Gue Jadi Kaya - Bab 7 Tuan Muda
Anak magang itu tidak bisa berbuat apa-apa dan terpaksa meletakkan barang dan berjalan ke sisi Gavin, berkata dengan sangat sopan : "Bapak, ada yang bisa dibantu?"
Anak magang ini masih muda, berusia 20-an, pengalamannya tidak banyak, juga sangat sopan terhadap Gavin, tidak ada maksud untuk merendahkan.
Kesan Gavin terhadapnya cukup bagus, ketika ingin bertanya, terdengar suara langkah kaki melewati sisinya, sekelompok sales yang tadinya acuh tak acuh menjadi seperti lalat yang melihat telur, berlari ke pintu seperti segerombolan lebah, semua orang berkata dengan manis : "Oh, Tuan Muda, kamu sudah datang."
"Rumah apa yang ingin dilihat oleh Tuan Muda hari ini, aku bisa bantu merekomendasikannya!"
"Apa yang kamu bicarakan, Tuan Muda pasti lelah datang ke sini, aku akan membawamu ke sana untuk istirahat terlebih dahulu, setelah minum secangkir kopi baru kita membahasnya."
"..."
Gavin dibuat merinding oleh suara mereka yang sangat manis, dia tidak tahan untuk melihat ke arah pintu dan melihat seorang pria yang berwajah bulat, gemuk dan juga sangat berminyak berdiri di antara sekelompok sales.
Kelihatannya jelas-jelas seperti orang berusia 30 tahun, sekumpulan orang itu masih memanggilnya Tuan Muda, sangat menjijikkan.
Tuan Muda itu sangat menikmati pelayanan yang seperti ini, dia berkata dengan sangat bersemangat : "Tidak beristirahat, langsung bawa aku untuk melihat rumah yang paling bagus!"
Sekumpulan sales itu satu per satu memimpin jalan di depan, membawanya ke rumah yang bagus, asalkan menjual sebuah rumah, maka akan mendapatkan komisi sebesar puluhan juta rupiah, siapa yang tidak ingin bersaing.
Gavin awalnya tidak ingin melihat lebih banyak lagi, tetapi ketika mendengar kalimat Tuan Muda itu, hatinya menjadi tergerak, yang dia inginkan adalah yang paling bagus, lalu berkata ke arah sekelompok orang itu : "Tunggu sebentar, bawalah aku juga!"
Sekelompok sales itu mendengar suara dan berbalik, melihat itu adalah Gavin, segera mengubah sikap mereka dan berkata dengan marah : "Kamu masih ingin pergi ke mana? Apakah kamu sanggup membeli rumah?"
"Untuk apa kamu ikut, jika ingin minum air suruhlah orang di sebelahmu untuk menuangkannya, jangan mengganggu Tuan Muda membeli rumah."
"Benar, kamu pikir kamu siapa, berani ikut sesukamu, Tuan Muda adalah orang kaya generasi kedua, tidak sama dengan orang miskin sepertimu!"
Lagi-lagi meremehkan orang, Gavin sungguh tidak ingin berdebat dengan orang ini lagi, melihat ke anak magang yang ada di sisinya, ingin menyuruhnya untuk membawanya untuk pergi.
Belum berbicara, terdengar Tuan Muda berkata : "Ternyata kamu!"
Gavin melihat ke sana dengan ragu-ragu dan bertanya : "Kamu kenal dengan aku?"
Tuan Muda menatapnya dengan sangat menghina dan berkata : "Kamu pikir ini adalah Restoran Queenzy? Bisa berpura-pura dan makan, benar-benar menganggap diri sendiri orang kaya, berpura-pura di sini, rumah di sini dimulai dari 1,4 miliar, takutnya kamu seumur hidup belum pernah melihat uang sebanyak ini."
"Benar, orang miskin jangan meniru Tuan Muda kami."
"Setyo, setelah selesai merekomendasi, segera menyuruhnya untuk pergi, jangan membiarkan Tuan Muda kesal!"
Sales tua itu melihat ada sesuatu di antara Tuan Muda dengan Gavin, takutnya Tuan Muda tidak senang, langsung mulai untuk mengusirnya.
Ketika Setyo tidak tahu harus bagaimana, Tuan Muda berkata : "Tidak perlu, biarkan dia ikut, biarkan dia mengetahui apa itu orang kaya yang sesungguhnya."
Kemudian berkata kepala para sales : "Bawa aku untuk melihat yang paling mahal."
Setelah berbicara, dia melirik Gavin dengan provokatif, Gavin merasa heran, dia sama sekali tidak mengenal orang ini.
Mereka tidak saling mengenal, tetapi di sisi Tuan Muda sudah ada konflik.
Tadi malam dia mentraktir orang di Restoran Queenzy, ingin membuat manajer datang dan membawa mereka pergi, dengan begini bisa membuat dirinya bangga, siapa tahu manajer itu acuh tak acuh terhadapnya, pura-pura tidak melihatnya, dia terpaksa pergi sendiri, tidak terpikirkan ketika sedang masuk ke ruangan pribadi, dia melihat hal yang terjadi setelah Gavin masuk.
Sebelumnya dia masih menjelaskan kepada orang lain bahwa manajer tidak datang karena sibuk, manajer keluar lalu membawa Gavin ke ruangan pribadi dan membuatnya malu, sekarang bertemu dengan Gavin, secara alami ingin mencari muka di hadapan Gavin.
Para sales juga tidak memedulikan Gavin lagi, ikut ya ikut, asalkan bisa menjual rumah.
Membawa mereka ke perumahan yang ada di belakang, tiba di daerah vila dan membuka sebuah rumah : "Tuan Muda, ini adalah rumah kita yang paling mahal di sini, di dalamnya sudah didekorasi, bahkan karpet juga diimpor dari luar negeri, ada kolam renang pribadi dan juga taman... Totalnya 24 miliar."
Novel Terkait
After Met You
AmardaTernyata Suamiku Seorang Milioner
Star AngelBehind The Lie
Fiona LeeAfter The End
Selena BeeIstri ke-7
Sweety GirlMeet By Chance
Lena TanLove And Pain, Me And Her
Judika DenadaGue Jadi Kaya×
- Bab 1 Uang Banyak Yang Jatuh Dari Langit
- Bab 2 Memandang Rendah
- Bab 3 Anjing Yang Memandang Rendah Orang
- Bab 4 Pergi Sana!
- Bab 5 Uang Kas Kelas
- Bab 6 Cerai
- Bab 7 Tuan Muda
- Bab 8 Beli!
- Bab 9 Tuan Muda Sanjaya
- Bab 10 Kakek!
- Bab 11 Orang Tidak Berguna Bagaikan Sampah
- Bab 12 Wajah Tidak Sabar
- Bab 13 Sedih
- Bab 14 Pelajar Miskin
- Bab 15 Orang Terpandang
- Bab 16 Saudara Miskin
- Bab 17 Kebenaran Terucap
- Bab 18 Mengantar Uang
- Bab 19 Halangan
- Bab 20 Dikeluarkan Dari Sekolah
- Bab 21 Mengadu
- Bab 22 Investasi
- Bab 23 Mengakui Kekalahan
- Bab 24 Salah Paham
- Bab 25 Berpura-Pura
- Bab 26 Pesta Kumpul Teman-Teman
- Bab 27 10 Miliar!
- Bab 28 Kebingungan Antara Yang Benar Dan Yang Salah
- Bab 29 Menjadi Pelindung
- Bab 30 Usaha
- Bab 31 Hambatan
- Bab 32 Pameran Kerja
- Bab 33 Berani Ikut Dalam Perekrutan
- Bab 34 Wawancara
- Bab 35 Manajer Hari
- Bab 36 Mengeluh
- Bab 37 Saldo Di Dalam Rekening
- Bab 38 Pilih Sendiri
- Bab 39 Tebak
- Bab 40 Orang Di Belakang Uang
- Bab 41 Undangan
- Bab 42 Tuan Sihotang
- Bab 43 Sebuah Pertunjukan Bagus
- Bab 44 Perjamuan Kencan Buta
- Bab 45 Mengacaukan Masalah
- Bab 46 Identitas
- Bab 47 Melakukan Sesuatu
- Bab 48 Bertambah Seorang Adik
- Bab 49 Menarik Orang
- Bab 50 Kontrak
- Bab 51 Membahas Tentang Perceraian Lagi
- Bab 52 Dua Miliar Rupiah
- Bab 53 Bergabung
- Bab 54 Resiko Yang Harus Ditanggung
- Bab 55 Tingkat Kepastian
- Bab 56 Penagihan Hutang
- Bab 57 Pembunuhan
- Bab 58 Beri Pelajaran
- Bab 59 Dijebak
- Bab 60 Pergi Untuk Mati
- Bab 61 Wanita Pembohong
- Bab 62 Melakukan Kerjasama
- Bab 63 Aku Menemukan Harta Karun Itu
- Bab 64 Kembali
- Bab 65 Penandatanganan Kontrak
- Bab 66 Audisi Bakat
- Bab 67 Kekurangan Orang
- Bab 68 Tersinggung
- Bab 69 Pemeliharaan
- Bab 70 Atas Nama Suami Dan Istri
- Bab 71 Pergi Ke Luar Negeri
- Bab 72 Tidak Akan Kubiarkan Lolos
- Bab 73 Menyadari
- Bab 74 Putri Yang Tidak Diakui
- Bab 75 Sampah
- Bab 76 Bersama
- Bab 77 Tidak Cukup Bagus
- Bab 78 Bos
- Bab 79 Tidak Bisa Memprovokasi
- Bab 80 Program Rekaman
- Bab 81 Protes
- Bab 82 Kinerja
- Bab 83 Lulus
- Bab 84 Salah Tafsir
- Bab 85 Kejutan
- Bab 86 Resmi Bercerai
- Bab 87 Tempat Parkir Harga Langit
- Bab 88 Mempermalukan Diri Sendiri
- Bab 89 Keluar
- Bab 90 Kehilangan Pekerjaan
- Bab 91 Mengangkat Jadi Anak
- Bab 92 Membeli Dengan Seenaknya
- Bab 93 Mengejar Artis
- Bab 94 Pinjam Uang
- Bab 95 Membuat Segalanya Sulit
- Bab 96 Dividen
- Bab 97 Menawar Harga
- Bab 98 Sudah Berencana Sebelumnya
- Bab 99 Hilang
- Bab 100 Bukan Siapa-Siapa
- Bab 101 Pingsan
- Bab 102 Harga Yang Menyakitkan
- Bab 103 Pengakuan
- Bab 104 Terkenal
- Bab 105 Pesta Minum Pribadi
- Bab 106 Membuat Masalah
- Bab 107 Ketidakcocokan
- Bab 108 Silakan
- Bab 109 Tanpa Keraguan
- Bab 110 Rasti Ada Di Sini
- Bab 111 Menyerah
- Bab 112 Hati
- Bab 113 Jalan Untuk Melangkah Mundur
- Bab 114 Mengundurkan Diri Dari Peperangan
- Bab 115 Sombong
- Bab 116 Memalukan
- Bab 117 Makan Gratis
- Bab 118 Skandal
- Bab 119 Memiliki Kesulitan
- Bab 120 Mengejar
- Bab 121 Hati Gadis
- Bab 122 Orang-Orang Di Belakang
- Bab 123 Bahaya
- Bab 124 Melampiaskan Amarah
- Bab 125 Artis
- Bab 126 Hasil Akhir