Gue Jadi Kaya - Bab 60 Pergi Untuk Mati
Bibi yang tahu kalau teleponnya sudah ditutup menjadi sangat marah karena dia belum pernah bertemu dengan seseorang yang begitu keras kepala. Dia benar-benar mengira kalau dirinya yang sangat berkuasa, seorang wanita yang menjadi bos, siapa yang tidak tahu kalau menikah dengan pria yang baik adalah hal yang paling penting.
Dia cukup baik karena ingin membantu tetapi dibuat jengkel, sehingga dia tidak akan lagi mempedulikan Rasti di masa depan dan ingin melihat apakah Rasti akan kembali untuk memohon padanya setelah menyesal. Ketika saat itu tiba, Bibi pasti akan memberikan pelajaran kepada Rasti.
Gavin tidak mempedulikan kejadian itu dengan Rasti, karena Rasti tidak ada hubungannya dengan hal-hal itu. Dia hanya dimanfaatkan, tetapi tidak dengan David. Gavin memang sengaja cari orang menghajarnya, karena jika dia tidak melawan maka dia bukanlah laki-laki.
Tetapi dia berbeda dengan David, karena dia tidak akan menyewa orang lain untuk membuat David menjadi cacat. Lagipula membuat cacat bukanlah cara untuk membalas dendam pada David. Apakah David berpikir kalau dia adalah putra mahkota dari surga, sehingga merasa lebih hebat dari yang lain?
Dia selalu menganggap bahwa kesuksesan seseorang dinilai dari kemampuannya untuk memulai perusahaan sendiri. Dan dari kesuksesannya itu maka Gavin akan membuat semua kebanggaan David hanya menjadi bahan tertawaan, dan itu adalah balas dendam yang terbaik.
Sebenarnya Gavin bukanlah seorang pemaaf, karena jika seseorang melukainya maka dia akan mengembalikannya sepuluh kali lipat. Gavin tahu kalau David sangat menyukai wanita, sehingga dia bermaksud untuk memulainya dari situ.
Oleh karena Gavin tidak memiliki banyak kenalan wanita apalagi tipe wanita yang disukai David, maka Gavin pergi untuk meminta bantuan pada Bang Bobby.
Kemudian Gavin beristirahat sepanjang malam dan pergi bekerja di Warrior keesokan harinya dengan mengendarai mobil.
Beberapa preman berkumpul di luar perusahaan Warrior, dan mereka tertarik ketika melihat mobil Gavin mendekat. Hal yang membuat mereka tertarik adalah mobilnya dan ketika melihat mobil itu berhenti di depan mereka, sekelompok orang itu bergegas ingin menyentuhnya, tetapi sayangnya tidak ada yang berani karena setelah melihat Gavin keluar dari mobil mereka justru merasa iri.
Awalnya mereka mengira kalau yang akan keluar adalah orang kaya berjas dengan usia empat puluh hingga lima puluh tahun, tetapi ternyata yang mereka lihat adalah Gavin, sehingga mereka sangat terkejut.
Pakaian Gavin terlihat sangat biasa, yaitu jenis pakaian yang dipakai oleh mahasiswa biasa nilainya tidak lebih dari 1 juta. Sehingga orang seperti itu bisa dikatakan sangat tidak cocok dengan mobil mewah yang dikendarainya.
Ketika mereka semua melihat Gavin berjalan ke arah mereka, mereka tidak tahu harus berbuat apa.
Beberapa saat kemudian Bang Bobby yang baru saja keluar langsung pergi menemui Gavin dan berkata, "Apakah kamu di sini untuk bekerja?"
"Ya, aku sudah menjadi karyawan di sini jadi aku harus masuk kerja." Dengan banyaknya orang di sini, Gavin hanya bisa mengatakan itu.
Bang Bobby memperhatikan bahwa semua orang di sekitarnya sedang melihat ke arah mobil Gavin, lalu menggelengkan kepalanya tanpa daya dan berkata, "Mengapa kamu mengendarai mobil seperti itu ke kantor?"
"Aku hanya membeli satu. Jika mobil itu tidak boleh, aku akan pergi dan membeli satu lagi nanti. Mobil apa yang menurutmu cocok?" Gavin tidak punya pilihan lain saat mengendarai mobil.
Bang Bobby tidak bisa berkata apa - apa dengan orang kaya seperti ini yang tidak memperlakukan uang sebagai uang dan mengatakan bahwa mereka membeli mobil ketika mereka masih memiliki mobil. Dia benar-benar tidak mempertimbangkan perasaan orang - orang disekitarnya.
"Cobalah untuk merendahlah sedikit, karena kalau kamu mengendarai mobil seperti itu untuk mencari uang, tidak akan ada orang yang akan memberimu uang." Bang Bobby menggelengkan kepalanya sambil berbicara.
"Oke, jadi begitu ya, jadi apa yang harus aku lakukan sekarang?" Gavin bertanya.
"Tidak, untuk saat ini belum ada kerjaan, jadi kamu masuk saja dulu dan tunggulan di dalam. Kalau kamu tidak mau menununggu di sini, kamu bisa pergi ke tempat lain, nanti aku akan meneleponmu ketika aku membutuhkanmu." Gavin tidak harus pergi bekerja di sini, ketika tidak ada pekerjaan Gavin bisa melakukan hal yang ingin dilakukannya. Padahal Bang Bobby sudah memberitahu Gavin kemarin, tetapi tidak disangka kalau smsnya tidak dibaca.
"Kalau begitu aku akan masuk, jadi di mana kantormu?" Gavin bertanya.
"Yang pertama dari sebelah kiri."
Gavin lalu masuk ke perusahaan dan pergi ke kantor Bang Bobby. Bang Bobby bilang kalau ini adalah kantor tetapi sebenarnya itu hanyalah ruangan yang sangat sederhana dan berantakan, ada tempat tidur dan juga selimut di sudut ruang. Dari hal itu Gavin bisa tahu kalau orang - orang sering beristirahat di sini.
Gavin lalu duduk di sofa dan menunggu Bang Bobby untuk masuk dan membahas bisnis dengannya.
Setelah Gavin pergi, para preman yang tengah menyaksikan keseruan itu langsung bergegas ke sisi Bang Bobby dan bertanya padanya, "Bang Bobby, siapa itu? Barusan kamu bilang dia masuk kerja, apa dia juga preman perusahaan?"
"Ya, dia melamar kemarin."
“Tapi dia mengendarai mobil yang sangat bagus, bagaimana dia bisa menjadi preman? Apa dia buta huruf? Karena di sini hanya berisi orang - orang yang tidak punya uang datang dan ingin mencari penghidupan. "
"Dengar, kalian jangan pernah mencoba untuk memprovokasinya, perlakukan saja dia sebagai teman." Bang Bobby masih belum mengetahui identitas asli Gavin dan Gavin bukanlah orang yang akan mereka provokasi semabarangan, jadi dia memberitahu orang - orang terlebih dahulu agar jangan memprovokasi Gavin. .
"Mungkin dia ke sini cuma untuk bermain - main." Kata salah satu dari mereka.
"Bisa dibilang begitu, lalu jangan biarkan dia keluar. Kalau dia ingin keluar kalian harus melindunginya dan jangan biarkan dia terluka."
"Baik Bang, kami mengerti tapi bisakah kami menyentuh mobilnya?" Sejujurnya mereka tidak terlalu tertarik pada Gavin, karena mereka hanya ingin menyentuh mobilnya.
"Ingat kalian tidak boleh mencurinya, kalau menyentuhnya tidak apa sekarang pergilah. Karena aku mau pergi menemuinya dulu." Bang Bobby masuk setelah berbicara.
Dia tidak memiliki persiapan untuk Gavin yang datang bekerja di perusahaannya, dan dia juga tidak tahu harus berkata apa setelah masuk ke kantor.
Untungnya, Gavin menanyakan sesuatu padanya, dan dia berkata, "Apakah kamu kenal seorang wanita?"
"Wanita seperti apa ang kamu maksud?" Bang Bobby menganggap pertanyaannya aneh.
"Aku berbicara tentang wanita yang akan melakukan apa pun demi uang dan memiliki kemampuan akting yang bagus, dan yang paling penting adalah wanita itu harus cantik." Kata Gavin.
"Apakah kamu mencari seorang wanita nakal?" Bang Bobby memandang Gavin dengan tatapan aneh.
Orang-orang seperti Gavin yang tidak dapat menemukan wanita mana pun, tidak menyukainya wanita baik tetapi malah mencari wanita nakal? rasanya sangat aneh.
"Bisa dibilang begitu." Gavin menjawab, hal semacam ini mungkin lebih baik diserahkan pada orang yang melakukan profesi semacam itu.
"Kamu ingin main-main hanya karena ada seorang wanita yang membuangmu tadi malam?" Bang Bobby mengira dia mungkin sedang kehilangan akal sehatnya sebentar. Agar Gavin tidak menyesal Bang Bobby lalu mengingatkannya, "Setiap orang pasti akan mengalami kegagalan beberapa kali. Jangan menuruti emosimu! ingat kamu itu sangat kaya dan akan banyak wanita yang akan menunggumu di masa depan."
"Kamu salah, aku tidak mencari wanita untuk hal semacam itu tetapi untuk tujuan lain." Gavin memegang keningnya untuk menjelaskan bahwa Bang Bobby telah salah paham padanya.
"Lalu buat apa kamu mencarinya? Buat temen ngobrol?"
"Tidak, aku ingin wanita itu membantuku untuk merayu seorang pria, jadi wanita dari keluarga yang baik tidak akan cocok. Makanya aku ingin mencari seorang wanita yang tidak peduli dengan tubuhnya, tetapi hanya tentang uang.”
"Siapa yang ingin kamu rayu?"
"Kalau kamu tahu orangnya akan sangat buruk bagimu, jadi kamu hanya perlu memperkenalkanku padanya." Gavin tetap tidak ingin Bang Bobby terlibat dengan David.
Bang Bobby berpikir sejenak. Orang-orang seperti Gavin yang mampu membeli segalanya pasti tidak akan pernah menipunya, jadi dia mengangguk dan berkata, "Aku tahu seseorang yang memenuhi persyaratanmu."
Novel Terkait
Unlimited Love
Ester GohMenantu Bodoh yang Hebat
Brandon LiAfter Met You
AmardaWaiting For Love
SnowCinta Yang Berpaling
NajokurataGue Jadi Kaya×
- Bab 1 Uang Banyak Yang Jatuh Dari Langit
- Bab 2 Memandang Rendah
- Bab 3 Anjing Yang Memandang Rendah Orang
- Bab 4 Pergi Sana!
- Bab 5 Uang Kas Kelas
- Bab 6 Cerai
- Bab 7 Tuan Muda
- Bab 8 Beli!
- Bab 9 Tuan Muda Sanjaya
- Bab 10 Kakek!
- Bab 11 Orang Tidak Berguna Bagaikan Sampah
- Bab 12 Wajah Tidak Sabar
- Bab 13 Sedih
- Bab 14 Pelajar Miskin
- Bab 15 Orang Terpandang
- Bab 16 Saudara Miskin
- Bab 17 Kebenaran Terucap
- Bab 18 Mengantar Uang
- Bab 19 Halangan
- Bab 20 Dikeluarkan Dari Sekolah
- Bab 21 Mengadu
- Bab 22 Investasi
- Bab 23 Mengakui Kekalahan
- Bab 24 Salah Paham
- Bab 25 Berpura-Pura
- Bab 26 Pesta Kumpul Teman-Teman
- Bab 27 10 Miliar!
- Bab 28 Kebingungan Antara Yang Benar Dan Yang Salah
- Bab 29 Menjadi Pelindung
- Bab 30 Usaha
- Bab 31 Hambatan
- Bab 32 Pameran Kerja
- Bab 33 Berani Ikut Dalam Perekrutan
- Bab 34 Wawancara
- Bab 35 Manajer Hari
- Bab 36 Mengeluh
- Bab 37 Saldo Di Dalam Rekening
- Bab 38 Pilih Sendiri
- Bab 39 Tebak
- Bab 40 Orang Di Belakang Uang
- Bab 41 Undangan
- Bab 42 Tuan Sihotang
- Bab 43 Sebuah Pertunjukan Bagus
- Bab 44 Perjamuan Kencan Buta
- Bab 45 Mengacaukan Masalah
- Bab 46 Identitas
- Bab 47 Melakukan Sesuatu
- Bab 48 Bertambah Seorang Adik
- Bab 49 Menarik Orang
- Bab 50 Kontrak
- Bab 51 Membahas Tentang Perceraian Lagi
- Bab 52 Dua Miliar Rupiah
- Bab 53 Bergabung
- Bab 54 Resiko Yang Harus Ditanggung
- Bab 55 Tingkat Kepastian
- Bab 56 Penagihan Hutang
- Bab 57 Pembunuhan
- Bab 58 Beri Pelajaran
- Bab 59 Dijebak
- Bab 60 Pergi Untuk Mati
- Bab 61 Wanita Pembohong
- Bab 62 Melakukan Kerjasama
- Bab 63 Aku Menemukan Harta Karun Itu
- Bab 64 Kembali
- Bab 65 Penandatanganan Kontrak
- Bab 66 Audisi Bakat
- Bab 67 Kekurangan Orang
- Bab 68 Tersinggung
- Bab 69 Pemeliharaan
- Bab 70 Atas Nama Suami Dan Istri
- Bab 71 Pergi Ke Luar Negeri
- Bab 72 Tidak Akan Kubiarkan Lolos
- Bab 73 Menyadari
- Bab 74 Putri Yang Tidak Diakui
- Bab 75 Sampah
- Bab 76 Bersama
- Bab 77 Tidak Cukup Bagus
- Bab 78 Bos
- Bab 79 Tidak Bisa Memprovokasi
- Bab 80 Program Rekaman
- Bab 81 Protes
- Bab 82 Kinerja
- Bab 83 Lulus
- Bab 84 Salah Tafsir
- Bab 85 Kejutan
- Bab 86 Resmi Bercerai
- Bab 87 Tempat Parkir Harga Langit
- Bab 88 Mempermalukan Diri Sendiri
- Bab 89 Keluar
- Bab 90 Kehilangan Pekerjaan
- Bab 91 Mengangkat Jadi Anak
- Bab 92 Membeli Dengan Seenaknya
- Bab 93 Mengejar Artis
- Bab 94 Pinjam Uang
- Bab 95 Membuat Segalanya Sulit
- Bab 96 Dividen
- Bab 97 Menawar Harga
- Bab 98 Sudah Berencana Sebelumnya
- Bab 99 Hilang
- Bab 100 Bukan Siapa-Siapa
- Bab 101 Pingsan
- Bab 102 Harga Yang Menyakitkan
- Bab 103 Pengakuan
- Bab 104 Terkenal
- Bab 105 Pesta Minum Pribadi
- Bab 106 Membuat Masalah
- Bab 107 Ketidakcocokan
- Bab 108 Silakan
- Bab 109 Tanpa Keraguan
- Bab 110 Rasti Ada Di Sini
- Bab 111 Menyerah
- Bab 112 Hati
- Bab 113 Jalan Untuk Melangkah Mundur
- Bab 114 Mengundurkan Diri Dari Peperangan
- Bab 115 Sombong
- Bab 116 Memalukan
- Bab 117 Makan Gratis
- Bab 118 Skandal
- Bab 119 Memiliki Kesulitan
- Bab 120 Mengejar
- Bab 121 Hati Gadis
- Bab 122 Orang-Orang Di Belakang
- Bab 123 Bahaya
- Bab 124 Melampiaskan Amarah
- Bab 125 Artis
- Bab 126 Hasil Akhir