Gue Jadi Kaya - Bab 14 Pelajar Miskin
Dia juga tidak tahu kenapa rasanya begitu sedih, hanya saling tukar kontak saja, tidak ada apapun yang terjadi, tapi dia tetap merasa begitu cemburu.
Bibi memandang mereka dengan tatapan gembira, namun tidak sengaja melirik Gavin yang ada di sebelah, lihat dia pasang muka yang tidak senang, lantas menyindir "Kenapa? Iri karena dengar orang mau keluar negeri ya? Harusnya sudah tau jelas posisi sendiri seperti apa, kalau sadar ya segera pergi dari sini! Jangan bikin orang merasa muak, orang sepertimu tidak pantas memakan makanan dari keluarga Liu."
Bibi mengumpamakan makanan dengan Rasti, mengisyaratkan Gavin untuk cepat pergi, jangan merusak jodoh Rasti.
Gavin paham makna dari perkataan tersebut, namun dia tetap tidak ingin pergi, dengan tanpa eskpresi tetap diam ditempat duduk.
David tidak pernah ketemu orang yang tebal muka seperti ini, masih tidak beranjak dari tempat duduknya, meskipun sudah diusir oleh Bapak rumah acara "Kamu emangnya kerja dimana?” tanya David.
"Kerja apanya, dia hanya pelajar miskin" bentak si bibi.
Mendengar perkataan bibi, David semakin memandang rendah Gavin, ternyata benar dia hanya seorang yang tidak mempunyai apa-apa, orang seperti ini sama sekali tidak layak untuk duduk dimeja ini, meskipun demikian dia tetap harus menjaga wibawanya, kemudian berbicara kepada Gavin "Oh begitu, kalau nanti kamu sudah lulus kuliah, lamarlah diperusahaan saya, saya bisa beri kamu pekerjaan, setidaknya membantu kamu untuk bisa bertahan hidup."
Seharusnya sudah cukup, untuk menyingkirkan si ‘pengemis’ ini.
Namun tidak disangka, Gavin dengan dinginnya menolak "Tidak"
"Sudah dikasih hati minta jantung? David berniat bantu karena hubungannya dengan keluarga Liu. Dasar tidak tahu berterima kasih! berani-beraninya menolak, tapi... ada benarnya juga, keadaan mu yang seperti ini sama sekali tidak bisa dapat kerja diperusahaan dia, jadi cleaning service saja kamu tidak pantas.” bibi terus berkata menghina Gavin.
"Bibi, cukup." Rasti akhirnya buka suara.
Orang-orang memandang ke arah Rasti,semua tidak menyangka dia akan buka suara membantu Gavin.
"Kamu..." Bibi merasa dirinya dipermalukan.
Syukurnya Rasti melanjutnya pembicaraannya "Hari ini adalah hari ulang tahunnya paman, bibi berbicara dengan orang yang seperti ini buat apa, yang ada bikin kesal tidak bernafsu makan."
Sepanjang waktu dia sama sekali tidak memandang ke arah Gavin,jelas-jelas dia bukan membantu Gavin, hanya merasa kalau begini terus akan merusak suasana."
Mendengar perkataannya, bibi baru merasa agak tenang, dipikir-pikir kembali, iya juga sih, mana mungkin Rasti bakal suka dengan Gavin.
David juga merasa lega, yang awalnya dia mengira Rasti membantu Gavin untuk membantahnya, namun tidak mungkin juga sih, jelas-jelas status mereka berdua bagaikan langit dan bumi, Rasti tidak bodoh, pastinya dia akan memilih dirinya.
Berpikir demikian, badan David mengeser duduk mendekati Rasti, jarak diantara mereka menjadi begitu dekat, Rasti tentu menyadarinya, namun dia hanya diam saja, tidak ada respon sama sekali, tidak mendekat, juga tidak menghindar.
Suasana hati Gavin tambah kacau, waktu tadi Rasti buka suara dia mengira Rasti sedang membantunya, jantungnya berdetak begitu cepat, begitu manis yang dirasakannya, namun setelah mendengar semua perkataan dari Rasti, manisnya dalam sekejap waktu berubah menjadi pahit, pahit sampai begitu susah untuk ditelan.
Bagai mimpi di siang bolong, Rasti mana mungkin sih akan membantu dirinya.
Suasana hatinya buruk, dia tidak ingin lagi menghiraukan hal yang lain, hanya menundukkan kepalanya untuk fokus makan, seakan-akan adalah kerabat miskin yang datang hanya sekedar untuk meminta makan.
Rasti yang awalnya memang tidak ingin memperdulikannya, tapi lihat dia begini jadi teringat makanan sisaan yang dibawa balik oleh Gavin kemarin, dengan kesal dia berkata, ”Kamu kalau ingin makan disini, mestinya mengandalkan usaha sendiri, jangan dikarenakan kamu hanya pelajar miskin jadi bisa seenaknya juga dan jangan ngemis makan seperti pengemis.”
Gavin tentunya tau arti dari perkataannya, dia malas untuk menjelaskannya, dengan acuh tak acuh menjawab Rasti, ”Terserah kamu mau berpikir seperti apa.”
Melihat sikapnya seperti itu, Rasti semakin jengkel, bagaimanapun menjelaskannya tetap tidak ada hasilnya, memang orang yang tidak berguna, apa yang masih dia harapkan dari Gavin !
Novel Terkait
Pria Misteriusku
LylyHanya Kamu Hidupku
RenataDon't say goodbye
Dessy PutriWahai Hati
JavAliusVillain's Giving Up
Axe AshciellyKing Of Red Sea
Hideo TakashiThe Great Guy
Vivi HuangGue Jadi Kaya×
- Bab 1 Uang Banyak Yang Jatuh Dari Langit
- Bab 2 Memandang Rendah
- Bab 3 Anjing Yang Memandang Rendah Orang
- Bab 4 Pergi Sana!
- Bab 5 Uang Kas Kelas
- Bab 6 Cerai
- Bab 7 Tuan Muda
- Bab 8 Beli!
- Bab 9 Tuan Muda Sanjaya
- Bab 10 Kakek!
- Bab 11 Orang Tidak Berguna Bagaikan Sampah
- Bab 12 Wajah Tidak Sabar
- Bab 13 Sedih
- Bab 14 Pelajar Miskin
- Bab 15 Orang Terpandang
- Bab 16 Saudara Miskin
- Bab 17 Kebenaran Terucap
- Bab 18 Mengantar Uang
- Bab 19 Halangan
- Bab 20 Dikeluarkan Dari Sekolah
- Bab 21 Mengadu
- Bab 22 Investasi
- Bab 23 Mengakui Kekalahan
- Bab 24 Salah Paham
- Bab 25 Berpura-Pura
- Bab 26 Pesta Kumpul Teman-Teman
- Bab 27 10 Miliar!
- Bab 28 Kebingungan Antara Yang Benar Dan Yang Salah
- Bab 29 Menjadi Pelindung
- Bab 30 Usaha
- Bab 31 Hambatan
- Bab 32 Pameran Kerja
- Bab 33 Berani Ikut Dalam Perekrutan
- Bab 34 Wawancara
- Bab 35 Manajer Hari
- Bab 36 Mengeluh
- Bab 37 Saldo Di Dalam Rekening
- Bab 38 Pilih Sendiri
- Bab 39 Tebak
- Bab 40 Orang Di Belakang Uang
- Bab 41 Undangan
- Bab 42 Tuan Sihotang
- Bab 43 Sebuah Pertunjukan Bagus
- Bab 44 Perjamuan Kencan Buta
- Bab 45 Mengacaukan Masalah
- Bab 46 Identitas
- Bab 47 Melakukan Sesuatu
- Bab 48 Bertambah Seorang Adik
- Bab 49 Menarik Orang
- Bab 50 Kontrak
- Bab 51 Membahas Tentang Perceraian Lagi
- Bab 52 Dua Miliar Rupiah
- Bab 53 Bergabung
- Bab 54 Resiko Yang Harus Ditanggung
- Bab 55 Tingkat Kepastian
- Bab 56 Penagihan Hutang
- Bab 57 Pembunuhan
- Bab 58 Beri Pelajaran
- Bab 59 Dijebak
- Bab 60 Pergi Untuk Mati
- Bab 61 Wanita Pembohong
- Bab 62 Melakukan Kerjasama
- Bab 63 Aku Menemukan Harta Karun Itu
- Bab 64 Kembali
- Bab 65 Penandatanganan Kontrak
- Bab 66 Audisi Bakat
- Bab 67 Kekurangan Orang
- Bab 68 Tersinggung
- Bab 69 Pemeliharaan
- Bab 70 Atas Nama Suami Dan Istri
- Bab 71 Pergi Ke Luar Negeri
- Bab 72 Tidak Akan Kubiarkan Lolos
- Bab 73 Menyadari
- Bab 74 Putri Yang Tidak Diakui
- Bab 75 Sampah
- Bab 76 Bersama
- Bab 77 Tidak Cukup Bagus
- Bab 78 Bos
- Bab 79 Tidak Bisa Memprovokasi
- Bab 80 Program Rekaman
- Bab 81 Protes
- Bab 82 Kinerja
- Bab 83 Lulus
- Bab 84 Salah Tafsir
- Bab 85 Kejutan
- Bab 86 Resmi Bercerai
- Bab 87 Tempat Parkir Harga Langit
- Bab 88 Mempermalukan Diri Sendiri
- Bab 89 Keluar
- Bab 90 Kehilangan Pekerjaan
- Bab 91 Mengangkat Jadi Anak
- Bab 92 Membeli Dengan Seenaknya
- Bab 93 Mengejar Artis
- Bab 94 Pinjam Uang
- Bab 95 Membuat Segalanya Sulit
- Bab 96 Dividen
- Bab 97 Menawar Harga
- Bab 98 Sudah Berencana Sebelumnya
- Bab 99 Hilang
- Bab 100 Bukan Siapa-Siapa
- Bab 101 Pingsan
- Bab 102 Harga Yang Menyakitkan
- Bab 103 Pengakuan
- Bab 104 Terkenal
- Bab 105 Pesta Minum Pribadi
- Bab 106 Membuat Masalah
- Bab 107 Ketidakcocokan
- Bab 108 Silakan
- Bab 109 Tanpa Keraguan
- Bab 110 Rasti Ada Di Sini
- Bab 111 Menyerah
- Bab 112 Hati
- Bab 113 Jalan Untuk Melangkah Mundur
- Bab 114 Mengundurkan Diri Dari Peperangan
- Bab 115 Sombong
- Bab 116 Memalukan
- Bab 117 Makan Gratis
- Bab 118 Skandal
- Bab 119 Memiliki Kesulitan
- Bab 120 Mengejar
- Bab 121 Hati Gadis
- Bab 122 Orang-Orang Di Belakang
- Bab 123 Bahaya
- Bab 124 Melampiaskan Amarah
- Bab 125 Artis
- Bab 126 Hasil Akhir