Gue Jadi Kaya - Bab 89 Keluar
"Hmph, kalau kamu berani memberinya meja itu hari ini, maka aku akan membuatmu dipecat sebentar lagi." Kata pria itu.
Ronald menoleh dan menatapnya dengan marah sambil berkata "Kamu gila ya, kenapa kamu mengganggu si pelayan, bukannya kamu sendiri memiliki restoran? Apa karena makanan di restoranmu tidak terasa enak, jadi kamu datang ke tempat ini? "
Ronald menatapnya dengan sarkastik.
"Emang kenapa, aku cuma ingin makan dengan pacarku, soalnya dia suka makan di sini." Pria itu memanggil seorang wanita di sebelahnya dan wanita itu berjalan menatapnya dengan penuh kasih sayang.
Ronald melihat wajah wanita itu dan menjadi semakin marah.
Setelah semua orang melihatnya, pria itu lalu mengulurkan tangannya dan melingkarkan lengannya di bahu wanita itu sambil mengatakan kepada Ronald "Ah.. aku hampir saja lupa, aku seharusnya memberi tahu Nora, sebenarnya dia membencimu, makanya dia menolakmu dan memilihku. "
Ronald mengertakkan gigi mendengar kata-katanya. Wajah memerah marah dan dia merasa sangat jengkel. Lalu Ronald langsung mengangkat tangannya dan menarik kerah baju pria itu dan berkata, "Biondi Grundi kamu sudah keterlaluan!"
Biondi yang melihat tangan Ronald yang memegang kerahnya, tampak tidak takut sama sekali dan langsung berkata dengan sombong "Hahh… Apa? Apa kamu mau semua orang tahu dengan apa yang sudah kamu lakukan? Drama besar untuk menembak Nora ? Apa kamu tahu kamu itu siapa? Hah! Kamu pikir kamu itu pantas untuk jadi pacarnya, hah?”
"Iya, betul sekali Biondi sayang, mana mungkin aku menyukainya? Dia saja baru bisa keluar dari pintu kecil rumahnya. Bahkan aku juga tidak tahu berapa banyak uang yang sudah dia pinjam untuk kuliah di universitas kita. Aku dengar dia sampai menggadaikan rumahnya untuk kuliah di universitas kita. Kenapa sih dia tidak bisa membaca situasinya, kalau semua itu akan percuma.” Nora juga mengikuti kata Biondi.
Ronald merasa jengkel dengan apa yang mereka berdua katakan, karena yang mereka berdua katakan adalah kebenaran. Memang betul keluarganya menghabiskan banyak uang untuk menguliahkannya di universitas hingga terpaksa meminjam uang.
Jika mereka mengatakan pada dirinya sendiri tentang hal - hal seperti itu, mungkin Ronald hanya akan menertawakannya. Tetapi sekarang ada Gavin di belakangnya, seorang teman yang baru saja dia kenal, Ronald khawatir kalau Gavin tidak mau lagi berteman dengannya ketika dia mengetahui tentang hal ini.
"Sama sepertimu, yang cuma bisa berbohong kepada anak kecil. Ronald menyukaimu karena saat itu dia tengah buta. Tapi aku senang karena kamu sudah menolaknya, jika tidak aku jamin dia akan menyesali seumur hidup." Gavin berjalan mendekat dan berkata pada Nora .
"Siapa kamu?" Tanya Biondi sambil menatap Gavin.
"Teman Ronald, jadi kami yang datang pertama kali ke tempat ini dan juga yang memesan meja itu dulu. Sehingga meja itu tidak akan diberikan kepadamu hari ini, jadi sebaiknya kamu mencari tempat lain dengan pacarmu." Gavin meraih tangan Ronald, agar melepaskan Biondi.
Ronald sedikit terkejut, karena dia tidak mengira kalau Gavin akan rela membantunya, meskipun sebenarnya kata-katanya sangat kasar.
Umum seseorang akan memperlakukan seseorang dengan sangat baik terutama pada mereka yang berasal dari universitasnya. Sadar atau tidak, dia tidak akan menyinggung perasaan Biondi, tetapi Gavin sudah terlanjur melakukannya. Jadi Ronald sekarang sangat khawatir kalau Gavin akan mendapatkan masalah di kemudian hari.
"Huh, jadi kalian sekumpulan ular dan tikus yah, kalian berdua memang sama saja. Dengar yah, kalian berdua itu tidak bisa disamakan denganku. Sekarang cepatlah pergi dan jangan coba - coba untuk membuatku marah." Biondi memandang Gavin dengan sangat arogan.
"Tentu saja kami berdua bukan orang yang sama denganmu, aku sendiri justru jauh lebih baik dari padamu. Dan aku katakan kepadamu, kamu sebaiknya tidak mencari masalah denganku. Asal kamu tahu saja, aku berbeda dengan Ronald. Dia mungkin takut padamu, tapi aku akan benar-benar memukulmu. Selain itu aku juga mengenal banyak gangster jalanan dan mereka tahu tentang memukuli orang sepanjang hari. Jadi aku akan membiarkan mereka mencarimu dan memastikan kalau kamu tidak akan pernah bisa hidup dengan tenang setelah ini." Gavin berkata kasar.
"Maksud kamu apa hah? Apa kamu tahu siapa ayahku?"
"Ya, aku sudah lama tidak mendengar hal seperti ini untuk waktu yang sangat lama. Orang yang tidak memiliki kemampuan apa - apa, yang hanya bisa menyelesaikan masalah bergantung pada keluarganya. Dengar kamu itu bukan anak kecil lagi sekarang. Apa aku perlu keluar untuk membeli permen untuk menenangkanmu?" Hal semacam ini Gavin pelajari dari Rasti dan mengetahui cara untuk mengolok - olok orang adalah yang paling menyakitkan.
Dan betul juga Biondi marah besar mendengar apa yang Gavin katakan dan langsung berteriak "Apa kamu bilang? Memangnya siapa yang bergantung pada keluarga? Kamu berani - beraninya menantangku! Asal kamu tahu yah, aku sendiri sudah cukup untuk menghajarmu tau. Kamu itu cuma ikan kecil, kalau kamu mau pake gangster, aku juga akan pakai gangster untuk menghabisimu!"
"Kalian lihat, dasar orang barbar, orang barbar, dia juga mengatakan betapa hebatnya dia, hingga berani menyerobot antrian orang dan bila kami tidak memberikan meja itu padany. Dia akan mengundang seseorang untuk memukulku, untuk menunjukkan wajah orang tuanya! "Gavin berkata dengan keras.
"Iyah, aku akan menghajarmu, supaya kamu tahu rasa.” Kata Biondi dengan arogan.
"Oh, jadi begitu, kita lihat bagaimana pendapat orang - orang dan kita lihat, siapa yang salah. Kami yang pertama datang untuk makan di sini. Lalu kamu tiba - tiba datang memotong antrian dan akan menyewa orang untuk memukul kami. Apakah namamu Biondi Grundi? Bukannya ayahmu punya bisnis hotel yah? Apakah ada orang di sekitar sini yang mengenalnya? atau adakah yang mau menelepon ayahnya, lalu menanyakan bagaimana keluarganya mendidik putra mereka!” Gavin berkata sambil melihat orang-orang di sekitarnya.
Biondi yang merasa aneh mencoba untuk melihat sekelilingnya. Lalu menyadari kalau ada banyak orang yang memperhatikannya. Mereka semua tertarik dengan pertengkaran Gavin dengan Biondi dan Biondi yang akan memukul seseorang jika tidak mendapat meja. Gavin memang sengaja memancingnya agar Biondi marah. Saat Gavin berbicara, hanya mereka berempat yang bisa mendengar, tetapi semua orang bisa mendengar teriakan Biondi.
Benar saja orang - orang mulai menyadari siapa Biondi yang sebenarnya. Dan mereka mulai membicarakan anak dari keluarga Grundi yang memiliki usaha hotel, yang berani bertindak arogan.
"Ternyata anak dari Bos Grundi tidak tahu malu, cuma karena sebuah meja, dia akan mengundang gangster. Memangnya siapa yang akan mau berbisnis lagi dengannya mulai sekarang?
"Iya, Bos Grundi itu sangat hebat, karena dia memiliki beberapa hotel kelas atas di kota ini. Dan dia juga sangat baik kepada orang-orang. Aku tidak menyangka kalau putranya ternyata seperti itu. Hah, sayang sekali kalau putranya sampai dibiarkan mewarisi hotel keluarga. Bisa - bisa para staf hotel akan bertindak seenaknya di masa depan. "
Diskusi mereka akhirnya sampai ke telinga Biondi dan dia menjadi marah dan takut. Marah karena mereka merendahkan dirinya dan takut karena jika hal ini sampai diketahui oleh ayahnya.
Sebab ayahnya selalu mendidiknya, jika orang lain bersikap buruk, dia tetap harus menjaga etikanya. Jika sampai ayahnya tahu, maka uang sakunya bisa dihilangkan selama beberapa bulan dan Biondi tidak akan pernah bisa pergi dengan bebas di masa depan.
Dia menatap Gavin dengan galak dan berbisik pada pacarnya “Ya sudah, ayo pergi."
Setelah berbicara seperti itu, Biondi segera pergi dengan cepat agar tidak timbul masalah yang lebih besar hingga membuat ayahnya tahu.
Begitu Biondi pergi, Gavin lalu berkata kepada pelayan "Bisakah kamu mengantar kami ke meja?"
"Oh iya, tentu saja Pak, mari silahkan lewat sini." Pelayan itu berkata dengan hormat.
Gavin menarik Ronald dan keduanya pergi ke meja bersama. Setelah pelayan itu pergi Ronald mengaguminya dan berkata "Kamu memang hebat, tahu bagaimana membungkamnya."
"Dari pandangan pertama, aku sudah tahu kalau Biondi itu tipe orang yang tidak berani melakukan hal jelek di rumah. Dia itu hanya berani melakukan hal seperti tadi di luar. Bahkan mungkin dia juga sangat rendah hati di rumahnya sendiri." Gavin tahu kalau orang yang arogan seperti itu, pasti akan melampiaskan rasa tertekannya.
Novel Terkait
The Comeback of My Ex-Wife
Alina QueensHidden Son-in-Law
Andy LeeMeet By Chance
Lena TanLelah Terhadap Cinta Ini
Bella CindyCEO Daddy
TantoBack To You
CC LennyCinta Tapi Diam-Diam
RossieGue Jadi Kaya×
- Bab 1 Uang Banyak Yang Jatuh Dari Langit
- Bab 2 Memandang Rendah
- Bab 3 Anjing Yang Memandang Rendah Orang
- Bab 4 Pergi Sana!
- Bab 5 Uang Kas Kelas
- Bab 6 Cerai
- Bab 7 Tuan Muda
- Bab 8 Beli!
- Bab 9 Tuan Muda Sanjaya
- Bab 10 Kakek!
- Bab 11 Orang Tidak Berguna Bagaikan Sampah
- Bab 12 Wajah Tidak Sabar
- Bab 13 Sedih
- Bab 14 Pelajar Miskin
- Bab 15 Orang Terpandang
- Bab 16 Saudara Miskin
- Bab 17 Kebenaran Terucap
- Bab 18 Mengantar Uang
- Bab 19 Halangan
- Bab 20 Dikeluarkan Dari Sekolah
- Bab 21 Mengadu
- Bab 22 Investasi
- Bab 23 Mengakui Kekalahan
- Bab 24 Salah Paham
- Bab 25 Berpura-Pura
- Bab 26 Pesta Kumpul Teman-Teman
- Bab 27 10 Miliar!
- Bab 28 Kebingungan Antara Yang Benar Dan Yang Salah
- Bab 29 Menjadi Pelindung
- Bab 30 Usaha
- Bab 31 Hambatan
- Bab 32 Pameran Kerja
- Bab 33 Berani Ikut Dalam Perekrutan
- Bab 34 Wawancara
- Bab 35 Manajer Hari
- Bab 36 Mengeluh
- Bab 37 Saldo Di Dalam Rekening
- Bab 38 Pilih Sendiri
- Bab 39 Tebak
- Bab 40 Orang Di Belakang Uang
- Bab 41 Undangan
- Bab 42 Tuan Sihotang
- Bab 43 Sebuah Pertunjukan Bagus
- Bab 44 Perjamuan Kencan Buta
- Bab 45 Mengacaukan Masalah
- Bab 46 Identitas
- Bab 47 Melakukan Sesuatu
- Bab 48 Bertambah Seorang Adik
- Bab 49 Menarik Orang
- Bab 50 Kontrak
- Bab 51 Membahas Tentang Perceraian Lagi
- Bab 52 Dua Miliar Rupiah
- Bab 53 Bergabung
- Bab 54 Resiko Yang Harus Ditanggung
- Bab 55 Tingkat Kepastian
- Bab 56 Penagihan Hutang
- Bab 57 Pembunuhan
- Bab 58 Beri Pelajaran
- Bab 59 Dijebak
- Bab 60 Pergi Untuk Mati
- Bab 61 Wanita Pembohong
- Bab 62 Melakukan Kerjasama
- Bab 63 Aku Menemukan Harta Karun Itu
- Bab 64 Kembali
- Bab 65 Penandatanganan Kontrak
- Bab 66 Audisi Bakat
- Bab 67 Kekurangan Orang
- Bab 68 Tersinggung
- Bab 69 Pemeliharaan
- Bab 70 Atas Nama Suami Dan Istri
- Bab 71 Pergi Ke Luar Negeri
- Bab 72 Tidak Akan Kubiarkan Lolos
- Bab 73 Menyadari
- Bab 74 Putri Yang Tidak Diakui
- Bab 75 Sampah
- Bab 76 Bersama
- Bab 77 Tidak Cukup Bagus
- Bab 78 Bos
- Bab 79 Tidak Bisa Memprovokasi
- Bab 80 Program Rekaman
- Bab 81 Protes
- Bab 82 Kinerja
- Bab 83 Lulus
- Bab 84 Salah Tafsir
- Bab 85 Kejutan
- Bab 86 Resmi Bercerai
- Bab 87 Tempat Parkir Harga Langit
- Bab 88 Mempermalukan Diri Sendiri
- Bab 89 Keluar
- Bab 90 Kehilangan Pekerjaan
- Bab 91 Mengangkat Jadi Anak
- Bab 92 Membeli Dengan Seenaknya
- Bab 93 Mengejar Artis
- Bab 94 Pinjam Uang
- Bab 95 Membuat Segalanya Sulit
- Bab 96 Dividen
- Bab 97 Menawar Harga
- Bab 98 Sudah Berencana Sebelumnya
- Bab 99 Hilang
- Bab 100 Bukan Siapa-Siapa
- Bab 101 Pingsan
- Bab 102 Harga Yang Menyakitkan
- Bab 103 Pengakuan
- Bab 104 Terkenal
- Bab 105 Pesta Minum Pribadi
- Bab 106 Membuat Masalah
- Bab 107 Ketidakcocokan
- Bab 108 Silakan
- Bab 109 Tanpa Keraguan
- Bab 110 Rasti Ada Di Sini
- Bab 111 Menyerah
- Bab 112 Hati
- Bab 113 Jalan Untuk Melangkah Mundur
- Bab 114 Mengundurkan Diri Dari Peperangan
- Bab 115 Sombong
- Bab 116 Memalukan
- Bab 117 Makan Gratis
- Bab 118 Skandal
- Bab 119 Memiliki Kesulitan
- Bab 120 Mengejar
- Bab 121 Hati Gadis
- Bab 122 Orang-Orang Di Belakang
- Bab 123 Bahaya
- Bab 124 Melampiaskan Amarah
- Bab 125 Artis
- Bab 126 Hasil Akhir