Gue Jadi Kaya - Bab 125 Artis
"Kami ini juga hanya demi pekerjaan." Sebelumnya juga bukan tidak pernah melakukan hal seperti ini, tetapi meskipun ketahuan, juga tidak akan terjadi apa-apa dan kali ini seharusnya juga begitu.
"Kalau begitu biarkan hukum yang memutuskan saja, aku bukan orang yang memiliki uang dan sembarangan menindas orang, tetapi aku juga tidak akan karena memiliki uang, lalu melindungi nama baikku dan membiarkan orang lain menindasku." Gavin terlalu malas untuk banyak bicara dengan mereka, lalu mengajak Ronald untuk masuk ke mobil.
Setelah duduk di kursi pengemudi, Ronald bertanya "Benar-benar ke kantor polisi?"
"Apa menurutmu aku tadi sedang bercanda?" Kata Gavin.
"Tapi jika kita pergi ke sana, kita tidak bisa pulang." Mereka awalnya berencana untuk kembali hari ini.
"Tidak akan pulang lagi, aku ingin tinggal di sini." Gavin memutuskan.
"Tinggal di sini?"
"Ayahku ada di sini, aku ingin tinggal di sini, apalagi tinggal di mana pun juga sama saja, Adrian dan yang lainnya akan membantuku mengelola perusahaan di sana dengan baik, aku ingin bekerja keras untuk karierku di tempat ini." Dia juga telah menyelesaikan semua mata pelajaran di sekolah dan sekarang adalah saatnya dia untuk berdiri sendiri.
"Baiklah jika kamu memang sudah yakin." Ronald tidak bisa membujuknya lagi, Gavin begini juga demi dirinya, tempat ini adalah ibu kota dan ada banyak peluang, tentu saja ini jauh lebih baik daripada kota mereka.
Dan jika bisa berkarier di sini, itu baru benar-benar sukses.
Dia tadi juga mendengar kata-kata supir itu, jadi dia tahu seberapa besar harapan Gavin sekarang untuk berhasil.
"Sudah aku putuskan." Sejak supir itu mengatakan kata-kata itu, dia sudah memutuskan untuk tidak kembali.
Bahkan jika mereka tidak bertemu, dia tetap berharap untuk tinggal di kota ini, ayahnya ada di sini dan terus mengawasinya, dengan begini dia bisa merasakan bahwa sebenarnya ayahnya tidak meninggalkan dirinya.
Dia juga ingin agar ayahnya melihat bahwa dia bisa berhasil dengan dirinya, tidak perlu perlindungannya juga bisa menjadi lebih kuat.
"Baiklah, aku juga akan tinggal untuk menemanimu." Kata Ronald sambil menyalakan mobil.
"Lalu orang tuamu?" Gavin sedikit khawatir dengan ayah dan ibu angkatnya, mereka pasti berharap Ronald bisa lebih stabil dan resiko tinggal bersamanya masih terlalu tinggi, yang paling utama adalah mungkin ayahnya dalam bahaya, jadi dia khawatir jika ayah dan ibu angkat tidak akan membiarkan Ronald untuk tinggal di sini.
"Tidak apa-apa, aku bisa bicara dengan mereka, mereka pasti bisa mengerti." Ronald percaya dengan orang tuanya.
Terlebih lagi, dia juga bersama Gavin dan bukan bersama orang yang tidak dia kenal, mereka seharusnya bisa merasa tenang.
Gavin mengangguk dan berkata "Baiklah, kalau begitu kita dua saudara menciptakan dunia kita sendiri di sini."
Tentu saja, memulai bisnis sendiri tidak sebaik dari dua orang yang bersama-sama, apalagi Ronald juga memiliki nilai yang bagus di sekolah, yang dia ketahui mungkin jauh lebih banyak darinya dan bisa membantu dirinya.
Ronald tersenyum sejenak, lalu keduanya mengemudikan mobil ke kantor polisi dan kemudian menjelaskan alasan mereka, meminta polisi untuk memeriksa mobil dan akhirnya menemukan alat pelacak di celah-celah ban mobil.
Ini adalah barang bukti, Gavin segera meminta Letto untuk menghubungi pengacaranya dan juga mengirim foto ketiga orang itu kepadanya, agar Letto tahu siapa yang akan dia tuntut.
Sebenarnya, Letto sudah mengetahuinya tanpa perlu Gavin melakukan hal itu, karena video Gavin yang memukuli orang sudah tersebar di internet sekarang, dari segala sudut pun ada dan kata-kata yang waktu itu dikatakannya juga bisa terdengar dengan sangat jelas.
Ketika Letto melihatnya, dia masih khawatir jika kejadian ini akan berdampak buruk pada Gavin, tetapi dia melihat komentar di internet, ternyata mereka semua berada di pihak Gavin.
Atau mungkin karena kata-kata yang diucapkan Gavin, para reporter itu mengikuti mereka dan masih menggunakan metode yang illegal, lalu menunda urusan Gavin dan menimbulkan kerugian padanya.
Pada dasarnya semua ini harus ditanggung oleh reporter itu.
Gavin yang melawan orang secara langsung, itu jauh lebih baik daripada mereka yang menahan amarah dan penghinaan.
Bukannya dahulu tidak ada kejadian seperti itu, tetapi para reporter itu tidak pernah menerima hukuman, sebaliknya orang yang dibuntuti harus keluar untuk meminta maaf dan masih menerima kecurigaan orang apakah dia melakukan sesuatu yang memalukan.
Banyak penggemar artis lain yang mengetahui hal-hal ini di lingkungan industri hiburan, tetapi mereka tidak memiliki pilihan untuk mengatakan apa-apa, sekarang ada orang yang melangkah maju, tentu saja mereka harus mendukungnya.
Hanya sedikit orang yang berpikir bahwa Gavin menindas orang dengan mengandalkan kekuasaannya, tetapi selama orang-orang itu berkomentar, akan ada penggemar Gavin dan penggemar dari artis lain datang untuk membela Gavin.
Ini sangat mengejutkan Letto, mungkin karena ada terlalu banyak orang yang berpura-pura menjadi orang yang berhati mulia sekarang dan kemunculan Gavin memiliki pesona yang berbeda dari yang lainnya.
Dia tidak merahasiakan kelakuannya dan bahkan jika di depan media, dia tidak akan mencari muka, sebaliknya, dia akan memarahi orang jika dia ingin memarahinya dan memukuli orang jika dia ingin memukulinya, sama seperti orang biasa, dengan begini dia lebih disukai oleh banyak orang.
Oleh karena itu, kejadian ini tidak hanya tidak berpengaruh terhadap Gavin, sebaliknya malah membuat popularitas Gavin semakin tinggi.
Letto menghela nafas sekali lagi tentang Gavin yang bukan artis miliknya, jika tidak dengan tingkat popularitas Gavin saat ini, dengan sedikit pengoperasian saja dia akan menjadi artis kelas utama.
Setelah Letto menghela nafas, dia meminta perusahaan untuk mengeluarkan pernyataan untuk memberi tahu semua orang bahwa apa yang dikatakan Gavin di dalam video itu bukan hanya sembarang bicara saja, dia benar-benar ingin menuntut orang-orang itu.
Ketika masalah sudah masuk ke jalur hukum, setelah orang-orang dari tiga perusahaan reporter itu megetahuinya, orang-orang itu segera mendorong mereka keluar untuk meminta maaf kepada Gavin, berharap dia bisa memaafkan mereka dan tidak benar-benar menuntut masalah tersebut.
Letto memberitahu Gavin tentang masalah ini dan bertanya kepadanya "Apakah masalah ini akan dilupakan begitu saja? Orang-orang itu sudah meminta maaf."
"Sudah aku katakan, apapun yang terjadi aku tetap akan menuntut, jika tidak hal seperti ini tetap akan terjadi lagi ke depannya, apa mungkin setiap kali aku diikuti, hanya dengan mereka keluar meminta maaf lalu masalah itu sudah selesai? Kalau begitu bagaimana aku bisa memiliki kehidupan pribadi lagi kelak?" Tentu saja Gavin tidak akan menyelesaikan masalah ini dengan semudah itu.
"Tapi bukankah kamu juga sudah harus pergi, setelah kamu kembali, kamu tidak akan mengalami masalah seperti ini lagi." Kata Letto.
"Aku tidak akan pergi, aku ingin tinggal di ibu kota, perusahaanmu juga pindah ke sini saja, ke depannya aku akan tinggal di sini." Kata Gavin.
"Mengapa kamu tiba-tiba memutuskan seperti ini?" Letto sangat terkejut.
Tentu saja jika perusahaan dipindahkan ke sini, yang didapatkannya hanyalah keuntungan, lagi pula, ada lebih banyak peluang di tempat ini dan bisa membuat artisnya lebih terkenal, dulu cita-citanya adalah membuka perusahaan di ibu kota.
Tapi dia kira bahwa mimpinya ini membutuhkan waktu yang lama untuk diwujudkan, dia tidak menyangka Gavin tiba-tiba bisa membuat keputusan ini sekarang.
"Supir yang kamu kirim ke sini masih belum kembali?" Tanya Gavin.
"Belum, bukankah dia bersama kalian?" Letto baru menyadari ketika berbicara "Tidak benar, kalian pun sudah mengalami hal semacam ini, mengapa dia bisa tidak muncul di dalam video?"
"Kamu minta orang untuk mencarinya di sekitar hotel, seharusnya dia dipukul pingsan oleh orang yang diutus ayahku dan sekarang masih belum sadarkan diri." Kata Gavin.
Novel Terkait
Cinta Dibawah Sinar Rembulan
Denny AriantoMy Charming Lady Boss
AndikaLoving Handsome
Glen ValoraAfter The End
Selena BeeTernyata Suamiku Seorang Sultan
Tito ArbaniMy Superhero
JessiGue Jadi Kaya×
- Bab 1 Uang Banyak Yang Jatuh Dari Langit
- Bab 2 Memandang Rendah
- Bab 3 Anjing Yang Memandang Rendah Orang
- Bab 4 Pergi Sana!
- Bab 5 Uang Kas Kelas
- Bab 6 Cerai
- Bab 7 Tuan Muda
- Bab 8 Beli!
- Bab 9 Tuan Muda Sanjaya
- Bab 10 Kakek!
- Bab 11 Orang Tidak Berguna Bagaikan Sampah
- Bab 12 Wajah Tidak Sabar
- Bab 13 Sedih
- Bab 14 Pelajar Miskin
- Bab 15 Orang Terpandang
- Bab 16 Saudara Miskin
- Bab 17 Kebenaran Terucap
- Bab 18 Mengantar Uang
- Bab 19 Halangan
- Bab 20 Dikeluarkan Dari Sekolah
- Bab 21 Mengadu
- Bab 22 Investasi
- Bab 23 Mengakui Kekalahan
- Bab 24 Salah Paham
- Bab 25 Berpura-Pura
- Bab 26 Pesta Kumpul Teman-Teman
- Bab 27 10 Miliar!
- Bab 28 Kebingungan Antara Yang Benar Dan Yang Salah
- Bab 29 Menjadi Pelindung
- Bab 30 Usaha
- Bab 31 Hambatan
- Bab 32 Pameran Kerja
- Bab 33 Berani Ikut Dalam Perekrutan
- Bab 34 Wawancara
- Bab 35 Manajer Hari
- Bab 36 Mengeluh
- Bab 37 Saldo Di Dalam Rekening
- Bab 38 Pilih Sendiri
- Bab 39 Tebak
- Bab 40 Orang Di Belakang Uang
- Bab 41 Undangan
- Bab 42 Tuan Sihotang
- Bab 43 Sebuah Pertunjukan Bagus
- Bab 44 Perjamuan Kencan Buta
- Bab 45 Mengacaukan Masalah
- Bab 46 Identitas
- Bab 47 Melakukan Sesuatu
- Bab 48 Bertambah Seorang Adik
- Bab 49 Menarik Orang
- Bab 50 Kontrak
- Bab 51 Membahas Tentang Perceraian Lagi
- Bab 52 Dua Miliar Rupiah
- Bab 53 Bergabung
- Bab 54 Resiko Yang Harus Ditanggung
- Bab 55 Tingkat Kepastian
- Bab 56 Penagihan Hutang
- Bab 57 Pembunuhan
- Bab 58 Beri Pelajaran
- Bab 59 Dijebak
- Bab 60 Pergi Untuk Mati
- Bab 61 Wanita Pembohong
- Bab 62 Melakukan Kerjasama
- Bab 63 Aku Menemukan Harta Karun Itu
- Bab 64 Kembali
- Bab 65 Penandatanganan Kontrak
- Bab 66 Audisi Bakat
- Bab 67 Kekurangan Orang
- Bab 68 Tersinggung
- Bab 69 Pemeliharaan
- Bab 70 Atas Nama Suami Dan Istri
- Bab 71 Pergi Ke Luar Negeri
- Bab 72 Tidak Akan Kubiarkan Lolos
- Bab 73 Menyadari
- Bab 74 Putri Yang Tidak Diakui
- Bab 75 Sampah
- Bab 76 Bersama
- Bab 77 Tidak Cukup Bagus
- Bab 78 Bos
- Bab 79 Tidak Bisa Memprovokasi
- Bab 80 Program Rekaman
- Bab 81 Protes
- Bab 82 Kinerja
- Bab 83 Lulus
- Bab 84 Salah Tafsir
- Bab 85 Kejutan
- Bab 86 Resmi Bercerai
- Bab 87 Tempat Parkir Harga Langit
- Bab 88 Mempermalukan Diri Sendiri
- Bab 89 Keluar
- Bab 90 Kehilangan Pekerjaan
- Bab 91 Mengangkat Jadi Anak
- Bab 92 Membeli Dengan Seenaknya
- Bab 93 Mengejar Artis
- Bab 94 Pinjam Uang
- Bab 95 Membuat Segalanya Sulit
- Bab 96 Dividen
- Bab 97 Menawar Harga
- Bab 98 Sudah Berencana Sebelumnya
- Bab 99 Hilang
- Bab 100 Bukan Siapa-Siapa
- Bab 101 Pingsan
- Bab 102 Harga Yang Menyakitkan
- Bab 103 Pengakuan
- Bab 104 Terkenal
- Bab 105 Pesta Minum Pribadi
- Bab 106 Membuat Masalah
- Bab 107 Ketidakcocokan
- Bab 108 Silakan
- Bab 109 Tanpa Keraguan
- Bab 110 Rasti Ada Di Sini
- Bab 111 Menyerah
- Bab 112 Hati
- Bab 113 Jalan Untuk Melangkah Mundur
- Bab 114 Mengundurkan Diri Dari Peperangan
- Bab 115 Sombong
- Bab 116 Memalukan
- Bab 117 Makan Gratis
- Bab 118 Skandal
- Bab 119 Memiliki Kesulitan
- Bab 120 Mengejar
- Bab 121 Hati Gadis
- Bab 122 Orang-Orang Di Belakang
- Bab 123 Bahaya
- Bab 124 Melampiaskan Amarah
- Bab 125 Artis
- Bab 126 Hasil Akhir