Gue Jadi Kaya - Bab 116 Memalukan
Letto tahu bahwa ini adalah sebuah kesempatan, dia awalnya tidak berencana untuk menandatangani kontrak dengan para kontestan lagi, bagaimanapun juga, sekarang yang paling terkenal adalah Fani dan Kezia, kedua orang ini milik perusahaan mereka.
Sekarang sepertinya dia boleh merekrut beberapa orang baru, memanfaatkan popularitas yang dibawa oleh Gavin kepada mereka, dan melatih mereka, kedepannya mereka mungkin bisa menjadi populer.
Dia sedang merencanakannya, dan di pihak Gavin tidak ada gerakan sama sekali.
Acara pelelangan membuatnya menjadi lebih terkenal, dan dia didorong ke tatapan publik, begitu dia keluar, dia akan dikelilingi oleh orang-orang, seolah-olah dia adalah bintang besar.
Gavin tidak tahan, jadi dia mendingan tinggal di rumah dan tidak keluar.
JIka ada sesuatu, dia membiarkan Ronald untuk menanganinya.
Kondisi seperti ini berlangsung sampai babak final perlombaan akan dimulai, karena babak final akan diadakan di Kota B, maka untuk menghadiri babak final, Gavin harus pergi ke Kota B.
Dia diam-diam membawa Ronald dan terbang ke Kota B.
Di sini Letto telah mengatur tempat tinggal untuknya, hotel berbintang lima, keamanannya sangat baik, banyak kontestan juga tinggal di sini, termasuk Fani dan Kezia, sehingga hotel tidak akan membiarkan orang asing masuk.
Ronald tinggal di sebelah Gavin.
Gavin hanya menganggap ini sebagai tugas, tetapi Ronald berbeda.
Di babak final ini, Kezia yang dia sukai juga akan berpartisipasi, meskipun dia selalu bersama Gavin untuk menangani banyak hal, tetapi perhatiannya terhadap Kezia tidak kehilangan sama sekali.
Sekarang kontestan yang paling populer adalah Kezia, karena dia cantik, berbakat, dan bernyanyi dengan baik, selain aspek menarinya agak lemah, dia tidak ada kekurangan lain lagi.
Dan setiap kali dia berpartisipasi dalam kompetisi, dia menggunakan karyanya sendiri, lirik dan komposisinya adalah hasil karyanya sendiri, setiap lagunya sangat bagus, liriknya sangat menyentuh hati orang dan dapat menimbulkan resonansi, sehingga popularitasnya sangat tinggi.
Semua orang tahu bahwa juara pertama dari perlombaan ini pasti adalah Kezia.
Ronald datang untuk menyaksikan kemenangan idolanya bersama Gavin, dia juga menyiapkan banyak barang untuk mendukungnya, dan begitu dia tiba di hotel, dia mulai memilihnya.
Gavin sedang istirahat di kamar hotel, dia merasa sedikit bosan dan tidak terbiasa dengan tempat ini, sehingga dia tidak tahu apa yang harus dia lakukan.
Ketika dia sedang bersantai, bel pintu berbunyi.
Gavin membuka pintu, dan ternyata adalah Kezia.
“Kenapa kamu datang ke sini?” Pada saat ini, konsestan datang mencari juri, hal ini sedikit tidak bagus.
“Datang untuk menyapamu dan melihat apa yang sedang kamu lakukan.” Kezia berkata.
“Ayo masuk.” Gavin membiarkan Kezia memasuki kamar.
Mereka duduk di sofa, suasananya menjadi diam.
Kezia benar-benar hanya datang untuk melihat dan menyapa, dan dia tidak tahu harus berkata apa.
Gavin hanya bisa bertanya: "Bagaimana persiapan untuk kompetisi?"
“Lumayan bagus, sebenarnya bisa berjalan sampai langkah ini, aku sudah sangat puas.” Dia sekarang cukup terkenal, lagunya juga didengar oleh publik, dan juga mempunyai guru musik yang baik, dia sudah tidak jauh dari impiannya.
“Bagus.” Gavin berkata, dan dia juga terdiam.
Kezia tiba-tiba mengingat kakaknya, Kakak sudah lama tidak menghubunginya, dan dia juga tidak bisa menghubungi Kakak, jadi dia hanya bisa bertanya kepada Gavin: "Bagaimana kabar Kakakku?"
“Dia sedang belajar di sekolah, dia sangat pintar, nilainya bagus, dan dia belajar dengan sangat cepat, aku percaya dia akan segera lulus.” Gavin berkata.
Melatih Karen merupakan hal benar yang dia lakukan, seperti dugaannya, Karen sangat pintar, dan tanggapan yang dia terima sangat baik.
Sekarang Karen telah menjalani operasi plastik, tidak dapat melihat penampilan aslinya, ketika Karen kembali nanti, dia akan menjadi orang yang berbeda.
“Aku sebenarnya pernah memikirkannya, membiarkan Kakakku melihat kesuksesanku dengan matanya sendiri, sekarang sepertinya tidak ada kesempatan lagi.” Kezia berkata dengan kecewa.
"Dia belum bisa kembali, tapi kompetisi ini akan disiarkan, dia bisa melihatnya di Internet, dia sangat peduli padamu dan dia pasti tidak akan melewatkannya." Gavin menghiburnya.
“Jadi aku harus berhasil, dan tidak boleh mengecewakannya, aku harus memenangkan juara pertama.” Karena kakaknya, sehingga dia menargetkan juara pertama.
“Kamu bisa melakukannya, aku percaya padamu.” Dilihat dari berita terkini, tidak ada masalah bagi Kezia untuk memenangkan juara pertama.
Juara kedua kemungkinan adalah Fani, semuanya adalah orang mereka sendiri, jadi di dalam kompetisi ini, perusahaannya akan mendapatkan keuntungan terbesar.
Kezia mengangguk, dia tidak bisa menjamin, tetapi dia pasti akan berusaha.
Tidak ada yang bisa dikatakan lagi, dan suasana menjadi diam lagi.
Tidak ada gunanya untuk tinggal di sini lagi, Kezia berdiri dan berkata, "Baiklah, aku pergi dulu, sampai jumpa di babak final."
Babak final diadakan di lusa, selama periode ini, mereka tidak perlu bertemu lagi.
Gavin mengangguk dan membiarkannya keluar.
Begitu Kezia tiba di pintu, bel pintu berbunyi lagi.
Kezia menoleh untuk melihat Gavin, dan tidak tahu siapa yang datang.
“Buka pintunya, seharusnya penggemarmu yang datang.” Gavin berkata.
Selain Kezia, hanya Ronald yang akan datang mencarinya pada saat ini.
Kezia juga memikirkan Ronald, terakhir kali dia melihatnya, dia merasa Ronald sangat imut, sehingga dia membuka pintu.
Sebelum melihat Ronald, Kezia sudah mendengar suaranya.
"Kak, menurutmu yang mana yang seharusnya aku bawa ketika aku menghadiri babak final, yang satu warnanya lebih gelap dan sangat mencolok, dan yang satu lagi sangat indah, menurutmu yang mana yang akan disukai Kezia?"
Renold memiliki dua neon sign Kezia, satu dibuat oleh dirinya sendiri, sangat indah, dan yang satu lagi dia membelinya, itu merupakan neon sign resmi dari klub pendukung Kezia. Sekarang dia tidak tahu yang mana yang harus dibawa ke babak final, jadi dia datang mencari Gavin untuk meminta pendapatnya.
Tanpa diduga, setelah pintu terbuka, Kezia menatapnya sambil tersenyum.
Ronald sangat gugup, dia segera berdiri dengan tegak dan menyembunyikan semua barang yang dia bawa ke belakang tubuhnya.
Kezia pura-pura tidak melihatnya dan berkata, "Ayo masuk."
Ronald berjalan masuk dengan kaku, dan matanya tidak tahu harus menatap ke mana, dia berjalan menempel dinding untuk mencegah Kezia melihat apa yang dia bawa.
Gavin merasa dia sangat bodoh, tadi dia berbicara dengan keras, Kezia pasti telah mendengarnya, apa gunanya dia menyembunyikannya?
“Kalian bicara saja, aku pergi dulu.” Melihat Ronald sangat tidak nyaman, Kezia berkata bahwa dia akan pergi.
“Tidak apa-apa, jika ada sesuatu yang perlu kalian diskusikan, kalian tidak perlu peduli denganku.” Ronald berkata dengan cepat.
Kezia menggelengkan kepalanya dan berkata, "Tidak apa-apa, kami telah selesai berbicara."
Kemudian Kezia berjalan keluar, ketika dia menutup pintu, dia berhenti sejenak dan berkata pada Ronald yang malu, "Aku suka yang cantik dan tidak mencolok."
Sebelum Ronald berekasi, dia menutup pintu.
Ronald tercengang, kemudian berjalan ke depan Gavin dan bertanya, "Apakah dia mendengar apa yang baru saja aku katakan?"
“Ya.” Gavin mengangguk.
Ronald berteriak dan merasa dirinya telah membuat hal yang memalukan di depan Kezia.
Novel Terkait
Blooming at that time
White RoseUangku Ya Milikku
Raditya DikaMy Cold Wedding
MevitaAwesome Guy
RobinMendadak Kaya Raya
Tirta ArdaniMbak, Kamu Sungguh Cantik
Tere LiyeYama's Wife
ClarkGue Jadi Kaya×
- Bab 1 Uang Banyak Yang Jatuh Dari Langit
- Bab 2 Memandang Rendah
- Bab 3 Anjing Yang Memandang Rendah Orang
- Bab 4 Pergi Sana!
- Bab 5 Uang Kas Kelas
- Bab 6 Cerai
- Bab 7 Tuan Muda
- Bab 8 Beli!
- Bab 9 Tuan Muda Sanjaya
- Bab 10 Kakek!
- Bab 11 Orang Tidak Berguna Bagaikan Sampah
- Bab 12 Wajah Tidak Sabar
- Bab 13 Sedih
- Bab 14 Pelajar Miskin
- Bab 15 Orang Terpandang
- Bab 16 Saudara Miskin
- Bab 17 Kebenaran Terucap
- Bab 18 Mengantar Uang
- Bab 19 Halangan
- Bab 20 Dikeluarkan Dari Sekolah
- Bab 21 Mengadu
- Bab 22 Investasi
- Bab 23 Mengakui Kekalahan
- Bab 24 Salah Paham
- Bab 25 Berpura-Pura
- Bab 26 Pesta Kumpul Teman-Teman
- Bab 27 10 Miliar!
- Bab 28 Kebingungan Antara Yang Benar Dan Yang Salah
- Bab 29 Menjadi Pelindung
- Bab 30 Usaha
- Bab 31 Hambatan
- Bab 32 Pameran Kerja
- Bab 33 Berani Ikut Dalam Perekrutan
- Bab 34 Wawancara
- Bab 35 Manajer Hari
- Bab 36 Mengeluh
- Bab 37 Saldo Di Dalam Rekening
- Bab 38 Pilih Sendiri
- Bab 39 Tebak
- Bab 40 Orang Di Belakang Uang
- Bab 41 Undangan
- Bab 42 Tuan Sihotang
- Bab 43 Sebuah Pertunjukan Bagus
- Bab 44 Perjamuan Kencan Buta
- Bab 45 Mengacaukan Masalah
- Bab 46 Identitas
- Bab 47 Melakukan Sesuatu
- Bab 48 Bertambah Seorang Adik
- Bab 49 Menarik Orang
- Bab 50 Kontrak
- Bab 51 Membahas Tentang Perceraian Lagi
- Bab 52 Dua Miliar Rupiah
- Bab 53 Bergabung
- Bab 54 Resiko Yang Harus Ditanggung
- Bab 55 Tingkat Kepastian
- Bab 56 Penagihan Hutang
- Bab 57 Pembunuhan
- Bab 58 Beri Pelajaran
- Bab 59 Dijebak
- Bab 60 Pergi Untuk Mati
- Bab 61 Wanita Pembohong
- Bab 62 Melakukan Kerjasama
- Bab 63 Aku Menemukan Harta Karun Itu
- Bab 64 Kembali
- Bab 65 Penandatanganan Kontrak
- Bab 66 Audisi Bakat
- Bab 67 Kekurangan Orang
- Bab 68 Tersinggung
- Bab 69 Pemeliharaan
- Bab 70 Atas Nama Suami Dan Istri
- Bab 71 Pergi Ke Luar Negeri
- Bab 72 Tidak Akan Kubiarkan Lolos
- Bab 73 Menyadari
- Bab 74 Putri Yang Tidak Diakui
- Bab 75 Sampah
- Bab 76 Bersama
- Bab 77 Tidak Cukup Bagus
- Bab 78 Bos
- Bab 79 Tidak Bisa Memprovokasi
- Bab 80 Program Rekaman
- Bab 81 Protes
- Bab 82 Kinerja
- Bab 83 Lulus
- Bab 84 Salah Tafsir
- Bab 85 Kejutan
- Bab 86 Resmi Bercerai
- Bab 87 Tempat Parkir Harga Langit
- Bab 88 Mempermalukan Diri Sendiri
- Bab 89 Keluar
- Bab 90 Kehilangan Pekerjaan
- Bab 91 Mengangkat Jadi Anak
- Bab 92 Membeli Dengan Seenaknya
- Bab 93 Mengejar Artis
- Bab 94 Pinjam Uang
- Bab 95 Membuat Segalanya Sulit
- Bab 96 Dividen
- Bab 97 Menawar Harga
- Bab 98 Sudah Berencana Sebelumnya
- Bab 99 Hilang
- Bab 100 Bukan Siapa-Siapa
- Bab 101 Pingsan
- Bab 102 Harga Yang Menyakitkan
- Bab 103 Pengakuan
- Bab 104 Terkenal
- Bab 105 Pesta Minum Pribadi
- Bab 106 Membuat Masalah
- Bab 107 Ketidakcocokan
- Bab 108 Silakan
- Bab 109 Tanpa Keraguan
- Bab 110 Rasti Ada Di Sini
- Bab 111 Menyerah
- Bab 112 Hati
- Bab 113 Jalan Untuk Melangkah Mundur
- Bab 114 Mengundurkan Diri Dari Peperangan
- Bab 115 Sombong
- Bab 116 Memalukan
- Bab 117 Makan Gratis
- Bab 118 Skandal
- Bab 119 Memiliki Kesulitan
- Bab 120 Mengejar
- Bab 121 Hati Gadis
- Bab 122 Orang-Orang Di Belakang
- Bab 123 Bahaya
- Bab 124 Melampiaskan Amarah
- Bab 125 Artis
- Bab 126 Hasil Akhir