Gue Jadi Kaya - Bab 62 Melakukan Kerjasama
Bang Bobby mengangguk dan berbalik sementara Gavin memasuki rumah. Walaupun pada awalnya wanita tersebut terlihat sangat malas dan kasar, namun rumah yang dia tinggali terlihat sangat bersih dan rapi, bahkan bisa disandingkan dengan hotel.
Bahkan udara di dalam kamar tercium bau parfum yang hanya ditemukan di hotel, sehingga bisa dibayangkan kalau wanita itu sebenarnya menyukai kebersihan.
Wanita itu meminta Gavin untuk duduk di sofa lalu pergi menuangkan segelas air dan berkata, "Namaku Karen Meme, panggil saja Karen."
"Halo, Karen." Gavin masih sedikit kaku di depannya.
"Baik, apa yang kamu ingin aku lakukan?" Karen aktif bertanya.
Gavin merasa sedikit lebih baik, dan langsung berkata, "Aku ingin kamu membantuku untuk memberi pelajaran pada seseorang, sehingga orang lain dapat melihat bahwa sebenarnya dia adalah bajingan."
“Siapa?" Tanya Karen.
"David, manajer umum perusahaan investasi keluarga Aksa." Jawab Gavin
"Apakah kamu membencinya?" Tanya Karen.
"Aku sebenarnya tidak memiliki kebencian yang besar padanya, tetapi dia hanya memprovokasi aku lebih dulu jadi aku hanya ingin membalasnya." Jika saja David tidak memprovokasinya tentu saja Gavin tidak akan peduli padanya.
"Apa sebenarnya yang kamu ingin aku lakukan." Tanya Karen.
“Kamu hanya perlu merayunya, dan kemudian membuatnya menunjukkan sifat aslinya. Kamu bisa memotret dan merekam apa saja, selama hal itu membuat orang merasa jijik padanya. Kamu tidak harus memaksakan diri karena selama kamu bisa mendapatkannya itu sudah cukup."
"Baiklah." Menurut Karen tugas ini sangatlah mudah baginya. Seorang pria, selama dia mabuk, dia pasti akan mengatakan apa saja dan menunjukkan semua sisi buruknya. Selama dia bisa mendekati orang itu dia cukup minum bersamanya sekali,dan itu dia.
"Sekarang pikirkan berapa besar uang yang kamu inginkan?"
"Masih 40 juta." Karen pun merasa harga segitu sudah cukup, bahkan tugas itu jauh lebih sederhana daripada tinggal dengan tamu satu kali dan 40 juta sudah lebih dari cukup.
"Kamu masih belum mengerti rupanya, dengar David bukanlah orang sembarangan. Setelah kamu menyelesaikan tugasmu, dia pasti akan mencari cara untuk membalas dendam kepadamu, sehingga kamu memerlukan sejumlah uang untuk meninggalkan kota ini dan memulai hidup baru."
"Apakah kamu serius?"
"Ya, sebenarnya orang yang memiliki penampilan garang itu masih memiliki hati yang baik. Kamu bisa menjalani kehidupan yang baik, dan dia akan membantumu, tapi jika kamu memprovokasi orang yang terlihat serius dan seperti orang baik, maka kamu hanya akan menemui masalah yang tidak ada habisnya."
"Tugas ini sangat berbahaya dan 40 juta benar-benar tidak akan cukup, jadi sekarang katakan kepadaku berapa banyak uang yang bisa kamu berikan padaku." Karen tidak bisa memperkirakan harganya, dan hanya bisa mendengarkan Gavin.
"Aku akan memberimu 2 milyar, dengan yang itu kamu bisa pergi ke kota lain dan memulai hidup yang baru dengan adikmu, dan kamu tidak perlu menjadi wanita nakal lagi." Meski baru pertama kali bertemu tetapi Gavin merasa kasihan pada Karen sebagai seorang wanita harus menemani pria hidung belang di club malam.
2 milyar adalah uang yang cukup banyak dan Gavin mengira kalau Karen akan terkejut, dan kemudian langsung menyetujuinya. Sekarang, siapa yang tahu bahwa wajahnya tampak ketakutan, dan matanya tampak seperti bimbang.
Karen menyadari bahwa tugas itu tidaklah mudah, dan pada saat yang sama dia tahu bahwa Gavin bukanlah seperti siswa miskin yang dia duga, dan identitasnya mungkin bukanlah orang biasa.
Karen tidak berbicara tetapi bukan karena dia takut untuk mengambil tugas ini, tetapi karena dia sedang berpikir tentang bagaimana menggunakan Gavin untuk memberinya lebih banyak keuntungan bagi dirinya sendiri.
Karen berpikir lama dan Gavin mengira kalau Karen mengkhawatirkan keselamatannya dan sangat serius memikirkannya, jadi dia menunggu dengan tenang untuk memberinya waktu untuk mempertimbangkannya. Jika Karena padaakhirnya tidak setuju, Gavin tidak akan memaksanya melakukan hal itu.
Setelah memikirkannya untuk waktu yang lama, Karen berkata, "Aku dapat meninggalkan kota ini hanya dengan 40 juta, dan kamu tidak perlu memberi aku tambahan uang, tetapi kamu harus membantuku."
"Apa itu?" Gavin tidak menduga kalau Karen akan menoleh padanya untuk menegosiasikan persyaratan, dan bertanya dengan penuh minat.
"Aku ingin kamu membantu adikku mewujudkan impiannya dan melindunginya." Di hati Karen hanya ada adiknya dan selama itu untuk adiknya dia akan melakukan apa saja.
"Apa impian adikmu?" Gavin bertanya.
"Dia ingin menjadi bintang dan bisa mengadakan konsernya sendiri."
"Itu adalah mimpi yang tidak terlalu realistis, bukankah dia masih kecil?" Sekilas mimpi itu hanyalah mimpi seorang gadis kecil sehingga bagi Gavin tampak sangat tidak realistis.
"Sembilan belas tahun jadi dia tidak lagi muda." Karena itu, Karen sangat cemas. Sebab Karen ingin melihat adiknya melakukan apa yang ingin dilakukannya, tapi baginya saat ini adiknya adalah sebuah beban. Jadi lebih baik Karen memanfaatkan kesempatan ini untuk mempercayakan adiknya kepada seseorang dengan latar belakang yang kuat daripada adiknya harus tetap di sisi Karen.
Dengan cara ini, bahkan jika dia menjadi terkenal, dia tidak perlu terseret untuk menjadi seperti Karen dan adiknya akan lebih mungkin untuk berhasil.
"Lalu bagaimana denganmu?" Gavin juga memikirkan hal itu, karena Karen hanya memikirkan tentang adiknya dan tidak mempedulikan dirinya sendiri. Sebab Gavin tahu kalau uang 40 juta tidak akan cukup untuk memenuhi kehidupannya.
"Aku bisa menemukan tempat di tempat kelahiranku, tidak pernah keluar dan menjauh dari dunia yang mengganggu ini." Karen telah menyerah pada masa depannya sendiri karena dia telah menghancurkan hidupnya. Entah dia akan menjadi wanita nakal seumur hidup, atau dia akan menjauh dari keramaian dan hiruk pikuk dunia dan menjadi orang yang tidak berguna di dunia.
Gavin bisa merasakan pesimismenya dan dia tidak tahu bagaimana cara menghiburnya, sehingga dia hanya bisa berkata, "Oke, aku berjanji akan membantu adikmu untuk mewujudkan impianmu. Sedangkan untuk yang lain, kamu bisa menunggu sampai kamu berhasil."
"Baiklah, beri aku informasi tentang orang itu, dan aku akan membantumu menyelesaikan tugas itu secepat mungkin." Karen menjadi bersemangat.
"Ini alamatku dan minta adikmu untuk datang kepadaku, karena aku ingin bertemu dengannya." Gavin memberi Karen alamat rumahnya.
"Oke, aku akan menyuruhnya untuk menemuimu besok." Karen lega sekarang.
Gavin memberikan informasi David kepada Karen dan menyuruhnya untuk mengatakan apa pun yang dia butuhkan. Selama hal itu digunakan pada David, dia bisa memberikannya apa saja.
Karen menggelengkan kepalanya dan berkata, "Dia hanya seorang pria, dan jika aku masih melihat seorang pria ketika melihat wajahnya, maka aku tidak membutuhkan apa-apa." Karen memiliki keyakinan bahwa dia bisa memenangkan hati semua orang.
Gavin merasakan kepercayaan diri di dalam hati Karen dan hal itu membuat Gavin semakin merasa kasihan kalau Karen harus menghabiskan sisa hidupnya dengan tinggal di tempat yang terpencil.
Hanya saja beberapa hal terlalu dini untuk disampaikan, dan dia akan memiliki semangat untuk mengatur hal-hal lain setelah rencananya berhasil. Lalu setelah selesai membicarakan bisnis, Gavin langsung pergi dan Karen segera menelepon adiknya dan memberitahunya bahwa dia punya kesempatan untuk membantunya mewujudkan keinginannya.
Gavin pergi menemui Bang Bobby, "Bisnisku sudah beres, jadi aku tidak akan pergi bekerja. Jika ada hal-hal yang penting yang perlu aku lakukan, hubungi saja aku."
Bang Bobby tidak keberatan, dan keduanya pergi secara terpisah.
Novel Terkait
Cintaku Pada Presdir
NingsiTernyata Suamiku Seorang Milioner
Star AngelKisah Si Dewa Perang
Daron JayDemanding Husband
MarshallPergilah Suamiku
DanisGadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku
Rio SaputraGue Jadi Kaya×
- Bab 1 Uang Banyak Yang Jatuh Dari Langit
- Bab 2 Memandang Rendah
- Bab 3 Anjing Yang Memandang Rendah Orang
- Bab 4 Pergi Sana!
- Bab 5 Uang Kas Kelas
- Bab 6 Cerai
- Bab 7 Tuan Muda
- Bab 8 Beli!
- Bab 9 Tuan Muda Sanjaya
- Bab 10 Kakek!
- Bab 11 Orang Tidak Berguna Bagaikan Sampah
- Bab 12 Wajah Tidak Sabar
- Bab 13 Sedih
- Bab 14 Pelajar Miskin
- Bab 15 Orang Terpandang
- Bab 16 Saudara Miskin
- Bab 17 Kebenaran Terucap
- Bab 18 Mengantar Uang
- Bab 19 Halangan
- Bab 20 Dikeluarkan Dari Sekolah
- Bab 21 Mengadu
- Bab 22 Investasi
- Bab 23 Mengakui Kekalahan
- Bab 24 Salah Paham
- Bab 25 Berpura-Pura
- Bab 26 Pesta Kumpul Teman-Teman
- Bab 27 10 Miliar!
- Bab 28 Kebingungan Antara Yang Benar Dan Yang Salah
- Bab 29 Menjadi Pelindung
- Bab 30 Usaha
- Bab 31 Hambatan
- Bab 32 Pameran Kerja
- Bab 33 Berani Ikut Dalam Perekrutan
- Bab 34 Wawancara
- Bab 35 Manajer Hari
- Bab 36 Mengeluh
- Bab 37 Saldo Di Dalam Rekening
- Bab 38 Pilih Sendiri
- Bab 39 Tebak
- Bab 40 Orang Di Belakang Uang
- Bab 41 Undangan
- Bab 42 Tuan Sihotang
- Bab 43 Sebuah Pertunjukan Bagus
- Bab 44 Perjamuan Kencan Buta
- Bab 45 Mengacaukan Masalah
- Bab 46 Identitas
- Bab 47 Melakukan Sesuatu
- Bab 48 Bertambah Seorang Adik
- Bab 49 Menarik Orang
- Bab 50 Kontrak
- Bab 51 Membahas Tentang Perceraian Lagi
- Bab 52 Dua Miliar Rupiah
- Bab 53 Bergabung
- Bab 54 Resiko Yang Harus Ditanggung
- Bab 55 Tingkat Kepastian
- Bab 56 Penagihan Hutang
- Bab 57 Pembunuhan
- Bab 58 Beri Pelajaran
- Bab 59 Dijebak
- Bab 60 Pergi Untuk Mati
- Bab 61 Wanita Pembohong
- Bab 62 Melakukan Kerjasama
- Bab 63 Aku Menemukan Harta Karun Itu
- Bab 64 Kembali
- Bab 65 Penandatanganan Kontrak
- Bab 66 Audisi Bakat
- Bab 67 Kekurangan Orang
- Bab 68 Tersinggung
- Bab 69 Pemeliharaan
- Bab 70 Atas Nama Suami Dan Istri
- Bab 71 Pergi Ke Luar Negeri
- Bab 72 Tidak Akan Kubiarkan Lolos
- Bab 73 Menyadari
- Bab 74 Putri Yang Tidak Diakui
- Bab 75 Sampah
- Bab 76 Bersama
- Bab 77 Tidak Cukup Bagus
- Bab 78 Bos
- Bab 79 Tidak Bisa Memprovokasi
- Bab 80 Program Rekaman
- Bab 81 Protes
- Bab 82 Kinerja
- Bab 83 Lulus
- Bab 84 Salah Tafsir
- Bab 85 Kejutan
- Bab 86 Resmi Bercerai
- Bab 87 Tempat Parkir Harga Langit
- Bab 88 Mempermalukan Diri Sendiri
- Bab 89 Keluar
- Bab 90 Kehilangan Pekerjaan
- Bab 91 Mengangkat Jadi Anak
- Bab 92 Membeli Dengan Seenaknya
- Bab 93 Mengejar Artis
- Bab 94 Pinjam Uang
- Bab 95 Membuat Segalanya Sulit
- Bab 96 Dividen
- Bab 97 Menawar Harga
- Bab 98 Sudah Berencana Sebelumnya
- Bab 99 Hilang
- Bab 100 Bukan Siapa-Siapa
- Bab 101 Pingsan
- Bab 102 Harga Yang Menyakitkan
- Bab 103 Pengakuan
- Bab 104 Terkenal
- Bab 105 Pesta Minum Pribadi
- Bab 106 Membuat Masalah
- Bab 107 Ketidakcocokan
- Bab 108 Silakan
- Bab 109 Tanpa Keraguan
- Bab 110 Rasti Ada Di Sini
- Bab 111 Menyerah
- Bab 112 Hati
- Bab 113 Jalan Untuk Melangkah Mundur
- Bab 114 Mengundurkan Diri Dari Peperangan
- Bab 115 Sombong
- Bab 116 Memalukan
- Bab 117 Makan Gratis
- Bab 118 Skandal
- Bab 119 Memiliki Kesulitan
- Bab 120 Mengejar
- Bab 121 Hati Gadis
- Bab 122 Orang-Orang Di Belakang
- Bab 123 Bahaya
- Bab 124 Melampiaskan Amarah
- Bab 125 Artis
- Bab 126 Hasil Akhir