Gue Jadi Kaya - Bab 117 Makan Gratis
Ronald merasa bahwa dirinya tidak punya wajah untuk bertemu orang lagi, dia menangis di kamar Gavin, tidak ada hal yang lebih sedih daripada kehilangan wajah di depan idolanya.
Gavin membiarkannya menangis dan mengabaikannya, anggap saja sebagai solusi untuk hari-harinya yang membosankan ini.
Ketika tiba waktu makan malam, Ronald baru selesai merapikan diri dan pergi makan malam bersama Gavin.
Ketika di luar, Ronald masih sangat serius, bagaimanapun juga, setelah keluar dia mewakili Gavin.
Mereka pergi ke restoran di hotel, dekorasi restoran ini sangat mewah, tetapi kebanyakan makanan dari restoran adalah makanan Barat, Gavin tidak suka makanan barat, jadi dia memesan nasi goreng.
Untuk mencegah suasana di meja makan menjadi aneh, Ronald juga mengikutinya makan nasi goreng.
Awalnya, mereka hanya makan dengan santai dan mereka juga tidak berpikir akan terjadi apa-apa, siapa tahu mereka kurang beruntung, jadi mereka duduk di sebelah orang yang suka mencari masalah.
Orang tersebut sangat diam selama makan, tetapi setelah selesai makan, dia memanggil pelayan dan bersikeras bahwa makanan di restoran tidak segar, makanan lautnya mati sebelum dibekukan dan tidak enak, dia tidak mau membayar.
Gavin melirik ke arahnya, dia melihat bahwa hidangan di atas meja telah habis dimakan, bahkan piringnya sudah mau dijilat sampai bersih, tetapi orang tersebut masih berkata bahwa rasanya tidak enak, ini sangat jelas karena orang tersebut ingin mencari masalah dan tidak mau membayar, dia menggelengkan kepalanya tanpa mengucapkan apa-apa.
Tanpa diduga, ketika dia menggelengkan kepala, orang yang mencari masalah tersebut melihatnya, pria tersebut segera bergegas ke arah Gavin, menunjuk ke Gavin dan berkata "Apa maksudmu?"
Gavin mengerutkan kening dan berkata "Aku tidak bermaksud apa-apa."
“Lalu kenapa kamu menggelengkan kepala padaku, apakah kamu meremehkanku? Siapakah kamu? Orang yang hanya mampu makan nasi goreng di sini memiliki wajah untuk meremehkan orang lain?” Orang tersebut tidak mau berdamai dan sangat jelas ingin bertengkar dengan Gavin.
Pelayan bergegas untuk meminta maaf kepada Gavin dan berkata "Maaf, Tuan, silahkan anda pergi dulu, kami akan menangani masalah ini, aku sudah menelepon manajer untuk datang, maaf telah mengganggu anda."
Pelayanan hotel bintang lima benar-benar berbeda, setidaknya Gavin merasa sangat nyaman, pelayan di sini tidak menyanjung pelanggan secara sengaja, tetapi mereka menjaga perasaan pelanggan.
Gavin tidak ingin bertengkar dengan orang tersebut dan mempengaruhi orang lain makan, lagipula, dia sudah selesai makan, jadi dia berdiri dan bersiap-siap untuk membayar tagihan dan pergi.
Namun pria tersebut tidak mau berdamai, dia berdiri di depan Gavin dan menghalangi jalannya.
"Mau pergi? Apakah kamu pernah meminta persetujuanku? Cepat meminta maaf padaku."
“Mengapa aku harus meminta maaf kepadamu?” Gavin merasa bingung.
“Karena kamu tadi mengejekku dan membuatku merasa tidak nyaman, kamu harus meminta maaf padaku.” Pria tersebut berkata.
“Kamu itu siapa? Aku tidak mengejekmu, meskipun aku mengejekmu, kamu juga harus bersabar.” Gavin tahu bahwa dia telah bertemu dengan orang yang tidak masuk akal, jadi dia juga tidak buru-buru mau pergi, bukankah orang tersebut berkata bahwa dia mengejeknya? Kalau begitu, dia mempraktikkannya saja.
“Apa yang kamu katakan tadi?” Pria tersebut memperkuat suaranya dan berteriak pada Gavin.
“Tamu, harap tenang, ada orang lain yang makan di sini.” Pada saat ini, manajer berjalan mendekat dan berkata.
Ketika pria tersebut melihat manajer, dia menoleh dan berkata kepada manajer "Makanan di sini tidak segar, aku merasa tidak nyaman setelah makan dan orang ini menggangguku, tolong menangani masalah ini."
Manajer melirik ke meja pria tersebut dan dia segera mengerti, dia tersenyum dan berkata "Baiklah, jika kamu tidak punya uang untuk membayar tagihan, aku akan membebaskan tagihan untukmu, bagaimanapun juga, kamu adalah tamu, anggap saja aku mentraktirmu.
Perkataan ini terdengar seperti sedang menyelesaikan masalah, tetapi sebenarnya manajer tersebut bersikap keras pada pria tersebut dan langsung mengatakan bahwa pria tersebut tidak punya uang dan ingin menggunakan cara ini untuk menghindari pembayaran.
Wajah pria tersebut memerah setelah mendengar perkataan tersebut, dia meraih kerah manajer dan berkata: "Apa maksudmu, kamu berani berbicara seperti ini dengan tamu, aku mau mengeluh."
"Boleh, ada kotak keluhan di samping, kodeku adalah 001, silakan anda untuk mengeluh dan memberitahu apa yang telah aku lakukan, sehingga kamu merasa tidak puas." Manajer tersebut masih berkata sambil tersenyum.
Gavin merasa sangat lucu, dia tidak menyangka manajer tersebut akan bersikap begitu keras, pada saat ini, yang paling menyebalkan adalah berbicara sambil tersenyum, seorang wanita berani melakukan hal seperti ini ketika diancam, pantas bisa menjadi manajer hotel bintang lima.
Orang-orang di sekitar yang sedang makan juga memperhatikannya, mereka mendengar apa yang terjadi, mereka semua merasa bahwa pria tersebut mencari masalah dengan tidak masuk akal dan pria tersebut masih memperlakukan seoarang wanita seperti ini, mereka menggelengkan kepalanya dan berbisik.
Pria tersebut kesal dan berkata: "Siapa bilang aku tidak punya uang untuk membayar, aku akan membayarnya nanti, tapi kamu pasti akan mampus."
Setelah selesai berbicara, pria tersebut mengangkat tangan dan ingin memukul orang.
Gavin bergegas kemari dan mendorongnya pergi, dia melindungi manajer di belakangnya dan berkata kepada pria tersebut: "Jika kamu tidak punya uang, kamu katakan saja, aku dapat membantumu, hal ini tidak memalukan, bagaimanapun juga, setiap orang memiliki masa sulit, tetapi memukul seorang wanita, itu tidak benar, pria yang memukul wanita juga bukan seorang pria. "
“Masalah kita berdua masih belum diselesaikan, sekarang kamu ikut campur dalam masalah orang lain, apakah kamu ingin dipukuli juga?” Pria tersebut berjalan dan ingin menyerang Gavin.
Gavin tidak takut padanya, bagaimanapun juga, dia merupakan seorang pria dan masih belum tahu siapa yang akan menang.
Tapi sebelum pria tersebut bisa melakukan apapun, petugas keamanan sudah datang.
Petugas keamanan segera mengendalikan pria tersebut.
Manajer tersebut berdiri dan berkata: "Periksa dia adalah tamu dari kamar yang mana."
Bawahannya segera memeriksa dan menemukan bahwa pria tersebut bukan tamu mereka dan dia tidak tahu menyelinap masuk dari mana, informasi yang diregistrasi semuanya palsu dan nomor kamar yang disebutkan tidak ditempati sama sekali.
Sekarang sudah sangat jelas, tempat mereka tidak terbuka untuk luar, orang ini menyelinap masuk dan ingin makan gratis, sehingga menggunakan informasi palsu.
Pria tersebut benar-benar banyak menghabiskan akalnya, manajer tersebut menggelengkan kepalanya dan berkata kepada penjaga keamanan: "Bawa orang ini ke kantor polisi dan biarkan polisi yang menanganinya."
Pria tersebut tidak takut, dia adalah seorang gangster, dia hanya ingin datang untuk makan gratis, yang penting adalah dia bisa makan gratis, untuk hal lain, dia tidak peduli.
Pria tersebut dibawa pergi dan manajer berkata kepada Gavin "Terima kasih."
“Tidak apa-apa, aku hanya tidak tahan melihat pria memukul wanita, yang penting kamu baik-baik saja, kami pergi dulu.” Gavin memberitahu Ronald untuk pergi.
Manajer tersebut buru-buru berkata "Kamu tidak perlu membayar, anggap saja aku berterima kasih padamu, kamu bisa langsung pergi."
"Tidak, kalian sudah memberikan pria tersebut makan gratis dan aku hanya memesan dua nasi goreng, jika kamu ingin berterima kasih padaku, apakah makanan ini tidak terlalu murah?" Gavin berkata.
“Kalau begitu aku mentraktirmu makan malam besok, kamu tinggal di kamar nomor berapa, nanti aku pergi mencarimu dan kita keluar untuk makan.” Manajer tersebut berkata.
Gavin menggelengkan kepalanya dan tidak berkata apa-apa, dia bukan benar-benar ingin manajer tersebut berterima kasih padanya, dia membawa Ronald pergi setelah membayar tagihan.
Tetapi manajer hotel adalah manajer hotel, meskipun Gavin tidak mengatakan apa-apa, dia hanya perlu memeriksanya dan sudah bisa tahu Gavin adalah tamu dari kamar nomor berapa.
Novel Terkait
Cinta Seorang CEO Arogan
MedellineDiamond Lover
LenaCinta Yang Tak Biasa
WennieBalas Dendam Malah Cinta
SweetiesJalan Kembali Hidupku
Devan HardiGue Jadi Kaya×
- Bab 1 Uang Banyak Yang Jatuh Dari Langit
- Bab 2 Memandang Rendah
- Bab 3 Anjing Yang Memandang Rendah Orang
- Bab 4 Pergi Sana!
- Bab 5 Uang Kas Kelas
- Bab 6 Cerai
- Bab 7 Tuan Muda
- Bab 8 Beli!
- Bab 9 Tuan Muda Sanjaya
- Bab 10 Kakek!
- Bab 11 Orang Tidak Berguna Bagaikan Sampah
- Bab 12 Wajah Tidak Sabar
- Bab 13 Sedih
- Bab 14 Pelajar Miskin
- Bab 15 Orang Terpandang
- Bab 16 Saudara Miskin
- Bab 17 Kebenaran Terucap
- Bab 18 Mengantar Uang
- Bab 19 Halangan
- Bab 20 Dikeluarkan Dari Sekolah
- Bab 21 Mengadu
- Bab 22 Investasi
- Bab 23 Mengakui Kekalahan
- Bab 24 Salah Paham
- Bab 25 Berpura-Pura
- Bab 26 Pesta Kumpul Teman-Teman
- Bab 27 10 Miliar!
- Bab 28 Kebingungan Antara Yang Benar Dan Yang Salah
- Bab 29 Menjadi Pelindung
- Bab 30 Usaha
- Bab 31 Hambatan
- Bab 32 Pameran Kerja
- Bab 33 Berani Ikut Dalam Perekrutan
- Bab 34 Wawancara
- Bab 35 Manajer Hari
- Bab 36 Mengeluh
- Bab 37 Saldo Di Dalam Rekening
- Bab 38 Pilih Sendiri
- Bab 39 Tebak
- Bab 40 Orang Di Belakang Uang
- Bab 41 Undangan
- Bab 42 Tuan Sihotang
- Bab 43 Sebuah Pertunjukan Bagus
- Bab 44 Perjamuan Kencan Buta
- Bab 45 Mengacaukan Masalah
- Bab 46 Identitas
- Bab 47 Melakukan Sesuatu
- Bab 48 Bertambah Seorang Adik
- Bab 49 Menarik Orang
- Bab 50 Kontrak
- Bab 51 Membahas Tentang Perceraian Lagi
- Bab 52 Dua Miliar Rupiah
- Bab 53 Bergabung
- Bab 54 Resiko Yang Harus Ditanggung
- Bab 55 Tingkat Kepastian
- Bab 56 Penagihan Hutang
- Bab 57 Pembunuhan
- Bab 58 Beri Pelajaran
- Bab 59 Dijebak
- Bab 60 Pergi Untuk Mati
- Bab 61 Wanita Pembohong
- Bab 62 Melakukan Kerjasama
- Bab 63 Aku Menemukan Harta Karun Itu
- Bab 64 Kembali
- Bab 65 Penandatanganan Kontrak
- Bab 66 Audisi Bakat
- Bab 67 Kekurangan Orang
- Bab 68 Tersinggung
- Bab 69 Pemeliharaan
- Bab 70 Atas Nama Suami Dan Istri
- Bab 71 Pergi Ke Luar Negeri
- Bab 72 Tidak Akan Kubiarkan Lolos
- Bab 73 Menyadari
- Bab 74 Putri Yang Tidak Diakui
- Bab 75 Sampah
- Bab 76 Bersama
- Bab 77 Tidak Cukup Bagus
- Bab 78 Bos
- Bab 79 Tidak Bisa Memprovokasi
- Bab 80 Program Rekaman
- Bab 81 Protes
- Bab 82 Kinerja
- Bab 83 Lulus
- Bab 84 Salah Tafsir
- Bab 85 Kejutan
- Bab 86 Resmi Bercerai
- Bab 87 Tempat Parkir Harga Langit
- Bab 88 Mempermalukan Diri Sendiri
- Bab 89 Keluar
- Bab 90 Kehilangan Pekerjaan
- Bab 91 Mengangkat Jadi Anak
- Bab 92 Membeli Dengan Seenaknya
- Bab 93 Mengejar Artis
- Bab 94 Pinjam Uang
- Bab 95 Membuat Segalanya Sulit
- Bab 96 Dividen
- Bab 97 Menawar Harga
- Bab 98 Sudah Berencana Sebelumnya
- Bab 99 Hilang
- Bab 100 Bukan Siapa-Siapa
- Bab 101 Pingsan
- Bab 102 Harga Yang Menyakitkan
- Bab 103 Pengakuan
- Bab 104 Terkenal
- Bab 105 Pesta Minum Pribadi
- Bab 106 Membuat Masalah
- Bab 107 Ketidakcocokan
- Bab 108 Silakan
- Bab 109 Tanpa Keraguan
- Bab 110 Rasti Ada Di Sini
- Bab 111 Menyerah
- Bab 112 Hati
- Bab 113 Jalan Untuk Melangkah Mundur
- Bab 114 Mengundurkan Diri Dari Peperangan
- Bab 115 Sombong
- Bab 116 Memalukan
- Bab 117 Makan Gratis
- Bab 118 Skandal
- Bab 119 Memiliki Kesulitan
- Bab 120 Mengejar
- Bab 121 Hati Gadis
- Bab 122 Orang-Orang Di Belakang
- Bab 123 Bahaya
- Bab 124 Melampiaskan Amarah
- Bab 125 Artis
- Bab 126 Hasil Akhir