Gue Jadi Kaya - Bab 86 Resmi Bercerai
Rasti sudah memperkirakan kalau kejadian ini pasti terjadi, sehingga Rasti langsung bicara "Itukan kesepakatan yang kalian buat sendiri dan aku tidak mau menanggungnya seumur hidupku. Pernikahan ini juga terjadi karena kalian terus memaksaku agar mau untuk menikah dan sekarang aku sudah muak. Aku tidak mau lagi melanjutkannya. Kalau kalian mencoba mengancamku dengan ingin bunuh diri, maka sebelum kalian melakukan itu, aku akan melakukannya lebih dulu di depan kalian berdua. Lagi pula jika pernikahan ini akan terus dilanjutkan, aku juga akan mati, bahkan mungkin aku akan mati sekarang juga."
Gavin tahu kalau Rasti hanya mengatakan itu untuk mengancam kedua orang tuanya, tetapi mendengar Rasti tidak ingin hidup bersama dirinya dan lebih memilih untuk mati, mebuatnya sangat sedih.
"Baik, kalau begitu kamu mati saja sekarang, karena kami masih bisa mengangkat anak. Karena aku tidak memiliki anak sepertimu." Dalam hal ini Ayah Rasti tetap memilih untuk bersikeras.
Rasti sendiri sebenarnya juga tidak ingin melawan ayahnya sendiri, makanya Rasti tadi berkata begitu. Karena dalam pikiran Rasti, orang tuanya tidak akan terus memaksa jika Rasti mengancam akan bunuh diri. Kemudian setelah mereka melihat tekad Rasti, kedua orang tuanya akan melunak dan mau menyetujui perceraian Rasti dan Gavin.
Sekarang setelah Rasti mendengar jawaban ayahnya, dia merasa seperti anak yang terbuang dan tidak berharga. Dan Rasti menjadi sangat sedih sekarang, bahkan lebih sedih daripada siapapun dan air matanya perlahan mengalir keluar.
Ibu Rasti merasa sedih melihat Rasti menangis seperti itu, tetapi mereka tidak dapat melakukan mengingkari perjanjian yang sudah mereka lakukan. Apalagi Gavin sekarang tidak punya ayah atau ibu, kalau mereka berdua menyetujui perceraian Rasti dan Gavin sekarang, hal itu tentunya kurang manusiawi. Jadi lebih baik menunggu sampai orang tua Gavin kembali.
Ayah Rasti pun juga merasa kasihan pada putrinya, tetapi wajar jika Rasti harus ikut membayar hutang ayahnya, sehingga Ayah Rasti tidak memiliki pilihan lain.
Gavin yang melihat mereka seperti itu, lalu berdiri dan berkata "Sudah lupakan saja, aku juga setuju untuk bercerai. "
Dia tidak bisa melihat Rasti terus seperti itu, sebab jika hal ini terus berlanjut maka hubungan mereka berdua mungkin akan semakin berantakan. Dan mungkin saja suatu masalah yang besar akan terjadi di masa depan.
Ayah Rasti dan Ibu Rasti tidak menyangka kalau Gavin mengatakan hal itu. Meski Gavin setuju tetapi Ayah Rasti tetap tidak mau setuju dan berkata kepada Gavin "Tidak bisa, aku tahu kamu memang anak yang baik, tetapi setelah perceraian ini terjadi, siapa yang akan mengurusmu? Kami tidak bisa menyetujui hal ini. "
"Aku bisa mengurus diriku sendiri, karena ayahku sudah menghubungiku dan dia sudah mengirim uang untuk biaya hidupku. Sekarang aku sudah memiliki rumah dan mobil, aku pun juga sudah mampu untuk hidup dengan baik, jadi aku sudah tidak membutuhkan bantuan kalian lagi." Kata Gavin.
"Ayahmu menghubungimu? Kapan?" Ayah Rasti bertanya dengan curiga.
Rasti juga berhenti menangis, lalu melihat ke arah Gavin. Karena Rasti tidak tahu apakah itu benar atau bohong. Sekarang Gavin sudah menyetujuinya, jadi ini kesempatan yang bagus untuk mengurus perceraian mereka.
"Sudah lebih dari sebulan yang lalu dan aku juga sudah mulai hidup terpisah dari Rasti ketika ayah menghubungiku. Lalu sebenarnya kita berdua tidak pernah tidur seranjang sejak kita menikah, jadi Rasti masih polos. Dan juga aku sudah tidak mau untuk melanjutkan pernikahan ini. "Gavin mengatakan semuanya.
Ayah Rasti masih tidak percaya pada Gavin "Kalau begitu beri aku nomor teleponnya, karena aku ingin memberitahunya secara langsung. Kalau ayahmu tidak keberatan, maka aku akan setuju "
"Aku sudah memberitahu semuanya kepadanya dan dia sedang sangat sibuk sekarang. Ayah juga tidak bisa diganggu sekarang, tetapi aku bisa menunjukkan bukti kalau aku sudah sangat kaya sekarang, serta aku juga sudah bisa mengurus diriku sendiri. Jadi biarkan saja Rasti pergi." Hanya inilah yang bisa Gavin lakukan untuk Rasti, kemudian Gavin mengeluarkan ponselnya dan menunjukkan rekeningnya kepada Ayah Rasti.
Di dalam rekeningnya terdapat uang lebih dari ratusan milyar, uang itu tidak hanya cukup untuk seumur hidup, bahkan Gavin bisa melakukan apapun yang dia mau. Dengan begitu jelas sudah kalau Gavin memang tidak perlu tinggal di rumah mereka.
Ayah Rasti memandang Ibu Rasti. Ibu Rasti menghela nafas dan berkata "Awalnya kami berharap sebuah pernikahan yang baik. Sekarang sepertinya mereka berdua benar-benar tidak memiliki perasaan cinta lagi, jika kita terus memaksakannya, maka mereka berdua bisa menjadi musuh. Kalau begitu lakukanlah. "
Ibu Rasti sudah menyetujuinya, meskipun Ayah Rasti tidak angkat bicara, hal Itu bisa diartikan kalau Ayah Rasti juga setuju.
Rasti tidak menyangka, kalau semua akan berbalik, sebab Gavin-lah yang akhirnya menyelesaikan perceraian mereka berdua.
"Berikan padaku surat perceraiannya, lalu aku akan mentransfer sejumlah uang. Anggap saja sebagai kompensasi karena telah merawatku selama bertahun-tahun." Gavin berkata pada Rasti.
Rasti segera mengeluarkan surat perceraian dan Gavin menandatangani tanpa ragu. Kemudian Gavin mentransfer 20 milyar ke rekening Rasti seperti yang sudah Gavin katakan. Baginya uang sebesar itu tidak berarti apa-apa, tetapi akan sangat membantu Rasti untuk bisa mengembangkan perusahaannya dengan baik dan mampu meraih prestasi kedepannya.
Uang ini pasti lebih besar dari uang yang Rasti kumpulkan selama bertahun - tahun. Dan Rasti bisa menganggapnya sebagai kompensasi atas waktu yang Rasti gunakan untuk merawat Gavin..
Setelah menyelesaikan semua permasalahan, Gavin membungkuk kepada Ayah Rasti dan Ibu Rasti lalu pergi. Ayah Rasti dan Ibu Rasti sebenarnya masih enggan jika harus melihat Gavin pergi, tidak peduli Gavin kaya atau tidak, karena di mata mereka Gavin adalah anak yang baik. Sayang sekali semuanya berakhir seperti ini dan mereka kehilangan menantu laki - laki.
Rasti segera bergerak dan bergegas mengejar Gavin, lalu menemukan Gavin yang akan naik taksi di pinggir jalan. Rasti bergegas maju sambil menepuk punggung Gavin.
Gavin hampir saja melompat setelah dipukul, tetapi bukan karena kesakitan melainkan takut. Gavin melihat kalau itu Rasti dan mengurungkan niat untuk mengumpat.
"Kenapa kamu memukulku?"
"Kenapa kamu tidak memberitahuku kalau ayahmu sudah menghubungimu?" Rasti bertanya dengan wajah dingin.
"Karena kamu tidak pernah bertanya padaku tentang itu. Lagi pula kamu juga tidak pernah peduli denganku, karena kamu tidak pernah memberiku kesempatan untuk berbicara denganmu.” Gavin memberitahu Rasti alasan kenapa di tidak menceritakan soal ayahnya.
Rasti juga menyadari seperti apa sikapnya terhadap Gavin selama ini dan Rasti tidak bisa menjawab pernyataan Gavin.
Tetapi sekarang Rasti menyadari sesuatu "Kamu mulai naik taksi sendiri saat itu dan menghabiskan banyak uang pemberian ayahmu! Tapi kenapa kamu diam saja ketika Bella menghinamu? "
"Setiap kali aku ingin menjelaskannya, apakah kamu memberiku kesempatan? Kamu terus memarahiku tanpa peduli apa pun dan juga mengusirku keluar. Terus bagaimana aku bisa memberi tahumu?" Tidak peduli bagaimanapun Rasti seharusnya tidak menyalahkan semuanya kepada Gavin. Seandainya saja Rasti memperlakukan Gavin lebih baik, tentu saja masalah ini tidak akan sampai berlarut - larut.
Rasti mencoba mengingat kejadian yang sering terjadi waktu itu. Rasti tidak pernah mendengarkan Gavin, padahal Gavin terus menjelaskan bahwa dia tidak pernah mencuri uang, tetapi Rasti tidak percaya.
Gavin sebenarnya tidak melakukan kesalahan apa pun, semua ini karena sikap Rasti yang terlalu buruk pada Gavin. Sehingga mereka berdua tidak dapat berkomunikasi dengan baik.
Kalau diingat - ingat, Rasti selalu bersikap seperti itu pada Gavin sejak pertama kali menikah. Gavin sebenarnya tidak melakukan kesalahan apa pun, tetapi masih terus bersabar dengan semua perlakuan Rasti padanya. Hal ini membuat Rasti sangat menyesal, serta Rasti menjadi sangat sedih.
"Maaf, aku menikahimu karena aku tidak memiliki orang lain yang bisa aku andalkan, sebab aku ingin hidup. Maaf karena juga sudah menyusahkanmu dan terima kasih karena sudah menjagaku selama ini. Kalau bukan karena kamu mungkin sekarang aku benar-benar sudah menjadi gangster atau sampah masyarakat. Kamu menyuruhku untuk pergi ke sekolah, memberiku makan dan tempat untuk tinggal dan semua itu sudah lebih dari cukup." Gavin berkata pada Rasti dengan sangat serius, karena Gavin sangat menghargai semua pengorbanan Rasti.
Rasti yang mendengar kata-kata itu, bahkan merasa sangat bersalah, serta merasa tidak pantas untuk menerima ucapan terima kasih dari Gavin. Selama ini Rasti selalu bertindak sesukanya di depan Gavin, tetapi sekarang Rasti merasa sangat menyesal karena Gavin benar-benar menghargainya.
Novel Terkait
Asisten Wanita Ndeso
Audy MarshandaThe Revival of the King
ShintaTakdir Raja Perang
Brama aditioHabis Cerai Nikah Lagi
GibranThick Wallet
TessaMy Greget Husband
Dio ZhengMy Cold Wedding
MevitaGue Jadi Kaya×
- Bab 1 Uang Banyak Yang Jatuh Dari Langit
- Bab 2 Memandang Rendah
- Bab 3 Anjing Yang Memandang Rendah Orang
- Bab 4 Pergi Sana!
- Bab 5 Uang Kas Kelas
- Bab 6 Cerai
- Bab 7 Tuan Muda
- Bab 8 Beli!
- Bab 9 Tuan Muda Sanjaya
- Bab 10 Kakek!
- Bab 11 Orang Tidak Berguna Bagaikan Sampah
- Bab 12 Wajah Tidak Sabar
- Bab 13 Sedih
- Bab 14 Pelajar Miskin
- Bab 15 Orang Terpandang
- Bab 16 Saudara Miskin
- Bab 17 Kebenaran Terucap
- Bab 18 Mengantar Uang
- Bab 19 Halangan
- Bab 20 Dikeluarkan Dari Sekolah
- Bab 21 Mengadu
- Bab 22 Investasi
- Bab 23 Mengakui Kekalahan
- Bab 24 Salah Paham
- Bab 25 Berpura-Pura
- Bab 26 Pesta Kumpul Teman-Teman
- Bab 27 10 Miliar!
- Bab 28 Kebingungan Antara Yang Benar Dan Yang Salah
- Bab 29 Menjadi Pelindung
- Bab 30 Usaha
- Bab 31 Hambatan
- Bab 32 Pameran Kerja
- Bab 33 Berani Ikut Dalam Perekrutan
- Bab 34 Wawancara
- Bab 35 Manajer Hari
- Bab 36 Mengeluh
- Bab 37 Saldo Di Dalam Rekening
- Bab 38 Pilih Sendiri
- Bab 39 Tebak
- Bab 40 Orang Di Belakang Uang
- Bab 41 Undangan
- Bab 42 Tuan Sihotang
- Bab 43 Sebuah Pertunjukan Bagus
- Bab 44 Perjamuan Kencan Buta
- Bab 45 Mengacaukan Masalah
- Bab 46 Identitas
- Bab 47 Melakukan Sesuatu
- Bab 48 Bertambah Seorang Adik
- Bab 49 Menarik Orang
- Bab 50 Kontrak
- Bab 51 Membahas Tentang Perceraian Lagi
- Bab 52 Dua Miliar Rupiah
- Bab 53 Bergabung
- Bab 54 Resiko Yang Harus Ditanggung
- Bab 55 Tingkat Kepastian
- Bab 56 Penagihan Hutang
- Bab 57 Pembunuhan
- Bab 58 Beri Pelajaran
- Bab 59 Dijebak
- Bab 60 Pergi Untuk Mati
- Bab 61 Wanita Pembohong
- Bab 62 Melakukan Kerjasama
- Bab 63 Aku Menemukan Harta Karun Itu
- Bab 64 Kembali
- Bab 65 Penandatanganan Kontrak
- Bab 66 Audisi Bakat
- Bab 67 Kekurangan Orang
- Bab 68 Tersinggung
- Bab 69 Pemeliharaan
- Bab 70 Atas Nama Suami Dan Istri
- Bab 71 Pergi Ke Luar Negeri
- Bab 72 Tidak Akan Kubiarkan Lolos
- Bab 73 Menyadari
- Bab 74 Putri Yang Tidak Diakui
- Bab 75 Sampah
- Bab 76 Bersama
- Bab 77 Tidak Cukup Bagus
- Bab 78 Bos
- Bab 79 Tidak Bisa Memprovokasi
- Bab 80 Program Rekaman
- Bab 81 Protes
- Bab 82 Kinerja
- Bab 83 Lulus
- Bab 84 Salah Tafsir
- Bab 85 Kejutan
- Bab 86 Resmi Bercerai
- Bab 87 Tempat Parkir Harga Langit
- Bab 88 Mempermalukan Diri Sendiri
- Bab 89 Keluar
- Bab 90 Kehilangan Pekerjaan
- Bab 91 Mengangkat Jadi Anak
- Bab 92 Membeli Dengan Seenaknya
- Bab 93 Mengejar Artis
- Bab 94 Pinjam Uang
- Bab 95 Membuat Segalanya Sulit
- Bab 96 Dividen
- Bab 97 Menawar Harga
- Bab 98 Sudah Berencana Sebelumnya
- Bab 99 Hilang
- Bab 100 Bukan Siapa-Siapa
- Bab 101 Pingsan
- Bab 102 Harga Yang Menyakitkan
- Bab 103 Pengakuan
- Bab 104 Terkenal
- Bab 105 Pesta Minum Pribadi
- Bab 106 Membuat Masalah
- Bab 107 Ketidakcocokan
- Bab 108 Silakan
- Bab 109 Tanpa Keraguan
- Bab 110 Rasti Ada Di Sini
- Bab 111 Menyerah
- Bab 112 Hati
- Bab 113 Jalan Untuk Melangkah Mundur
- Bab 114 Mengundurkan Diri Dari Peperangan
- Bab 115 Sombong
- Bab 116 Memalukan
- Bab 117 Makan Gratis
- Bab 118 Skandal
- Bab 119 Memiliki Kesulitan
- Bab 120 Mengejar
- Bab 121 Hati Gadis
- Bab 122 Orang-Orang Di Belakang
- Bab 123 Bahaya
- Bab 124 Melampiaskan Amarah
- Bab 125 Artis
- Bab 126 Hasil Akhir