Gue Jadi Kaya - Bab 31 Hambatan
"Jika kamu melakukannya dengan baik, kamu tidak perlu menjadi manajer di sebuah restoran di masa depan, bisa bekerja di perusahaan, bertanggung jawab penuh atas urusan investasi. " Gavin berpikir pasti ada hal lain yang harus ditangani setelah investasi.
Tidak masalah membiarkan adrian tetap memegang kendali. Dia datang ke sini beberapa kali, adrian selalu sangat baik padanya, dan juga secara aktif membantu, meski hanya karena ada perlu, dia orang yang tidak jahat, ke depan meminta dia membantu dirinya juga baik.
Mendengar apa yang dikatakan Gavin, mata adrian berbinar, jika dia dapat melakukan berbagai hal di bawah naungan Gavin, tentu itu jauh lebih baik daripada menjadi manajer di Queenzy. Disini dia hanya bisa mendapatkan komisi, uang yang diperoleh dari memeras keringat dan merendahkan diri, Gavin adalah paha ayam empuk, selama dia di bawah Gavin, akan ada lebih banyak kesempatan untuk bermain, tidak perlu memikirkan perasaan orang lain dalam segala hal.
Jadi dia langsung setuju: "Oke, aku segera mengundurkan diri dari posisi aku saat ini, aku akan bekerja di bawah tangan kamu, tuan atmaja. " "Jangan lupa, aku tidak ingin membeberkan identitas diriku, di depan orang lain, kamu masih bos-nya, aku hanya bawahan kamu. "Gavin mengingatkannya. "Baik, aku akan ingat. ” Adrian menepuk dadanya berjanji. Kemudian keduanya membahas bisnis, bagaimana cara berinvestasi di perusahaan Rasti, dan berapa banyak uang yang digunakan untuk investasi.
Ini adalah kesempatan, bertahun-tahun ini, meski Rasti tidak sukarela, tapi begitu banyak uang yang dikumpulkan oleh dirinya, kali ini dialah harus berterima kasih kepada Rasti. Diskusi ini memakan waktu satu malam, Gavin tertidur dalam keadaan lelah di pagi hari.
Belum tidur lama, terbangun oleh dering telepon yang terus menerus, Gavin menjawab telepon tanpa membuka matanya. "Gavin, kamu sudah mati ya, hari ini adalah bursa kerja, kamu hanya ingin menjadi pelayan seumur hidup? "Rasti dibuat marah oleh Gavin, di waktu lain terlambat masih tidak apa, hari ini dia berani terlambat, dia benar-benar tidak menganggap serius kehidupan dirinya. "Aah, maaf, aku akan bergegas sekarang. "Gavin kaget.
Dia benar-benar melupakannya, bagaimanapun, bursa kerja tidak penting baginya sekarang, dia berpartisipasi juga untuk kepentingan Rasti. "Kamu bisa melupakan hal-hal seperti itu, aku pikir kamu benar-benar tidak ingin maju, aku akan memberi kamu dua puluh menit, jika kamu belum tiba dalam dua puluh menit, mati kau. "Rasti menutup telepon dengan marah.
Dia telah memberi tahu Gavin beberapa kali tentang perekrutan kerja sebelumnya, Gavin sangat setuju, tapi saat waktunya tiba, masih tidak berpikir untuk membuat kemajuan sama sekali, dia benar-benar sial seumur hidup bertemu dengan pria seperti itu. Rasti menggelengkan kepalanya tanpa daya. "Rasti, apa yang salah denganmu, kenapa kamu cemberut? " "Tidak masalah, jangan pedulikan ini Tuan Aksa, terlalu remeh kalau buat kamu. "Rasti berkata pada David dengan sangat ramah.
Perusahaannya juga datang untuk menghadiri bursa kerja sekolah kali ini. "Jangan panggil Tuan Aksa, ketemu di luar sudah berkali-kali, kamu bisa memanggil aku Bang Aksa mulai sekarang. David berinisiatif mendekati Rasti.
Rasti mundur selangkah, dengan senyum canggung, dia berkata, "Aku tidak berani memanggilmu memanggilmu Tuan Aksa untuk jadi abangku, aku akan panggil kamu Tuan Aksa saja. " Ini juga selangkah lebih dekat, David tidak melanjutkan topik yang tidak berguna ini, sebaliknya, dia terus bertanya: "Apakah ada hal yang mengganggumu barusan?"
"Tidak ada, ini semua masalah pribadiku, kamu tidak perlu mempedulikannya. "Sedikit orang yang peduli dengan bisnis pendidikan, kamu tidak dapat menemukan investor kan. "David berkata dengan cerdas. Mendengarkan dia berbicara tentang ini, Rasti merasa semakin kesal, dia tidak dapat menemukan investor, tapi Rasti bukanlah seseorang yang ingin orang lain bersedekah kepadanya, dia ingin membuka perusahaan ini, itu semua tergantung dari usahanya sendiri, tidak ingin menerima bantuan orang lain.
Melihat wajah Rasti tidak nyaman, David merasa dirinya benar, dia menegakkan dadanya dan berkata, "Sebenarnya, kamu tidak perlu khawatir, hanya dengan hubungan di antara kita, selama kamu meminta dengan baik, aku dapat segera meminta departemen investasi untuk membantu kamu, selama semuanya memenuhi syarat, investasi akan segera dibayarkan. "
"Terima kasih, tapi tidak perlu. "Rasti menolak David, wajahnya menjadi lebih dingin, dia bahkan tidak ingin melihat David lagi, meninggalkan dirinya. Rasti yang semakin cuek pada dirinya, membuat David lebih peduli tentang dia, karena dirinya orang yang memiliki gengi tinggi, sejak masih muda, selalu dipuja oleh orang lain, Rasti memberinya perasaan yang berbeda, karena itulah ia dengan aktif menghubungi Rasti.
Hanya saja Rasti selalu menolak, ini membuatnya bertekad untuk memiliki Rasti.
Tapi dia juga memikirkan dirinya, kenapa Rasti selalu bersikap dingin pada dirinya, dia tidak mau percaya bahwa itu adalah kekurangan dirinya, pasti ada alasan lain, hanya saja dia belum menemukannya.
Bahkan jika Rasti pergi, dia masih mengikuti, pergi dengan Rasti, dia juga berkata dengan suara yang terdengar tinggi: "Aku tidak akrab dengan sekolah kalian, mau sedikit cerita sama kamu, kamu bisa ceritakan sedikit murid di sekolah kalian, hanya dengan begitu aku dapat mengetahui siapa yang cocok untuk aku rekrut ke perusahaan. "
Topik yang dia cari sudah tepat, Rasti tidak bisa menolak, dia tidak punya pilihan selain memperkenalkan kepada dia. Sampai dua puluh menit berlalu, Rasti segera menghentikan percakapan dengan David, di gerbang sekolah, David masih mengikutinya.
Terlihat Gavin bergegas ke sekolah. "Kenapa kamu baru datang sekarang? Tidak masalah jika kamu terlambat di waktu biasa, namun sekarang kamu berani terlambat disaat kamu dapat mengubah hidupmu, apa lagi yang tidak berani kamu lakukan? "Rasti berkata pada Gavin dengan marah.
"Aku terlalu lelah karena bekerja lembur tadi malam, hanya sedikit pusing di pagi hari tadi, bagaimanapun, bursa kerja belum berakhir, aku akan pergi sekarang. "Kata Gavin. “pergi, bagaimana kamu pergi kesana? Mana resume pekerjaanmu? ” Tanya Rasti.
Gavin mana mungkin berpikir untuk mempersiapkan ini, melihatnya dengan canggung.
Rasti menatapnya dengan marah. Rasti memberinya dokumen yang terus dibawa olehnya: "Aku tahu kamu tidak akan punya persiapan, aku membuatkan ini untukmu, bawalah resume ini untuk berbicara dengan perekrut, jika kamu tidak mendapatkan pekerjaan saat ini, kamu sendiri yang akan menyesal di masa depan. "
Gavin menerima dokumen tersebut, tersenyum dan berterima kasih: "Terima kasih!"
"Jangan tertawa di depanku, cepat pergi dan dapatkan pekerjaan itu. ", Rasti mendesaknya untuk segera pergi. Gavin tidak berani menunda, dia pergi ke bursa kerja dengan resume dirinya. Untuk meyakinkan Rasti, bagaimanapun, dia harus mencari pekerjaan untuk dirinya hari ini. Setelah Gavin pergi, David tiba-tiba mengerti, alasan yang dia selalu cari adalah Gavin, meski sikap Rasti terhadap Gavin tidak terlalu baik, tapi dari sikap Rasti yang peduli pada Gavin, dan setiap mereka janjian untuk bertemu beberapa kali Gavin selalu ada di sana setiap saat, awalanya dia berpikir ini hanya sebuah kebetulan semata, tapi sepertinya bukan.
Novel Terkait
Hidden Son-in-Law
Andy LeeCinta Yang Tak Biasa
WennieCintaku Pada Presdir
NingsiMr. Ceo's Woman
Rebecca WangMenaklukkan Suami CEO
Red MapleCinta Di Balik Awan
KellyThe Comeback of My Ex-Wife
Alina QueensGue Jadi Kaya×
- Bab 1 Uang Banyak Yang Jatuh Dari Langit
- Bab 2 Memandang Rendah
- Bab 3 Anjing Yang Memandang Rendah Orang
- Bab 4 Pergi Sana!
- Bab 5 Uang Kas Kelas
- Bab 6 Cerai
- Bab 7 Tuan Muda
- Bab 8 Beli!
- Bab 9 Tuan Muda Sanjaya
- Bab 10 Kakek!
- Bab 11 Orang Tidak Berguna Bagaikan Sampah
- Bab 12 Wajah Tidak Sabar
- Bab 13 Sedih
- Bab 14 Pelajar Miskin
- Bab 15 Orang Terpandang
- Bab 16 Saudara Miskin
- Bab 17 Kebenaran Terucap
- Bab 18 Mengantar Uang
- Bab 19 Halangan
- Bab 20 Dikeluarkan Dari Sekolah
- Bab 21 Mengadu
- Bab 22 Investasi
- Bab 23 Mengakui Kekalahan
- Bab 24 Salah Paham
- Bab 25 Berpura-Pura
- Bab 26 Pesta Kumpul Teman-Teman
- Bab 27 10 Miliar!
- Bab 28 Kebingungan Antara Yang Benar Dan Yang Salah
- Bab 29 Menjadi Pelindung
- Bab 30 Usaha
- Bab 31 Hambatan
- Bab 32 Pameran Kerja
- Bab 33 Berani Ikut Dalam Perekrutan
- Bab 34 Wawancara
- Bab 35 Manajer Hari
- Bab 36 Mengeluh
- Bab 37 Saldo Di Dalam Rekening
- Bab 38 Pilih Sendiri
- Bab 39 Tebak
- Bab 40 Orang Di Belakang Uang
- Bab 41 Undangan
- Bab 42 Tuan Sihotang
- Bab 43 Sebuah Pertunjukan Bagus
- Bab 44 Perjamuan Kencan Buta
- Bab 45 Mengacaukan Masalah
- Bab 46 Identitas
- Bab 47 Melakukan Sesuatu
- Bab 48 Bertambah Seorang Adik
- Bab 49 Menarik Orang
- Bab 50 Kontrak
- Bab 51 Membahas Tentang Perceraian Lagi
- Bab 52 Dua Miliar Rupiah
- Bab 53 Bergabung
- Bab 54 Resiko Yang Harus Ditanggung
- Bab 55 Tingkat Kepastian
- Bab 56 Penagihan Hutang
- Bab 57 Pembunuhan
- Bab 58 Beri Pelajaran
- Bab 59 Dijebak
- Bab 60 Pergi Untuk Mati
- Bab 61 Wanita Pembohong
- Bab 62 Melakukan Kerjasama
- Bab 63 Aku Menemukan Harta Karun Itu
- Bab 64 Kembali
- Bab 65 Penandatanganan Kontrak
- Bab 66 Audisi Bakat
- Bab 67 Kekurangan Orang
- Bab 68 Tersinggung
- Bab 69 Pemeliharaan
- Bab 70 Atas Nama Suami Dan Istri
- Bab 71 Pergi Ke Luar Negeri
- Bab 72 Tidak Akan Kubiarkan Lolos
- Bab 73 Menyadari
- Bab 74 Putri Yang Tidak Diakui
- Bab 75 Sampah
- Bab 76 Bersama
- Bab 77 Tidak Cukup Bagus
- Bab 78 Bos
- Bab 79 Tidak Bisa Memprovokasi
- Bab 80 Program Rekaman
- Bab 81 Protes
- Bab 82 Kinerja
- Bab 83 Lulus
- Bab 84 Salah Tafsir
- Bab 85 Kejutan
- Bab 86 Resmi Bercerai
- Bab 87 Tempat Parkir Harga Langit
- Bab 88 Mempermalukan Diri Sendiri
- Bab 89 Keluar
- Bab 90 Kehilangan Pekerjaan
- Bab 91 Mengangkat Jadi Anak
- Bab 92 Membeli Dengan Seenaknya
- Bab 93 Mengejar Artis
- Bab 94 Pinjam Uang
- Bab 95 Membuat Segalanya Sulit
- Bab 96 Dividen
- Bab 97 Menawar Harga
- Bab 98 Sudah Berencana Sebelumnya
- Bab 99 Hilang
- Bab 100 Bukan Siapa-Siapa
- Bab 101 Pingsan
- Bab 102 Harga Yang Menyakitkan
- Bab 103 Pengakuan
- Bab 104 Terkenal
- Bab 105 Pesta Minum Pribadi
- Bab 106 Membuat Masalah
- Bab 107 Ketidakcocokan
- Bab 108 Silakan
- Bab 109 Tanpa Keraguan
- Bab 110 Rasti Ada Di Sini
- Bab 111 Menyerah
- Bab 112 Hati
- Bab 113 Jalan Untuk Melangkah Mundur
- Bab 114 Mengundurkan Diri Dari Peperangan
- Bab 115 Sombong
- Bab 116 Memalukan
- Bab 117 Makan Gratis
- Bab 118 Skandal
- Bab 119 Memiliki Kesulitan
- Bab 120 Mengejar
- Bab 121 Hati Gadis
- Bab 122 Orang-Orang Di Belakang
- Bab 123 Bahaya
- Bab 124 Melampiaskan Amarah
- Bab 125 Artis
- Bab 126 Hasil Akhir