Gue Jadi Kaya - Bab 28 Kebingungan Antara Yang Benar Dan Yang Salah

“Apa katamu? Kamu dapat memberiku 10 miliar?” Bang Bobby dengan sorot mata ragu-ragu memandang Gavin, bahkan Hamdan saja tidak dapat memberikannya, dia seorang mahasiswa dapat memberinya itu baru aneh.

“Kamu suruh mereka untuk berhenti dahulu.” Gavin takut jika mereka tetap lanjut memukuli mereka bisa-bisa akan memakan nyawa.

Sebenarnya Gavin awalnya benar-benar tidak ingin ikut campur, bagaimanapun juga ada Si Jurus Merak Hamdan yang ada disana, akhirnya dia tidak menyangka bahkan Hamdan pun tidak dapat menghentikan orang-orang ini.

Mulanya melihat Hamdan diberi ajaran oleh mereka, Gavin cukup senang, siapa yang menyuruhnya merasa dirinya sangat tinggi, melihat orang memberi ajaran kepadanya bagaimana untuk menjadi orang juga cukup baik.

Tetapi orang-orang ini tidak hanya memberi pelajaran, mereka dengan kejam menggunakan tenaga mereka, diapun tidak dapat menahan diri untuk tidak maju kedepan, bagaimanapun juga adalah teman, dia tidak bisa melihat dengan mata kepalanya sendiri melihat Reyhan dipukuli hingga mati kan.

Bang Bobby menaikkan salah satu alisnya, melihat Gavin yang sedikitpun tidak takut kepadanya dan dengan percaya diri berkata-kata, Bang Bobby pun mememberi isyarat dengan tangannya untuk menyuruh orang-orangnya berhenti, disaat yang bersamaan dia pun memperingati Gavin : “Jika kamu berani mempermainkanku, nasibmu akan sama dengan mereka.”

Gavin berjalan hingga sampingnya, dengan suara pelan berbicara disamping telinganya: “Aku bisa memberikannya kepadamu, kita keluar untuk berbicara.”

Bang Bobby mengira-ngira dia pun juga tidak mungkin berani untuk bermain-main, langsung keluar dengan Gavin.

Orang yang lainnya diawasi oleh orang-orang Bang Bobby, juga tidak dapat ikut keluar untuk melihat-lihat situasi.

Tetapi mereka mengetahui, Gavin pasti mati, Gavin adalah orang yang seperti apa teman-teman kelasnya mengetahui dengan jelas, dia pasti tidak dapat mengeluarkan uang 10 miliar itu.

Sekarang mereka hanya bisa berharap Gavin setelah keluar nanti bisa melarikan diri, kemudian mencari orang untuk menyelamatkan mereka.

Di koridor, Bang Bobby mengamati Gavin, dia juga tidak percaya Gavin bisa memberikannya 10 miliar itu, bagaimanapun juga bahkan Hamdan tidak dapat mengeluarkannya, dia masih hanya seorang mahasiswa saja.

Jangan-jangan orang ini bahkan lebih hebat dari Hamdan, sama sekali bukanlah seorang murid?

Jika memang benar seperti itu, dia benar-benar dalam situasi yang sulit, dia sekarang sudah melakukan kesalahan kepada Hamdan, setelah mendapatkan uang dia bisa melarikan diri, tetapi jika dia melakukan kesalahan kepada orang yang bahkan lebih hebat dari Hamdan, dia takut bahkan berlari pun dia tidak dapat melarikan diri, ini juga adalah salah satu alasan kenapa dia memutuskan untuk keluar bersama dengan Gavin.

Gavin tidak serumit pemikirannya itu, langsung berbicara dengan jelas: “10 miliar akan kuberikan kepadamu, kamu bawa orang-orangmu dan segera pergi dari sini, hal ini sudah berlalu seperti itu saja, sekarang kamu telah melakukan kesalahan kepada Hamdan, dia hari ini seorang diri keluar, setelah dia kembali nanti, pasti dia tidak akan mengampuni kalian.”

“Kamu benar-benar memberikan uang kepadaku?” Bang Bobby sedikit tidak percaya.

“Nomor rekening berikan kepadaku.”

Bang Bobby dengan kebingungan memberikan nomor rekeningnya kepada Gavin, Gavin langsung menggunakan HP nya untuk mengirimkan uang tersebut, 10 miliar dengan segera sampai di rekeningnya.

Bang Bobby melihat HP nya sendiri yang menerima pesan ini, 10 miliar, tidak kurang sedikitpun, dia benar-benar terkejut.

Melihat Bang Bobby yang melihati HP nya tanpa bersuara, Gavin mengerutkan keningnya bertanya: “Kenapa, tidak cukup?”

“Tidak tidak, sudah cukup.” dia masih mengerti batasan dan saat untuk berhenti, orang ini dapat dengan mudah mengeluarkan uang 10 miliar, pasti ada orang dibelakangnya yang cukup besar, jika dia terus melanjutkan melakukan penipuannya, mungkin pada akhirnya dia bahkan tidak dapat mendapatkan sepersen pun uang justru akan mendapat pelajaran, 10 miliar sudah cukup membuatnya sadar.

“Kalau begitu masalah ini……”

“Mengikuti perkataanmu, sudahlah, aku sekarang masuk untuk menyuruh anak buahku segera pergi.”

“Tunggu sebentar.” Gavin menahan Bang Bobby yang akan masuk kedalam, memerintahkannya sebuah kalimat: “Jangan membiarkan orang-orang didalam mengetahui bahwa aku benar-benar memberikanmu 10 miliar, kekayaan tidak menunjukkan wajahnya, kamu mengertikan.”

“Kamu mengeluarkan uang untuk menolong orang? Tidak ingin membiarkan orang lain mengetahuinya? Bang Bobby merasa sangat aneh.

“Aku lebih suka merendah, menolong orang boleh membiarkan mereka mengetahuinya, tetapi tidak perlu menyebarkan keseluruh dunia untuk masalah uang.” Sekarang masih bukanlah waktunya untuk memberitahukan kepada orang-orang bahwa dia cukup kaya.

“Baiklah, aku mengerti.” Bang Bobby menghargai pemikirannya.

Setelah masuk kedalam dia langsung dengan segera menyuruh orang-orangnya untuk segera meninggalkan tempat ini: “Sudah, kali ini lupakan saja, kita pergi.”

“ Bang Bobby, sudah begini saja? Uang juga tidak perlu?” bawahannya yang lain merasa aneh, hal ini sudah mencapai tahap ini, bagaimana bisa sudahlah.

“Tadi aku tidak mengenalinya, bocah ini adalah temanku dulu, juga pernah membantuku sekali, aku berhutang budi kepadanya, karena mereka adalah teman dari penyelamatku. Hal ini, anggap saja sudahlah, pergi.” Bang Bobby mengatakannya, orang yang lainnya pun hanya bisa mengikutinya meninggalkan tempat itu.

Sekelompok orang itu meninggalkan tempat itu dengan ramai.

Setelah mereka semua pergi, Gavin baru kemudian kembali kedalam ruangan itu.

Semua orang yang melihat Gavin langsung sangat kaget, ada beberapa orang yang tidak dapat menahan rasa penasaran mereka maju dan bertanya: “ Gavin, kamu kenal Bang Bobby kah?”

“Sebelumnya pernah secara tidak sengaja membantunya sekali, aku juga tadi baru saja menyadarinya, karena itu menggunakan alasan akan memberikannya uang mengajaknya keluar dari ruangan, setelah itu memberitahukannya masalah yang dulu itu, untung saja dia adalah seseorang yang mementingkan pertemanan, jika tidak akupun juga tidak tahu harus bagaimana.” Gavin mengikuti perkataan Bang Bobby menjelaskan kepada mereka.

“Kalau begitu benar-benar untung ada kamu, jika bukan karenamu, kita semua disini benar-benar tidak tahu apa yang harus diperbuat.”

“Iyaa, dia bahkan tidak memberikan muka kepada Tuan Muda Suhendra, aku kira mereka akan memukuli Reyhan hingga mati.”

Teringat akan hal tadi, orang-orang ini masih agak sedikit ketakutan.

Yang lainnya juga dengan segera berterima kasih kepada Gavin, meskipun dia tidak memiliki uang, tetapi dia mengenal Bang Bobby yang bertangan pedas seperti itu, siapa yang berani mengucilkannya, apakah berpikir dirinya tahan pukul?

Hamdan yang mendengar dari samping merasa tidak senang, perkataan orang-orang ini secara langsung dan tidak langsung mengatakan bahwa dirinya tidak sebanding dengan Gavin ?

Tetapi dia tidak menyangka Gavin ternyata mengenal orang kejam yang tidak menginginkan nyawa seperti itu, pantas tidak aneh juga dia bahkan berani mengganggu Bella, ternyata karena dia memiliki orang-orang seperti ini dibelakangnya.

Reyhan juga sama, meskipun dia sebenarnya memang telah ditolong oleh Gavin, tetapi dia sama sekali tidak memiliki perasaan berterima kasih kepada Gavin, malah dia sangat benci dan dendam kepada Gavin, merasa dia sengaja, jelas-jelas dari awal dia sudah mengenali Bang Bobby tetapi tidak segera turun tangan, dia memang ingin melihatnya dipukuli kemudian baru dengan munafik berpura-pura menolongnya, menahan semua nasib baiknya.

Dia tidak ingin membiarkan Gavin terus menerus menjadi pusat perhatian, langsung berkata: “ Gavin, karena ternyata kamu mengenal Bang Bobby, kenapa tidak langsung dari awal turun tangan, harus melihat aku dan Tuan Muda Suhendra dipukuli dulu baru kemudian turun tangan, kamu itu sengaja ya?”

Hamdan mendengar kata-kata Reyhan, dengan kejam melihat kearah Gavin, juga merasa mungkin dia sengaja melakukannya, membalaskan dendam kepadanya karena masalah dia memaksanya untuk meminum bir tadi.

Bella mendengar kata-kata Reyhan juga kemudian maju kedepan dan berkata: “Iya Gavin, kenapa kamu tidak langsung maju dari awal, jangan-jangan kamu ingin membalas dendam kepada Reyhan, ingin membiarkan orang-orang itu memukulinya hingga mati? Meskipun 4 tahun ini Reyhan tidak baik terhadapmu, tetapi dia tidak pernah memukulmu dan tidak pernah membuatmu mati kan!”

“Jika kamu ingin membalas dendam kepadanya, kamu bisa menggunakan tanganmu sendiri untuk membalasnya, itu baru seorang pria, menang atau kalah semua dilihat dari kemampuannya sendiri, tidak perlu menyuruh orang-orang itu untuk turun tangan lah, mereka tidak mengenal berat ringan saat turun tangan, jika tidak sengaja memukul Reyhan hingga mati, hatimu bukankah terlalu jahat, sama sekali tidak memandang hubungan pertemanan kalian selama 4 tahun ini?” Hamdan yang disamping menambahkan seperti angin keatas api.

Mereka bertiga satu-persatu lanjut dengan mengucapkan kalimat mereka, langsung membuat posisi Gavin yang menolong orang berubah menjadi sebuah drama.

Novel Terkait

Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
4 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
4 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
4 tahun yang lalu
Lelah Terhadap Cinta Ini

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Diamond Lover

Diamond Lover

Lena
Kejam
4 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
5 tahun yang lalu