Gue Jadi Kaya - Bab 121 Hati Gadis
"Kamu juga sangat menarik. Tidak semua wanita bisa tenang saat menghadapi pria. Kamu tampil sangat bagus tadi malam." Gavin juga memuji Fania. Sebenarnya Fania memang wanita yang menarik, tetapi tidak cocok untuk dirinya.
Sejujurnya Gavin juga tidak tahu tipe wanita seperti apa yang cocok untuknya. Dan sejujurnya wanita yang ada di hadapannya sekarang adalah wanita yang cukup menarik baginya, tetapi Gavin tidak merasakan ada rasa ketertarikan padanya.
Mungkin karena perceraian yang dialaminya, membuatnya tidak ingin jatuh cinta. Karena itulah dia tidak tertarik pada wanita lain.
"Lalu bisakah kita berteman di masa depan?" Fania mundur dan berkata untuk kedua kalinya.
"Kupikir kita berteman sekarang, kenapa kamu tidak menganggapku sebagai teman!" Kata Gavin.
Fania tersenyum. Meskipun dia sedih karena ditolak, sekarang dia hanya bisa menyalahkan dirinya sendiri, karena merasa tidak layak untuk Gavin. Sejujurnya sudah sangat menyenangkan bisa berteman dan makan malam dengannya dan dia tidak akan meminta lebih.
Setelah pembicaraan itu, mereka berdua makan dengan tenang dan berbicara dengan senang. Mereka benar-benar menganggap satu sama lain sebagai teman baik. Setelah makan, keduanya kembali ke hotel. Lalu Fania melanjutkan pekerjannya dan Gavin pun melanjutkan istirahat.
Tetapi sebelum Gavin bisa mencapai tempat tidur, pintu diketuk lagi. Dia dengan enggan membuka pintu dan ternyata Fania yang datang.
"Ada apa?"
"Aku lupa untuk memberi sesuatu untukmu, hal ini mungkin sangat penting bagimu." Fania memberinya tas arsip, lalu pergi. Setelah Fania pergi, Gavin membuka tasnya dan di dalamnya ada gambar cetakan dari video pengawasan.
Itu adalah kejadian saat Gavin dan Kezia difoto. Gavin sedikit terkejut melihat orang-orang di dalamnya, tetapi Gavin tidak mengatakan apapun. Jadi dia akan menunggu sampai kompetisi selesai besok.
Keesokan paginya, Gavin dan Ronald datang ke tempat kompetisi bersama. Kali ini acara kompetisi akan disiarkan secara langsung dan juga disiarkan secara online dari awal. Hadirnya Gavin telah meningkatkan jumlah penonton siaran langsung dan siaran dipenuhi dengan orang yang berteriak suamiku.
Karena konferensi pers kemarin, popularitas Gavin menjadi semakin tinggi dan sekarang semua orang di memanggilnya sebagai suami nasional, yang berarti tipe pria yang ingin dinikahi semua orang.
Gavin tidak tertarik dengan semua itu dan tidak mempedulikannya. Lalu dia berdiskusi dengan Letto tentang apa yang harus dilakukannya. Para juri sebenarnya diwajibkan untuk memberikan komentar, tetapi Gavin langsung meminta Letto untuk melewati bagiannya.
Karena apapun yang Gavin katakan sekarang bisa mempengaruhi para peserta, sehingga cara terbaik adalah dengan tidak memberikan komentar dan hanya lihat hasil akhirnya. Letto sebenarnya tidak ingin Gavin memutuskan untuk menjadi seperti itu. Awalnya, Letto ingin agar Gavin tetap mau mengucapkan beberapa patah kata untuk meningkatkan popularitas artisnya. Namun rencana itu tidak bisa dilakukan.
Tetapi mau bagaimanapun, juara terakhir dan runner-up adalah artis dari perusahaan mereka. Jadi itu bukan masalah.
Setelah itu, Gavin menunggu di tempatnya. Ronald mengambil tanda sorakannya dan duduk di kursi penonton terbaik, sambil menunggu Kezia tampil. Orang di sampingnya juga merupakan fans dari Kezia. Setelah melihatnya, dia terkejut dan berkata "Tuan Muda, apakah anda benar-benar datang untuk mendukung Kezia?"
"Tuan Muda?" dipanggil seperti itu, Ronald merasa aneh.
"Karena kejadian kemarin, semua orang tahu kalau anda adalah adik Gavin dan anda juga menyukai Kezia. Jadi semua orang memanggilmu Tuan Muda, lagi pula anda juga Kakak dari Kezia. Dan orang-orang dari fans klub juga menyukai anda." Kata penggemar itu.
"Betulkah?" Ronald pikir ini luar biasa. Ternyata dia sangat terkenal di kalangan penggemar idolanya, tetapi bagaimana dia bisa dikaitkan dengan idolanya?
"Tetapi kenapa anda tidak menggunakan desain spanduk dari fans klub?"
"Kezia sendiri yang memilih yang ini, aku sendiri yang merancangnya dan dia sangat menyukainya." Kata Ronald.
"Sangat disayangkan." Fans itu berkata dengan penyesalan saat melihatnya seperti itu.
"Sayang sekali?" Bukankah Ronald sudah melakukan yang terbaik? Kenapa tiba-tiba penggemar itu tampak kecewa?
"Anda sangat menyukai Kezia, tapi sayangnya kalian adalah saudara laki-laki dan perempuan. Sehingga tidak mungkin kalian bisa bersama. Bukankah hal itu sangat disayangkan?"
"Apa yang kamu bicarakan, kami bukan saudara kandung, jadi kenapa aku tidak punya kesempatan?" Ronald membalas.
"Jadi Tuan Muda sangat menyukai Kezia, apakah anda juga mengejarnya?" Penggemar menjadi bersemangat.
"Tidak, aku bukan cuma mengejarnya, aku mengidolakannya, jadi itu hal yang berbeda. Yang aku suka darinya adalah musiknya, suaranya dan bakatnya. Ini bukan hanya hubungan sederhana antara pria dan wanita, sebab dia seperti bidadari di dalam hatiku." Kata Ronald obsesif.
"Aku bukan bidadari! aku hanya orang biasa!" Suara Kezia terdengar dari sebelahnya.
"Woohhh!" Para penggemar berteriak menyaksikan Kezia datang ke bangku penonton.
Ronald awalnya ingin ikut berteriak bersama para penggemar lain, tetapi Ronald ingat kalau dia pernah kehilangan muka di depan idola sekali. Maka dia tidak boleh mengulanginya untuk yang kedua kalinya, jadi dia berusaha menahan dirinya. Lalu dia menatap Kezia dengan penuh semangat dan bertanya "Kenapa kamu datang ke sini?"
"Sekarang waktunya untuk persiapan dan acaranya juga belum dimulai. Aku sangat bosan, makanya aku jalan - jalan keluar untuk melihat - lihat. Saat aku melihatmu duduk di sini, aku ingin tahu apakah kamu membawa tanda sorakan favoritku. Jadi aku kesini untuk memeriksanya." Jawab Kezia.
"Inikan yang kamu suka, lihatlah." Ronald menyerahkan tanda sorakannya.
"Wahh iyah, indah sekali, aku juga sangat menyukainya dan juga desainnya sangat bagus. Kasikan ke aku ya setelah acara." Kata Kezia.
"Oke, tapi aku sedang menggunakan yang ini. Jadi aku akan membuatkan yang baru untukmu. Jangan khawatir karena desainnya masih ada padaku." Kata Ronald gembira.
"Emmmm.. aku hanya ingin yang ini. Lagi pula, ini adalah momen yang paling penting dalam kehidupanku. Jadi aku ingin menyimpannya di sisiku dan menjaganya." Kata Kezia.
"Ya, baiklah kalau itu yang kamu mau." Ronald agak sedih mendengar Kezia berkata begitu.
Dia tahu pengalaman hidup Kezia, jadi dia juga tahu betapa sulitnya kesuksesan ini baginya. Dia sangat tertekan, tetapi hanya itu yang bisa dia lakukan. Kezia mengangguk dan pergi sambil tersenyum. Kezia adalah seorang peserta, sehingga dia tidak bisa tinggal di sini lama - lama.
"Tuan Muda, ternyata anda sangat bodoh!" Penggemar di sampingnya menatap Ronald dan berkata.
"Kenapa aku bodoh?"
"Apa anda tidak mengerti, kalau apa yang dikatakan Kezia barusan bukan tentang spanduk?" kata penggemar itu.
"Bukannya itu yang Kezia sampaikan?" Ronald benar-benar tidak mengerti.
"Hei, kurasa dia tidak akan bisa menjadi bidadarimu di masa depan." Penggemar itu berseru.
"Kenapa?" Ronald benar-benar akan dibuat gila oleh penggemar ini. Ronald mengira kalau penggemar itu aneh, sebab selalu mengatakan hal-hal yang tidak dia mengerti.
Melihat Ronald seperti itu, para penggemar tidak banyak bicara. Hasilnya tergantung dari kerja keras idolanya. Jika dia menyukai orang bodoh yang tidak peka, maka idolanya tidak beruntung.
Dia bisa mendengar Kezia mengucapkan kata-kata itu kepada Ronald barusan dan Kezia mengatakan itu, karena Kezia menyukai Ronald. Tetapi sayang sekali Ronald terlalu bodoh untuk memahaminya.
Novel Terkait
Si Menantu Buta
DeddyUnlimited Love
Ester GohMr. Ceo's Woman
Rebecca WangInventing A Millionaire
EdisonWonderful Son-in-Law
EdrickGue Jadi Kaya×
- Bab 1 Uang Banyak Yang Jatuh Dari Langit
- Bab 2 Memandang Rendah
- Bab 3 Anjing Yang Memandang Rendah Orang
- Bab 4 Pergi Sana!
- Bab 5 Uang Kas Kelas
- Bab 6 Cerai
- Bab 7 Tuan Muda
- Bab 8 Beli!
- Bab 9 Tuan Muda Sanjaya
- Bab 10 Kakek!
- Bab 11 Orang Tidak Berguna Bagaikan Sampah
- Bab 12 Wajah Tidak Sabar
- Bab 13 Sedih
- Bab 14 Pelajar Miskin
- Bab 15 Orang Terpandang
- Bab 16 Saudara Miskin
- Bab 17 Kebenaran Terucap
- Bab 18 Mengantar Uang
- Bab 19 Halangan
- Bab 20 Dikeluarkan Dari Sekolah
- Bab 21 Mengadu
- Bab 22 Investasi
- Bab 23 Mengakui Kekalahan
- Bab 24 Salah Paham
- Bab 25 Berpura-Pura
- Bab 26 Pesta Kumpul Teman-Teman
- Bab 27 10 Miliar!
- Bab 28 Kebingungan Antara Yang Benar Dan Yang Salah
- Bab 29 Menjadi Pelindung
- Bab 30 Usaha
- Bab 31 Hambatan
- Bab 32 Pameran Kerja
- Bab 33 Berani Ikut Dalam Perekrutan
- Bab 34 Wawancara
- Bab 35 Manajer Hari
- Bab 36 Mengeluh
- Bab 37 Saldo Di Dalam Rekening
- Bab 38 Pilih Sendiri
- Bab 39 Tebak
- Bab 40 Orang Di Belakang Uang
- Bab 41 Undangan
- Bab 42 Tuan Sihotang
- Bab 43 Sebuah Pertunjukan Bagus
- Bab 44 Perjamuan Kencan Buta
- Bab 45 Mengacaukan Masalah
- Bab 46 Identitas
- Bab 47 Melakukan Sesuatu
- Bab 48 Bertambah Seorang Adik
- Bab 49 Menarik Orang
- Bab 50 Kontrak
- Bab 51 Membahas Tentang Perceraian Lagi
- Bab 52 Dua Miliar Rupiah
- Bab 53 Bergabung
- Bab 54 Resiko Yang Harus Ditanggung
- Bab 55 Tingkat Kepastian
- Bab 56 Penagihan Hutang
- Bab 57 Pembunuhan
- Bab 58 Beri Pelajaran
- Bab 59 Dijebak
- Bab 60 Pergi Untuk Mati
- Bab 61 Wanita Pembohong
- Bab 62 Melakukan Kerjasama
- Bab 63 Aku Menemukan Harta Karun Itu
- Bab 64 Kembali
- Bab 65 Penandatanganan Kontrak
- Bab 66 Audisi Bakat
- Bab 67 Kekurangan Orang
- Bab 68 Tersinggung
- Bab 69 Pemeliharaan
- Bab 70 Atas Nama Suami Dan Istri
- Bab 71 Pergi Ke Luar Negeri
- Bab 72 Tidak Akan Kubiarkan Lolos
- Bab 73 Menyadari
- Bab 74 Putri Yang Tidak Diakui
- Bab 75 Sampah
- Bab 76 Bersama
- Bab 77 Tidak Cukup Bagus
- Bab 78 Bos
- Bab 79 Tidak Bisa Memprovokasi
- Bab 80 Program Rekaman
- Bab 81 Protes
- Bab 82 Kinerja
- Bab 83 Lulus
- Bab 84 Salah Tafsir
- Bab 85 Kejutan
- Bab 86 Resmi Bercerai
- Bab 87 Tempat Parkir Harga Langit
- Bab 88 Mempermalukan Diri Sendiri
- Bab 89 Keluar
- Bab 90 Kehilangan Pekerjaan
- Bab 91 Mengangkat Jadi Anak
- Bab 92 Membeli Dengan Seenaknya
- Bab 93 Mengejar Artis
- Bab 94 Pinjam Uang
- Bab 95 Membuat Segalanya Sulit
- Bab 96 Dividen
- Bab 97 Menawar Harga
- Bab 98 Sudah Berencana Sebelumnya
- Bab 99 Hilang
- Bab 100 Bukan Siapa-Siapa
- Bab 101 Pingsan
- Bab 102 Harga Yang Menyakitkan
- Bab 103 Pengakuan
- Bab 104 Terkenal
- Bab 105 Pesta Minum Pribadi
- Bab 106 Membuat Masalah
- Bab 107 Ketidakcocokan
- Bab 108 Silakan
- Bab 109 Tanpa Keraguan
- Bab 110 Rasti Ada Di Sini
- Bab 111 Menyerah
- Bab 112 Hati
- Bab 113 Jalan Untuk Melangkah Mundur
- Bab 114 Mengundurkan Diri Dari Peperangan
- Bab 115 Sombong
- Bab 116 Memalukan
- Bab 117 Makan Gratis
- Bab 118 Skandal
- Bab 119 Memiliki Kesulitan
- Bab 120 Mengejar
- Bab 121 Hati Gadis
- Bab 122 Orang-Orang Di Belakang
- Bab 123 Bahaya
- Bab 124 Melampiaskan Amarah
- Bab 125 Artis
- Bab 126 Hasil Akhir