Gue Jadi Kaya - Bab 12 Wajah Tidak Sabar
Paman melirik ke bibi dengan kode mata meminta dia untuk diam kemudian tersenyum kepada Gavin.
Gavin menggelengkan kepalanya dengan wajah tidak berdaya dan membalas dengan senyuman juga.
Kalau Gavin mengatakan sesuatu, bibi pasti akan menghina dia lagi, Gavin tidak mendengar omelannya.
Sementara di mata Rasti, sikap Gavin sekarang sama dengan mengakui kata-kata bibi secara diam, sehingga Rasti pun merasa semakin kecewa kepada Gavin.
Orang yang datang ke lokasi acara semakin banyak, paman pergi menyapa tamunya. Tamu yang Gavin mengenal memandang rendahnya, sisanya Gavin juga tidak kenal, jadi dia pun mundur ke sudut sendiri.
"Paman Maryana, selamat ulang tahun!" Seorang pria berusia 20 tahun lebih berjalan ke depan paman dan mengucapkan selamat.
Paman melihat kepada orang itu dan bertanya dengan senyuman: "David Aksa, mengapa kamu bisa datang?"
"Ayahku ada urusan tidak bisa datang, jadi aku menggantikan dia untuk hadir. Berharap Paman Maryana jangan marah"
"Tentu saja tidak marah, putra Aksa bisa datang itu sama dengan memberi wajah kepada kami, cepat masuk ke dalam dan mengambil tempat duduk!" Bibi menghampiri pria itu dengan ramah dan mengajak David ke ruangan secara pribadi. Sikap bibi terhadap David sama terhadap Gavin itu berbeda seperti tanah dan langit.
Hanya saja, sebelum mereka sempat memasuki ruangan, orang yang berada di sekitar sudah menghalanginya. Orang lain juga bersikap sangat ramah terhadap David, jadi David hanya bisa berhenti berjalan dan menyapa mereka.
"Bukannya orang itu adalah manager utama PT. Indomarco yang bernama David ? Aku tidak menyangka dia datang ke rumah keluarga Maryana untuk menghadiri acara ulang tahun, benar-benar sangat memberi muka kepada keluarga Maryana!"
"Iya, David baru berusia 20 tahun lebih dan dia sudah bisa menunjukkan kelebihan dirinya di bawah ayahnya. Aku mendengar dia bahkan mendirikan perusahaan sendiri dan pengembangan perusahaannya juga sangat baik, benar-benar sangat luar biasa!"
Beberapa orang di samping Gavin sibuk menggosip, sementara Gavin juga tidak memasukkan kata-kata mereka ke dalam hati.
Siapa tahun pada saat seperti ini bibi malah berjalan ke sisi Rasti dan menarik tangan Rasti berjalan ke arah David sambil berkata: " Rasti, bukannya baru-baru ini kamu berkata ingin mendirikan perusahaan di bidang pendidikan? Bapak Aksa memiliki pengalaman di bidang ini, kamu pergi mengobrol dengannya untuk belajar sedikit"
Jelas, tujuan bibi adalah menyuruh Rasti pergi mendekati David.
Pada saat Gavin masih berada di sini, bibi sudah tidak sabar mau memperkenalkan pria lain kepada Rasti, bibi ini benar-benar sama sekali tidak menganggap Gavin.
Yang semakin membuat orang marah adalah Rasti tidak menolak hal ini dan ditarik ke depan David begitu saja.
" David, ini adalah keponakan aku Rasti, usianya hampir sama dengan kamu, bibi meminta dia untuk melayani kamu saja agar kamu tidak bosan" Bibi memperkenalkan Rasti kepada David dengan ramah.
David melihat ke Rasti, gaun yang dikenakan Rasti hari ini adalah gaun berwarna merah yang kera bajunya rendah, gaunnya juga termasuk gaun pendek. Dari sisi pemotongan kain, gaun ini berhasil menunjukkan bentuk tubuh Rasti yang seksi sampai maksimal, di tambah wajah Rasti cantik dan enak dilihat, David tidak membantah dan mengulurkan tangannya duluan: "Salam kenal, namaku David "
Rasti juga mengulurkan tangannya untuk bersalaman dengan David : "Salam kenal, namaku Rasti "
Melihat kedua orang yang sedang bersalaman, Gavin pun mengerutkan alisnya. Biasanya di rumah Rasti akan langsung memarahi Gavin ketika Gavin berdiri agak dekat dengannya, tetapi sekarang dia malah berinteraski dengan pria lain.
Melihat adegan ini, bibi tertawa dengan senang dan berkata: " David sudah memiliki karier sendiri pada usia semuda ini, benar-benar sangat luar biasa. Tidak seperti beberapa orang, sudah berlatar belakang miskin masih tidak tahu bekerja keras, benar-benar adalah orang tidak berguna bagaikan sampah"
Waktu mengatakan kalimat terakhir, bibi melirik Gavin dengan jelas.
Gavin sudah tidak bisa menahan lagi, dia menghampiri mereka dan bermaksud memisahkan Rasti dan David. Mau bagaimanapun Rasti adalah istrinya, tidak boleh membiarkan orang lain mengambil keuntungan dia.
Novel Terkait
1001Malam bersama pramugari cantik
andrian wijayaThe Gravity between Us
Vella PinkyMy Goddes
Riski saputroSi Menantu Buta
DeddyCinta Adalah Tidak Menyerah
ClarissaHei Gadis jangan Lari
SandrakoGue Jadi Kaya×
- Bab 1 Uang Banyak Yang Jatuh Dari Langit
- Bab 2 Memandang Rendah
- Bab 3 Anjing Yang Memandang Rendah Orang
- Bab 4 Pergi Sana!
- Bab 5 Uang Kas Kelas
- Bab 6 Cerai
- Bab 7 Tuan Muda
- Bab 8 Beli!
- Bab 9 Tuan Muda Sanjaya
- Bab 10 Kakek!
- Bab 11 Orang Tidak Berguna Bagaikan Sampah
- Bab 12 Wajah Tidak Sabar
- Bab 13 Sedih
- Bab 14 Pelajar Miskin
- Bab 15 Orang Terpandang
- Bab 16 Saudara Miskin
- Bab 17 Kebenaran Terucap
- Bab 18 Mengantar Uang
- Bab 19 Halangan
- Bab 20 Dikeluarkan Dari Sekolah
- Bab 21 Mengadu
- Bab 22 Investasi
- Bab 23 Mengakui Kekalahan
- Bab 24 Salah Paham
- Bab 25 Berpura-Pura
- Bab 26 Pesta Kumpul Teman-Teman
- Bab 27 10 Miliar!
- Bab 28 Kebingungan Antara Yang Benar Dan Yang Salah
- Bab 29 Menjadi Pelindung
- Bab 30 Usaha
- Bab 31 Hambatan
- Bab 32 Pameran Kerja
- Bab 33 Berani Ikut Dalam Perekrutan
- Bab 34 Wawancara
- Bab 35 Manajer Hari
- Bab 36 Mengeluh
- Bab 37 Saldo Di Dalam Rekening
- Bab 38 Pilih Sendiri
- Bab 39 Tebak
- Bab 40 Orang Di Belakang Uang
- Bab 41 Undangan
- Bab 42 Tuan Sihotang
- Bab 43 Sebuah Pertunjukan Bagus
- Bab 44 Perjamuan Kencan Buta
- Bab 45 Mengacaukan Masalah
- Bab 46 Identitas
- Bab 47 Melakukan Sesuatu
- Bab 48 Bertambah Seorang Adik
- Bab 49 Menarik Orang
- Bab 50 Kontrak
- Bab 51 Membahas Tentang Perceraian Lagi
- Bab 52 Dua Miliar Rupiah
- Bab 53 Bergabung
- Bab 54 Resiko Yang Harus Ditanggung
- Bab 55 Tingkat Kepastian
- Bab 56 Penagihan Hutang
- Bab 57 Pembunuhan
- Bab 58 Beri Pelajaran
- Bab 59 Dijebak
- Bab 60 Pergi Untuk Mati
- Bab 61 Wanita Pembohong
- Bab 62 Melakukan Kerjasama
- Bab 63 Aku Menemukan Harta Karun Itu
- Bab 64 Kembali
- Bab 65 Penandatanganan Kontrak
- Bab 66 Audisi Bakat
- Bab 67 Kekurangan Orang
- Bab 68 Tersinggung
- Bab 69 Pemeliharaan
- Bab 70 Atas Nama Suami Dan Istri
- Bab 71 Pergi Ke Luar Negeri
- Bab 72 Tidak Akan Kubiarkan Lolos
- Bab 73 Menyadari
- Bab 74 Putri Yang Tidak Diakui
- Bab 75 Sampah
- Bab 76 Bersama
- Bab 77 Tidak Cukup Bagus
- Bab 78 Bos
- Bab 79 Tidak Bisa Memprovokasi
- Bab 80 Program Rekaman
- Bab 81 Protes
- Bab 82 Kinerja
- Bab 83 Lulus
- Bab 84 Salah Tafsir
- Bab 85 Kejutan
- Bab 86 Resmi Bercerai
- Bab 87 Tempat Parkir Harga Langit
- Bab 88 Mempermalukan Diri Sendiri
- Bab 89 Keluar
- Bab 90 Kehilangan Pekerjaan
- Bab 91 Mengangkat Jadi Anak
- Bab 92 Membeli Dengan Seenaknya
- Bab 93 Mengejar Artis
- Bab 94 Pinjam Uang
- Bab 95 Membuat Segalanya Sulit
- Bab 96 Dividen
- Bab 97 Menawar Harga
- Bab 98 Sudah Berencana Sebelumnya
- Bab 99 Hilang
- Bab 100 Bukan Siapa-Siapa
- Bab 101 Pingsan
- Bab 102 Harga Yang Menyakitkan
- Bab 103 Pengakuan
- Bab 104 Terkenal
- Bab 105 Pesta Minum Pribadi
- Bab 106 Membuat Masalah
- Bab 107 Ketidakcocokan
- Bab 108 Silakan
- Bab 109 Tanpa Keraguan
- Bab 110 Rasti Ada Di Sini
- Bab 111 Menyerah
- Bab 112 Hati
- Bab 113 Jalan Untuk Melangkah Mundur
- Bab 114 Mengundurkan Diri Dari Peperangan
- Bab 115 Sombong
- Bab 116 Memalukan
- Bab 117 Makan Gratis
- Bab 118 Skandal
- Bab 119 Memiliki Kesulitan
- Bab 120 Mengejar
- Bab 121 Hati Gadis
- Bab 122 Orang-Orang Di Belakang
- Bab 123 Bahaya
- Bab 124 Melampiaskan Amarah
- Bab 125 Artis
- Bab 126 Hasil Akhir