Gue Jadi Kaya - Bab 35 Manajer Hari
"Manajer Hari?" Bella mengerutkan kening.
"Ya memang, tadi adalah Manajer Hari Tanoe MNC yang mewawancarai aku secara pribadi. Katanya aku bisa langsung bekerja, artinya aku tidak perlu wawancara kedua, tetapi direkrut secara langsung, sepertinya kamu akan menjadi rekanku!" Gavin tersenyum dengan sombong.
"Bagaimana mungkin, bagaimana bisa Manajer Hari mempekerjakan orang sepertimu, bahkan merekrutmu secara langsung." Bella tidak percaya, "Kamu pasti bohong karena kamu tidak mendapatkan pekerjaan, jadi kamu hanya ingin menyombongkan diri, bukan? Karena MNC bukanlah PT yang akan menerima orang sepertimu."
"Ya memang MNC tidak pernah secara langsung mempekerjakan siapa pun, artinya, aku adalah orang pertama di sekolah yang berhasil melakukan wawancara kedua. Semua orang tahu kamu itu apaan."
"Berbohong juga lihat-lihat. Kamu beraninya berbohong soal MNC, Apakah kamu pikir kami bodoh? "
"Sepertinya dia benar-benar belum mencari pekerjaan. Tapi benar juga siapa yang akan memberi pekerjaan untuk seseorang seperti dia? "
"..."
Mahasiswa lain yang hadir tidak percaya dengan apa yang dikatakan Gavin. Karena bagaimanapun, Perusahaan MNC adalah idaman bagi semua siswa di sana. Dan hanya siswa terbaik yang memiliki kualifikasi untuk bekerja di sana, dan Gavin tidak memiliki kualifikasi itu.
"Mahasiswa Gavin?"
Hari Tanoe muncul di pintu, dan mereka yang mengejek Gavin tercengang.
Mereka melihat Hari Tanoe berjalan ke arah Gavin, dan mengingatkannya, "Aku lupa memberitahumu alamat perusahaan barusan, aku harap kamu bisa segera bekerja di perusahaan kami. Jika kamu setuju, segera telepon aku!"
Hari Tanoe memiliki sikap yang sangat ramah terhadap Gavin, tidak seperti bos melainkan seperti rekan kerja. Dan Bella dikejutkan oleh hal itu, hanya bisa mematung di samping karena sama sekali tidak mengerti apa yang sedang terjadi.
"Aku tahu, aku akan memberitahumu setelah memikirkannya." Gavin mengangguk dengan santai, lalu berkata, "Di sini aku akan belajar, jadi kamu pergilah duluan. "
"Baik." Hari Tanoe mengangguk dan pergi.
Ini lebih terlihat seperti Hari pergi setelah mendengarkan kata-kata Gavin. Hal itu menjadi bukti tindakan Hari atas apa yang Gavin katakan barusan. Dia dipastikan, manajer secara pribadi mau agar dia bisa segera bekerja.
"Apa yang terjadi? Gavin, apa kau kenal Manajer Hari sebelumnya?" seorang teman sekelas bertanya dengan rasa penuh ingin tahu.
"Aku tidak tahu." Gavin membantah, menggelengkan kepalanya.
"Lalu bagaimana kamu berhasil dalam wawancara?" Meskipun yang lainnya bekerja keras, paling-paling hanya akan mendapat kesempatan untuk wawancara kedua. Tetepi Gavin langsung berhasil, sangat luar biasa.
"Aku sudah katakan semuanya, Karena aku memiliki kemampuan, dan Manajer Hari melihat kemampuanku, jadi tentu saja dia tidak ingin melewatkan bakat yang bagus. Hanya saja aku masih mempertimbangkan apakah aku ingin pergi atau tidak." Gavin berkata dengan ragu-ragu.
Hari Tanoe sangat proaktif dan sangat ramah, sehingga Gavin merasa aneh dan semakin membuatnya tidak mau bergabung ke MNC.
"Kamu tidak ingin pergi bekerja di perusahaan yang sebaik ini, aku belum pernah melihatnya sebelumnya. Kamu sangat luar biasa! "
"Ternyata kita tidak bisa menilai seseorang hanya dari penampilan saja. Siapa sangka ketua kelas kita saja tidak berhasil lolos, tetapi sebagai gantinya malah kamu yang diterima di MNC." Para siswa mulai memuji Gavin.
Lagi pula, seseorang yang bekerja di MNC masa depannya pasti akan sangat baik. Meskipun Gavin tidak dikenal orang sekarang, mungkin dia akan berhasil di masa depan. Jadi mungkin akan bermanfaat jika membuat teman sekarang.
Gavin sudah tahu bahwa kelompok orang ini hanya memikirkan tentang kekayaan. Dia benar - benar tidak menyangka kalau akan menerima pujian seperti itu, sekarang lihat saja Bella. Dia sombong di depan dirinya barusan, lihat saja apakah dia bisa menjadi sombong sekarang.
Bella pun marah melihat Gavin seperti itu dan dia merasa sangat malu sekarang, tetapi jelas ada satu hal yang tidak akan berubah, "Bagaimanapun jika kamu pergi bekerja di MNC, ya kamu bekerja untuk orang lain seumur hidup, sedangkan aku akan mengambil alih perusahaan ayahku di masa depan. "
"Benarkah? Baik kita lihat saja apakah aku benar-benar akan bekerja untuk seseorang selama sisa hidupku.” jawab Gavin sambil mengangkat alisnya.
Bella menatapnya dengan jijik dan berhenti berbicara dengannya.
Segera semua siswa kembali dari bursa kerja, dan kejadian yang dialami Gavin sebelumnya dengan cepat ikut menyebar.
Rasti juga masuk dari luar, dan dia mulai bertanya kepada semua orang tentang hasil perekrutan. Setelah selesai, diumumkan bahwa sekolah selesai.
Gavin meninggalkan kelas, lalu melihat Rasti melambai padanya di puncak tangga dan mengikutinya ke koridor.
"Gimana kabarmu?Apakah kamu sudah mendapatkan pekerjaan?" Rasti belum tahu tentang kejadian yang Gavin alami.
"Yah aku menemukannya, kedua perusahaan menerimaku, dan aku masih belum menentukan ingin pergi ke perusahaan mana. " Gavin mengatakan yang sebenarnya.
"Dua perusahaan yang mana?" Tanya Rasti.
"MNC dan Warrior."
"MNC? Apakah itu MNC Grup?" Rasti bertanya dengan heran.
"Yup, itu benar . "
"Lalu apa lagi yang harus kamu pertimbangkan lagi. Tentu saja sebaiknya kamu ke MNC, karena aku belum pernah mendengar perusahaan lain itu, dan dari namanya sepertinya tidak bagus."
"Aku masih memikirkannya." Gavin tidak memutuskan secara langsung.
"Apa yang masih kamu pertimbangkan? Aku bilang ini kesempatan terakhirmu untuk berjuang. Pergilah ke MNC, kamu masih bisa diselamatkan dalam hidup ini. Jika kamu pergi ke perusahaan kelas dua lainnya, sedangkan kamu sendiri tidak memiliki kemampuan dan latar belakang, bahkan tidak mungkin memiliki kesempatan. Maka hidupmu pasti akan berakhir.” Rasti tidak tahu apa yang Gavin pikirkan, dan menyampaikan pendapatnya pada Gavin.
"Aku tahu." Gavin tidak banyak bicara pada Rasti, karena dia punya pertimbangan sendiri.
Rasti telah mengatakan semua yang harus dikatakan dan sekarang Gavin sudah menemukan pekerjaan. Jadi di masa depan, dia sudah merasa sangat lega, jadi tidak perlu menghabiskan waktu dan energi untuknya lagi.
Keduanya berpisah, dan Gavin kembali ke rumahnya. Malamnya telepon dari Adrian datang.
"Tuan Atmaja aku telah melakukan semua yang kamu minta untuk aku lakukan, kamu bisa melihatnya ketika kamu punya waktu, aku akan membawa kamu ke perusahaan untuk melihat-lihat.” Adrian langsung menjelaskan maksudnya.
"Besok saja, besok aku kosong.” Setelah bursa kerja ini berakhir, dilanjutkan dengan masa magang. Jadi tidak perlu pergi ke sekolah, dan setelah magang, dia resmi lulus.
"Baiklah, kalau begitu aku akan menemuimu besok, lalu dimana kamu tinggal?” tanya Adrian.
Gavin mengatakan alamat detailnya.
Keesokan paginya Adrian pergi ke tempat Gavin. Gavin yang belum berkemas, membiarkan dia masuk dan menunggu. Begitu masuk Adrian terkesima dengan dekorasi rumah yang mempesona. Dia bisa melihat hal-hal di sini sangat berharga, bahkan karpet pun tidak murah. Tentu saja hanya orang seperti Gavin yang bisa hidup dalam kemewahan seperti ini.
Ketika dia ke sana, dia menanyakan arah kepada penjaga keamanan. Kawasan ini merupakan kawasan rumah termahal dari seluruh perumahan yang ada. Dia mungkin tahu nilainya, dan benar saja, mengikuti Gavin benar pilihan yang tepat. Jika mampu membeli seperti itu, pasti ada orang yang sangat kuat di belakangnya.
Selesai mengemas, Gavin memberi Adrian kunci mobil, dan memintanya mengemudi ke perusahaan dengan dirinya.
Keduanya tiba di tujuan bersama, dan saat turun dari mobil, Adrian membukakan pintu untuk Gavin. Dia sekarang telah sepenuhnya menganggap dirinya sebagai bawahan Gavin, dan mengikuti dirinya dengan patuh.
Novel Terkait
The Winner Of Your Heart
ShintaThe True Identity of My Hubby
Sweety GirlMendadak Kaya Raya
Tirta ArdaniThe Great Guy
Vivi HuangHidden Son-in-Law
Andy LeeGue Jadi Kaya×
- Bab 1 Uang Banyak Yang Jatuh Dari Langit
- Bab 2 Memandang Rendah
- Bab 3 Anjing Yang Memandang Rendah Orang
- Bab 4 Pergi Sana!
- Bab 5 Uang Kas Kelas
- Bab 6 Cerai
- Bab 7 Tuan Muda
- Bab 8 Beli!
- Bab 9 Tuan Muda Sanjaya
- Bab 10 Kakek!
- Bab 11 Orang Tidak Berguna Bagaikan Sampah
- Bab 12 Wajah Tidak Sabar
- Bab 13 Sedih
- Bab 14 Pelajar Miskin
- Bab 15 Orang Terpandang
- Bab 16 Saudara Miskin
- Bab 17 Kebenaran Terucap
- Bab 18 Mengantar Uang
- Bab 19 Halangan
- Bab 20 Dikeluarkan Dari Sekolah
- Bab 21 Mengadu
- Bab 22 Investasi
- Bab 23 Mengakui Kekalahan
- Bab 24 Salah Paham
- Bab 25 Berpura-Pura
- Bab 26 Pesta Kumpul Teman-Teman
- Bab 27 10 Miliar!
- Bab 28 Kebingungan Antara Yang Benar Dan Yang Salah
- Bab 29 Menjadi Pelindung
- Bab 30 Usaha
- Bab 31 Hambatan
- Bab 32 Pameran Kerja
- Bab 33 Berani Ikut Dalam Perekrutan
- Bab 34 Wawancara
- Bab 35 Manajer Hari
- Bab 36 Mengeluh
- Bab 37 Saldo Di Dalam Rekening
- Bab 38 Pilih Sendiri
- Bab 39 Tebak
- Bab 40 Orang Di Belakang Uang
- Bab 41 Undangan
- Bab 42 Tuan Sihotang
- Bab 43 Sebuah Pertunjukan Bagus
- Bab 44 Perjamuan Kencan Buta
- Bab 45 Mengacaukan Masalah
- Bab 46 Identitas
- Bab 47 Melakukan Sesuatu
- Bab 48 Bertambah Seorang Adik
- Bab 49 Menarik Orang
- Bab 50 Kontrak
- Bab 51 Membahas Tentang Perceraian Lagi
- Bab 52 Dua Miliar Rupiah
- Bab 53 Bergabung
- Bab 54 Resiko Yang Harus Ditanggung
- Bab 55 Tingkat Kepastian
- Bab 56 Penagihan Hutang
- Bab 57 Pembunuhan
- Bab 58 Beri Pelajaran
- Bab 59 Dijebak
- Bab 60 Pergi Untuk Mati
- Bab 61 Wanita Pembohong
- Bab 62 Melakukan Kerjasama
- Bab 63 Aku Menemukan Harta Karun Itu
- Bab 64 Kembali
- Bab 65 Penandatanganan Kontrak
- Bab 66 Audisi Bakat
- Bab 67 Kekurangan Orang
- Bab 68 Tersinggung
- Bab 69 Pemeliharaan
- Bab 70 Atas Nama Suami Dan Istri
- Bab 71 Pergi Ke Luar Negeri
- Bab 72 Tidak Akan Kubiarkan Lolos
- Bab 73 Menyadari
- Bab 74 Putri Yang Tidak Diakui
- Bab 75 Sampah
- Bab 76 Bersama
- Bab 77 Tidak Cukup Bagus
- Bab 78 Bos
- Bab 79 Tidak Bisa Memprovokasi
- Bab 80 Program Rekaman
- Bab 81 Protes
- Bab 82 Kinerja
- Bab 83 Lulus
- Bab 84 Salah Tafsir
- Bab 85 Kejutan
- Bab 86 Resmi Bercerai
- Bab 87 Tempat Parkir Harga Langit
- Bab 88 Mempermalukan Diri Sendiri
- Bab 89 Keluar
- Bab 90 Kehilangan Pekerjaan
- Bab 91 Mengangkat Jadi Anak
- Bab 92 Membeli Dengan Seenaknya
- Bab 93 Mengejar Artis
- Bab 94 Pinjam Uang
- Bab 95 Membuat Segalanya Sulit
- Bab 96 Dividen
- Bab 97 Menawar Harga
- Bab 98 Sudah Berencana Sebelumnya
- Bab 99 Hilang
- Bab 100 Bukan Siapa-Siapa
- Bab 101 Pingsan
- Bab 102 Harga Yang Menyakitkan
- Bab 103 Pengakuan
- Bab 104 Terkenal
- Bab 105 Pesta Minum Pribadi
- Bab 106 Membuat Masalah
- Bab 107 Ketidakcocokan
- Bab 108 Silakan
- Bab 109 Tanpa Keraguan
- Bab 110 Rasti Ada Di Sini
- Bab 111 Menyerah
- Bab 112 Hati
- Bab 113 Jalan Untuk Melangkah Mundur
- Bab 114 Mengundurkan Diri Dari Peperangan
- Bab 115 Sombong
- Bab 116 Memalukan
- Bab 117 Makan Gratis
- Bab 118 Skandal
- Bab 119 Memiliki Kesulitan
- Bab 120 Mengejar
- Bab 121 Hati Gadis
- Bab 122 Orang-Orang Di Belakang
- Bab 123 Bahaya
- Bab 124 Melampiaskan Amarah
- Bab 125 Artis
- Bab 126 Hasil Akhir