Gue Jadi Kaya - Bab 52 Dua Miliar Rupiah
Ada revisi nama Aston Atmaja = Astin Atmaja Bab 45-47 17/9/20
Levina semakin canggung. Sambil meletakkan barang-barang di tangannya, dia berkata dengan malu, "Maaf, aku merepotkanmu."
“Tidak perlu mengatakan itu, hanya aku belum terbiasa saja, berilah sedikit waktu untukku agar aku bisa terbiasa.” Gavin memahami perasaan harus berhati-hati saat berada di rumah orang. Dia tidak ingin Levina seperti ini.
Levina tidak berbicara. Dia berencana untuk keluar menyewa rumah saat gajian bulan depan. Sekarang gajinya tidak perlu diserahkan kepada orang lain, jadi untuk menghidupi dirinya sendiri pasti tidak masalah.
"Kamu tidak perlu keluar. Kamu adalah adikku sekarang, menghidupi kamu adalah kewajibanku." Gavin mengetahui apa yang dia pikirkan sehingga dia mengatakan duluan.
"Tapi aku takut merepotkanmu."
“Kalau begitu berarti kamu tidak menganggap aku sebagai abangmu. Mulai sekarang, kamu harus memperlakukanku sebagai abang kandungmu, dan kamu juga harus memanggilku dengan sebutan abang. Tidak peduli apakah di perusahaan atau dimanapun kamu berada, mengerti?” Jika ingin mengubah Levina harus membutuhkan waktu sedikit demi sedikit, pelan-pelan.
"Jika diketahui oleh orang, apakah tidak memengaruhimu?"
“Tidak, aku tidak takut dengan pengaruh apa pun.” Gavin bisa dikatakan sendirian dan sama sekali tidak peduli dengan hal-hal itu.
“Terima kasih.” Levina mengetahui bahwa kata ini tidak berguna, tetapi dia tetap mengucapkannya.
“Harus memanggil abang,” Gavin mengingatkannya.
Levina ragu-ragu sejenak, setelah melakukan banyak konstruksi psikologis, dia akhirnya memanggil, "Abang."
"Lihatlah." Gavin tersenyum: "Tidak sesulit yang kamu pirikankan. Kedepannya jangan begitu lagi ya, kamu harus menganggapku adalah abangmu. Jika terdapat masalah, katakan saja kepadaku. Jika tidak, aku akan merasa kamu tidak menggangapku. "
"Baik". Levina mengangguk dan menyetujui. Pada saat ini, dia benar-benar merasakan kehangatan dalam sebuah keluarga, dan perasaannya terhadap Gavin juga meningkat sedikit.
"Baru pulang kerja ya, kamu pergi istirahat dan tidurlah".
"Baik."
Gavin melihat Levina kembali ke kamarnya, dia juga kembali. Awalnya berencana untuk berbaring di tempat tidur dan lanjut tidur, tetapi belum tertidur, panggilan masuk lagi.
Dia mengangkat telepon dan melihatnya, merupakan nomor asing.
Setelah panggilan terhubung, Gavin tidak berbicara, dia menunggu pihak lain berbicara terlebih dahulu dan memastikan siapakah orang tersebut.
“Apakah ini Gavin ?” Terdengar suara Hari Tanoe .
“Untuk apa kamu meneleponku?” Pada siang tadi baru memecat dirinya, dan sudah mengatakan semuanya dengan jelas. Gavin tidak bisa memikirkan apa tujuan dari panggilan ini.
“Bisakah kamu datang dan terus bekerja besok?” Hari bertanya dengan hati-hati.
“Apakah kamu sedang bercanda?” Gavin merasa bahwa dia sudah gila, baru saja memecat dirinya dan sekarang menyuruh dirinya untuk pergi bekerja keesokan harinya.
"Tidak, aku mengatakan dengan sungguh-sungguh, siang tadi aku terlalu tergesa-gesa. Sekarang aku sudah tahu bahwa aku salah, kamu bisa kembali bekerja lagi. Aku akan menyiapkan posisi yang lebih tinggi untukmu, bukan jabatan biasa-biasa." Kata Hari dengan cepat.
“Apakah aku orang yang dapat sewenang-wenang kamu suruh datang dan pergi?” Hari menganggap dia seperti apa?.
“Jika kamu merasa tidak senang, aku bisa minta maaf, atau katakan saja apa yang kamu inginkan, selama kamu ingin terus bekerja, aku bisa melakukannya.” Kata Hari dengan rendah diri.
Gavin mendengar terdapat sesuatu yang aneh. Jika Hari benar-benar menyesal, dia juga tidak perlu memperlakukannya seperti ini. Lagi pula, dia merupakan manajer umum MNC . Jabatannya begitu tinggi tapi merendahkan diri terhadapnya yang merupakan orang kecil.
“Mengapa kamu ingin aku kembali bekerja?” Gavin langsung bertanya karena dia tidak bisa menebak.
"Aku hanya berpikir sebelumnya merpakan kesalahanku," kata Hari .
“Lebih baik kamu ceritakan dengan jujur apa yang terjadi, sehingga aku bisa mempertimbangkannya. Jika tidak, aku tidak akan kembali.” Gavin tidak akan percaya bahwa dia seperti ini tanpa alasan.
Hari ragu-ragu. Jika dia mengatakannya, dia merasa bahwa kemungkinan besar Gavin tidak akan kembali. Setelah memikirkannya, dia berkata: "Jika kamu ingin kembali, aku akan memberikan gaji bulanan 200 juta rupiah kepadamu."
Seorang siswa yang baru saja tamat dari sekolah memiliki gaji bulanan 200 juta dan gaji tahunan miliaran. Tawaran ini pasti sangat menggiurkan, bahkan anak dari orang yang kaya juga tidak akan menolak uang ini.
"Huh!" Gavin mencibir setelah mendengarkan ini dan berkata, "Aku bisa langsung memberikan 2 miliar kepadamu, dan kamu memberitahu kepadaku alasan mengapa kamu ingin aku kembali bekerja."
Jika dia tidak tahu apa-apa, dia tidak akan kembali, lagipula gaji bulanan 200 juta tidak berarti apa-apa baginya.
“Kamu bisa langsung mengeluarkan 2 miliar?” Hari tidak percaya, walaupun Tuan Muda Sanjaya telah memberitahunya Gavin membeli sebuah rumah seharga lebih dari 20 miliar, dia juga tidak percaya Gavin memiliki kemampuan ini.
Bagaimanapun juga, siapapun yang ingin membeli rumah pasti sudah memiliki persiapan. Kemungkin dia sudah menabung lama dan mendapat uang tersebut dari berbagai tempat. Gavin , seorang pria yang ditelantarkan oleh orang tuanya, mungkin berpikir ingin memiliki sebuah rumah dan mendapatakan bantuan dari siapa, ataupun meminjam riba.
Karena dia bertanya kepada David setelah Gavin pergi, dan mengetahui bahwa Gavin tidak memiliki latar belakang, tidak memiliki dukugan apa pun di belakangnya, serta selama ini dia sangat miskin. Sebelumnya, dia harus bergantung pada kerabat untuk bertahan hidup.
Tidak tahu darimana datangnya uang untuk membeli vila. Setelah memikirkan, kemungkinan dia mendapatkan dengan cara yang tidak benar. Sekarang tidak mungkin dia dapat mengeluarkan uang 2 miliar dengan santai.
"Berikan nomor rekening padaku sekarang, aku langsung transfer 2 miliar kepadamu, kemudian ceritakan alasan mengapa kamu ingin aku kembali bekerja. Jika tidak, aku tidak akan kembali." Kata Gavin .
“Kalau begitu, jika kamu tidak bisa memberikan uang itu padaku, kamu harus kembali bekerja di MNC besok.” Hari bertaruh bahwa Gavin tidak mempunyai uang yang begitu banyak. Bahkan, dirinya sendiri juga tidak bisa memberikan 2 miliar begitu saja kepada seseorang. Serta bukan pinjam, tapi memberikan berarti hilang begitu saja.
"Oke, berikan nomor rekening padaku.” Hari ini dia menggunakan uang miliaran ini untuk membeli informasi. Lagipula, barang yang dia miliki adalah uang. Jika dia tidak tahu apa yang telah terjadi, dia akan merasa tidak nyaman.
Hari memberikan nomor kekeningnya kepada Gavin . Gavin langsung membuka aplikasi dan mentransfer uang 2 miliar. Kemudian dia mengangkat telepon dan melanjutkan, "Uang telah berikan kepadamu, katakan saja apa yang terjadi."
Hari tidak menjawab, karena sekarang dia sangat kaget.
Dia menerima pesan teks, rekeningnya memang bertambah uang 2 miliar, tidak lebih atau kurang satu rupiah pun. Ketika melihat uang ini, Hari tidak tahu dirinya harus bahagia atau bagaimana.
Karena walaupun tujuannya tercapai, keuntungan yang bisa dia dapatnya pada akhirnya mungkin tidak lebih dari 2 miliar, sehingga dia bimbang.
Tentu saja, yang lebih mengejutkannya adalah uang ini diberikan Gavin , seorang pria yang baru saja tamat sekolah dan semua orang mengatakan bahwa dia tidak punya uang.
Namun, sekarang uang sudah dia terima, maka dia harus menjalankan kesepakatan tadi. Hari menenangkan suasana hatinya dan berkata kepada Gavin : "Karena perusahaan kami memiliki satu proyek yang membutuhkan investasi dari Grup Atmaja ."
“Jadi sebelumnya kamu mengira aku adalah anak haram dari keluarga Atmaja dan memasuki aku ke perusahaan karena ini?” Gavin akhirnya mengerti, meskipun dia termasuk anak haram,hal ini juga tidak akan berpengaruh pada Hari .
Novel Terkait
Beautiful Lady
ElsaAdore You
ElinaMr Huo’s Sweetpie
EllyaUnlimited Love
Ester GohBehind The Lie
Fiona LeeCEO Daddy
TantoBeautiful Love
Stefen LeeGue Jadi Kaya×
- Bab 1 Uang Banyak Yang Jatuh Dari Langit
- Bab 2 Memandang Rendah
- Bab 3 Anjing Yang Memandang Rendah Orang
- Bab 4 Pergi Sana!
- Bab 5 Uang Kas Kelas
- Bab 6 Cerai
- Bab 7 Tuan Muda
- Bab 8 Beli!
- Bab 9 Tuan Muda Sanjaya
- Bab 10 Kakek!
- Bab 11 Orang Tidak Berguna Bagaikan Sampah
- Bab 12 Wajah Tidak Sabar
- Bab 13 Sedih
- Bab 14 Pelajar Miskin
- Bab 15 Orang Terpandang
- Bab 16 Saudara Miskin
- Bab 17 Kebenaran Terucap
- Bab 18 Mengantar Uang
- Bab 19 Halangan
- Bab 20 Dikeluarkan Dari Sekolah
- Bab 21 Mengadu
- Bab 22 Investasi
- Bab 23 Mengakui Kekalahan
- Bab 24 Salah Paham
- Bab 25 Berpura-Pura
- Bab 26 Pesta Kumpul Teman-Teman
- Bab 27 10 Miliar!
- Bab 28 Kebingungan Antara Yang Benar Dan Yang Salah
- Bab 29 Menjadi Pelindung
- Bab 30 Usaha
- Bab 31 Hambatan
- Bab 32 Pameran Kerja
- Bab 33 Berani Ikut Dalam Perekrutan
- Bab 34 Wawancara
- Bab 35 Manajer Hari
- Bab 36 Mengeluh
- Bab 37 Saldo Di Dalam Rekening
- Bab 38 Pilih Sendiri
- Bab 39 Tebak
- Bab 40 Orang Di Belakang Uang
- Bab 41 Undangan
- Bab 42 Tuan Sihotang
- Bab 43 Sebuah Pertunjukan Bagus
- Bab 44 Perjamuan Kencan Buta
- Bab 45 Mengacaukan Masalah
- Bab 46 Identitas
- Bab 47 Melakukan Sesuatu
- Bab 48 Bertambah Seorang Adik
- Bab 49 Menarik Orang
- Bab 50 Kontrak
- Bab 51 Membahas Tentang Perceraian Lagi
- Bab 52 Dua Miliar Rupiah
- Bab 53 Bergabung
- Bab 54 Resiko Yang Harus Ditanggung
- Bab 55 Tingkat Kepastian
- Bab 56 Penagihan Hutang
- Bab 57 Pembunuhan
- Bab 58 Beri Pelajaran
- Bab 59 Dijebak
- Bab 60 Pergi Untuk Mati
- Bab 61 Wanita Pembohong
- Bab 62 Melakukan Kerjasama
- Bab 63 Aku Menemukan Harta Karun Itu
- Bab 64 Kembali
- Bab 65 Penandatanganan Kontrak
- Bab 66 Audisi Bakat
- Bab 67 Kekurangan Orang
- Bab 68 Tersinggung
- Bab 69 Pemeliharaan
- Bab 70 Atas Nama Suami Dan Istri
- Bab 71 Pergi Ke Luar Negeri
- Bab 72 Tidak Akan Kubiarkan Lolos
- Bab 73 Menyadari
- Bab 74 Putri Yang Tidak Diakui
- Bab 75 Sampah
- Bab 76 Bersama
- Bab 77 Tidak Cukup Bagus
- Bab 78 Bos
- Bab 79 Tidak Bisa Memprovokasi
- Bab 80 Program Rekaman
- Bab 81 Protes
- Bab 82 Kinerja
- Bab 83 Lulus
- Bab 84 Salah Tafsir
- Bab 85 Kejutan
- Bab 86 Resmi Bercerai
- Bab 87 Tempat Parkir Harga Langit
- Bab 88 Mempermalukan Diri Sendiri
- Bab 89 Keluar
- Bab 90 Kehilangan Pekerjaan
- Bab 91 Mengangkat Jadi Anak
- Bab 92 Membeli Dengan Seenaknya
- Bab 93 Mengejar Artis
- Bab 94 Pinjam Uang
- Bab 95 Membuat Segalanya Sulit
- Bab 96 Dividen
- Bab 97 Menawar Harga
- Bab 98 Sudah Berencana Sebelumnya
- Bab 99 Hilang
- Bab 100 Bukan Siapa-Siapa
- Bab 101 Pingsan
- Bab 102 Harga Yang Menyakitkan
- Bab 103 Pengakuan
- Bab 104 Terkenal
- Bab 105 Pesta Minum Pribadi
- Bab 106 Membuat Masalah
- Bab 107 Ketidakcocokan
- Bab 108 Silakan
- Bab 109 Tanpa Keraguan
- Bab 110 Rasti Ada Di Sini
- Bab 111 Menyerah
- Bab 112 Hati
- Bab 113 Jalan Untuk Melangkah Mundur
- Bab 114 Mengundurkan Diri Dari Peperangan
- Bab 115 Sombong
- Bab 116 Memalukan
- Bab 117 Makan Gratis
- Bab 118 Skandal
- Bab 119 Memiliki Kesulitan
- Bab 120 Mengejar
- Bab 121 Hati Gadis
- Bab 122 Orang-Orang Di Belakang
- Bab 123 Bahaya
- Bab 124 Melampiaskan Amarah
- Bab 125 Artis
- Bab 126 Hasil Akhir