Gue Jadi Kaya - Bab 48 Bertambah Seorang Adik
Gavin terdiam, adik Levina ini bahkan lebih menakutkan daripada kerabat Rasti. Demi uang, benar-benar tidak memperlakukan Levina sebagai manusia.
Levina sudah terbiasa dengan penghinaan semacam itu, dia tidak punya waktu untuk marah pada Billy, dia dengan cepat berkata pada Gavin: “Maaf, bos. Dia masih tidak tahu apa-apa, kamu jangan hiraukan dia, cepatlah pergi, aku bisa menangani masalah ini sendirian.”
“Apa yang kamu katakan? Apakah kamu tidak melihat bahwa aku sedang berbisnis dengan bosmu? Tidak ada urusanmu di sini. Bos, jika menurutmu harganya terlalu tinggi, kita bisa terus membahasnya. Dia sangat bersih, dan kamu pasti tidak akan rugi.” Billy berkata pada Gavin sambil tersenyum.
Orang ini tampaknya sangat kaya. Jika Levina dapat dikembalikan kepadanya, keluarga mereka tidak hanya akan memiliki penghasilan yang cukup besar, dan juga tidak perlu melihat orang yang menyebalkan ini lagi. Tentu saja, Billy akan memanfaatkan kesempatan itu.
Melihat sikap Billy terhadap Levina, Gavin khawatir jika dia pergi sekarang, Levina akan dipukuli. Jika Levina dipukuli di tempat ini, mungkin tidak ada yang akan membantu.
Dia berpikir sejenak dan bertanya pada Levina: “Ada apa denganmu dan keluarga ini?”
Marga mereka berbeda, mungkin bukan adik kandungnya. Dia harus tahu situasi spesifik untuk membantu Levina.
Levina tidak ingin mengatakan apa-apa. Tapi Billy melihat bahwa Gavin tertarik, jadi dia segera menceritakan kisahnya: “Dia dipungut oleh keluarga kita. Orang tuaku tidak memiliki anak, awalnya mereka berencana meninggalkannya untuk menghidupi masa tua mereka. Kemudian, orang tuaku memiliki aku, jadi tidak membutuhkannya lagi. Keluarga kita menyediakan makanan, pakaian dan tempat tinggal untuknya. Dia tidak membalas budi selama bertahun-tahun, dan masih menolak untuk pergi dari rumahku.”
Gavin mengerti bahwa mereka tidak ingin bertanggung jawab pada putri angkat ketika memiliki putra, dan masih memikirkan untuk memeras keuntungan dari putri angkat. Levina berkata bahwa dia tidak bisa pindah, mungkin juga karena keluarga ini.
“Oke, aku akan mempergundiknya, tapi aku ingin membeli dia sekaligus, berapa yang kalian inginkan?” Tanya Gavin.
Mata Billy berbinar, dan segera berkata, “Aku harus membicarakan hal ini dengan orang tuaku. Kamu tunggu aku sebentar, aku tanyakan sekarang.”
Setelah selesai berbicara, dia memperingatkan Levina: “Jika kamu membiarkan bos pergi, lihat apakah aku tidak akan memukulmu malam ini.”
Kemudian dia berlari menuju rumah untuk membagikan kabar baik kepada orangtuanya.
Levina sangat malu, setelah Billy pergi, dia dengan cepat berkata pada Gavin: “Bos, kamu cepat pergi, jangan hiraukan dia.”
“Jika aku pergi, kamu benar-benar akan dipukul malam ini.”
“Tapi kamu tidak bisa benar-benar …” Levina tidak melanjutkan, dia malu untuk mengatakannya.
“Ah, jangan salah paham, aku bukan ingin mempergundikmu, aku hanya ingin membawamu keluar, dan ketika harga sudah ditentukan, kamu keluar dari kartu keluargamu dan pindah ke keluargaku. Kamu akan menjadi adikku mulai sekarang.” Kebetulan marga mereka adalah Atmaja, ini bisa dianggap takdir.
“Bagaimana bisa begitu, aku bukan siapa-siapa.” Levina menggelengkan kepalanya.
“Tidak apa-apa, aku tahu deritanya tinggal di rumah orang lain, kita juga memiliki rasa sakit yang sama. Ini adalah takdir. Kamu akan menjadi adikku mulai sekarang. Aku akan menjagamu. Kamu tinggal bersamaku dan bekerja dengan baik. Aku akan mencarikan pria yang baik untukmu.” Gavin benar-benar ingin menyelamatkannya. Meskipun pengalaman mereka berbeda, tapi situasinya sama.
Dia telah mengalami kesulitan itu sendiri. Levina, seorang wanita, menurut sikap Billy terhadapnya, jika dia tidak peduli, Levina pasti akan hancur di masa depan.
Levina tidak tahu harus berkata apa. Dia merasa bahwa keberuntungan dalam hidupnya mungkin benar-benar habis ketika bertemu Gavin. Dia bisa bertemu orang seperti itu dalam hidupnya, bisa dianggap Tuhan memiliki mata.
Sebenarnya, dia sudah lama ingin kabur dari rumah ini. Sekarang dia pergi dengan Gavin, dia akan mengingat kebaikannya selamanya, dan akan membalas kebaikannya jika dia memiliki kesempatan di masa depan.
Segera, Billy keluar, tidak hanya dia, masih ada seorang pria dan wanita, mungkin adalah orang tua angkat Levina.
Mereka sedikit takut ketika melihat Gavin. Mereka adalah orang miskin, tidak mampu menyinggung orang kaya.
“Kita sudah membahasnya, 1 miliar, dia bisa pergi bersamamu jika 1 miliar.” Billy tidak takut apa pun dan berkata.
1 miliar bukanlah apa-apa bagi Gavin, dia mengangguk dan berkata: “Oke, aku akan memberi kalian 200 juta dulu. Setelah dia keluar dari kartu keluarga, aku akan memberi kalian sisa 800 juta. Sebagai imbalan karena telah merawatnya selama bertahun-tahun.”
Melihat Gavin setuju dengan begitu cepat, Billy sedikit menyesal karena dia meminta terlalu sedikit, jadi dia berubah pikiran dan berkata: “Kamu tidak mengatakan ingin mengeluarkannya dari kartu keluarga, itu tidak dihitung. Jika kamu ingin mengeluarkannya dari kartu keluarga, setidaknya harus 2 miliar.”
Gavin melihatnya, meskipun 2 miliar bukanlah apa-apa baginya, tapi apakah Billy mengira bahwa dia mudah diintimidasi? Menaikkan harga sesuka hati, bagaimana jika Billy masih datang mencari dia ketika sudah mendapatkan uang?
Gavin tidak mungkin meninggalkan masalah untuk dirinya, dia berkata langsung: “Sudah bilang 1 miliar, ya 1 miliar. Aku tidak akan memberikan lebih. Jika kalian tidak setuju, aku akan langsung membawanya pergi. Jika kalian berani datang mencarinya, aku kenal beberapa orang, bahkan jika aku memukul kalian hingga mati, itu juga tidak akan ada masalah, apakah kamu percaya?”
Ketika orang tua Billy mendengar ini, mereka langsung berkata: “Baik baik baik, 1 miliar, kita akan mengurus formalitasnya besok.”
Punya 1 miliar sudah cukup bagus. Mereka tidak ingin menimbulkan masalah, dan Gavin tampaknya bukan orang yang dapat disinggung oleh mereka.
Billy juga ditakuti oleh Gavin, jadi dia tidak berani berbicara lagi.
Gavin berkata dengan puas: “Berikan aku nomor kartu bank. Aku akan mentransfernya pada kalian. Sekarang aku akan membawa dia pergi. Aku akan membiarkan dia menghubungi kalian besok dan siapkan semuanya.”
Billy dengan cepat melaporkan nomor kartunya ke Gavin, Gavin mentransfer uangnya, dan menggenggam tangan Levina untuk pergi ketika Billy masih memegang teleponnya dengan gembira.
Levina tidak melihat keluarga itu sama sekali. Mereka tidak akan memiliki hubungan lagi. Sebenarnya, dia telah cukup membalas kebaikan mereka selama bertahun-tahun. Sekarang memberikan 1 miliar lagi. Kebaikan itu telah lama terbayar. Satu-satunya orang yang dia hutangkan adalah Gavin.
Gavin membawa Levina ke vilanya, kemudian keluar sebentar, membeli kebutuhan sehari-hari untuknya. Dia mengambil 200 juta dan menyerahkannya pada Levina, berkata: “Ambil uang ini, jika kamu kekurangan sesuatu, kamu bisa keluar dan membelinya sendiri.”
“Tidak boleh, aku tidak bisa mengambil uangmu lagi.” Levina merasa malu untuk mengambil uang itu.
“Kamu akan menjadi adikku mulai sekarang, wajar bagi adik menggunakan uang kakaknya. Jika kamu merasa tidak enak untuk mengambilnya, maka bekerja keras di perusahaan, dan membantu Adrian untuk mendapatkan kembali semua uang yang hilang. Kamu juga dapat belajar mengelola perusahaan. Mungkin tempat itu akan diserahkan kepadamu di masa depan.”
Gavin sudah punya rencana besar, jadi Adrian tidak perlu terjebak di perusahaan kecil itu lagi. Dia tidak menemukan orang yang cocok untuk mengambil alih sebelumnya, kedatangan Levina adalah saat yang tepat. Dia yakin jika masalah ini sudah lewat, Levina tidak akan mungkin mengkhianatinya.
Novel Terkait
1001Malam bersama pramugari cantik
andrian wijayaMy Tough Bodyguard
Crystal SongDark Love
Angel VeronicaMenaklukkan Suami CEO
Red MapleMenunggumu Kembali
NovanMy Cold Wedding
MevitaThe Gravity between Us
Vella PinkyGue Jadi Kaya×
- Bab 1 Uang Banyak Yang Jatuh Dari Langit
- Bab 2 Memandang Rendah
- Bab 3 Anjing Yang Memandang Rendah Orang
- Bab 4 Pergi Sana!
- Bab 5 Uang Kas Kelas
- Bab 6 Cerai
- Bab 7 Tuan Muda
- Bab 8 Beli!
- Bab 9 Tuan Muda Sanjaya
- Bab 10 Kakek!
- Bab 11 Orang Tidak Berguna Bagaikan Sampah
- Bab 12 Wajah Tidak Sabar
- Bab 13 Sedih
- Bab 14 Pelajar Miskin
- Bab 15 Orang Terpandang
- Bab 16 Saudara Miskin
- Bab 17 Kebenaran Terucap
- Bab 18 Mengantar Uang
- Bab 19 Halangan
- Bab 20 Dikeluarkan Dari Sekolah
- Bab 21 Mengadu
- Bab 22 Investasi
- Bab 23 Mengakui Kekalahan
- Bab 24 Salah Paham
- Bab 25 Berpura-Pura
- Bab 26 Pesta Kumpul Teman-Teman
- Bab 27 10 Miliar!
- Bab 28 Kebingungan Antara Yang Benar Dan Yang Salah
- Bab 29 Menjadi Pelindung
- Bab 30 Usaha
- Bab 31 Hambatan
- Bab 32 Pameran Kerja
- Bab 33 Berani Ikut Dalam Perekrutan
- Bab 34 Wawancara
- Bab 35 Manajer Hari
- Bab 36 Mengeluh
- Bab 37 Saldo Di Dalam Rekening
- Bab 38 Pilih Sendiri
- Bab 39 Tebak
- Bab 40 Orang Di Belakang Uang
- Bab 41 Undangan
- Bab 42 Tuan Sihotang
- Bab 43 Sebuah Pertunjukan Bagus
- Bab 44 Perjamuan Kencan Buta
- Bab 45 Mengacaukan Masalah
- Bab 46 Identitas
- Bab 47 Melakukan Sesuatu
- Bab 48 Bertambah Seorang Adik
- Bab 49 Menarik Orang
- Bab 50 Kontrak
- Bab 51 Membahas Tentang Perceraian Lagi
- Bab 52 Dua Miliar Rupiah
- Bab 53 Bergabung
- Bab 54 Resiko Yang Harus Ditanggung
- Bab 55 Tingkat Kepastian
- Bab 56 Penagihan Hutang
- Bab 57 Pembunuhan
- Bab 58 Beri Pelajaran
- Bab 59 Dijebak
- Bab 60 Pergi Untuk Mati
- Bab 61 Wanita Pembohong
- Bab 62 Melakukan Kerjasama
- Bab 63 Aku Menemukan Harta Karun Itu
- Bab 64 Kembali
- Bab 65 Penandatanganan Kontrak
- Bab 66 Audisi Bakat
- Bab 67 Kekurangan Orang
- Bab 68 Tersinggung
- Bab 69 Pemeliharaan
- Bab 70 Atas Nama Suami Dan Istri
- Bab 71 Pergi Ke Luar Negeri
- Bab 72 Tidak Akan Kubiarkan Lolos
- Bab 73 Menyadari
- Bab 74 Putri Yang Tidak Diakui
- Bab 75 Sampah
- Bab 76 Bersama
- Bab 77 Tidak Cukup Bagus
- Bab 78 Bos
- Bab 79 Tidak Bisa Memprovokasi
- Bab 80 Program Rekaman
- Bab 81 Protes
- Bab 82 Kinerja
- Bab 83 Lulus
- Bab 84 Salah Tafsir
- Bab 85 Kejutan
- Bab 86 Resmi Bercerai
- Bab 87 Tempat Parkir Harga Langit
- Bab 88 Mempermalukan Diri Sendiri
- Bab 89 Keluar
- Bab 90 Kehilangan Pekerjaan
- Bab 91 Mengangkat Jadi Anak
- Bab 92 Membeli Dengan Seenaknya
- Bab 93 Mengejar Artis
- Bab 94 Pinjam Uang
- Bab 95 Membuat Segalanya Sulit
- Bab 96 Dividen
- Bab 97 Menawar Harga
- Bab 98 Sudah Berencana Sebelumnya
- Bab 99 Hilang
- Bab 100 Bukan Siapa-Siapa
- Bab 101 Pingsan
- Bab 102 Harga Yang Menyakitkan
- Bab 103 Pengakuan
- Bab 104 Terkenal
- Bab 105 Pesta Minum Pribadi
- Bab 106 Membuat Masalah
- Bab 107 Ketidakcocokan
- Bab 108 Silakan
- Bab 109 Tanpa Keraguan
- Bab 110 Rasti Ada Di Sini
- Bab 111 Menyerah
- Bab 112 Hati
- Bab 113 Jalan Untuk Melangkah Mundur
- Bab 114 Mengundurkan Diri Dari Peperangan
- Bab 115 Sombong
- Bab 116 Memalukan
- Bab 117 Makan Gratis
- Bab 118 Skandal
- Bab 119 Memiliki Kesulitan
- Bab 120 Mengejar
- Bab 121 Hati Gadis
- Bab 122 Orang-Orang Di Belakang
- Bab 123 Bahaya
- Bab 124 Melampiaskan Amarah
- Bab 125 Artis
- Bab 126 Hasil Akhir