Gue Jadi Kaya - Bab 83 Lulus
"Halo semuanya, perkenalkan nama saya Fani, aku berasal dari Sukabumi dan umurku 23 tahun tahun. Aku baru saja lulus dari akademi tari dan yang saya pelajari adalah tarian tradisional." Fani memperkenalkan diri setelah pertunjukan.
"Fani." Gavin membisikkan nama itu. Ternyata suaranya juga enak di dengar dan orangnya juga sangat cantik. Tariannya tadi juga sangat menawan jujur, sejujurnya Gavin sangat menyukainya. Jadi Gavin berpikir untuk memintanya menandatangani kontrak di perusahaannya.
Jelas Gavin juga tidak sendirian dalam memikirkan hal itu. Karena juri lainnya juga menunjukkan perhatian yang luar biasa pada Fani. Setelah mengajukan beberapa pertanyaan Gavin tahu dari jawabannya kalau Fani baru saja lulus dari universitas. Dan karena kemampuan menarinya yang luar biasa Fani tidak hanya ingin menjadi guru tradisional tari saja, melainkan ingin mencari nama di industri hiburan.
Dia tidak memiliki orang kuat dibelakangnya, serta belum melakukan kontrak dengan perusahaan, sehingga Gavin mereasa kalau dia masih memiliki kesempatan.
Penampilan akhirnya tidak membuat Gavin merasa sia - sia, dan setelah memperhatikan Fani, Gavin melamun lagi.
Setelah pertunjukan berakhir, dan tugas Gavin sebagai juri juga selesai, dia langsung menelepon Letto, untuk memintanya pergi dan menandatangani kontrak dengan Fani. Karena Gavin tidak bisa dengan mudah menunjukkan sosoknya. Bagaimanapun juga perusahaan mereka memiliki prioritas, jadi cukup serahkan saja semuanya pada Letto.
Setelah Gavin selesai, dia langsung pulang ke rumahnya, dan saat Gavin bersiap untuk beristirahat teleponnya berdering.
Ternyata itu dari Rasti, dan Gavin yang menerima panggilan itu merasa sedikit curiga, karena tidak tahu kenapas Rasti meneleponnya?
"Apa kamu tahu besok hari apa?" Rasti bertanya langsung tanpa mengucapkan sepatah kata pun.
"Hmmmm, memang hari apa?" Gavin berpikir sejenak.
Tanpa diduga.
"Besok adalah hari dimana kamu mengumpulkan laporanmu ke sekolah, dan setelah itu kamu akan lulus. " Rasti tahu bahwa Gavin pasti akan melupakan persoalan ini.
Gavin benar-benar akan bebas setelah meninggalkan sekolah. Rasti pun tidak akan bisa bertemu lagi dengan Gavin, dan bagaimana bisa Rasti justru mengingatkan Gavin kalau besok adalah hari dimana Gavin harus kembali ke sekolah untuk mengumpulkan laporan dan menerima kelulusan.
"Oh ya, aku tahu itu, aku akan kembali ke sekolah besok.“ Gavin benar-benar lupa kalau belum lulus dari sekolah awalnya.
Dalam waktu singkat lebih dari sebulan, semua yang dialami oleh Gavin sama sekali tidak seperti seorang siswa.
"Setelah kamu lulus, dan setelah pekerjaanku selesai, kamu harus ikut pulang denganku sebab permasalahan di antara kita harus segera diselesaikan." Rasti mencoba mengingatkannya.
"Apakah kamu masih ingin menceraikanku?" Gavin mengira hubungan mereka sedikiti membaik belakangan ini, dan tidak berpikir kalau Rasti ingin tetap menceraikan dirinya.
"Sudah tidak ada gunanya kalau kita tetap menjalankan hubungan seperti ini. Aku juga sudah terus membantumu selama ini. Dan setelah membesarkanmu cukup lama, akhrinya kamu lulus. Selanjutnya kamu harus menentukan jalanmu sendiri, atau apa kamu ingin agar aku terus merawatmu selamanya?" Jika Gavin berani berbicara dan membantah, Rasti pasti akan memarahinya sampai mati.
Tentu saja Gavin tidak akan mengatakan itu, karena Gavin sudah hidup dengan Rasti untuk waktu yang lama. Rasti juga ingin meraih impiannya, karena Rasti sudah terkunci terlalu lama, sehingga Rasti ingin membebaskan dirinya. Sebab Rasti sudah tidak tahan lagi.
Bagaimanapun juga, Rasti adalah wanita yang sangat berjasa padanya. Sehingga satu - satunya cara untuk membalasnya adalah dengan mendoakan supaya Rasti dapat mewujudkan keinginannya. Meski sudah berpikir seperti itu, Gavin masih merasa sedikit tidak nyaman.
Gavin akhirnya setuju untuk mengikuti rencana Rasti dan menutup telepon.
Gavin hanya diam saja setelah menutup telepon. Ketika mereka berdua menikah, Gavin tidak dapat mencegahnya begitu juga ketika mereka akan bercerai. Bahkan sekarang Gavin merasa sebagai orang yang sudah bercerai.
Gavin mencoba mengingat tentang hari-hari saat tinggal bersama dengan Rasti, terutama saat mereka belum menikah. Karena sisanya adalah pengalaman yang tidak menyenangkan. Di mata Rasti, Gavin bahkan salah kalau bernafas.
Dia tetap dalam keadaan diam, sampai Levina pulang. Levina merasa suasana rumah sangat aneh saat membuka pintu. Setelah mengganti sepatu Levina naik dan melihat Gavin yang hanya diam saja, lalu bertanya, "Kamu kenapa?"
Gavin tersadar dan berkata, "Istriku ingin menceraikanku."
"Apakah dia guru yang aku ikut temui itu?" Levina mencoba mengingat istri Gavin.
Jika Levina belum pernah bertemu dengannya sebelumnya. Levina sebenarnya ingin melupakan kalau Gavin sudah pernah menikah. Karena sebenarnya situasinya tidak ada bedanya antara Gavin memiliki istri atau tidak.
"Iyah, besok aku akan pergi ke sekolah untuk acara kelulusan dan setelah itu kami mungkin akan membicarakan tentang perceraian. "
“Sebenarnya tidak ada bedanya kalau Rasti menjadi istrimu atau tidak. Kakak, kamu itu orang yang sangat baik, pasti akan banyak wanita dluar sana yang ingin hidup bersamamu." Bagi Levina, perceraian Gavin adalah berita yang bagus. Lagi pula Rasti juga tidak cukup baik pada Gavin, sehingga Gavin pantas mendapatkan yang lebih baik.
Gavin hanya menggelengkan kepalanya tanpa berkata apa-apa, lalu kembali ke kamar untuk beristirahat.
Keesokan paginya, Gavin pergi ke Warrior untuk mendapatkan bukti sertifikat magang dan evaluasi. Meskipun Gavin hanya datang sekali yaitu ketika mencari perusahaan ini. Tetapi Gavin telah memberikan kesan yang terlalu dalam pada orang - orang di perusahgaan, sehingga ketika dia tiba orang - orang di perusahaan langsung mengenalinya.
Sekelompok orang di pintu bertanya padanya, "Mengapa kamu ada di sini? Apa kamu belum mendengar berita terakhir? "
"Hah…..berita apa?"
Gavin yang akan masuk ke perusahan berhenti dan bertanya pada mereka, "Perusahaan akan ditutup karena Bos ingin menjual perusahaannya, dan sekarang Bang Bobby dan yang lainnya sedang meminta upah. "
"Tutup?" Apakah perusahaan ini bangkrut?
"Iya, karena Bos sudah tidak mau melanjutkan usaha, lalu kami semua dan Bang Bobby masih belum tahu harus berbuat apa di masa depan."
Ini adalah hal yang paling menyedihkan bagi mereka sekarang. Mereka sudah lama mengikuti Bang Bobby di perusahaan ini. Sekarang Bos mereka bilang kalau tidak akan melanjutkan usaha, dan sebentar lagi mereka semua akan menjadi gelandangan.
Gavin merasa sedih, sebab Gavin datang untuk mendapatkan sertifikat magang dan evaluasi. Jika perusahaannya tutup, maka sertifikatnya tidak akan berguna. Semua kerja keras Gavin juga sia - sia, dan bagaimana cara menjelaskan hal ini kepada Rasti ketika sampai di sekolah?
Gavin juga sudah memberi tahu Rasti kalau dia memiliki pekerjaan di perusahaan sekarang. Kalau perusahaan itu tiba-tiba hilang, maka Gavin akan dimarahi lagi, dan hal itu bisa mempengaruhi kelulusannya.
Karena Gavin harus segera pergi ke sekolah, sehingga Gavin tidak memiliki waktu untuk mencari pekerjaan lain untuk membuktikan kalau dirinya benar - benar magang. Dan hanya ada satu cara untuk mengatasinya.
"Kalian semua tunggulah aku di sini, aku akan masuk dan mengatasinya." Gavin masuk setelah berbicara dengan mereka.
Tampak sangat kacau di dalam, karena Bang Bobby dan sekelompok orang sedang menemui jalan buntu dengan seorang laki-laki. Situasinya pun sudah sangat tidak menyenangkan, bahkan Gavin mengira kalau mereka mungkin akan bertarung sebentar lagi.
Tetapi kedatangannya bisa dianggap dapat meringankan situasi yang menegangkan ini.
Bang Bobby yang sudah menyerah berbicara dengan Bosnya, bertanya pada Gavin, "Kenapa kamu ada di sini?"
"Aku harus kembali ke sekolah, sehingga membutuhkan sertifikat magang dan evaluasi."
"Aku rasa kamu juga sudah tahu, kalau perusahaan ini sudah tidak bisa mengeluarkan sertifikat itu untukmu sekarang. " Bang Bobby agak malu. Lagi pula dialah yang membuat Gavin bekerja di perusahaan ini, dan sekarang tiba-tiba terjadi hal seperti itu. Bang Bobby juga tidak menduga hanya bisa menjawab seperti itu pada Gavin.
"Tidak masalah biarkan aku membantu. Apakah dia bosnya?” Gavin memandang orang yang berada di depan Bang Bobby dan bertanya.
"Iya." Bang Bobby mengangguk.
Gavin berdiri di depan pria itu dan berkata, "Perusahaan tidak harus tutup, jika Anda tidak berhasil maka jual saja kepadaku. Sebutkan harganya sekarang? "
"Kamu? Kamu itu cuma seorang siswa magang, bagaimana bisa kamu membelinya?" Bos memandang Gavin dengan jijik.
Novel Terkait
PRIA SIMPANAN NYONYA CEO
Chantie LeeAwesome Guy
RobinAsisten Bos Cantik
Boris DreyGadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku
Rio SaputraDiamond Lover
LenaGue Jadi Kaya×
- Bab 1 Uang Banyak Yang Jatuh Dari Langit
- Bab 2 Memandang Rendah
- Bab 3 Anjing Yang Memandang Rendah Orang
- Bab 4 Pergi Sana!
- Bab 5 Uang Kas Kelas
- Bab 6 Cerai
- Bab 7 Tuan Muda
- Bab 8 Beli!
- Bab 9 Tuan Muda Sanjaya
- Bab 10 Kakek!
- Bab 11 Orang Tidak Berguna Bagaikan Sampah
- Bab 12 Wajah Tidak Sabar
- Bab 13 Sedih
- Bab 14 Pelajar Miskin
- Bab 15 Orang Terpandang
- Bab 16 Saudara Miskin
- Bab 17 Kebenaran Terucap
- Bab 18 Mengantar Uang
- Bab 19 Halangan
- Bab 20 Dikeluarkan Dari Sekolah
- Bab 21 Mengadu
- Bab 22 Investasi
- Bab 23 Mengakui Kekalahan
- Bab 24 Salah Paham
- Bab 25 Berpura-Pura
- Bab 26 Pesta Kumpul Teman-Teman
- Bab 27 10 Miliar!
- Bab 28 Kebingungan Antara Yang Benar Dan Yang Salah
- Bab 29 Menjadi Pelindung
- Bab 30 Usaha
- Bab 31 Hambatan
- Bab 32 Pameran Kerja
- Bab 33 Berani Ikut Dalam Perekrutan
- Bab 34 Wawancara
- Bab 35 Manajer Hari
- Bab 36 Mengeluh
- Bab 37 Saldo Di Dalam Rekening
- Bab 38 Pilih Sendiri
- Bab 39 Tebak
- Bab 40 Orang Di Belakang Uang
- Bab 41 Undangan
- Bab 42 Tuan Sihotang
- Bab 43 Sebuah Pertunjukan Bagus
- Bab 44 Perjamuan Kencan Buta
- Bab 45 Mengacaukan Masalah
- Bab 46 Identitas
- Bab 47 Melakukan Sesuatu
- Bab 48 Bertambah Seorang Adik
- Bab 49 Menarik Orang
- Bab 50 Kontrak
- Bab 51 Membahas Tentang Perceraian Lagi
- Bab 52 Dua Miliar Rupiah
- Bab 53 Bergabung
- Bab 54 Resiko Yang Harus Ditanggung
- Bab 55 Tingkat Kepastian
- Bab 56 Penagihan Hutang
- Bab 57 Pembunuhan
- Bab 58 Beri Pelajaran
- Bab 59 Dijebak
- Bab 60 Pergi Untuk Mati
- Bab 61 Wanita Pembohong
- Bab 62 Melakukan Kerjasama
- Bab 63 Aku Menemukan Harta Karun Itu
- Bab 64 Kembali
- Bab 65 Penandatanganan Kontrak
- Bab 66 Audisi Bakat
- Bab 67 Kekurangan Orang
- Bab 68 Tersinggung
- Bab 69 Pemeliharaan
- Bab 70 Atas Nama Suami Dan Istri
- Bab 71 Pergi Ke Luar Negeri
- Bab 72 Tidak Akan Kubiarkan Lolos
- Bab 73 Menyadari
- Bab 74 Putri Yang Tidak Diakui
- Bab 75 Sampah
- Bab 76 Bersama
- Bab 77 Tidak Cukup Bagus
- Bab 78 Bos
- Bab 79 Tidak Bisa Memprovokasi
- Bab 80 Program Rekaman
- Bab 81 Protes
- Bab 82 Kinerja
- Bab 83 Lulus
- Bab 84 Salah Tafsir
- Bab 85 Kejutan
- Bab 86 Resmi Bercerai
- Bab 87 Tempat Parkir Harga Langit
- Bab 88 Mempermalukan Diri Sendiri
- Bab 89 Keluar
- Bab 90 Kehilangan Pekerjaan
- Bab 91 Mengangkat Jadi Anak
- Bab 92 Membeli Dengan Seenaknya
- Bab 93 Mengejar Artis
- Bab 94 Pinjam Uang
- Bab 95 Membuat Segalanya Sulit
- Bab 96 Dividen
- Bab 97 Menawar Harga
- Bab 98 Sudah Berencana Sebelumnya
- Bab 99 Hilang
- Bab 100 Bukan Siapa-Siapa
- Bab 101 Pingsan
- Bab 102 Harga Yang Menyakitkan
- Bab 103 Pengakuan
- Bab 104 Terkenal
- Bab 105 Pesta Minum Pribadi
- Bab 106 Membuat Masalah
- Bab 107 Ketidakcocokan
- Bab 108 Silakan
- Bab 109 Tanpa Keraguan
- Bab 110 Rasti Ada Di Sini
- Bab 111 Menyerah
- Bab 112 Hati
- Bab 113 Jalan Untuk Melangkah Mundur
- Bab 114 Mengundurkan Diri Dari Peperangan
- Bab 115 Sombong
- Bab 116 Memalukan
- Bab 117 Makan Gratis
- Bab 118 Skandal
- Bab 119 Memiliki Kesulitan
- Bab 120 Mengejar
- Bab 121 Hati Gadis
- Bab 122 Orang-Orang Di Belakang
- Bab 123 Bahaya
- Bab 124 Melampiaskan Amarah
- Bab 125 Artis
- Bab 126 Hasil Akhir