Gue Jadi Kaya - Bab 10 Kakek!
"Apakah kamu tahu siapa aku? Berani-berani berbicara denganku seperti ini!" Tuan Muda Sanjaya berusaha untuk berdiri.
Gavin menekan bahunya, kembali bertanya : "Apakah kamu tahu siapa aku? Barang yang tidak bisa kamu beli bagiku seperti mainan di tepi jalan.
Dia memberi tahu Tuan Muda Sanjaya dengan fakta, seberapa besar jarak di antara mereka.
Tuan Muda Sanjaya mendengar ini juga mengerti, uang ini bahkan tidak bisa dikeluarkan oleh orang tuanya dengan sesuka hati, orang ini malah membelinya tanpa berkedip, bahkan jika berpakaian seperti seorang siswa yang miskin, tetapi identitasnya juga pasti tidak biasa.
Manajer Restoran Queenzy acuh tak acuh terhadap dirinya, tetapi penuh hormat terhadapnya, ini lebih membuktikan poin ini.
Dia adalah orang kaya generasi kedua, tetapi juga hanya orang kaya kelas bawah, bahkan bukan kelas menengah dan kelas atas sudah berada di luar jangkauan, mungkin orang yang di hadapannya ini adalah orang kelas atas yang keluar dengan sederhana untuk mencari kesenangan.
Perbuatan dirinya sendiri yang sebelumnya telah termasuk menyinggungnya, jika tidak memperbaiki sekarang dan membuatnya marah lalu berbuat sesuatu terhadap dirinya sendiri, maka tamatlah riwayatnya.
Berpikir sampai sini, Tuan Muda Sanjaya tidak berani sombong lagi, wajahnya telah pucat, seluruh punggungnya berkeringat dingin, dia menciutkan lehernya dengan sangat ketakutan dan berteriak : "Kakek."
"Suaramu terlalu kecil, aku tidak mendengarnya." Gavin berkata dengan tidak puas.
Tuan Muda Sanjaya memejamkan matanya, berteriak dengan keras : "Kakek!"
"Aku tidak memiliki cucu sepertimu, kelak jika keluar rumah tolong pakai matamu, jangan sembarangan menghina orang, siapa tahu latar belakang orang yang kamu hina lebih besar darimu!" Setelah Gavin memperingatinya, baru melepaskannya.
Setelah merasakan tekanan di bahunya telah ringan, Tuan Muda Sanjaya bergegas berdiri, menundukkan kepala dan pergi dari sini seperti melarikan diri.
Seumur hidup, ini adalah pertama kali dia berlutut kepada orang lain dan ada begitu banyak orang yang lihat di sekitar, dia sudah tidak memiliki muka, dia bahkan tidak berani datang di sekitar sini lagi seumur hidupnya.
Sekitar menjadi tenang, Gavin merasa agak lesu, terlalu banyak hal yang terjadi hari ini, membuatnya sangat lelah, lalu berbaring di atas sofa dan beristirahat.
Ketika tidur dengan linglung, dia dibangunkan oleh getaran ponselnya, dia mengambil dan melihatnya, itu adalah telepon dari Rasti.
Gavin mengira dia telepon untuk meminta maaf karena telah memeriksa uang kas kelas dengan jelas, lalu bergegas mengangkat telepon.
Mendengar Rasti berkata dengan dingin : " Gavin, aku tidak peduli lagi kamu mati atau hidup, kamu melakukan apa, tetapi kita sekarang masih suami istri, malam ini adalah ulang tahun pamanku, di Restoran Queenzy, datang lalu menyapa dan pergi setelah itu."
Sebelum Gavin dapat berbicara, terdengar suara telepon yang dimatikan.
Gavin melihat ponsel dengan tidak berdaya, Rasti masih tidak percaya padanya, ulang tahun kali ini memanggilnya pasti karena orang rumah mengungkitnya.
Orang tua Rasti masih sangat baik kepadanya, dia tidak bisa mengecewakan mereka, bahkan jika marah, Gavin masih naik taksi ke Restoran Queenzy.
Begitu turun mobil, dia melihat Rasti menunggu di pintu masuk, dia bergegas ketika melihatnya dan marah tepat di wajahnya : "Kamu sekarang telah tidak ada harapan bukan, masih berani naik naksi kemari, kamu masih menyembunyikan berapa banyak uang kas, serahkan kepadaku sekarang juga!"
"Aku tidak mencuri uang kas, ini adalah terakhir kali aku mengatakannya, kalau tidak percaya ya sudah!" Gavin berkata dengan marah.
Rasti dibuat sangat marah oleh sikapnya, fakta sudah ada di depan mata tetapi masih tidak berani mengakuinya, jika bukan karena sebentar lagi ada acara ulang tahun paman kedua, dia tidak akan ingin mengatakan sepatah kata pun kepada Gavin.
Novel Terkait
Waiting For Love
SnowTernyata Suamiku Seorang Milioner
Star AngelAdieu
Shi QiAsisten Wanita Ndeso
Audy MarshandaThe Revival of the King
ShintaHidden Son-in-Law
Andy LeeUntouchable Love
Devil BuddyMbak, Kamu Sungguh Cantik
Tere LiyeGue Jadi Kaya×
- Bab 1 Uang Banyak Yang Jatuh Dari Langit
- Bab 2 Memandang Rendah
- Bab 3 Anjing Yang Memandang Rendah Orang
- Bab 4 Pergi Sana!
- Bab 5 Uang Kas Kelas
- Bab 6 Cerai
- Bab 7 Tuan Muda
- Bab 8 Beli!
- Bab 9 Tuan Muda Sanjaya
- Bab 10 Kakek!
- Bab 11 Orang Tidak Berguna Bagaikan Sampah
- Bab 12 Wajah Tidak Sabar
- Bab 13 Sedih
- Bab 14 Pelajar Miskin
- Bab 15 Orang Terpandang
- Bab 16 Saudara Miskin
- Bab 17 Kebenaran Terucap
- Bab 18 Mengantar Uang
- Bab 19 Halangan
- Bab 20 Dikeluarkan Dari Sekolah
- Bab 21 Mengadu
- Bab 22 Investasi
- Bab 23 Mengakui Kekalahan
- Bab 24 Salah Paham
- Bab 25 Berpura-Pura
- Bab 26 Pesta Kumpul Teman-Teman
- Bab 27 10 Miliar!
- Bab 28 Kebingungan Antara Yang Benar Dan Yang Salah
- Bab 29 Menjadi Pelindung
- Bab 30 Usaha
- Bab 31 Hambatan
- Bab 32 Pameran Kerja
- Bab 33 Berani Ikut Dalam Perekrutan
- Bab 34 Wawancara
- Bab 35 Manajer Hari
- Bab 36 Mengeluh
- Bab 37 Saldo Di Dalam Rekening
- Bab 38 Pilih Sendiri
- Bab 39 Tebak
- Bab 40 Orang Di Belakang Uang
- Bab 41 Undangan
- Bab 42 Tuan Sihotang
- Bab 43 Sebuah Pertunjukan Bagus
- Bab 44 Perjamuan Kencan Buta
- Bab 45 Mengacaukan Masalah
- Bab 46 Identitas
- Bab 47 Melakukan Sesuatu
- Bab 48 Bertambah Seorang Adik
- Bab 49 Menarik Orang
- Bab 50 Kontrak
- Bab 51 Membahas Tentang Perceraian Lagi
- Bab 52 Dua Miliar Rupiah
- Bab 53 Bergabung
- Bab 54 Resiko Yang Harus Ditanggung
- Bab 55 Tingkat Kepastian
- Bab 56 Penagihan Hutang
- Bab 57 Pembunuhan
- Bab 58 Beri Pelajaran
- Bab 59 Dijebak
- Bab 60 Pergi Untuk Mati
- Bab 61 Wanita Pembohong
- Bab 62 Melakukan Kerjasama
- Bab 63 Aku Menemukan Harta Karun Itu
- Bab 64 Kembali
- Bab 65 Penandatanganan Kontrak
- Bab 66 Audisi Bakat
- Bab 67 Kekurangan Orang
- Bab 68 Tersinggung
- Bab 69 Pemeliharaan
- Bab 70 Atas Nama Suami Dan Istri
- Bab 71 Pergi Ke Luar Negeri
- Bab 72 Tidak Akan Kubiarkan Lolos
- Bab 73 Menyadari
- Bab 74 Putri Yang Tidak Diakui
- Bab 75 Sampah
- Bab 76 Bersama
- Bab 77 Tidak Cukup Bagus
- Bab 78 Bos
- Bab 79 Tidak Bisa Memprovokasi
- Bab 80 Program Rekaman
- Bab 81 Protes
- Bab 82 Kinerja
- Bab 83 Lulus
- Bab 84 Salah Tafsir
- Bab 85 Kejutan
- Bab 86 Resmi Bercerai
- Bab 87 Tempat Parkir Harga Langit
- Bab 88 Mempermalukan Diri Sendiri
- Bab 89 Keluar
- Bab 90 Kehilangan Pekerjaan
- Bab 91 Mengangkat Jadi Anak
- Bab 92 Membeli Dengan Seenaknya
- Bab 93 Mengejar Artis
- Bab 94 Pinjam Uang
- Bab 95 Membuat Segalanya Sulit
- Bab 96 Dividen
- Bab 97 Menawar Harga
- Bab 98 Sudah Berencana Sebelumnya
- Bab 99 Hilang
- Bab 100 Bukan Siapa-Siapa
- Bab 101 Pingsan
- Bab 102 Harga Yang Menyakitkan
- Bab 103 Pengakuan
- Bab 104 Terkenal
- Bab 105 Pesta Minum Pribadi
- Bab 106 Membuat Masalah
- Bab 107 Ketidakcocokan
- Bab 108 Silakan
- Bab 109 Tanpa Keraguan
- Bab 110 Rasti Ada Di Sini
- Bab 111 Menyerah
- Bab 112 Hati
- Bab 113 Jalan Untuk Melangkah Mundur
- Bab 114 Mengundurkan Diri Dari Peperangan
- Bab 115 Sombong
- Bab 116 Memalukan
- Bab 117 Makan Gratis
- Bab 118 Skandal
- Bab 119 Memiliki Kesulitan
- Bab 120 Mengejar
- Bab 121 Hati Gadis
- Bab 122 Orang-Orang Di Belakang
- Bab 123 Bahaya
- Bab 124 Melampiaskan Amarah
- Bab 125 Artis
- Bab 126 Hasil Akhir