Gue Jadi Kaya - Bab 90 Kehilangan Pekerjaan

Ketika menerima tekanan yang berlebih, tentu saja ingin bebas. Jadi, selama di luar bisa sombong dan membanggakan diri, maka lakukan saja. Bisa menunjukkan dengan jelas kehebatan diri sendiri pada orang lain, maka seberapa pahitpun kehidupan yang akan dijalani ketika kembali, itu semua tidak masalah.

Apalagi bagi orang yang latar belakang keluarganya baik seperti ini, orang lain tidak akan bisa menindas atau menggertaknya. Hanya orang dari keluarganya sendiri saja yang bisa menggertak ataupun menindasnya. Walaupun takutnya orang di keluarganya, itu juga sudah seharusnya,

“Kamu sangat pintar sekali. Aku sama sekali tidak menyangka semua ini.” Ronald sudah berulang kali melawan Biondi. Tapi dia sama sekali tidak mengetahui kalau Biondi takut pada keluarganya sendiri.

“Mengawasi cukup lama, nanti pasti mengerti sendiri.” Sudah banyak sekali orang yang begitu sombong dan sok di depannya. Dia sudah menjalani banyak sekali pengalaman hidup. Jadi wajar kalau dia mengerti semua ini begitu melihatnya.

Dia tahu orang yang seperti apa yang benar-benar terlalu dimanjakan oleh keluarga sampai jadi orang tidak baik. Dan orang yang seperti apa ingin membebaskan diri sendiri dengan mencari masalah di luar sana.

"Terima kasih telah membantu dan membelaku." Kata Ronald dengan penuh terima kasih.

"Bukankah kita berteman? Ini hanya masalah sepele, jadi sudah wajar kalau aku membantumu. Namun, aku penasaran dengan beberapa hal. Tidak tahu, apa tidak masalah aku menanyakannya.” Kata Gavin.

“Kamu ini mau tanya ada apa sebenarnya dengan keluargaku?” Tebak Ronald.

“Benar sekali.” Gavin sama sekali tidak menyangka kalau keluarga Ronald sesulit dan sekekurangan ini. Dia mengira Ronald adalah anak orang kaya. Anak orang kaya yang dimanjakan tapi untungnya tidak jadi anak jahat.

“Tidak masalah juga kok menceritakan ini. Kondisi keluargaku sedikit spesial.” Gavin barusan saja telah membantunya. Kalau tahu semua kondisinya yang sebenarnya, harusnya Gavin tidak akan memutuskan hubungan pertemanan dengannya. Apalagi, Ronald juga memang ingin mencari seseorang untuk cerita mengenai dirinya ini. Jadi, dia pun menceritakan kondisi keluarganya pada Gavin.

Ayah Ronald bukanlah orang yang punya banyak uang. Tapi, dia punya jabatan yang tinggi. Jabatannya adalah sebagai seorang profesor penelitian dan pengembangan. Dia bekerja di sebuah perusahaan milik negara. Dia meneliti dan mengembangkan beberapa hal yang berteknologi tinggi, namun hal tersebut dikembangkan bukan untuk dijual kepada orang lain, melainkan untuk diberikan gratis kepada pemerintah.

Jadi tidak ada yang berani meragukan status dan jabatan ayahnya, tapi gaji ayahnya benar-benar tidak tinggi. Gajinya tidak lebih baik dari kepala peneliti di perusahaan teknologi kecil.

Ayahnya juga adalah orang yang sangat jujur, mau melakukan sesuatu untuk pemerintah tapi tidak menginginkan keuntungan pribadi sama sekali. Oleh karena itu ibunya sangat khawatir Ronald akan seperti dia di masa depan, sehingga ibunya baru meminta Ronald untuk belajar dan mengambil jurusan bisnis.

Tentu saja kalau sudah memutuskan belajar, maka harus belajar dan jadi yang terbaik. Kampus mereka tidak hanya terkenal di kotanya, namun sebenarnya juga sangat terkenal di seluruh negeri. Ibunya menyekolahkannya di sana, biaya kuliahnya sangat mahal sekali. Jadi keluarganya meminjam uang dan juga menggadaikan sertifikat rumah.

Tapi untungnya pinjaman ini dikredit, dengan gaji ayahnya setiap bulan pinjaman ini bisa dilunasi. Keluarganya tidak sesulit apa yang dikatakan Biondi. Mereka hanya tidak terlalu kaya saja.

“Oh, jadi begitu, kalau begitu aku saja yang akan mentraktirmu makan hari ini.” Gavin tidak enak kalau menyuruh Ronald mentraktirnya.

“Jangan dong, kalau kamu seperti ini, ini sama saja merendahkanku. Aku sudah bilang kan kalau aku yang mentraktir. Jika kamu yang membayar, itu namanya meremehkanku dan kasihan kepadaku.” Masalah satu ini, Ronald tidak akan mau mengiyakan.

“Aku tidak ada maksud seperti itu. Kalau kamu mau traktir, ya sudah silahkan traktir saja.” Gavin bisa melihat dengan jelas kalau Ronald sama sepertinya. Dia adalah orang yang sangat berprinsip dan punya batasan. Bagaimana pun dirinya, dia tidak membutuhkan rasa kasihan ataupun simpati dari orang lain.

“Ini baru benar.” Jawab Ronald. Ronald merasa Gavin benar-benar orang yang baik. Dia sangat berbeda dengan semua orang di kampusnya. Dia juga berbeda dengan anak orang kaya yang lain.

Dia sudah memutuskan akan terus berteman dengannya.

Selesai makan, mereka kembali bersama-sama ke kampus. Sesampainya di mobil Gavin, Gavin berkata pada Ronald "Ayo pergi, aku akan mengantarmu pulang."

“Oke.” Ronald tidak menolak dan memberi Gavin alamatnya.

Gavin pun mengantarnya pulang. Tapi, begitu dia sampai di sekitar rumahnya, Ronald tiba-tiba berkata "Tunggu dulu."

Gavin buru-buru menghentikan mobilnya dan bertanya “Kenapa?"

Ronald tidak bicara, dia langsung keluar dan turun dari mobil, lalu berjalan ke jalan untuk melihat pria yang duduk di tepi jalan di depannya.

Gavin mengikutinya dan ketika melihatnya seperti ini, dia pun bertanya "Kamu mengenalnya?"

“Ayahku, apa yang dia lakukan dengan duduk di sana?” Tanya Ronald bingung.

"Pergilah kesana dan tanyakan langsung, dengan begitu kamu pasti akan tahu kenapa.” Diam disini dan menebak sedang melakukan apa itu tidak berguna. Lebih baik langsung menghampiri dan langsung bertanya saja.

Ronald berpikir itu ide yang benar. Dia pun berjalan menghampiri ayahnya, lalu bertanya “Ayah, apa yang sedang kamu lakukan disini?”

Ayah Ronald mengangkat kepala menatapnya, lalu tersenyum dan berkata "Ronald, kamu sudah selesai kelas."

"Iya benar, kenapa kamu tidak pulang dan duduk di sini, apa kamu bertengkar dengan ibuku?"

"Bicara omong kosong apa sih, mana mungkin aku bertengkar dengan ibumu."

"Kalau begitu, kenapa?"

Ayah Ronald berpikir sejenak , lalu berkata "Kamu juga sudah dewasa. Beberapa hal sudah bisa diberitahukan kepadamu. Ayahmu ini, aku kehilangan pekerjaan.”

“Bagaimana mungkin, kamu kehilangan pekerjaan? Bukankah kamu ini kepala lembaga penelitian. Kalau kamu kehilangan pekerjaan, bukannya lembaga penelitian itu sama saja akan ditutup.” Kata Ronald. Dia merasa ini hal yang tidak mungkin.

“Iya benar, lembaga penelitian akan segera tutup."

"Mengapa?"

“Sebenarnya, lembaga penelitian punya masalah. Barang yang ingin kita pakai terlalu mahal. Atasan tidak bisa menyetujui pengajuan dana karena terlalu besar biayanya. Lembaga penelitian butuh investasi, jadi menyuruhku mencari investasi. Kamu juga tahu, aku hanya tahu penelitian saja. Aku tidak mengerti apa-apa selain itu. Aku juga tidak tahu bagaimana melakukan bisnis dengan orang-orang. Aku tidak dapat menemukan orang yang mau berinvestasi, jadi lembaga penelitian tidak mampu membeli peralatan baru dan penelitian akan segera dihentikan. Jadi dengan begini, lembaga penelitian juga akan segera ditutup.”

Dia tidak mengatakannya ini sebelumnya, karena dia merasa masih ada peluang berdiri lagi. Tapi sampai sekarang dia belum menemukan orang yang mau berinvestasi, juga tidak bisa membayar gaji pegawai lembaga penelitian. Jadi tidak akan lama lagi pasti harus ditutup.

“Tidak apa-apa, aku tidak perlu kuliah lagi. Aku yang akan bekerja dan membiayai kehidupan ayah dan ibu kedepannya.” Kata Ronald.

“Aku sudah senang kamu bisa semengerti dan sebaik ini kepadaku. Tapi, kamu tetap harus melanjutkan kuliahmu. Kalau tidak, kerja keras dan seluruh apa yang dilakukan ibumu untukmu selama ini akan sia-sia saja. Tenang saja, masalah ini bisa diatasi dengan aku yang akan bekerja untuk orang lain. Aku dengar orang-orang seperti kami ini masih disambut oleh perusahaan lain.”

“Tapi watakmu itu loh. Kalau kamu pergi bekerja di tempat lain, yang ada kamu akan menyinggung dan cari masalah dengan orang lain. Apalagi, kamu juga harus mendengar dan menuruti orang lain. Nanti, kalau mereka menyuruhmu meneliti hal-hal yang tidak baik bagaimana?” Ronald sangat mengenal ayahnya, kepribadian ayahnya terlalu baik dan jujur, tidak cocok untuk pergi bekerja dengan orang lain.

“Tinggal diubah saja, setidaknya aku tidak mungkinkan menyuruh ibumu dan kamu hidup susah?” Selama demi keluarga, tidak apalah harus menundukkan kepala kepada orang lain.

Ronald jadi sedih ketika memandang ayahnya yang seperti ini.

“Sebenarnya tidak perlu seperti ini, cari saja seseorang untuk berinvestasi di lembaga penelitian anda.” Kata Gavin.

“Kamu ini?” Ayah Ronald barusan tidak memperhatikan Gavin, sekarang dia baru menyadari ada Gavin di sana.

“Temanku, teman sekelasku.” Ronald memperkenalkan Gavin kepada ayahnya.

"Oh!" Ayah Ronald berdiri dan berkata "Halo nak."

"Halo, paman" jawab Gavin sopan.

“Aku tahu kamu berniat baik untuk menghibur kami. Namun investasi adalah hal yang sulit dicari. Karena bagaimanapun tidak ada untungnya menginvestasikan uang ke penelitian kami ini. Hasil dari penelitian kami tidak akan kami jual.” Inilah poin tersulit di sini. Hasil penelitian mereka akan disita. Jadi tidak ada laba atau keuntungan apapun untuk orang yang berinvestasi, jadi tentu saja tidak ada yang mau.

"Bisa kok, aku yang berinvestasi, itu sudah cukup.” Kata Gavin.

Ayah Ronald tertegun sejenak, lalu berkata sambil tersenyum “Jangan main-main, kamu yang masih anak-anak ini bagaimana bisa berinvestasi? Lembaga penelitian kita itu punya banyak pengeluaran, biaya sebulan itu milyaran. Apalagi kalau ada situasi khusus, bisa menghabiskan lebih banyak dari itu.”

Dia tahu niat baik Gavin. Tapi, ini bukanlah sesuatu yang bisa diambil alih oleh seorang anak.

Novel Terkait

This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
4 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
5 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
4 tahun yang lalu
The Break-up Guru

The Break-up Guru

Jose
18+
4 tahun yang lalu
Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
5 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
5 tahun yang lalu
My Cute Wife

My Cute Wife

Dessy
Percintaan
4 tahun yang lalu