Gue Jadi Kaya - Bab 106 Membuat Masalah
Bukan karena Gavin ingin ikut campur, tetapi karena adegan ini tidak pantas digunakan untuk mendisiplinkan anaknya, apalagi saat ini dia sedang berdiri di situ. Jika Don Gulio sampai melakukannya, maka semua orang akan tahu kalau Don Gulio telah memukuli anaknya.
Gavin sudah sangat terkenal sekarang, dan sekarang dia benar-benar tidak ingin terkenal lagi karena kejadian ini.
Don Gulio tidak mengira kalau Gavin akan menghentikannya, tetapi karena Gavin sudah bilang begitu. Don Gulio secara alami juga ingin menyelamatkan mukanya, lalu dia tersenyum dan berkata kepada Gavin "Maaf, kalau kamu harus melihat hal ini, anakku suda tidak sopan padamu."
"Tidak apa-apa, dia masih muda, tidak masalah jika dia tidak tahu harus berbuat apa. Tidak peduli apa yang dia katakan, selama dia tidak melakukan sesuatu yang buruk. Aku tidak mempermasalahkannya.” Tidak masalah jika dia hanya berani berbicara, yang Gavin paling takutkan adalah orang yang berani melakukan sesuatu lebih dari sekedar berbicara.
Gavin tidak mengenal Don Pedro, tetapi dia adalah teman sekelasnya. Jadi Don Pedro seharus tahu tentang hal-hal yang sudah dilakukan Gavin di kampus, tetapi Gavin tidak mengerti kenapa Don Pedro memperlakukannya seperti itu, karena jelas hal ini sangat menjengkelkan. Padahal tidak ada perselisihan yang pernah terjadi antara Gavin dengan Don Pedro.
Gavin lalu melepaskan tangan Don Gulio dan memandang Don Pedro. Don Pedro tetap menunjukkan wajah benci pada Gavin, meski Gavin sudah menyelamatkannya. Don Pedro masih sangat dingin, bahkan jijik.
Bagi Gavin dia sangat menarik, karena ada banyak orang yang sudah merendahkan dirinya, tetapi Gavin sangat jarang bertemu dengan orang yang membenci dirinya. Jadi dia sangat tertarik dengan Don Pedro.
Don Gulio melihat Gavin menatap putranya, dia khawatir kalau putranya akan menyinggung perasaan Gavin dengan mengatakan sesuatu, jadi dia segera menendang putranya dan berkata "Cepat pergi sana, aku malu ada kamu di sini."
"Inikan rumahku, jadi aku bebas mau ada dimana saja, kenapa justru aku yang harus pergi?" Don Pedro hanya ingin melawan ayahnya dan membiarkannya sendiri, karena dia tidak akan pergi dari sana.
Don Gulio sangat marah dan ingin mendisiplinkan Don Pedro, tetapi dia lalu mendengar Gavin berkata "Don Pedro benar, dia tidak perlu pergi, sebab dia adalah teman sekelasku. Lagi pula aku masih belum tahu banyak tentang universitas, jadi aku bisa bertanya padanya sekarang."
"Kalau begitu bertanyalah padanya, dan aku akan memastikan agar anakku memberikan jawaban yang terbaik." Kata Don Gulio.
Gavin memandangnya dan tersenyum sopan "Aku ingin bertanya tentang teman - teman kita di kampus. Di kampus aku juga kesulitan berbicara denganmu, dan aku juga tidak tahu apakah kamu bisa menceritakan tentang mereka semua."
"Itu..." Don Gulio sangat khawatir kalau perkataan putranya akan menyinggung Gavin. Sebab dia tidak akan bisa memperbaikinya jika dia tidak ada di sana. Jika dia tidak ada di sana dan Gavin marah lalu melakukan sesuatu pada putranya, dia tidak akan tahu harus berbuat apa.
Don Gulio sangat mengkhawatirkan putranya, dan dia terus menatap Don Pedro. Tetapi Don Pedro tidak mempedulikannya, sebab Don Pedro tidak ingin terlihat seperti ayahnya yang ingin menjilan Gavin.
Gavin paham akan kekhawatirannya, dan berkata kepada Don Gulio "Kecuali dia melakukan sesuatu kepada saudara atau keluargaku, maka aku tidak akan menyakiti anakmu."
Pikirannya tertebak dan Don Gulio sedikit malu, tetapi Gavin sudah mengatakannya di sini, jika dia tetap tinggal maka Gavin akan menganggap Don Gulio meragukann perkataannya. Sehingga Don Gulio hanya bisa pergi lebih dulu.
Ketika Don Gulio pergi, Gavin tidak ragu lagi, dan langsung bertanya "Kenapa sih kamu membenciku? Memangnya aku pernah menyinggungmu?"
"Kamu bahkan tidak tahu kapan kamu telah menyinggung perasaan orang, sekarang kamu tahu betapa sombongnya dirimu." Don Pedro berkata dengan sinis.
"Berhati-hatilah saat kamu berbicara, karenan Kakakku memang enggak gampang marah. Soalnya dia punya temperamen yang baik, bukan karena dia tidak berani mengajarimu." Ronald menyela Don Pedro.
Don Pedro menatapnya dengan lebih meremehkan "Bahkan demi menjilatnya kamu sampai rela memanggilnya kakak. Apa kamu enggak malu sebagai anak laki-laki kalau sampai orang tuamu tahu?"
Don Pedro ingin mengejek Ronald, karena dia tahu kalau mereka sangat dekat di kampus. Dia merasa kalau Ronald tahu identitas Gavin yang sebenarnya, sehingga Ronald rela menjilatnya.
Tidak terduga Ronald berkata "Kamu enggak perlu terlalu khawatir soal itu, soalnya orang tuaku adalah ayah angkat dan ibu angkatnya. Dan mereka berdua juga sudah mengakuinya."
Don Pedro bereaksi dengan cepat dan melanjutkan "Oh, enggak kusangka, kalau kamu juga menyuruh orang tuamu untuk menjilat dia."
Kata - katanya membuat Ronald marah, sebab orang lain boleh saja menghina dirinya, tapi tidak dengan orang tuanya.
Gavin membantu Ronald saat ini dan berkata "Kamu udah salah sangka, sebenarnya aku yang mengakui kalau mereka berdua adalah orang tua angkatku, jadi akulah yang sebenarnya mengakuinya dulu."
Gavin benar - benar merendahkan dirinya, sehingga Don Pedro tidak tahu harus berkata apa untuk beberapa saat.
Lalu Gavin bertanya lagi "Di mana aku menyinggung perasaanmu?"
"Kamu memang enggak menyinggung perasaannya, soalnya dia ngelakuin ini karena Biondi. Dia dan Biondi adalah teman." Kata Ronald.
Dia sangat paham tentang masalah yang sendang terjadi di kampus, dan dari bermacam jenis berita. Hal yang mungkin bisa jadi sumber permasalahan antara Gavin dan Don Pedro adalah Biondi.
Mendengar nama Biondi, Don Pedro menjadi marah "Kalian beraninya menyebut namanya. Apa kalian tahu hal yang sudah Kalian lakukan padanya? Sekarang semua orang di kampus membicarakan Biondi dari belakang, dan memperlakukannya sebagai lelucon. Sekarang aku sangat berhati-hati saat keluar, soalnya aku juga takut kalau dipukuli tiba-tiba. "
"Itu karena salah Biondi sendiri. Kalau seandainya Biondi enggak memprovokasi kami, dan dengan arogan membawa orang ke kampus untuk memukuli kami berdua, aku enggak akan memperlakukannya seperti itu. Terlebih lagi, ketika pihak kampus akan menghukumnya. Kamipun juga berusaha untuk membantunya. Dia pun enggak berterima kasih pada kami. Dan kamu masih berpikir kalau kita berdua yang memulainya?” Ketika berbicara soal Biondi, Ronald bahkan menjadi lebih marah daripada Gavin. Sebab mau bagaimanapun, Ronald sudah dipukul dengan oleh orang-orang Bondi.
"Jangan membalikkan fakta yang sebenarnya, Biondi juga tahu kalau orang luar enggak dibolehkan masuk ke kampus. Kalau saja Kalian enggak memulainya terlebih dahulu, mana mungkin Biondi akan membiarkan orang luar masuk ke dalam kampus." Don Pedro berpikir Biondi sudah tahu tentang aturan itu, soalnya Biondi juga sudah lama kuliah disana. Sehingga seharusnya Biondi sudah tahu tentang aturan semacam itu.
Tetapi Gavin baru saja masuk ke kampus, dan dia pasti tidak tahu tentang banyak hal. Sehingga kalau di lihat Gavin lah yang pertama memulainya.
"Tanyakan saja dulu pada teman baikmu itu, dan lihat siapa yang memulai masalah itu lebih dulu.”
"Bagaimana mungkin Biondi akan berani mengatakan yang sebenarnya, karena dia sudah merasa terancam oleh Kalian."
“Kalau begitu, kenapa enggak kamu tanyakan langsung ke kepala universitas?. Saat itu semua bukti sudah kami berikan kepadanya. Kalau kamu juga curiga pada kepala universitas, sebaiknya kamu tanyakan saja kepada siswa yang diusir dari tempat parkir pada saat itu. Jika kamu memeriksanya dengan cermat, kamu pasti akan tahu siapa yang benar dan siapa yang salah. Tetapi kalau kamu belum menyelidikinya, ya jangan menyalahkan kami dulu." Kata Ronald bersemangat.
Ronald tidak mengira waktu dia dan Gavin berusaha menyelamatkan Biondi. Mereka justru membuat orang lain berpikir bahwa merekalah yang pertama kali memulai permasalahan itu. Dan ini bukanlah berita yang baik untuk Gavin, makanya tidak heran kalau orang - orang sekarang sangat takut kepada Gavin. Mereka takut kalau Gavin akan menyakiti keluarganya. Kalau aku tahu hal ini yang justru akan terjadi, maka aku tidak akan membiarkan kampus mengumumkan permasalahan tersebut.
"Hmpph, aku lebih percaya pada Biondi." Don Pedro sedikit terguncang karena perkataan Ronald, tetapi Don Pedro masih lebih mempercayai temannya.
"Hah…. percaya pada teman adalah hal yang baik, tetapi kalau kamu langsung percaya padanya, maka kamu akan secara buta percaya kalau temanmu tidak salah. Dan kamu sendiri yang akan rugi di masa depan." Gavin berkata padanya dengan sungguh-sungguh dan dia merasa bosan sekarang. Ternyata dia membenci dirinya karena hal kecil.
Novel Terkait
Cinta Tapi Diam-Diam
RossieSiswi Yang Lembut
Purn. Kenzi KusyadiMr. Ceo's Woman
Rebecca WangSang Pendosa
DoniAwesome Guy
RobinAir Mata Cinta
Bella CiaoStep by Step
LeksGue Jadi Kaya×
- Bab 1 Uang Banyak Yang Jatuh Dari Langit
- Bab 2 Memandang Rendah
- Bab 3 Anjing Yang Memandang Rendah Orang
- Bab 4 Pergi Sana!
- Bab 5 Uang Kas Kelas
- Bab 6 Cerai
- Bab 7 Tuan Muda
- Bab 8 Beli!
- Bab 9 Tuan Muda Sanjaya
- Bab 10 Kakek!
- Bab 11 Orang Tidak Berguna Bagaikan Sampah
- Bab 12 Wajah Tidak Sabar
- Bab 13 Sedih
- Bab 14 Pelajar Miskin
- Bab 15 Orang Terpandang
- Bab 16 Saudara Miskin
- Bab 17 Kebenaran Terucap
- Bab 18 Mengantar Uang
- Bab 19 Halangan
- Bab 20 Dikeluarkan Dari Sekolah
- Bab 21 Mengadu
- Bab 22 Investasi
- Bab 23 Mengakui Kekalahan
- Bab 24 Salah Paham
- Bab 25 Berpura-Pura
- Bab 26 Pesta Kumpul Teman-Teman
- Bab 27 10 Miliar!
- Bab 28 Kebingungan Antara Yang Benar Dan Yang Salah
- Bab 29 Menjadi Pelindung
- Bab 30 Usaha
- Bab 31 Hambatan
- Bab 32 Pameran Kerja
- Bab 33 Berani Ikut Dalam Perekrutan
- Bab 34 Wawancara
- Bab 35 Manajer Hari
- Bab 36 Mengeluh
- Bab 37 Saldo Di Dalam Rekening
- Bab 38 Pilih Sendiri
- Bab 39 Tebak
- Bab 40 Orang Di Belakang Uang
- Bab 41 Undangan
- Bab 42 Tuan Sihotang
- Bab 43 Sebuah Pertunjukan Bagus
- Bab 44 Perjamuan Kencan Buta
- Bab 45 Mengacaukan Masalah
- Bab 46 Identitas
- Bab 47 Melakukan Sesuatu
- Bab 48 Bertambah Seorang Adik
- Bab 49 Menarik Orang
- Bab 50 Kontrak
- Bab 51 Membahas Tentang Perceraian Lagi
- Bab 52 Dua Miliar Rupiah
- Bab 53 Bergabung
- Bab 54 Resiko Yang Harus Ditanggung
- Bab 55 Tingkat Kepastian
- Bab 56 Penagihan Hutang
- Bab 57 Pembunuhan
- Bab 58 Beri Pelajaran
- Bab 59 Dijebak
- Bab 60 Pergi Untuk Mati
- Bab 61 Wanita Pembohong
- Bab 62 Melakukan Kerjasama
- Bab 63 Aku Menemukan Harta Karun Itu
- Bab 64 Kembali
- Bab 65 Penandatanganan Kontrak
- Bab 66 Audisi Bakat
- Bab 67 Kekurangan Orang
- Bab 68 Tersinggung
- Bab 69 Pemeliharaan
- Bab 70 Atas Nama Suami Dan Istri
- Bab 71 Pergi Ke Luar Negeri
- Bab 72 Tidak Akan Kubiarkan Lolos
- Bab 73 Menyadari
- Bab 74 Putri Yang Tidak Diakui
- Bab 75 Sampah
- Bab 76 Bersama
- Bab 77 Tidak Cukup Bagus
- Bab 78 Bos
- Bab 79 Tidak Bisa Memprovokasi
- Bab 80 Program Rekaman
- Bab 81 Protes
- Bab 82 Kinerja
- Bab 83 Lulus
- Bab 84 Salah Tafsir
- Bab 85 Kejutan
- Bab 86 Resmi Bercerai
- Bab 87 Tempat Parkir Harga Langit
- Bab 88 Mempermalukan Diri Sendiri
- Bab 89 Keluar
- Bab 90 Kehilangan Pekerjaan
- Bab 91 Mengangkat Jadi Anak
- Bab 92 Membeli Dengan Seenaknya
- Bab 93 Mengejar Artis
- Bab 94 Pinjam Uang
- Bab 95 Membuat Segalanya Sulit
- Bab 96 Dividen
- Bab 97 Menawar Harga
- Bab 98 Sudah Berencana Sebelumnya
- Bab 99 Hilang
- Bab 100 Bukan Siapa-Siapa
- Bab 101 Pingsan
- Bab 102 Harga Yang Menyakitkan
- Bab 103 Pengakuan
- Bab 104 Terkenal
- Bab 105 Pesta Minum Pribadi
- Bab 106 Membuat Masalah
- Bab 107 Ketidakcocokan
- Bab 108 Silakan
- Bab 109 Tanpa Keraguan
- Bab 110 Rasti Ada Di Sini
- Bab 111 Menyerah
- Bab 112 Hati
- Bab 113 Jalan Untuk Melangkah Mundur
- Bab 114 Mengundurkan Diri Dari Peperangan
- Bab 115 Sombong
- Bab 116 Memalukan
- Bab 117 Makan Gratis
- Bab 118 Skandal
- Bab 119 Memiliki Kesulitan
- Bab 120 Mengejar
- Bab 121 Hati Gadis
- Bab 122 Orang-Orang Di Belakang
- Bab 123 Bahaya
- Bab 124 Melampiaskan Amarah
- Bab 125 Artis
- Bab 126 Hasil Akhir