Gue Jadi Kaya - Bab 110 Rasti Ada Di Sini

Melihat Gavin akan marah, Levina tampak ketakutan. Karena dia tidak ingin membuat Gavin marah, terutama setelah hal itu terjadi. Dia merasa kalau dirinya telah menyebabkan banyak masalah bagi Gavin. Jika dia terus bersikeras, maka dia tidak akan memiliki tempat di sisi Gavin. Jadi Levina tidak menolak dan menerima kunci mobilnya.

Melihat Levina begitu patuh, wajah Gavin sedikit tenang dan dia mengajak Ronald yang menunggu di luar sambil berkata "Ini adalah putra dari ayah dan ibu angkatku, adikku dan juga adikmu."

"Hah? Oh jadi Itu kamu to! Aku sudah dengar kalau Kakak pernah cerita soal kamu. Halo aku Levina Atmaja, kamu bisa memanggilku kakak mulai sekarang." Levina berjalan ke Ronald sambil berkata.

Ronald tidak mengira kalau Levina akan begitu antusias. Awalnya Ronald berpikir kalau Levina adalah orang yang dominan seperti Gavin. Ronald pun mengulurkan tangannya untuk bersalaman dengan Levina sambil berkata "Namaku Ronald Kak."

"Adik lucu sekali, apa kamu sudah punya pacar?" Levina bertanya padanya.

"Ahhh… belum, belum," kata Ronald sambil menggelengkan kepalanya.

"Apakah kamu punya orang yang kamu suka?" Levina bertanya lagi.

Sesaat Ronald teringat pada Kezia, namun dia langsung menyangkalnya.

Levina pun mengerti.

"Hemmm, sepertinya memang ada. Ayo, beri tahu Kakak wanita seperti apa dia. Kakak akan mencarikan informasi tentangnya untukmu, atau kakak juga bisa memberimu nasihat agar kamu tahu bagaimana caranya mengejar perempuan." Levina menarik Ronald ke sofa, seolah-olah Levina ingin berbicara sangat dekat dengannya.

Ronald menatap Gavin untuk meminta bantuan, karena Ronald tidak tahan dengan kakak yang seperti ini. Dan berharap agar Gavin bisa menyelamatkan dirinya.

Tetapi Gavin hanya mengangkat bahu dan menyaksikan Ronald dibawa tanpa melakukan apa pun. Levina mulai mengobrol dengan Ronald, mereka berdua seperti teman lama yang sudah sepuluh tahun tidak bertemu.

Ronald tidak berdaya, sebab Gavin tidak bisa menyelamatkannya dan Ronald juga tidak bisa menolak Levina. Mau bagaimanapun Levina memang kakaknya sendiri, sehingga Ronald hanya bisa mendengarkan celotehannya, sambil sesekali menjawab satu atau dua pertanyaannya. Meskipun hanya di dominasi oleh Levina, tetapi keduanya bisa berbicara dengan baik.

Gavin lalu pergi ke kantor Levina dan mulai membaca dokumen - dokumen yang ada. Gavin sudah belajar banyak sekarang, tetapi dia belum benar-benar menangani proyek yang ada dan dia juga jarang membaca dokumen yang sebenarnya. Sekarang dia sudah memiliki kemampuan yang diperlukan.

Saat membolak-balik dokumen, dia akhirnya sampai ke dokumen proyek Rasti.

Karena investasi yang besar pada tahap awal dan uang yang Gavin berikan pada Rasti kemarin, perusahaan Rasti telah berkembang sangat baik. Walaupun itu adalah perusahaan baru, tetapi karena orang-orang yang diundang adalah orang - orang terkenal dan juga ahli di bidangnya. Hal itu berdampak pada publisitasnya perusahaanya yang semakin bagus dan reputasi perusahaannya yang semakin meningkat.

Banyak orang pergi ke institusi pendidikannya untuk belajar dan perlahan bisnisnyas mulai beroperasi. Jika hal ini terus berlanjut, maka perusahaannya akan mulai mendapatkan keuntungan pada akhir tahun.

Gavin sangat senang melihat perkembangannya. Sayangnya Gavin tidak bisa bertanya langsung kepada Rasti soal kabarnya sekarang. Tetapi terkadang Gavin masih memikirkan mantan istri itu, akan sangat menyenangkan kalau Gavin bisa mendengar kabar baik dari Rasti sendiri.

Gavin tidak berharap akan bertemu dengan Rasti lagi, lagi pula mereka berdua sudah tidak memiliki hubungan lagi setelah bercerai, tetapi sayang sekali sepertinya Tuhan sedang bercanda dengannya.

Tiba - tiba sekretaris Levina mengetuk pintu dan masuk, saat Gaving sedang menatap dokumen - dokumen yang ada dengan sangat serius, serta Levina dan Ronald sedang asik mengobrol.

Melihat Levina yang seharusnya sedang bekerja, tetapi malah duduk dan mengobrol dengan orang lain, sementara si Bos malah duduk di meja Levina. Sekretaris itu sedikit bingung, karena tidak tahu harus melapor kepada siapa.

"Oh, ada apa?" Levina langsung bertanya untuk memecahkan kebingungan sekretarisnya.

Sekretaris itu buru-buru menjawab "Orang yang membuat janji dengan kamu sudah sampai dan sekarang sedang menunggu di bawah. Kalau tidak mengganggu, apakah aku boleh mengantarkannya naik."

Levina sendiri juga sudah lupa dengan siapa membuat janji. Akan tetapi dalam situasi seperti ini, Levina bergantung pada keputusan Gavin, sehingga dia melihat ke arah Gavin.

"Suruh saja dia naik." Gavin tidak suka menunda urusan bisnis.

"Baik Pak, aku akan turun dan mengantarnya naik sekarang." Sekretaris itu menghela nafas lega dan bergegas turun. Begitu sekretaris pergi, Levina segera berdiri dan bertanya pada Gavin "Apakah kamu akan pergi?"

Sebanarnya jarang sekali Gavin datang ke perusahaan, makanya Levina enggan melepaskan Gavin pergi. Karena Levina bisa bersantai sedikit di sini, soalnya hari ini Levina sedang tidak penuh dengan pekerjaan.

"Tidak apa-apa, Ronald dan aku hanya akan menonton, soalnya aku juga ngin tahu bagaimana caramu bernegosiasi dalams bisnis." Gavin belum pernah melihatnya sebelumnya, jadi dia agak penasaran.

Ketika Gavin mengatakan itu, Levina menjadi sangat gugup dan tiba-tiba ingin Gavin segera pergi. Tetapi Levina tidak berani mengatakannya, seperti Gavin memberinya ujian dan Levina ingin berusaha dengan baik agar Gavin tahu kalau Levina mampu memenuhi ekspektasinya.

Gavin juga menantikan untuk melihat sisi Levina yang berbeda, sebab dalam bayangannya Levina selalu tampak lemah jika di depannya. Gavin sangat berharap kalau Levina tidak akan seperti itu, ketika sedang bekerja.

Jika ternyata Levina masih tetap sama ketika sedang bekerja, maka Gavin harus segera mencari cara agar Levina segera berubah. Jika tidak maka hal - hal yang tidak diinginkan akan kembali terjadi. Tetapi ketika sekretaris membawa orang masuk, Levina dan Gavin langsung lupa dengan apa yang mereka berdua tengah pikirkan.

Rasti juga tidak mengira, kalau dia akan bertemu lagi dengan Gavin dan Levina di sini. Karena Rasti mengenal keduanya. Padahal tujuan Rasti datang ke sini adalah untuk bertemu dengan bos yang berinvestasi di perusahaannya, makanya Rasti merasa sangat aneh ketika melihat Gavin dan Levina di sini.

"Kenapa kalian berdua ada di sini?" Rasti bertanya dengan curiga.

Sekretaris itu berkata dengan cepat "Maaf, dia adalahi Bos kami, Tuan Gavin dan orang yang akan kamu temui adalah manajer umum kami, yaitu Nona Levina."

Dia dengan baik hati memperkenalkan Rasti ke perusahaan untuk pertama kalinya, tetapi sekretaris justru membuat mereka bertiga semakin terkejut.

Gavin tidak pernah berpikir kalau akan berada di dalam situasi seperti ini, sehingga dia tidak memiliki persiapan apa - apa sama sekali. Dan saat ini dia tidak tahu harus berkata apa.

Levina mencoba mengingat tentang hubungan mereka berdua sebelumnya dan Levina menyadari kalau Gavin sedang bingung sekarang, begitu juga dengan dirinya sendiri. Lagi pula, mereka semua sudah pernah bertemu sebelumnya dan pada waktu itu mereka semua tahu kalau perusahaan memang berinvestasi pada Rasti. Tetapi tidak ada yang berani berbicara sekarang.

Terlebih lagi, Levina juga tidak mengira kalau Gavin akan bertemu dengan mantan istrinya dalam situasi ini, dia Levina tidak tahu harus berbuat apa.

Sekretaris itu merasa ada yang aneh dengan situasi di ruangan ini, karena dia tidak tahu harus melakukan apa untuk mencairkan suasana di sini. Jadi dia bergegas keluar.

Ronald juga memperhatikan kalau ada yang tidak beres dengan mereka bertiga, karena mereka semua hanya diam saja dari tadi. Ronald merasa sepertinya mereka bertiga sudah saling kenal, tetapi kenapa tidak ada satupun dari mereka yang berbicara.

Rasti masih berdiri di depan pintu, karena itu Ronald hanya segera berdiri dan berkata kepada Rasti "Masuklah dan duduklah dulu, lalu katakanlah alasan kamu datang ke perusahaan kami."

Kata-katanya memberi tiga orang itu waktu untuk bernapas. Rasti lalu duduk di sofa, Setelah bisa menahan gejolak di hatinya, dia bertanya pada Gavin "Ada apa?"

"Begitulah, perusahaan ini adalah milikku." Sekarang Gavin sudah tidak bisa berbohong.

Novel Terkait

Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
4 tahun yang lalu
Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
3 tahun yang lalu
Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
4 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
3 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
4 tahun yang lalu
A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu