identitas
- Bab 47 Melakukan Sesuatu
- Bab 48 Bertambah Seorang Adik
- Bab 49 Menarik Orang
- Bab 50 Kontrak
- Bab 51 Membahas Tentang Perceraian Lagi
- Bab 52 Dua Miliar Rupiah
- Bab 53 Bergabung
- Bab 54 Resiko Yang Harus Ditanggung
- Bab 55 Tingkat Kepastian
- Bab 56 Penagihan Hutang
- Bab 57 Pembunuhan
- Bab 58 Beri Pelajaran
- Bab 59 Dijebak
- Bab 60 Pergi Untuk Mati
- Bab 61 Wanita Pembohong
- Bab 62 Melakukan Kerjasama
- Bab 63 Aku Menemukan Harta Karun Itu
- Bab 64 Kembali
- Bab 65 Penandatanganan Kontrak
- Bab 66 Audisi Bakat
- Bab 67 Kekurangan Orang
- Bab 68 Tersinggung
- Bab 69 Pemeliharaan
- Bab 70 Atas Nama Suami Dan Istri
- Bab 71 Pergi Ke Luar Negeri
- Bab 72 Tidak Akan Kubiarkan Lolos
- Bab 73 Menyadari
- Bab 74 Putri Yang Tidak Diakui
- Bab 75 Sampah
- Bab 76 Bersama
- Bab 77 Tidak Cukup Bagus
- Bab 78 Bos
- Bab 79 Tidak Bisa Memprovokasi
- Bab 80 Program Rekaman
- Bab 81 Protes
- Bab 82 Kinerja
- Bab 83 Lulus
- Bab 84 Salah Tafsir
- Bab 85 Kejutan
- Bab 86 Resmi Bercerai
- Bab 87 Tempat Parkir Harga Langit
- Bab 88 Mempermalukan Diri Sendiri
- Bab 89 Keluar
- Bab 90 Kehilangan Pekerjaan
- Bab 91 Mengangkat Jadi Anak
- Bab 92 Membeli Dengan Seenaknya
- Bab 93 Mengejar Artis
- Bab 94 Pinjam Uang
- Bab 95 Membuat Segalanya Sulit
- Bab 96 Dividen
- Bab 97 Menawar Harga
- Bab 98 Sudah Berencana Sebelumnya
- Bab 99 Hilang
- Bab 100 Bukan Siapa-Siapa
- Bab 101 Pingsan
- Bab 102 Harga Yang Menyakitkan
- Bab 103 Pengakuan
- Bab 104 Terkenal
- Bab 105 Pesta Minum Pribadi
- Bab 106 Membuat Masalah
- Bab 107 Ketidakcocokan
- Bab 108 Silakan
- Bab 109 Tanpa Keraguan
- Bab 110 Rasti Ada Di Sini
- Bab 111 Menyerah
- Bab 112 Hati
- Bab 113 Jalan Untuk Melangkah Mundur
- Bab 114 Mengundurkan Diri Dari Peperangan
- Bab 115 Sombong
- Bab 116 Memalukan
- Bab 117 Makan Gratis
- Bab 118 Skandal
- Bab 119 Memiliki Kesulitan
- Bab 120 Mengejar
- Bab 121 Hati Gadis
- Bab 122 Orang-Orang Di Belakang
- Bab 123 Bahaya
- Bab 124 Melampiaskan Amarah
- Bab 125 Artis
- Bab 126 Hasil Akhir