Gue Jadi Kaya - Bab 26 Pesta Kumpul Teman-Teman
“Wah, benarkah? Bagus sekali kalau begitu.”
“Tetapi kita banyak orang, pasti akan menghabiskan banyak uang.”
“Tidak apa-apa, uang sebesar ini untukku tidak ada apa-apanya.” Hamdan berbicara tanpa beban, seakan-akan uang ini sama seperti membeli sebuah mainan biasa.
“ Bella, kakak sepupumu benar-benar dermawan, berkata traktir langsung mentraktir kita.”
“Itu tentu saja untuk memberikan muka kepada Bella !”
Disaat semua orang sedang bertepuk tangan berseru-seru, mereka pindah ke suatu ruangan yang jauh lebih besar dari ruangan yang sebelumnya.
Gavin mengikuti orang-orang ini tanpa terburu-buru, hanya saja disaat orang-orang bertepuk tangan dan berseru mengitari Hamdan dan Bella, dia hanya berada disamping dan melihat dari kejauhan.
Setelah sampai diruangan yang lebih besar, Gavin tetap sama, mencari tempat yang tenang dan seorang diri berdiam disana.
Setelah acara berkenalan telah selesai, orang-orang disisi Hamdan baru dapat dibilang lumayan kosong, kemudian ini membuatnya melihat Gavin yang berada dipojokan.
Bella sebelumnya pernah berkata kepadanya bahwa Gavin disekolah mengganggunya.
Hamdan awalnya mengira orang yang mengganggu Bella jika bukan seseorang yang memiliki background yang kuat, paling tidak adalah seseorang yang cukup kuat, tetapi Gavin saat ini terlihat benar-benar kasihan, orang yang seperti ini masih berani mengganggu Bella ?
Hamdan menuangkan alkohol kedalam sebuah gelas, berjalan kedepan Gavin dan berkata: “Teman, kamu seorang diri duduk disini untuk apa? Kamu tidak bermain-main bersama-sama dengan mereka, apakah disini tidak ada yang kamu sukai?”
“ Tuan Muda Suhendra kamu tidak perlu memperdulikannya, dia hanya saja tidak pernah datang ketempat seperti ini, tidak biasa saja, hanya seorang murid miskin saja, memberikannya kesempatan untuk melihat dunia luar saja sudah cukup, bagaimana mungkin membiarkanmu untuk repot dengan urusannya.” Reyhan berkata sambil berjalan kemari.
Tetapi Hamdan tidak pergi, memberikan gelas minuman alkohol yang ada ditangannya dan berkata: “Karena sudah datang, harusnya bermain dengan gembira baru benar.”
Gavin tidak tahu apa yang diinginkan Hamdan, wajah tanpa ekspresinya menolak sambil berkata: “Maaf, aku tidak minum alkohol.”
Dia datang seorang diri, pulang nanti masih harus menyetir mobil, jika dia minum alcohol maka akan sangat merepotkan, karena itu sepanjang malam Gavin sama sekali tidak bergabung dikeramaian.
“ Gavin, apa maksudmu, Tuan Muda Suhendra memberikanmu alkohol adalah memberimu muka, berani-beraninya kamu menolak?” Reyhan melihat Gavin yang tidak menerimanya, langsung berteriak dengan suara keras.
Semua orang yang melihat pergerakan mereka melihat kearahnya, mereka merasa Gavin begitu tidak memberi muka kepada Tuan Muda Suhendra sama saja dengan tidak memandang Tuan Muda Suhendra.
Dia sendiri orang seperti apa, berani seperti itu, pantas saja sebelumnya Bella pernah berkata bahwa dia telah menghancurkan dana investasi untuk sekolah mereka, sekarang setelah dilihat-lihat sepertinya itu memang benar.
Tuan Muda Suhendra merasakan pandangan dari orang-orang disekitarnya, mengeluarkan tampang yang lembut dan berkata: “Karena ini adalah pesta berkumpul untuk bersenang-senang, bagaimana bisa tidak minum bir, seorang pria pasti akan meminumnya.”
Hamdan tidak percaya seorang pria tidak minum bir, apalagi hanyalah segelas bir, orang sebanyak itu melihat, segelas bir ini bagaimanapun juga dia harus membuat Gavin meminumnya.
“Aku benar-benar tidak bisa minum alkohol.” Gavin kembali mengakatan hal yang sama.
“ Gavin, kamu seperti ini benar-benar tidak memberi muka kepada Tuan Muda Suhendra, dia adalah orang yang mendanai kita untuk berpesta hari ini, kamu makan dan minum disini, Tuan Muda Suhendra melihatmu baru menuangkan segelas untukmu dan kamu tidak menerimanya, apakah kamu tidak menghargainya?” Reyhan yang berada disebelah dengan marah mempertanyakan Gavin.
Setelah kalimat ini keluar dari mulutnya, semua orang juga menunjuk-nunjuk kearah Gavin, merasa dia tidak bisa menjadi orang yang berbaur dengan baik.
Gavin dibuat pusing dengan keributan mereka, mengerutkan keningnya dan mengangkat gelas air putihnya berkata kepada Hamdan : “Maaf, aku benar-benar tidak dapat minum alkohol, membuat kesenangan kalian semua terganggu, aku sekarang meminum air ini untuk menggantikan alcohol itu menebus kesalahan ini kepada kalian semua.”
Demi membuat hal ini segera berlalu, Gavin sudah menundukkan kepalanya dan dalam sekali teguk menghabiskan air didalam gelanya, jelas-jelas ini adalah air putih, tetapi saat diminumnya itu berubah rasa menjadi seperti alcohol.
Dia kira seperti ini sudah cukup.
Siapa yang menyangka baru saja dia meletakkan gelas air nya itu, Hamdan semakin emosi dan dengan emosi melemparkan gelas minuman yang ada ditangannya, air dan gelas itu pecah berceceran, mengagetkan hingga membuat orang yang sedang bersenang-senang seluruhnya berhenti.
Gavin berhasil membuatnya marah, sepertinya bocah ini mengganggu Bella bukan karena latar belakang kekuatannya yang kuat, tetapi hanya karena dia tidak menyadari situasi dan kedudukannya.
Reyhan yang melihat situasi seperti ini berdiri kedepan dan menyalahkan Gavin, berkata: “Tuan Muda menyuruhmu untuk meminum bir, kamu itu tidak mengerti perkataan orang atau tidak tahu berterima kasih!”
Dia mengira dengan merayu Hamdan seperti ini, dia akan senang, tetapi siapa yang menyangka setelah mendengarkan perkataannya Hamdan malah menghentikan Reyhan dan berkata: “Sudahlah, tidak minum ya tidak usah.”
Selesai berbicara langsung pergi, tidak lagi berdiri bersama-sama dengan Gavin.
dia sekarang merasa, berdiri bersama-sama dengan orang seperti itu, sama saja dengan menurunkan derajatnya sendiri, orang yang tidak mengerti pasti ada orang yang lebih tidak mengerti yang akan menghajarnya, tidak perlu dia mengotori tangannya sendiri demi satu orang seperti itu.
Hamdan pun tidak memaksanya lagi, orang lain tentu tidak mungkin berkata apapun lagi.
Hanya saja Gavin tidak perlu pergi mencari tempat yang sepi untuk berdiam diri, melainkan menjadi dimanapun dia berada tempat itu akan menjadi tempat yang sepi, semua orang seperti menghindar seperti sebuah virus menjauh darinya.
Gavin tidak dapat melakukan apapun dengan hal ini, dirinya sendiri merasa cukup nyaman, sembarangan mencari suatu tempat untuk duduk dan maka-makanan ringan, mendengarkan teman-temannya yang bernyanyi dengan suara fals, dia cukup menikmatinya.
Reyhan awalnya ingin mencari muka didepan Hamdan, jika dapat membuatnya melihat dirinya dan sedikit memupuk hubungan, tidak menutup kemungkinan dia nantinya dapat mengejar Bella, ini adalah rancangannya untuk mengubah hidup, Reyhan sangat mengharapkannya.
Tetapi semua ini dihancurkan oleh Gavin, Reyhan sangat marah dan seorang diri minum banyak sekali bir.
Tetapi kekuatan minumnya tidak seberapa, baru minum sebentar saja, dia langsung ingin muntah, seorang diri dengan buru-buru berlari ke dalam toilet.
Saat dia kembali, wajahnya dan bibirnya seluruhnya sangat pucat, dahinya mengeluarkan keringat dingin, seperti seketika terkena penyakit berat, dia adalah orang yang paling aktif didalam kelas, ada orang yang menyadarinya.
Langsung segera bertanya kepadanya: “ Reyhan, apakah tubuhmu merasa tidak nyaman?”
“Tidak.”
“Lalu kenapa wajahmu begitu buruk, seperti seseorang yang bertemu dengan hantu.”
Awalnya temannya hanya bercanda saja, tidak disangka seketika dibuat tegang hingga wajahnya me-merah.
“Kenapa? Kamu tidak mungkin benar-benar bertemu dengan hantu kan?” Temannya sangat penasaran kenapa dia memiliki reaksi yang seperti ini.
“Bukan bertemu dengan hantu, aku secara tidak hati-hati menabrak orang.” Orang-orang itu lebih menakutkan daripada hantu, karena hantu hanya membalas dendam, mengalahkan mereka sudah ok.
Tadi saat dia pergi ke toilet, dia berjalan dengan cepat, secar tidak sengaja menabrak beberapa orang, orang-orang itu kemudian menariknya tidak membiarkannya pergi dan dia benar-benar ingin muntah, karena itu dia pun memuntahkannya keatas tubuh orang-orang itu.
Reyhan juga mengetahui bahwa dirinya telah membuat masalah, orang-orang itu terlihat seperti mafia dijalanan itu, tiap orangnya terlihat jahat dan seram, dia tidak bisa macam-macam, karena itu disaat mereka membersihkan baju dia langsung melarikan diri.
Sekarang dia khawatir orang-orang itu akan mengejarnya.
Jika mereka benar-benar mengejar hingga kemari, dia hanya memiliki satu jalan keluar.
Reyhan berjalan kedepan Hamdan, kemudian menceritakan kejadian yang baru saja terjadi itu.
Hamdan mendengarnya dan tanpa rasa kuatir dia berkata: “Tidak apa-apa, aku kenal dengan pemilik tempat ini, bisa mengatasinya dengan baik.”
Tepat disaat mereka berbicara, pintu terbuka, sekelompok orang menerobos masuk dan bertanya: “Siapa Reyhan !”
Novel Terkait
Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu
Milea AnastasiaCinta Yang Paling Mahal
Andara EarlyPengantin Baruku
FebiIstri Pengkhianat
SubardiThe Great Guy
Vivi HuangTernyata Suamiku Seorang Sultan
Tito ArbaniGue Jadi Kaya×
- Bab 1 Uang Banyak Yang Jatuh Dari Langit
- Bab 2 Memandang Rendah
- Bab 3 Anjing Yang Memandang Rendah Orang
- Bab 4 Pergi Sana!
- Bab 5 Uang Kas Kelas
- Bab 6 Cerai
- Bab 7 Tuan Muda
- Bab 8 Beli!
- Bab 9 Tuan Muda Sanjaya
- Bab 10 Kakek!
- Bab 11 Orang Tidak Berguna Bagaikan Sampah
- Bab 12 Wajah Tidak Sabar
- Bab 13 Sedih
- Bab 14 Pelajar Miskin
- Bab 15 Orang Terpandang
- Bab 16 Saudara Miskin
- Bab 17 Kebenaran Terucap
- Bab 18 Mengantar Uang
- Bab 19 Halangan
- Bab 20 Dikeluarkan Dari Sekolah
- Bab 21 Mengadu
- Bab 22 Investasi
- Bab 23 Mengakui Kekalahan
- Bab 24 Salah Paham
- Bab 25 Berpura-Pura
- Bab 26 Pesta Kumpul Teman-Teman
- Bab 27 10 Miliar!
- Bab 28 Kebingungan Antara Yang Benar Dan Yang Salah
- Bab 29 Menjadi Pelindung
- Bab 30 Usaha
- Bab 31 Hambatan
- Bab 32 Pameran Kerja
- Bab 33 Berani Ikut Dalam Perekrutan
- Bab 34 Wawancara
- Bab 35 Manajer Hari
- Bab 36 Mengeluh
- Bab 37 Saldo Di Dalam Rekening
- Bab 38 Pilih Sendiri
- Bab 39 Tebak
- Bab 40 Orang Di Belakang Uang
- Bab 41 Undangan
- Bab 42 Tuan Sihotang
- Bab 43 Sebuah Pertunjukan Bagus
- Bab 44 Perjamuan Kencan Buta
- Bab 45 Mengacaukan Masalah
- Bab 46 Identitas
- Bab 47 Melakukan Sesuatu
- Bab 48 Bertambah Seorang Adik
- Bab 49 Menarik Orang
- Bab 50 Kontrak
- Bab 51 Membahas Tentang Perceraian Lagi
- Bab 52 Dua Miliar Rupiah
- Bab 53 Bergabung
- Bab 54 Resiko Yang Harus Ditanggung
- Bab 55 Tingkat Kepastian
- Bab 56 Penagihan Hutang
- Bab 57 Pembunuhan
- Bab 58 Beri Pelajaran
- Bab 59 Dijebak
- Bab 60 Pergi Untuk Mati
- Bab 61 Wanita Pembohong
- Bab 62 Melakukan Kerjasama
- Bab 63 Aku Menemukan Harta Karun Itu
- Bab 64 Kembali
- Bab 65 Penandatanganan Kontrak
- Bab 66 Audisi Bakat
- Bab 67 Kekurangan Orang
- Bab 68 Tersinggung
- Bab 69 Pemeliharaan
- Bab 70 Atas Nama Suami Dan Istri
- Bab 71 Pergi Ke Luar Negeri
- Bab 72 Tidak Akan Kubiarkan Lolos
- Bab 73 Menyadari
- Bab 74 Putri Yang Tidak Diakui
- Bab 75 Sampah
- Bab 76 Bersama
- Bab 77 Tidak Cukup Bagus
- Bab 78 Bos
- Bab 79 Tidak Bisa Memprovokasi
- Bab 80 Program Rekaman
- Bab 81 Protes
- Bab 82 Kinerja
- Bab 83 Lulus
- Bab 84 Salah Tafsir
- Bab 85 Kejutan
- Bab 86 Resmi Bercerai
- Bab 87 Tempat Parkir Harga Langit
- Bab 88 Mempermalukan Diri Sendiri
- Bab 89 Keluar
- Bab 90 Kehilangan Pekerjaan
- Bab 91 Mengangkat Jadi Anak
- Bab 92 Membeli Dengan Seenaknya
- Bab 93 Mengejar Artis
- Bab 94 Pinjam Uang
- Bab 95 Membuat Segalanya Sulit
- Bab 96 Dividen
- Bab 97 Menawar Harga
- Bab 98 Sudah Berencana Sebelumnya
- Bab 99 Hilang
- Bab 100 Bukan Siapa-Siapa
- Bab 101 Pingsan
- Bab 102 Harga Yang Menyakitkan
- Bab 103 Pengakuan
- Bab 104 Terkenal
- Bab 105 Pesta Minum Pribadi
- Bab 106 Membuat Masalah
- Bab 107 Ketidakcocokan
- Bab 108 Silakan
- Bab 109 Tanpa Keraguan
- Bab 110 Rasti Ada Di Sini
- Bab 111 Menyerah
- Bab 112 Hati
- Bab 113 Jalan Untuk Melangkah Mundur
- Bab 114 Mengundurkan Diri Dari Peperangan
- Bab 115 Sombong
- Bab 116 Memalukan
- Bab 117 Makan Gratis
- Bab 118 Skandal
- Bab 119 Memiliki Kesulitan
- Bab 120 Mengejar
- Bab 121 Hati Gadis
- Bab 122 Orang-Orang Di Belakang
- Bab 123 Bahaya
- Bab 124 Melampiaskan Amarah
- Bab 125 Artis
- Bab 126 Hasil Akhir